BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

CD FLASH ANIMATION SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN PUASA PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM LINDA YANI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di SD, SMP, SMA dan sederajat memiliki banyak mata

BAB I PENDAHULUAN. diberikan Allah SWT semaksimal mungkin. Mempunyai akal pikiran yang cerdas

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasai saat ini suatu bangsa dituntut bersaing dan selalu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sagacious Jurnal Ilmiah Pendidikan dan Sosial Vol. 3 No. 2 Januari-Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. jawab. 3 Penyampaian pelajaran pada peserta didik di sekolah akan menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang sedang berkembang, maka pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN VISUAL UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. seperangkat ajaran tentang kehidupan manusia; ajaran itu dirumuskan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali bangsa Indonesia. Pemerintah selalu berupaya untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. pada peradaban yang semakin maju dan mengharuskan individu-individu untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terjemahnya, Perca, Jakarta, 1982, hlm Syaiful Bahri Djamarah, Psikologi Belajar, Rineka Cipta, Jakarta, 2008, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membutuhkan sumber daya manusia yang dapat diandalkan. Pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan setiap individu menjadi warga negara yang berkepribadian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. 1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sekolah, masyarakat dan pemerintah melalui bimbingan pengajaran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil,

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan menjadikan kualitas hidup menjadi lebih baik dan bernilai,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Hampir semua orang dikenai pendidikan dan melaksanakan pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

I. PENDAHULUAN. tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Semarang: Aneka Ilmu, 1992), hlm

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2003), hlm Jalaluddin, Teologi Pendidikan,(Jakarta: PT. Raja Grafindo

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar. Faktor-faktor itu antara lain : a) Instrumen Input yaitu ;

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

Konseling dan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa peserta didik telah memiliki bakat, fitrah minat, motivasi dan nilai-nilai

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar. Secara detail dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

VOL. 8 NO. 1 MARET 2018 ISSN: ISSN: RIYANTON

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Karya, Bandung, 2008, hlm Kamus Besar Bahasa Indonesia lengkap, CV Mini Jaya Abadi, Jakarta, 2000, hlm. 58.

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan dengan sikap terbuka dari masing-masing individu. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Media Group, 2008), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

BAB 1 PENDAHULUAN. mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang diarahkan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Al-Qur an Allah menjelaskan bahwa Allah akan mengangkat. martabat orang yang berilmu. Oleh karena itu Allah berfirman :

BAB I PENDAHULUAN. yang mencapai pulau dengan panjang pantai sekitar km 2 dan luas

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Ekonomi Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. latihan yang berlangsung di sekolah di sepanjang hayat, untuk mempersiapkan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V MELALUI METODE DISCOVERY

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini sangat berpengaruh pada kehidupan manusia. Berbagai penemuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk. menumbuhkembangkan potensi sumber daya manusia peserta didik dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia, 2008), hlm Ibid, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. 1999), hlm. 4 2 Trianto, Model-model pembelajaran inovatif berorientasi kontruktivistik, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2007), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam upaya membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan. keluarga, sekolah, maupun masyarakat. 2

BAB I PENDAHULUAN. Muhaimin, Rekonstruksi Pendidikan Islam, Rajagrafindo Persada, Jakarta, 2009, hal.

BAB I PENDAHULAN !"#$% &'(! -.(/"#0 7!"18 9 $18 :;<;=

kognitif (intelektual), dan masyarakat sebagai psikomotorik.

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Idi, Sosiologi Pendidikan Individu, Masyarakat dan Pendidikan, Rajawali Pres, Jakarta, 2011, hlm. 266.

BAB I PENDAHULUAN. diutuslah para Nabi dan Rasul. Semua Rasul tersebut diajarkan melalui wahyu-nya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Rosdakarya, 2009, Hlm. 1 2 Ramayulis, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, 2015, hlm.339

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. di tingkat dasar dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ivo Aulia Putri Yatni, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan Pendidikan Agama secara umum adalah membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama. Tujuan tersebut berlaku universal (semua agama) tanpa ada diskriminasi antara mayoritas dan minoritas. Semua pelaku agama mempunyai kewajiban untuk mencapai tujuan seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah No 19 tahun 2005 sebagai bentuk komitmen dalam membangun Bangsa dan Negara sesuai dengan tujuan pendidikan Nasional Bangsa ini. Berdasarkan Biro Pusat Statistik tahun 2000 disebutkan bahwa sekitar 86%, atau sekitar 200 juta jiwa warga Negara Indonesia beragama Islam, 1 sehingga tidak berlebihan jika di Negara ini Pendidikan Agama Islam (PAI) diposisikan sebagai bidang studi yang bertanggung jawab besar terhadap terbentuknya manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Allah dan terciptanya masyarakat yang saleh sepiritual dan sosialnya. Tidak bisa dipungkiri jika indikasi kemrosotan moral yang terjadi di Indonesia tidak dapat lepas dari fungsi Pendidikan Agama Islam yang belum maksimal. Peran pendidikan agama yang belum maksimal disebabkan oleh kurangnya pemahaman pendidik tentang pengetahuan perkembangan karakter peserta didik, metode dan strategi pembelajaran masih konvensional dengan menitik beratkan pada kemampuan kognitif belaka. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang 1 http://www.en.wikipedia.org/wiki/islam_in_indonesia diakses 2 Maret 2011

disediakan oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Hasil penelitian telah memperlihatkan keunggulan media yaitu dapat membantu para guru dan pengajar dalam menyampaikan pesan pembelajaran serta lebih cepat dan lebih mudah diterima oleh para siswa. 2 Media memiliki peran yang sangat dibutuhkan dalam pembelajaran dimana dalam perkembangannya saat ini media bukan lagi dipandang sekedar alat bantu tetapi merupakan bagian yang integral dalam sistem pendidikan dan pembelajaran. Ada banyak media pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar. Bahkan kita sebagai manusia bisa belajar melalui media alam, sebagaimana Firman Allah dalam surat Al Baqarah ayat 164:!" () #$%& 012$(3./& *+,-$ 9 -;6< 7 12456+$ B> 6?60@A >63 =; AD>3 C3 D> C3 H"I67 F7 %EFG5 C3 JKO MN67 JK1 63 <O45 +JR7> % P#,Q V 5 T 6<1U2 6"Z67 12WXY $ D> 6I"I6< ^_5` [\6<] a Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan 2 D.Fitria, Pengembangan Media Audio Visual Dalam Pembelajaran Kosakata Bahasa Inggris Pada Siswa Kelas IV Madrasyah Ibtidaiyyah Negeri (MIN) Bawu Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara, Tesis (Semarang: program pascasarjana UNNES, 2005), hlm. 97

antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (QS. Al Baqarah:164) 3 Demikian juga dalam surat Al Furqan ayat 61-62: e# I f 0 &> b6c5 C 2 7 D> CO*j JKO e# I f Im a ;O2) 3 k2 5 e#$%& e# I f 0 &> EC ` ;J - * () "A 62 QWo6< A %A T ),cd& %A Maha suci Allah yang menjadikan di langit gugusan-gugusan bintang dan Dia menjadikan juga padanya matahari dan bulan yang bercahaya. Dan Dia (pula) yang menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau orang yang ingin bersyukur. (QS.Al Furqan:61-62). 4 Dari Firman Allah diatas dapat diambil pengertian bahwa Allah menjadikan alam semesta sebagai media pembelajaran bagi orang-orang yang mau berpikir. Media juga bisa dikatakan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari proses belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan pada umumnya dan tujuan pembelajaran di sekolah pada khususnya. 5 Pada umumnya pembelajaran yang dilakukan selama ini belum menggunakan media yang dapat membangkitkan motivasi siswa. Untuk materi yang bersifat abstrak siswa dituntut untuk menghafal. Padahal kalau siswa dapat memahami materi tersebut, maka dengan sendirinya siswa dapat mengingat tanpa menghafal. Demikian juga yang terjadi di SDN 4 Pucungbedug Purwanegara Kabupaten Banjarnegara. Pembelajaran dilakukan dengan metode 3 Departemen Agama RI, Al Qur an dan Terjemahannya, (Semarang: Asy-Syifa, 2001), hlm. 60-62. 4 Departemen Agama RI, Al Qur an, hlm. 976. 5 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2005), Cet. 6, hlm. 2-3.

konvensional yang pada kenyataannya kurang diminati siswa,sehingga bisa mempengaruhi hasil belajar siswa itu sendiri. Sebagaimana di SD Negeri lainnya, jam pelajaran PAI di SD Negeri 4 Pucungbedug Purwanegara kabupaten Banjarnegara adalah 35 menit x 3 jam dalam seminggu. Dengan jam pelajaran yang sedikit dan dengan metode konvensional ternyata mempengaruhi hasi belajar siswa, misalnya siswa kelas V SD Negeri 4 Pucungbedug Purwanegara Banjarnegara yang belum seluruhnya mencapai kriteria ketuntasan belajar. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran PAI Materi Pokok Puasa dengan Media CD Flash Animation (Studi Tindakan pada Kelas V SD Negeri 4 Pucungbedug Purwanegara Banjarnegara) Peneliti mengambil obyek penelitian di kelas V SD Negeri 4 Pucungbedug Purwanegara Banjarnegara karena: 1. Berdasarkan observasi awal, dari hasil ulangan harian mata pelajaran PAI materi pokok puasa sebanyak 51,85% dari 27 siswa atau 14 siswa belum mencapai kriteria ketuntasan minimal yang ditentukan yaitu 6,5 sehingga perlu dilakukan tindakan. 2. Tersedianya media untuk pelaksanaan tindakan dengan media CD flash animation. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian di atas agar penelitian yang dilakukan mencapai sasaran yang dituju, maka peneliti merumuskan pokok permasalahan yang ada yaitu: Apakah penggunaan CD flash animation sebagai media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar PAI materi pokok puasa pada siswa kelas V SD Negeri 4 Pucungbedug Purwanegara Banjarnegara? C. Penegasan Istilah

Untuk menghindari terjadinya perbedaan penafsiran dalam memahami judul penelitian ini, maka perlu dijelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul penelitian ini, sehingga diperoleh pemahaman yang jelas, diantaranya: 1. Upaya Upaya, adalah usaha, akal, ikhtiyar untuk mencapai suatu maksud, memecahkan persoalan, mencari jalan keluar dan sebagainya. 6 2. Hasil Belajar Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha. 7 Sedangkan belajar berarti tahapan perubahan tingkah laku siswa yang positif sebagai hasil interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif. 8 Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah ia menerima pengalaman belajarnya. 9 3. Materi Pokok Puasa Materi pokok puasa merupakan salah satu materi yang diajarkan di kelas V SD semester genap berdasarkan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan). 4. CD Flash Animation CD flash animation merupakan media pembelajaran audio visual dengan menggunakan komputer yang dilengkapi dengan animasi-animasi menarik. D. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SD Negeri 4 Pucungbedug Purwanwgara 6 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakara: Balai Pustaka, 1993), hlm.995 7 Ibid, hlm. 343. 8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114. 9 Nana Sudjana, Media Pengajaran, ( Bandung: Sinar Baru Algensindo, 2003), hlm. 22

Banjarnegara pada mata pelajaran PAI materi pokok puasa dengan menggunakan media CD flash animation. 2. Manfaat Penelitian Peneliti berharap bahwa hasil penelitian ini dapat memberikan jawaban atas permasalahan yang telah dikemukakan di atas, dan mengharapkan dapat memberikan manfaat bagi : a. Peneliti Manfaat yang dirasakan peneliti sendiri adalah dapat mengetahui apakah pemanfaatan media pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif berbasis audiovisual lebih baik apabila digunakan dalam metode pembelajaran PAI, dapat dijadikan referensi ataupun umpan balik untuk peneliti dalam rangka mengembangkan pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif. b. Peserta didik Melalui penelitian ini diharapkan peserta didik lebih termotivasi dan lebih mengerti dalam belajar, khususnya belajar PAI materi pokok puasa sehingga prestasi yang dihasilkan lebih baik daripada sebelumnya. c. Guru 1) Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan bagi perbaikan dalam proses pembelajaran. 2) Memperoleh pengalaman langsung dalam menerapkan pembelajaran dengan menggunakan CD flash animation d. Sekolah Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi sekolah agar dapat lebih memperhatikan sarana dan prasarana khususnya dalam pengembangan pembelajaran dan bagi pendidik untuk lebih termotivasi dalam megembangkan pembelajaran. E. Kerangka Teoritik

Materi Pendidikan Agama Islam pada dasarnya sangat variatif, ada pokok bahasan yang sangat menekankan pada kemampuan kognitif, seperti menghafal surat-surat pendek, ada yang menekankan pada ranah afektif seperti kisah para nabi dan rasul, dan ada juga yang lebih menekankan pada ranah kognitif serta psikomotor sekaligus seperti materi tentang salat dan wudlu. Dengan kompleksitas tersebut dibutuhkan media audio visual yang mampu mengakomodir semua ranah dalam proses pembelajaran. Dengan media audio visual diharapkan peserta didik akan antusias mengikuti pelajaran sehingga tidak merasa bosan dan akan merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran berikutnya. Anak pada usia SD kelas V menurut Jean Piaget perkembangan kognitifnya masih pada tahap oprasional konkrit, dimana proses pemikiran masih diarahkan pada hal-hal atau kejadian yang riil dalam kehidupan anak dan tidak abstrak. Pembelajaran yang lebih banyak melibatkan anak akan lebih mengena dan bermakna, dari pada pembelajaran yang hanya diterangkan dengan ceramah. Anak pada usia perkembangan kognitif ini harus lebih banyak diajak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. 10 Agar proses belajar mengajar dapat berhasil dengan baik, siswa sebaiknya diajak untuk memanfaatkan semua alat inderanya. Guru berupaya untuk menampilkan rangsangan atau (stimulus) yang dapat diproses dengan berbagai indera. Semakin banyak alat indera yang digunakan untuk menerima dan mengolah informasi semakin besar kemungkinan informasi tersebut diterima dan dapat dipertahankan dalam ingatan. 11 Dengan demikian, dengan pemanfaatan media pembelajaran khususnya CD flash animation siswa diharapkan akan dapat menerima dan menyerap dengan mudah dan baik pesan-pesan dalam materi yang disajikan. 10 H.J.P. Maryanto, 5 Penyakit Mematikan Profesi Guru, Refleksi Proses Pembelajaran. (Jakarta : PT. Sentra Jaya Utama, 2008) hlm. 115 11 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, hlm. 144.