Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN. 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan

dokumen-dokumen yang mirip
TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI

BAB II TUJUAN, KEBIJAKAN, DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH PROVINSI BANTEN

Bab II. Tujuan, Kebijakan, dan Strategi 2.1 TUJUAN PENATAAN RUANG Tinjauan Penataan Ruang Nasional

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

Dasar Legalitas : UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG

KATA PENGANTAR RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN PACITAN

Rencana Strategis Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Lingga

Bab V POTENSI, MASALAH, DAN PROSPEK PENGEMBANGAN WILAYAH. 5.1 Potensi dan Kendala Wilayah Perencanaan

2.1. TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA BANDA ACEH

KATA PENGANTAR. Meureudu, 28 Mei 2013 Bupati Pidie Jaya AIYUB ABBAS

INDIKATOR PROGRAM UTAMA PEMBANGUNAN PEMANFAATAN RUANG KOTA GORONTALO TAHUN

Bab II Bab III Bab IV Tujuan, Kebijakan, dan Strategi Penataan Ruang Kabupaten Sijunjung Perumusan Tujuan Dasar Perumusan Tujuan....

2.1.1 Dasar Perumusan Tujuan Penataan Ruang Tujuan Umum Penataan Ruang; sesuai dengan amanah UU Penataan Ruang No. 26 Tahun 2007 tujuan penataan ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Banyuasin

LAMPIRAN VII PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SLEMAN TAHUN

KETENTUAN TEKNIS MUATAN RENCANA DETAIL PEMBANGUNAN DPP, KSPP DAN KPPP

RPJMD Kota Pekanbaru Tahun

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

V BAB V PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

BAB 5 RTRW KABUPATEN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

KATA PENGANTAR. RTRW Kabupaten Bondowoso

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI BATANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BATANG NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BATANG TAHUN

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR : 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH (RTRW) KABUPATEN NGAWI. Laporan Akhir

SEKILAS TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH

Sosialisasi Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang (RTR) Pulau/Kepulauan dan Kawasan Strategis Nasional (KSN)

BAB 4 SUBSTANSI DATA DAN ANALISIS PENYUSUNAN RTRW KABUPATEN

PENDEKATAN ASPEK LINGKUNGAN DALAM KEBIJAKAN PENATAAN RUANG NASIONAL

Oleh : ERINA WULANSARI [ ]

BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN TERWUJUDNYA MASYARAKAT BONDOWOSO YANG BERIMAN, BERDAYA, DAN BERMARTABAT SECARA BERKELANJUTAN

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

PENYELENGGARAAN PENATAAN RUANG:

Visi Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing. Misi ke 1 :

PEMERINTAH KABUPATEN SINJAI KETENTUAN UMUM PERATURAN ZONASI KABUPATEN SINJAI

RENCANA TATA RUANG WI LAYAH KABUPATEN MAGELANG

5.3. VISI JANGKA MENENGAH KOTA PADANG

PANDUAN PENGAMATAN LANGSUNG DI LOKASI/KAWASAN WISATA TERPILIH

2.4. Permasalahan Pembangunan Daerah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2011 NOMOR 5 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

No. Program Sasaran Program Instansi Penanggung Jawab Pagu (Juta Rupiah)

3.1 TUJUAN PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA MEDAN

2. 1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Serdang Bedagai

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

REPUBLIK INDONESIA 47 TAHUN 1997 (47/1997) 30 DESEMBER 1997 (JAKARTA)

KESIAPAN KABUPATEN MAROS MELAKSANAKAN SDGs. Ir. H. M. HATTA RAHMAN, MM (BUPATI MAROS)

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 97 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA STRATEGIS WILAYAH PESISIR DAN PULAU-PULAU KECIL TAHUN

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BINTAN NOMOR : 2 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BINTAN TAHUN

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Pangkalanbalai, Oktober 2011 Pemerintah Kabupaten Banyuasin Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penanaman Modal

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 1997 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN PEMERINTAH TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL.

BAPPEDA KAB. LAMONGAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN. rencana pembangunan jangka menengah daerah, maka strategi dan arah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

18 Desember STRATEGI PEMBANGUNAN METROPOLITAN Sebagai Pusat Kegiatan Global yang Berkelanjutan

KATA PENGANTAR. Atas dukungan dari semua pihak, khususnya Bappeda Kabupaten Serdang Bedagai kami sampaikan terima kasih. Sei Rampah, Desember 2006

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2008 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN SUMBER DAYA AIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA PADANG TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR MALUKU UTARA PERATURAN DAERAH PROVINSI MALUKU UTARA NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

BAB V VISI DAN MISI RPJMD KABUPATEN SIJUNJUNG TAHUN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 26 TAHUN 2007 TENTANG PENATAAN RUANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH

Rencana Tata Ruang Wilayah kota yang mengatur Rencana Struktur dan

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

VISI, MISI RPJMD KOTA CILEGON TAHUN

BAB IV STRATEGI PEMBANGUNAN DAERAH

BAB IV VISI DAN MISI DAERAH PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB VII KEBIJAKAN UMUM DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN I.1

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2008 TENTANG PENATAAN RUANG KAWASAN JAKARTA, BOGOR, DEPOK, TANGERANG, BEKASI, PUNCAK, CIANJUR

BAB VI STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Kata Pengantar. Yogyakarta, Desember Tim Penyusun. Buku Materi Teknis Rencana Detail Tata Ruang dan Peraturan Zonasi BWP Sedayui

Ketentuan Umum Istilah dan Definisi

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 21 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN JOMBANG

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 1 TAHUN 2007 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA SOLOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SOLOK,

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

BAB 7 Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Utara

2017, No Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran

Rangkuman tentang Muatan. Rencana Rinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH KABUPATEN BENER MERIAH

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

Transkripsi:

Bab VI TUJUAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI PENATAAN RUANG WILAYAH KOTA TIDORE KEPULAUAN 6.1 Tujuan Penataan Ruang Wilayah Kota Tidore Kepulauan Tujuan penataan ruang wilayah Kota adalah Terwujudnya Kota Tidore Kepulauan sebagai kota bahari yang nyaman, aman, produktif, dan berkelanjutan dengan didukung oleh kegiatan pertanian-perkebunan dan pariwisata yang maju dan mandiri serta mampu mempertahankan nilai-nilai kebudayaan dan fungsi ekologis serta memperhatikan aspek kebencanaan Tujuan ini diharapkan mampu menjadi grand scenario bagi pengembangan tata ruang wilayah secara spasial maupun sektoral. Sehingga tujuan tersebut dapat diturunkan sebagai berikut : 1) Terjaganya kawasan dengan fungsi lindung sehingga dapat menjaga kondisi alamiah yang terdapat di Kota Tidore Kepulauan. 2) Memanfaatkan ruang untuk pengembangan secara optimal dengan tetap memperhatikan fungsi-fungsi ekologis. 3) Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia yang mendukung kegiatan pariwisata, perikanan dan kegiatan pertanian perkebunan yang berprestasi, inovatif, mandiri dan sadar budaya 4) Mendorong kegiatan ekonomi masyarakat setempat dalam kerangka pengembangan budidaya pertanian perkebunan, perikanan dan pariwisata 5) Mendorong kegiatan pariwisata terutama pariwisata bahari dan pariwisata budaya dengan pengembangan integrated tourism development untuk seluruh potensi wisata baik bahari, agro, alam dan budaya Hal VI-1

6) Mendorong kegiatan perikanan tangkap dan budidaya agar menjadi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dengan wilayah lainnya 7) Mendorong kegiatan pertanian perkebunan khususnya kelapa dan kakao agar menjadi keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif dengan wilayah lainnya 8) Meningkatkan akses masyarakat kepada sarana-prasarana umum dan sosial 9) Meningkatkan aksesibilitas Kota Tidore Kepulauan terhadap lingkungan nasional dan regional 10) Mengembangkan sistem interaksi ruang antar wilayah, terutama pengembangan jaringan transportasi menuju kawasan-kawasan kegiatan yang potensial. 11) Menyamaratakan pembangunan terutama pada wilayah yang masih tertinggal demi terciptanya masyarakat Tidore Kepulauan yang sejahtera 12) Terwujudnya pembangunan yang memperhatikan aspek kebencanaan sehingga tercipta Kota Tidore Kepulauan yang tanggap bencana baik gempa, tsunami, banjir maupun longsor. Dengan mengacu pada pemahaman kedua penetapan di atas dan memperhatikan potensi, masalah dan keterbatasan serta visi Kota Tidore Kepulauan adalah: a. Visi Pengembangan Visi pengembangan wilayah Kota Tidore Kepulauan adalah: Terwujudnya Kota Tidore Kepulauan yang Maju, Mandiri dan Berkeadaban b. Misi Pengembangan Mewujudkan sumberdaya manusia yang berkualitas dan kehidupan yang damai Hal VI-2

Terbangunnya tatanan kehidupan sosial yang mapan dan harmonis, memperoleh pelayanan sosial secara layak yang didukung oleh ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan sosial dasar. Mewujudkan perekonomian daerah yang tangguh dan berdaya saing Peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat, terutama dari usaha perekonomian yang berbasis sumberdaya alam yang mendorong peningkatan PDRB Kota Tidore Kepulaluan. Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis Terwujudnya tata pemerintahan yang baik dan bersih, terjaminnya penegakan hukum terhadap praktek Kolusi, Korupsi dan Nepotisme yang didukung oleh parlemen daerah yang kuat serta legitimasi penuh masyarakat. Mewujudkan masyarakat beradapan Tertanamnya keyakinan yang kuat terhadap nilai nilai adat se atorang sebagai budaya adiluhung yang mampu membendung pengaruh destruktif kebudayaan modern. Praktek budaya yang terkait adalah seperti semangat persatuan dan kesatuan (foma katinyinga), kebersamaan (fomaku gosa, fomaku hoda), Kerjasama (mayae, mabari) dan saling menasehati (fomaku waje), harus semakin dikembangkan dalam konteks pergaulan yang lebih terbuka. 6.1.1 Kebijakan Penataan Ruang Kebijakan penataan ruang wilayah terdiri atas: a. pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional; b. peningkatan aksesibilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala lokal dan regional; c. peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana prasarana umum skala lokal dan regional; d. pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau; Hal VI-3

e. pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup; f. perwujudan pengembangan kegiatan budi daya yang optimal dan efisien; g. pengembangan kawasan strategis perspektif ekonomi; sosial budaya; serta fungsi dan daya dukung lingkungan hidup. 6.1.2 Strategi Penataan Ruang (1) Strategi pemantapan pusat pelayanan kegiatan yang memperkuat kegiatan berskala regional meliputi : a. menetapkan hierarki sistem pusat pelayanan secara berjenjang; b. mengembangkan aksesibilitas transportasi darat ke bandar udara; c. mengembangkan pusat perdagangan dan jasa berskala regional; d. mengembangkan kegiatan pendidikan dan pelatihan secara regional; dan e. mengembangkan kegiatan wisata alam dan wisata budaya. (2) Strategi peningkatan aksesbilitas dan keterkaitan antar pusat kegiatan skala lokal dan regional meliputi : a. meningkatkan kapasitas jaringan jalan yang mendorong interaksi kegiatan antar pusat pelayanan kegiatan kota; b. mengembangkan jalan lingkar dalam (inner ring road) dan jalan lingkar luar (outer ring road); c. meningkatkan pelayanan moda transportasi untuk mendukung tumbuh dan berkembangnya pusat pelayanan kegiatan kota secara terintegrasi; dan d. mengembangkan terminal angkutan umum regional dan terminal angkutan umum dalam kota. (3) Strategi peningkatan kualitas dan jangkauan pelayanan sistem sarana prasarana umum skala lokal dan regional meliputi : a. mendistribusikan sarana lingkungan di setiap pusat kegiatan sesuai fungsi kawasan dan hierarki pelayanan; b. mengembangkan sistem prasarana energi; c. mengembangkan sistem jaringan telekomunikasi dan informasi; d. mengembangkan prasarana sumber daya air; e. meningkatkan sistem pengelolaan persampahan; Hal VI-4

f. meningkatkan jangkauan pelayanan air bersih; g. meningkatkan prasarana pengelolaan air limbah; dan h. mengembangkan sistem prasarana drainase secara terpadu. (4) Strategi pemeliharaan dan pelestarian fungsi kawasan lindung dan ruang terbuka hijau meliputi : a. mengembangkan kerjasama antar wilayah perbatasan dalam mempertahankan fungsi lindung; b. mempertahankan dan melestarikan kawasan yang berfungsi lindung sesuai dengan kondisi ekosistemnya; c. melestarikan daerah resapan air untuk menjaga ketersediaan sumber daya air; d. mencegah dilakukannya kegiatan budidaya di sempadan mata air yang dapat mengganggu kualitas air, kondisi fisik dan mengurangi kuantitas debit air; e. mengelola dan melestarikan sumberdaya hutan melalui kegiatan penanaman kembali hutan yang gundul dan menjaga hutan dari pembalakan liar; f. mengamankan benda cagar budaya dengan melindungi tempat serta ruang di sekitar bangunan bernilai sejarah; g. menetapkan daerah evakuasi bencana; dan h. mewujudkan jalur evakuasi bencana secara terpadu dengan wilayah yang berbatasan. i. mempertahankan fungsi dan menata ruang terbuka hijau yang ada; j. mengembalikan ruang terbuka hijau yang telah beralih fungsi k. meningkatan dan menyediakan ruang terbuka hijau 30% secara proporsional di seluruh wilayah Kota. (5) Strategi pengendalian kegiatan budidaya yang berdampak kepada kelestarian lingkungan hidup meliputi : a. mengendalikan perkembangan pusat-pusat kegiatan agar tetap terjadi keseimbangan perkembangan antar wilayah; b. mengendalikan kegiatan pertanian pada kawasan yang seharusnya berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian lingkungan; c. mengembangkan dan memanfaatkan kawasan hutan produksi pola partisipasi masyarakat dengan pertanian konservasi; dan Hal VI-5

d. mengendalikan perluasan pertanian pada kawasan rawan bencana dan kawasan yang seharusnya berfungsi lindung untuk memelihara kelestarian lingkungan. (6) Strategi Perwujudan pengembangan kegiatan budidaya yang optimal dan efisien meliputi : a. menetapkan kawasan budidaya sesuai daya dukung dan daya tampung lingkungan; b. mendorong pengembangan kawasan budidaya secara vertikal di kawasan kepadatan tinggi; c. mengembangkan wilayah tanaman holtikultura sesuai dengan potensi dan kesesuaian lahan secara optimal; dan d. memperhatikan keterpaduan antar kegiatan budidaya. (7) Strategi Kebijakan penetapan kawasan strategis kota meliputi kawasan strategis lingkungan hidup, kawasan strategis sosial budaya, kawasan strategis ekonomi, dan kawasan strategis wisata. Hal VI-6