BAB I PENDAHULUAN. menentukan maju atau tidaknya suatu negara dari aspek kesejahteraan sosial,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. terdapat dalam Pasal 1 ayat (3) dan Pasal 27 ayat (1) UUD 1945 yang. menegaskan tentang adanya persamaan hak di muka hukum dan

BAB I PENDAHULUAN. dengan hak warga negara. Pengaturan hak asasi manusia secara konstitusional

Farida Kurniawati FakultasHukum UniversitasMuhammadiyah Surakarta Abstract

BAB I PENDAHULUAN. cinta-kasih di antara umat manusia, khususnya para orang tua. 1

PERAN DINAS HUKUM TNI AU TERHADAP PRAJURIT DALAM PENDAMPINGAN KASUS PIDANA MILITER (Studi Kasus Lanud Adi Soemarmo Surakarta) NASKAH PUBLIKASI

III. METODE PENELITIAN. penulis akan melakukan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

BAB I PENDAHULUAN. sekali terjadi, bahkan berjumlah terbesar diantara jenis-jenis kejahatan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. atas hukum (Rechtsstaat), tidak berdasar atas kekuasaan semata

BAB I PENDAHULUAN. Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) telah diatur mengenai. tugas dan wewenang serta masing-masing lembaga yang harus

BAB I PENDAHULUAN. 1945), di dalam Pembukaan alinea pertama menyatakan bahwa sesungguhnya

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan akses kepada keadilan (access to justice) dan kesamaan di

I. PENDAHULUAN. persamaan perlakuan (equal treatment). Berdasarkan Pasal 34 ayat (1) Undang-

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wujud penegakan hak asasi manusia yang melekat pada diri. agar mendapatkan hukuman yang setimpal.

BAB I PENDAHULUAN. dapat di pandang sama dihadapan hukum (equality before the law). Beberapa

BAB I PENDAHULUAN. setelah melalui proses pemeriksaan dan pemutusan perkaranya, akan merasa

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penetapan status tersangka, bukanlah perkara yang dapat diajukan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan, dan kepentingan masyarakat demi mencapai tujuan dari Negara

BAB I PENDAHULUAN. yang sama oleh hakim tersebut (audi et alterampartem). Persamaan dihadapan

A. Latar Belakang Masalah

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

BAB I PENDAHULUAN. sendiri dan salah satunya lembaga tersebut adalah Pengadilan Negeri. Saat

BAB I PENDAHULUAN. Pidana bersyarat merupakan suatu sistem pidana di dalam hukum pidana yang

BAB I PENDAHULUAN. sipemenang, pertaruhan

: UPAYA PERLINDUNGAN ANAK BERHADAPAN HUKUM DALAM SISTEM PERADILAN ANAK FAKULTAS : HUKUM UNIVERSITAS SLAMET RIYADI SURAKARTA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dan menyenangkan bagi anggota keluarga, di sanalah mereka saling

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dan hendak dilaksanakan oleh bangsa ini tidak hanya hukum

BAB III PENUTUP. penelitian maka dapat diambil kesimpulan seperti berikut ini :

BAB 1 PENDAHULUAN. boleh ditinggalkan oleh warga negara, penyelenggara negara, lembaga

1 Abdu`rrahman, Aspek-Aspek Bantuan Hukum di Indonesia,(Jakarta: Cendana Press, 1983), h. 1

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN. Hukum adalah sesuatu yang sangat sulit untuk didefinisikan. Terdapat

BAB I PENDAHULUAN. hukum guna menjamin adanya penegakan hukum. Bantuan hukum itu bersifat

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Soerjono Soekanto bahwa : 103. asas sesuatu (inquiry) secara sistematis dengan adanya penekanan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. pemberantasan atau penindakan terjadinya pelanggaran hukum. pada hakekatnya telah diletakkan dalam Undang-Undang Nomor 48 tahun

SKRIPSI. SINKRONISASI HAK-HAK ANAK DALAM HUKUM POSITIF INDONESIA (Kajian Tentang Sinkronisasi Hak Anak Sebagai Pelaku Kejahatan)

BAB I PENDAHULUAN. Oleh : Baskoro Adi Nugroho NIM. E

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. lazim disebut norma. Norma adalah istilah yang sering digunakan untuk

PERAN DAN KEDUDUKAN AHLI PSIKIATRI FORENSIK DALAM PENYELESAIAN PERKARA PIDANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum, maka

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kriminalisasi terhadap hakim

BAB I PENDAHULUAN. negara hukum. Negara hukum merupakan dasar Negara dan pandangan. semua tertib hukum yang berlaku di Negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip persamaan di hadapan hukum (Equality Before The Law), diatur

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi negara modern, dan oleh karena itu masing-masing negara berusaha

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang pengaruhnya sangat luas. Perubahan-perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan kepada setiap anggota masyarakat yang terkait dengan. penipuan, dan lain sebagainya yang ditengah masyarakat dipandang

I. PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah Negara hukum, hal ini tercantum dalam Pasal 1 ayat (3)

PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PENGEROYOKAN

BAB I PENDAHULUAN. alih hak dan kewajiban individu dalam lintas hubungan masyarakat yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. hukuman yang maksimal, bahkan perlu adanya hukuman tambahan bagi

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB I PENDAHULUAN. pidana, oleh karena itu, hukum acara pidana merupakan suatu rangkaian

Kata kunci: Pencabutan keterangan, terdakwa. AKIBAT HUKUM TERHADAP PENCABUTAN KETERANGAN TERDAKWA DI PENGADILAN 1 Oleh: Efraim Theo Marianus 2

BAB I PENDAHULUAN. yang mengatur proses pelaksanaannya, sekaligus melindungi para

BAB 1 PENDAHULUAN. secara konstitusional terdapat dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisanya. 1

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara yang dapat dinilai

BAB I PENDAHULAN. dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia dalam Pasal 1 Ayat (3)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tertuang pada

BAB I PENDAHULUAN. berlakunya Undang-Undang No. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dengan. berbagai macam permasalahan. Kehidupan bermasyarakat akhirnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia adalah merupakan negara hukum. Negara

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

Penerapan Tindak Pidana Ringan (Studi Putusan Pengadilan Negeri Kisaran Nomor 456/Pid.B/2013/PN.Kis)

BAB I PENDAHULUAN. material. Fungsinya menyelesaikan masalah yang memenuhi norma-norma larangan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan suatu aturan hukum tertulis yang disebut pidana. Adapun dapat ditarik kesimpulan tujuan pidana adalah: 2

EFEKTIVITAS UU RI NO. 23 TAHUN 2002 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK DALAM PENANGGULANGAN TINDAK PIDANA KEKERASAN TERHADAP ANAK DI WILAYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. adanya kehendak untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan cara yang

BAB I PENDAHULUAN. warga negara merupakan badan yang berdiri sendiri (independen) dan. ini dikarenakan seorang hakim mempunyai peran yang besar dalam

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 ayat (3) Undang -Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. baik. Perilaku warga negara yang menyimpang dari tata hukum yang harus

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

PENUNJUKAN PENASEHAT HUKUM SECARA PRODEO OLEH HAKIM UNTUK TERDAKWA PEMBUNUHAN. (Studi Di Pengadilan Negeri Padang)

PERAN PERWIRA PENYERAH PERKARA DALAM TINDAK PIDANA MILITER (STUDI DENPOM IV/ 4 SURAKARTA)

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. Penegakan hukum pidana merupakan sebagian dari penegakan hukum di

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia yang berbunyi Negara Indonesia adalah negara hukum.

BAB I PENDAHULUAN. di era globalisasi saat ini, yang bertujuan untuk membantu terciptanya. manusia secara utuh memperoleh penghidupan yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab besar demi tercapainya cita-cita bangsa. Anak. dalam kandungan. Penjelasan selanjutnya dalam Undang-Undang

NASKAH PUBLIKASI SKRIPSI PERBANDINGAN PENJATUHAN SANKSI PIDANA TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA PERTAMA DAN RESIDIVIS.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

PENGANGKATAN ANAK BERDASARKAN PENETAPAN PENGADILAN SERTA PERLINDUNGANNYA MENURUT UU NO. 23 TAHUN 2002 (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Pacitan)

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

KEBIJAKAN PENGALOKASIAN DANA BANTUAN HUKUM DALAM ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (APBD) PROVINSI LAMPUNG

SKRIPSI PELAKSANAAN PEMBERIAN BANTUAN HUKUM SECARA CUMA- CUMA BAGI TERDAKWA YANG TIDAK MAMPU DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan amanat dari Tuhan Yang Maha Esa, yang dalam dirinya

BAB I PENDAHULUAN. kongkrit. Adanya peradilan tersebut akan terjadi proses-proses hukum

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

FUNGSI DAN KEDUDUKAN SAKSI A DE CHARGE DALAM PERADILAN PIDANA

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemenuhan hak asasi manusia menjadi salah satu barometer dalam menentukan maju atau tidaknya suatu negara dari aspek kesejahteraan sosial, yang merupakan tujuan Negara Indonesia. 1 Pemenuhan HAM ini termasuk didalamnya terhadap warganegara yang terkena proses hukum, dan ini merupakan konsekwensi dari sebuah negara hukum. 2 Bantuan hukum, merupakan salah satu perwujudan dari penjaminan dan perlindungan hak asasi manusia khususnya bagi tersangka atau terdakwa untuk mendapatkan perlakuan secara layak oleh aparat penegak hukum sesuai dengan harkat dan martabatnya sebagai manusia, mengingat aturan hukum bersifat esoterik sehingga bagi masyarakat awam tidak mudah untuk mengerti dan memahami. 3 Bantuan hukum menjadi salah satu alat untuk mencapai pemenuhan Hak Asasi manusia seperti yang tertuang dalam Pasal 54 Undangundang No.8 Tahun 1981 tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana yang berbunyi: Guna kepentingan pembelaan, tersangka atau terdakwa berhak mendapat bantuan hukum dari seorang atau lebih penasihat hukum selama dalam waktu dan pada setiap tingkat pemeriksaan, menurut tata cara yang ditentukan dalam undang-undang. 1 Preambule alinea ke-empat Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945. 2 Lihat Pasal 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar Negara RI Tahun 1945, lihat juga Undang-undang No.39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia. Jimlly Asshidiqie, 2005, Kekuasaan Kehakiman di Indonesia(Aspek-aspek Perkembangan), Jakarta: UII Press, Hal.1 ciri-ciri Peradilan yang bebas dan tidak memihak, Legalitas, Pengakuan dan perlindungan hak-hak asasi manusia 3 Setiyono Wahyudi (ed) Satjipto Rahardjo, 2008, Lapisan-lapisan dalam Studi Hukum, Malang: Bayumedia, Hal.97 1

2 Hal ini dipertegas lagi dalam Undang-undang No.48 Tahun 2009 tentang kekuasaan kehakiman pada Pasal 56, yang berbunyi 1)setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum. 2) Negara menanggung biaya perkara bagi pencari keadilan yang tidak mampu Untuk mengatur keberadaan, tugas dan wewenang advokat yang salah satu tugas dan wewenangnya mengatur tentang pemberian bantuan hukum bagi masyarakat yang membutuhkan, maka dikeluarkanlah UU No.18 Tahun 2003 tentang Advokat. Dengan maksud untuk membatasi agar profesi advokat hanya dilaksanakan oleh advokat, maka diaturlah dalam Pasal 31 yang berbunyi: Setiap orang yang dengan sengaja menjalankan pekerjaan profesi advokat dan bertindak seolah-olah sebagai advokat, tetapi bukanlah advokat sebagaimana diatur dalam undang-undang ini, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan denda paling banyak Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) Keberadaan Pasal diatas jelas sangat membatasi kesempatan orang untuk mendapatkan bantuan hukum pada orang lain yang membutuhkan dan sekaligus membatasi hak tersangka dan terdakwa untuk memperoleh bantuan hukum. Oleh karena itu keberadaan Pasal ini diajukan judicial review di Mahkamah Konstitusi, alhasil judicial review diterima dengan putusan bahwa Pasal tersebut dihapuskan dengan dikeluarkannya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 006/PUU-II/2004 Menindaklanjuti putusan tersebut kemudian muncul Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) No.10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum Di Lingkungan Peradilan Umum pada Bab 1 butir 5 Lembaga penyedia Bantuan Hukum adalah termasuk lembaga masyarakat sipil penyedia bantuan hukum atau unit kerja bantuan hukum pada organisasi profesi advokat, atau lembaga konsultasi dan bantuan hukum di Perguruan Tinggi

3 Perguruan Tinggi mencoba menerobos batas-batas kemampuannya untuk sebisa mungkin memberikan bantuan kepada masyarakat khususnya yang terlibat dalam masalah hukum, sesuai dengan tiga peran pendidikan tinggi di Indonesia yang dikenal dengan Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu: 4 Pendidikan dan pengajaran; Penelitian dan; Pengabdian kepada masyarakat. Salah satu bentuk nyata pelaksanaan tri dharma Perguruan Tinggi adalah pengabdian kepada masyarakat yang dapat diimplementasikan dalam berbagai bentuk sesuai dengan disiplin ilmunya masing masing, sebagai contoh untuk Fakultas Hukum dapat memberikan bantuan hukum untuk memenuhi hak asasi masyarakat guna memperoleh perlindungan hukum. Keterlibatan mahasiswa dan dosen fakultas hukum dalam pemberian bantuan hukum yang berupa pelayanan konsultasi dan bantuan hukum konsultasi mempunyai arti penting terutama bagi negara yang mempunyai advokat dalam jumlah yang sangat minimum seperti Indonesia, sementara itu pelaksanaan bantuan hukum oleh fakultas-fakultas hukum mengandung aspekaspek edukatif dalam rangka pendidikan klinis 5. Hal ini yang membedakan antara LBH PT dengan LBH swasta lain sehingga penulis membuat penelitian dengan judul PERAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM PERGURUAN TINGGI DALAM PEMBERIAN PELAYANAN KONSULTASI DAN BANTUAN HUKUM KASUS PIDANA (Studi Terhadap Aspek Normative-empiris Di Surakarta) 4 Lihat Mohammad Ali, 2009 Pendidikan untuk Pembangunan Nasional, Menuju Bangsa Indonesia yang Mandiri Dan Berdaya Saing Tinggi, Jakarta :Grasindo, Hal.177; lihat juga Undang-undang Nomor. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional 5 Frans Hendra Winarta. 2011, Bantuan Hukum Hak Untuk Didampingi Penasihat Hukum Bagi Semua Warga Negara. Jakarta: PT. Gramedia. Hal.95

4 B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana profil regulasi yang mengatur tentang kedudukan dan peran LBH PT dalam hal pelayanan konsultasi dan bantuan hukum kasus pidana? 2. Bagaimana peran LBH PT (Dosen dan Mahasiswanya) dalam memberikan pelayanan konsultasi dan bantuan hukum bagi masyarakat dalam kasus pidana? C. Tujuan Penelitian 1. Mendiskripsikan profil regulasi yang mengatur tentang kedudukan dan peran LBH PT dalam hal pelayanan konsultasi dan bantuan hukum kasus pidana 2. Mendeskripsikan dan mengeksplanasi peran LBH PT (Dosen dan Mahasiswa) dalam memberikan pelayanan konsultasi dan bantuan hukum bagi masyarakat dalam kasus pidana. D. Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah: 1. Manfaat Teoritis a. Diharapkan dapat memberikan sumbangsih pemikiran dan pengetahuan yang bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum, khususnya dalam hal bantuan hukum untuk kasus pidana oleh LBH PT b. Memberikan suatu gambaran nyata tentang peran LBH Perguruan Tinggi dalam menghadapi kasus pidana yang terjadi di masyarakat serta bagaimana peran dosen dan mahasiswa yang selama ini diterapkan pada masing-masing LBH tersebut. c. Menambah literatur bahan kajian bagi penelitian mengenai LBH PT

5 2. Manfaat Praktis a. Memberikan konsep mengenai tugas dan peran LBH Perguruan Tinggi dalam memberikan konsultasi dan bantuan hukum di masyarakat. b. Memberikan jawaban terhadap permasalahan yang hendak diteliti. E. Kerangka Pemikiran Cita-cita Negara Hukum dan Demokrasi Perwujudan Welfare State Lembaga Bantuan Hukum Perguruan Tinggi Pemenuhan Hak Asasi Manusia dalam Peradilan Pidana *)Regulasi terkait LBH PT Konsep konsultasi dan bantuan hukum LBH PT Semua ini hasil dari reduksi nilai-nilai pancasila yang dipakai sebagai grundnorm *) Dosen Mahasiswa Advokat Pelaksanaan peran LBH PT di Masyarakat dalam memberikan konsultasi dan Bantuan hukum kasus Pidana Keterangan : *) Menggunakan stufenbau theori dari Hans Kelsen. Dipuncak terdapat grundnorm atau kaidah fundamental yang merupakan hasil pemikiran yuridis. 6 6 Lihat Soerjono soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UI-press,Hal.127-128 yang mengatakan Suatu tata kaidah hukum merupakan sistem kaidah-kaidah hukum secara hierarkis, yaitu: (1) Kaidah hukum dari konstitusi; (2) Kaidah hukum umum atau abstrak dalam undang-undang atau hukum kebiasaan; (3) Kaidah hukum individual atau kaidah hukum konkrit pengadilan

6 F. Metode Penelitian 1. Metode Pendekatan Penelitian ini menggunakan metode pendekatan penelitian normative-empiris 7, yakni dengan mengidentifikasi kajian normatif mengenai LBH PT dan melihat keadaan riil yang terjadi mengenai peran LBH PT di Surakarta dalam pelayanan konsultasi dan bantuan hukum yang melibatkan dosen dan mahasiswa. 2. Spesifikasi Penelitian Jenis penelitian ini adalah deskriptif - analitis 8 yakni mendeskripsikan dan menganalisis regulasi dan pelaksanaan pelayanan konsultasi dan bantuan hukum oleh LBH PT di Surakarta 3. Lokasi Penelitian Surakarta memiliki satu perguruan tinggi negeri, yakni Universitas Sebelas Maret (UNS) dan beberapa PTS yakni, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Islam Batik (UNIBA), Universitas Slamet Riyadi (UNISRI) 9 yang kesemuanya itu memiliki LBH sebagai laboratorium FH dan mempunyai karakteristik yang berbeda satu dengan yang lain, sehingga dapat menjadi perbandingan. 4. Jenis Data Dalam penelitian ini menggunakan sumber data sebagai berikut: a. Data Primer 7 Roni Hanjito Soemitro, 1990, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: Ghalia Indonesia, Hal. 34 8 Husaini Usman dan Purnomo Setiadyakbar, 2008, Metodologi Penelitian Sosial, Jakarta: PT. Bumi Aksara, Hal.130, lihat juga Johny Ibrahim, 2007, Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang: Banyumedia Publishing, Hal.310 9 Wikipedia, Perguruan Tinggi Di Surakarta, http://id.wikipedia.org/wiki/kategori:perguruan_tinggi_di_kota_surakarta, diunduh Pada Tanggal 21 Desember 2011 Pukul 20.43 WIB

7 Berupa keterangan atau fakta yang secara langsung, mengenai peran-serta LBH PT dalam pelayanan konsultasi dan bantuan hukum konsultasi kasus pidana serta keterlibatan dosen dan mahasiswa b. Data Sekunder Dibedakan menjadi dua bahan, yakni: a) Bahan hukum primer, 10 meliputi Undang-undang(UU) Nomor 8 Tahun 1981 Tentang Kitab Undang-undang Hukum Acara Pidana, UUNo. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, UU No. 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum, UU No. 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia, Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Undang-undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan Kehakiman,dan regulasi terkait. b) Bahan hukum sekunder meliputi, Jurnal hukum, karya ilmiah, Literatur, Media Massa, Kamus dan ensiklopedia, dan sebagainya. 5. Metode Pengumpulan Data a. Studi Kepustakaan 11 Peneliti melakukan inventarisasi terhadap regulasi yang terkait dengan LBH PT dalam hal pelayan konsultasi dan bantuan hukum kasus pidana. b. Studi Lapangan 1) Wawancara (interview) 12 10 Morris L Cohen, penyadur Ibrahim R. 1994, Sinopsis PenelitianHukum, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Hal.1 11 Bambang Sunggono, 1998, Metodologi Penelitian Hukum, Jakarta: PT.Rajagrafindo persada, Hal. 115 12 Husaini Usman dan Purnomo Setiadyakber, Loc. cit, Hal.55-57

8 Wawancara dilakukan kepada pimpinan LBH PT dengan point-point wawancara meliputi kasus yang ditangani, posisi dan peran dosen, mahasiswa dan advokat dalam pelayanan konsultasi dan bantuan hukum konsultasi 2) Pengamatan (Observasi) 13 Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara melihat, menyimak dan mencatat pelaksanaan pemberian pelayanan konsultasi dan bantuan hukum yang dilakukan oleh LBH PT. 6. Metode Analisis Data Analisis penelitian ini akan menghasilkan deskriptif-analisa 14 maksudnya peneliti awal menggambarkan profil regulasi kemudian dianalis dengan menggunakan stufenbau theory untuk sinkronisasi vertikal, namun selain itu peneliti juga melakukan sinkronisasi horizontal sesuai dengan alur penelitian hukum normatif. Analisis yang terkait dengan pelaksanaan pemberian konsultasi dan bantuan hukum awal dilakukan dengan deskripsi kemudian dilakukan pencocokan peran normatif dengan peran empiris yang dilakukan oleh LBH PT. G. Sistematika Skripsi BAB I : Berupa Pendahuluan yang terdiri dari: Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Pembatasan Masalah, Manfaat Penlitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, dan Sistematika Skripsi. 13 Lihat Winarno Surtachmad, 1987, Dasar dan Tehnik Research, Bandung: Tarsito, Hal.162 14 Soerjono Soekanto, 1984, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: UB.Press, Hal. 15

9 BAB II: Berupa tinjauan pustaka yang menguraikan beberapa landasan teoritis mengenai tinjauan umum tentang Hak Asasi Manusia, pelayanan konsultasi dan bantuan hukum, tinjauan umum mengenai tindak pidana. BAB III: Berupa hasil penelitian dan pembahasan yang menghubungkan antara data yang diperoleh dari hasil penelitian pustaka dengan data hasil penelitian lapangan yang berupa profil peraturan perundangundangan dan Peran LBH dalam memberikan bantuan hukum bagi masyarakat dalam kasus pidana. BAB IV: Berupa kristalisasi hasil-hasil penelitian dan pembahasan, dan saran sebagai tindak lanjut dari penelitian.