Bab I. Pendahuluan. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembiayaan perekonomian suatu Negara membutuhkan suatu institusi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. serius dalam bisnis perbankan, sebagian besar bank kesulitan karena modal

BAB I PENDAHULUAN. kelebihan dana dengan pihak yang memiliki kekurangan dana. Dimana kegiatan. kepada masyarakat dalam bentuk pemberian kredit.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

I. PENDAHULUAN. satunya adalah penyaluran kredit guna untuk meningkatkan taraf hidup rakyat

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan bank pada masa sekarang memegang peranan penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. baik secara langsung maupun tidak langsung. Banyaknya sektor yang tergantung

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB I PENDAHULUAN. Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dunia perbankan saat ini banyak disorot oleh masyarakat banyak karena

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat penyaluran dana-dana dari Surplus Spending Unit (SSU) ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai financial intermediary atau perantara keuangan dari dua pihak, yakni

BAB I PENDAHULUAN. dan atau bentuk-bentuk lainnya, dalam rangka meningkatkan taraf hidup. kepada masyarakat yang kekurangan dana (Abdullah, 2005:17).

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya sektor usaha. Perbankan sebagai lembaga perantara (intermediate)

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia memiliki peranan cukup penting. Hal ini dikarenakan sektor

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan bidang keuangan. Seperti telah

BAB 1 PENDAHULUAN. melemahnya aktivitas bisnis secara umum yang disebabkan Global Financial

BAB I PENDAHULUAN. merupakan sebuah kontribusi nyata dari sektor perbankan. Sesungguhnya dalam

I. PENDAHULUAN. Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu alternatif pilihan sumber dana jangka panjang bagi

BAB I PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Kepercayaan masyarakat terhadap bank

I. PENDAHULUAN. penunjang pembangunan ekonomi. Pengelolaan bank dituntut untuk senantiasa

BAB I PENDAHULUAN. sebagai perantara keuangan (financial intermediary) yaitu menghimpun dana dari

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi tidak dapat dilepaskan dari sektor perbankan. Dunia

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan yang memiliki peran penting. Menurut Kasmir (2012:27), bank

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan (financial intermediaries), yang menyalurkan dana dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. alokasi sumber-sumber dana secara efektif dan efisien, bank juga memberikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN. sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang nomor 10 tahun 1998 bahwa yang

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi agar berdaya dan berhasil guna secara optimal. Lembaga keuangan,

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. (demand deposit), tabungan (savings), dan deposito berjangka (time

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kehidupan masyarakat pada masa sekarang ini, tidak pernah

ANALISIS PENGARUH DANA PIHAK KETIGA (DPK), CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) DAN NON PERFORMING LOAN (NPL) TERHADAP PENYALURAN KREDIT PERBANKAN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi acuan dalam perekonomian suatu negara. Menurut UU No 10 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Istilah bank berasal dari bahasa Italia, yaitu banco yang artinya meja atau

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaaan lembaga perantara keuangan (financial intermediatery institution)

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan merupakan salah satu penopang yang memperkuat sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Studi

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Penelitian ini mengangkat isu tersebut karena beberapa alasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

1. PENDAHULUAN. Perkembangan dan pertumbuhan ekonomi untuk mencapai peningkatan dan

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

BAB I PENDAHULUAN. sistem perekonomian dan sebagai alat dalam pelaksanakan kebijakan moneter

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak yang membutuhkan dana. Bank akan menerima dana dari. masyarakat (DPK) dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kembali

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan utama bank yaitu, menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan dana, dan memberikan jasa bank lainnya. Kegiatan menghimpun


BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Terintegrasinya perekonomian global telah menyebabkan krisis di suatu

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya pertumbuhan kredit perbankan sebelum krisis ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia, perkembangan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan/atau bentuk-bentuk lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan perekonomian suatu negara. Di Indonesia sendiri, perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( financial. intermediaries) yang menyalurkan dana dari pihak kelebihan dana ( surplus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. pembengkakan nilai dan pembayaran hutang luar negeri, melonjaknya non performing

BAB I PENDAHULUAN. Peran Perbankan sebagai lembaga intermediasi cukup penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Bank merupakan sebuah lembaga keuangan (financial institution) yang menjadi perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak yang kelebihan dana (surplus unit) dan pihak yang kekurangan dana (deficit unit). Bank dapat menyalurkan dana dari pihak-pihak yang mengalami kelebihan dana kepada pihak-pihak yang memerlukan dana. Bank menerima uang dari masyarakat (dana pihak ketiga) kemudian menyalurkannya dalam bentuk kredit. Pada saat ini sektor perbankan memegang peranan penting dalam pembangunan ekonomi yang stabil dan berkelanjutan. Pembangunan ekonomi tidak dapat terlepas dari peranan penting sektor perbankan, dalam rangka melakukan salah satu fungsi utamanya yaitu agent of development yang berfungsi untuk memobilisasi dana untuk pembangunan ekonomi. Kegiatan perekonomian masyarakat di sektor moneter dan sektor riil tidak dapat dipisahkan. Kedua sektor tersebut selalu berinteraksi dan saling memengaruhi. Sektor riil tidak akan dapat berkinerja dengan baik apabila sektor moneter tidak berkinerja dengan baik. Kegiatan bank tersebut memungkinkan masyarakat melakukan kegiatan investasi, kegiatan distribusi, serta kegiatan konsumsi barang dan jasa, mengingat bahwa kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak dapat dilepaskan dari adanya penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi-distribusi-konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian. 1 Universitas Kristen Maranatha

Pembangunan ekonomi di suatu negara sangat bergantung pada perkembangan dinamis dan kontribusi nyata dari sektor perbankan. Ketika sektor perbankan terpuruk perekonomian nasional juga ikut terpuruk. Demikian pula sebaliknya, ketika perekonomian mengalami stagnasi sektor perbankan juga terkena imbasnya dimana fungsi intermediasi tidak berjalan normal (Kiryanto, 2007). Bank dalam melaksanakan fungsinya sebagai agent of development yang mana ikut serta dalam pembangunan ekonomi melalui pemberian kredit. Penyaluran kredit memungkinkan masyarakat untuk melakukan investasi, distribusi, dan juga konsumsi barang dan jasa, mengingat semua kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi selalu berkaitan dengan penggunaan uang. Kelancaran kegiatan investasi, distribusi, dan konsumsi ini tidak lain adalah kegiatan pembangunan perekonomian masyarakat. Melalui fungsi ini bank berperan sebagai Agent of Development (Susilo, Triandaru, dan Santoso, 2006). Berdasarkan analisis pada triwulan ke empat tahun 2008 seiring dengan perlambatan ekonomi global yang semakin meluas dan mendalam yang mana perlambatan tersebut merupakan dampak dari krisis keuangan global. Tercatat pertumbuhan ekonomi di Indonesia sebesar 6,1% atau turun 2% dari tahun 2007 yang mencatatkan angka pertumbuhan ekonomi sebesar 6,3%. Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku maupun barang modal. Sementara itu, tingginya pertumbuhan ekonomi dalam negeri sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2008 juga tidak terlepas oleh tingginya ekspansi kredit perbankan baik untuk sektor produktif maupun untuk sector konsumsi. Akan tetapi pertumbuhan kredit tersebut tidak diimbangi dengan pertumbuhan dana nasabah. Untuk membiayai 2 Universitas Kristen Maranatha

kreditnya perbankan mencairkan secondary reservenya sehingga likuiditas perbankan menjadi ketat sejak awal kuartal ketiga 2008.. Tabel 1.1 Laporan Kinerja Keuangan Bank Umum Rasio 2011 2012 2013 2014 2015 total aset (Rp milyar) 3.652.832 4.262.587 4.954.467 5.615.150 5.919.406 Kredit (Rp milyar) 2.204.094 2.815.709 3.292.874 3.674.308 3.904.158 Dana Pihak Ketiga (Rp milyar) 2.784.912 3.302.719 3.663.968 4.114.420 4.238.349 CAR (%) 16,05 17,46 18,59 19,57 21,39 ROA (%) 3,03 3,13 3,08 2,85 2,32 NIM (%) 5,91 5,49 4,89 4,23 5,39 NPL Gross (%) 2,17 1,82 1,82 2,04 2,39 NPL Net (%) 0,39 0,86 0,86 0,98 1,14 LDR (%) 78,77 83,58 89,70 89,42 92,11 Sumber : Data Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (diolah) Berdasarkan data tabel 1.1 kita dapat melihat bahwa adanya penurunan rasio LDR pada tahun 2014 sebesar 0,28% dari tahun 2013. Rasio LDR merupakan rasio perbandingan antara jumlah dana yang disalurkan ke masyarakat (kredit) dengan jumlah dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Mulyono, 1995). Rasio ini menggambarkan kemampuan bank membayar kembali penarikan yang dilakukan nasabah deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini semakin rendah pula kemampuan likuiditas bank (Dendawijaya, 2000:118). Sebagian praktisi perbankan menyepakati bahwa batas aman dari LDR suatu bank adalah sekitar 85%. Namun batas toleransi berkisar antara 85%-100%. Batas aman untuk LDR menurut peraturan pemerintah adalah maksimum 110 %. Kasmir (2008). Rendahnya nilai LDR pada tahun 2011 dan tahun 2012 yang dapat dilihat pada tabel 1.1 dapat mengindikasikan belum optimalnya jumlah kredit yang diberikan oleh bank umum periode 2011-2015. 3 Universitas Kristen Maranatha

Berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004, rasio LDR dihitung dari pembagian kredit yang diberikan kepada pihak ketiga (tidak termasuk antarbank) dengan Dana Pihak Ketiga (DPK) yang mencakup giro, tabungan, dan deposito (tidak termasuk antarbank). Semakin tinggi LDR menunjukkan semakin besar pula DPK yang dipergunakan untuk penyaluran kredit, yang berarti bank telah mampu menjalankan fungsi intermediasinya dengan baik. Dengan nilai LDR yang lebih tinggi maka hal tersebut dapat menunjukkan bahwa lebih besar pula DPK yang dimiliki oleh Bank, yang berarti bank sudah dapat melaksanakan fungsi intermediasinya dengan baik. Disisi lain dengan posisi LDR bank yang terlalu tinggi dapat menimbulkan masalah likuiditas pada Bank. Dalam tabel 1.1 dapat diketahui penyaluran DPK bank umum (diluar kredit) pada tahun 2011, 2012, 2013, 2014, 2015 berturut-turut sebesar 21,23% (100%-78,77%), 16,42% (100%-83,58), 10,30% (100%-89,70%), 10,58% (100%- 89,42%), 7,89% (100%-92,11%). hal tersebut dapat berarti bahwa berkurangnya dana pihak ketiga yang disalurkan kedalam Antar Bank Aktiva, Sertifikat Bank Indonesia (SBI), dan surat berharga. Tabel 1.2 komposisi LDR pada Bank Umum (tahun 2011-2015) jenis bank Tahun 2011 2012 2013 2014 2015 Bank Persero 74,75% 79,84% 86,70% 83,73% 88,58% Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Devisa 78,16% 81,58% 83,77% 85,66% 87,55% Bank Umum Swasta Nasional (BUSN) Non Devisa 79,85% 82,73% 85,10% 87,81% 85,95% Bank Pembangunan daerah (BPD) 74,74% 78,57% 92,34% 89,73% 92,19% 4 Universitas Kristen Maranatha

Bank Campuran 108,03% 115,63% 122,20% 123,61% 132,77% Bank Asing 96,47% 111,21% 130,05% 140,04% 131,49% Sumber : Data Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan Berdasarkan Tabel 1.2 dapat dilihat bahwa LDR Bank Persero berada pada kisaran 74,75%-88,58%, BUSN Devisa berada pada kisaran 78,16%-87,55%, BUSN Non Devisa 79,85%-87,81%, BPD 74,74%-92,34%, Bank Campuran 108,03%-132,77%, Bank Asing 96,47%-140,04%. Dapat dilihat bahwa LDR Bank Campuran pada periode (2011-2015) dan Bank Asing pada periode (2012-2015) telah melebihi 100% yang mana berarti bahwa jumlah kredit Bank lebih besar dibandingkan dana yang didapat dari pihak ketiga. Hal ini mungkin dapat menimbulkan masalah likuiditas pada bank-bank ang memiliki tingkat LDR yang terlalu tinggi. Dalam setiap pemberian kredit maka akan menimbulkan suatu risiko yang disebut risiko kredit. Pemberian kredit yang dilakukan oleh bank mengandung risiko yaitu berupa tidak lancarnya pembayaran kredit atau dengan kata lain disebut risiko kredit. Risiko kredit adalah risiko dari kemungkinan terjadinya kerugian bank sebagai akibat dari tidak dilunasinya kembali kredit yang diberikan bank kepada debitur (Ali, 2006). Kredit bermasalah dapat diukur dari kolektibilitasnya dengan kriteria kurang lancar, diragukan dan macet (Dendawijaya, 2009:82). Kemacetan fasilitas kredit disebabkan oleh tiga faktor yaitu faktor ekstern, faktor intern dari pihak perbankan dan faktor intern dari pihak nasabah. Non performing loan (NPL) merupakan rasio yang dipergunakan untuk mengukur kemampuan bank dalam meng-cover risiko kegagalan pengembalian kredit oleh debitur (Darmawan, 2004). NPL mencerminkan risiko 5 Universitas Kristen Maranatha

kredit, semakin tinggi tingkat NPL maka semakin besar pula risiko kredit yang ditanggung oleh pihak bank (Ali, 2004). Dana - dana yang dihimpun dari masyarakat (dana pihak ketiga) merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh bank (Dendawijaya, 2005). Kegiatan bank setelah menghimpun dana dari masyarakat luas adalah menyalurkan kembali dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkannya, dalam bentuk pinjaman atau lebih dikenal dengan kredit (Kasmir, 2008). Pemberian kredit merupakan aktivitas bank yang paling utama dalam menghasilkan keuntungan (Dendawijaya, 2005). Capital adequacy ratio (CAR) merupakan rasio permodalan yang menunjukkan kemampuan bank dalam menyediakan dana untuk keperluan pengembangan usaha dan menampung risiko kerugian dana yang diakibatkan oleh kegiatan operasi bank (Ali, 2004). Dengan nilai CAR yang lebih tinggi maka kemampuan Bank untuk menyediakan dana untuk pengembangan usaha dan risiko kerugian akibat kegiatan operasi bank akan menjadi lebih baik khususnya dalam menangani risiko kredit yang muncul akibat dari pemberian kredit. Giro wajib minimum (GWM) adalah suatu simpanan minimum yang wajib diperlihara dalam bentuk giro pada Bank Indonesia bagi semua bank (Dendawijaya, 2009:115). Kenaikan rasio GWM merupakan salah satu kebijakan moneter yang bersifat kontraksi, dimana jika rasio GWM dinaikkan maka jumlah uang beredar akan berkurang. Disisi lain, jika rasio GWM dinaikkan, maka likuiditas bank akan berkurang sehingga kemampuan bank untuk memberikan kredit akan berkurang. 6 Universitas Kristen Maranatha

1.2 Rumusan Masalah Permasalahan pada penelitian ini muncul karena adanya fenomena gap yang dapat dilihat dari tabel 1.1 yang menunjukkan bahwa adanya ketidak konsistenan pergerakan LDR yang menjadi indikator dalam penyaluran kredit perbankan. Dan adanya pergerakan LDR yang melampaui batas aman LDR yaitu bank campuran pada periode 2011-2015 dengan jumlah LDRnya berkisar pada 108,03%-132,77% dan bank asing pada periode 2012-2015 yang jumlah LDRnya berkisar 111,21%-140,04%. Pada tabel 1.1 juga kita dapat melihat adanya ketidak konsistenan pergerakan DPK, CAR, dan NPL yang tidak konsisten terhadap pergerakan kredit dan adanya masalah yang muncul akibat pergerakan rasio GWM yang dapat memengaruhi peredaran uang sehingga mengurangi likuiditas bank yang akibatnya mengurangi kemampuan bank untuk memberikan kredit. Permasalahan kedua adanya research gap pada penelitian terdahulu, yaitu: Non performing loan (NPL), menurut Billy Arma (2010) dan Oktaviani (2012) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, menurut Budiawan (2008) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kredit perbankan; Dana pihak ketiga (DPK), Menurut Bill Arma (2010), Oktaviani (2012) dan Sari (2013) berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, menurut Hergundo dan Handy (2010) tidak berpengaruh terhadap LDR perusahaan. Capital adequacy ratio (CAR), menurut Mardhian (2013) berpengaruh positif signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, menurut Billy 7 Universitas Kristen Maranatha

Arma (2010) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit perbankan, mukhlis (2011) baik jangka pendek maupun jangka panjang tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit. Giro wajib minimum (GWM), menurut Zuzana Fungáčová, Nuutilainen and Weill (2014) berpengaruh positif terhadap penyaluran kredit, menurut Armanda (2016) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penyaluran kredit, menurut Malede (2014) tidak berpengaruh terhadap penyaluran kredit bank komersial. berikut: Dari permasalahan-permasalahan tersebut dapat dibuat pertanyaan sebagai 1. Bagaimana pengaruh non performing loan (NPL) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank umum? 2. Bagaimana pengaruh dana pihak ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank umum? 3. Bagaimana pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank umum? 4. Bagaimana pengaruh giro wajib minimum (GWM) terhadap penyaluran kredit perbankan pada Bank umum? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 8 Universitas Kristen Maranatha

1. Menganalisis pengaruh non performing loan (NPL) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank Umum. 2. Menganalisis pengaruh dana pihak ketiga (DPK) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank Umum. 3. Menganalisis pengaruh capital adequacy ratio (CAR) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank Umum. 4. Menganalisis pengaruh giro wajib minimum (GWM) terhadap penyaluran kredit perbankan Bank Umum. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat Penelitian ini adalah: 1. Bagi perbankan, Memberikan informasi dan gambaran mengenai Bank umum serta faktor-faktor yang berperan dalam penyaluran kredit. 2. Bagi penelitian terkait penyaluran kredit perbankan, digunakan sebagai pembanding hasil riset penelitian. 9 Universitas Kristen Maranatha