BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan di UPTD Pengembangan Teknologi Lahan Kering Desa Singabraja, Kecamatan Tenjo, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Waktu pelaksanaan penelitian mulai bulan November 2010 sampai Agustus 2011. Bahan dan Alat Bahan yang digunakan terdiri atas benih 16 genotipe jarak pagar, pupuk, dan insektisida. Nama-nama genotipe dan jumlah tanaman jarak pagar yang digunakan disajikan pada Tabel 1. Pupuk yang digunakan adalah pupuk kimia berupa Urea, SP-36, dan KCl dengan masing-masing dosis 50 kg, 250 kg, dan 50 kg per hektar, sementara insektisida yang digunakan adalah Dursban (pembibitan) dan furadan (penanaman) secukupnya. Alat yang digunakan berupa polybag 10 cm dan 15 cm, alat ukur tinggi (penggaris, meteran), timbangan, plastik, plang bambu, label, dan alat budidaya yang biasa digunakan. Tabel 1. Kode Genotipe, Asal Daerah, dan Jumlah Tanaman Jarak Pagar yang Digunakan dalam Penelitian No. Kode Genotipe Asal daerah Jumlah Tanaman 1 1 Banten-III-2-1 9 2 4 Medan-I-5-1 9 3 5 Banten I-3-1 9 4 6 (5) Banten I-4-1 9 5 8 Banten I-5-1 9 6 15 (1) IP-2P-3-4-1 9 7 50 (1) Thailand 6 8 59-1-2 Lombok 9 9 61-2-1 Parung Panjang 4 3 10 64-1-1 Bima F 9 11 A7 Gunung Tambora 9 12 E1 Sulawesi 3 13 K1A1 (2) Bima M 9 14 K2A9 (III,1) Aceh Besar 9 15 K3A4 (III,2) IP-1M 9 16 K4A8 (2) Dompu 9 Total Tanaman 129
10 Metode Penelitian Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah rancangan kelompok lengkap teracak (RKLT) dengan satu faktor, yaitu genotipe jarak pagar. Genotipe yang digunakan sebanyak 16 genotipe dan diamati pertumbuhannya di lahan dengan ph 5.0 (tanah masam). Setiap perlakuan diulang sebanyak tiga kali sehingga percobaan ini terdiri dari 48 satuan percobaan. Karena keterbatasan jumlah tanaman, terdapat perbedaan jumlah tanaman yang digunakan untuk setiap ulangan sehingga jumlah tanaman yang digunakan dalam penelitin ini sebanyak 129 tanaman. Model linier dari rancangan kelompok lengkap teracak adalah : Y ij = µ + α i + β j + ε ij dimana, i = 1, 2,, t Y ij = Pengamatan pada perlakuan genotipe ke-i, ulangan ke-j µ = Rataan umum α i = Pengaruh perlakuan genotipe ke-i β j = Pengaruh kelompok ke-j ε ij = Pengaruh acak pada perlakuan genotipe ke-i dan ulangan ke-j Pengaruh dari perlakuan diketahui melalui analisis ragam (uji F). Apabila hasil dari analisis ragam (uji F) menunjukkan perbedaan yang nyata, maka dilakukan uji lanjut menggunakan Duncan Multiple Range Test (DMRT) pada taraf nyata 5%. Selanjutnya seluruh peubah yang berbeda nyata diurutkan untuk diambil lima genotipe terbaik. Analisis Data Data hasil pengamatan merupakan data kuantitatif yang diperoleh berdasarkan hasil pengamatan pada seluruh peubah pertumbuhan 16 genotipe jarak pagar. Data yang diperoleh diolah menggunakan analisis ragam (ANOVA), nilai rata-rata, dan nilai persentase (%). Jika hasil analisis ragam menunjukkan pengaruh yang nyata, dilakukan uji lanjut menggunakan DMRT pada taraf 5%. 1. Analisis Ragam (Uji F), digunakan untuk mengetahui pengaruh perlakuan genotipe terhadap peubah yang diamati.
11 2. Analisis DMRT, merupakan uji lanjut dari hasil analisis ragam terhadap perlakuan genotipe yang berpengaruh nyata terhadap peubah pertumbuhan, vegetatif dan generatif, dan untuk melihat perbandingan antara masing-masing genotipe. 3. Nilai Rata-Rata, digunakan untuk membandingkan hasil pengamatan antar genotipe yang diamati untuk peubah tinggi bibit, jumlah daun, tinggi tajuk dan akar, bobot tajuk dan akar, dan waktu bunga mekar pertama kali. 4. Nilai Persentase, digunakan untuk membandingkan hasil pengamatan antar genotipe yang diamati untuk peubah daya berkecambah, jumlah tanaman berbunga, waktu 50% berbunga, dan jumlah tanaman berbuah. Pelaksanaan Penelitian Percobaan dimulai dengan melakukan pemilihan terhadap 16 genotipe jarak pagar yang memiliki produktivitas tinggi pada penelitian-penelitian sebelumnya. Genotipe yang terpilih disemai dalam polybag berdiameter ± 10 cm, dimana jumlah benih yang disemai sebanyak 25 benih per genotipe. Kecambah yang telah siap dipindahkan ke pembibitan menggunakan media campuran tanah dan pupuk kandang dengan perbandingan 1:1 dalam polybag berdiameter 15 cm dipelihara selama ± 2 bulan. Bibit jarak pagar siap dipindahkan ke lapang pada usia ± 2 bulan. Bibit diseleksi hingga diperoleh 9 tanaman terbaik untuk setiap genotipe. Bibit-bibit tersebut ditanam dengan jarak 2 m x 1 m. Penanaman diawali dengan pemberian pupuk SP-36 dan KCL pada lubang tanam dengan dosis masing-masing pupuk sebanyak 50 g dan 10 g per tanaman. Insektisida (furadan) ditaburkan juga secukupnya pada lubang tanam untuk mencegah gangguan serangga dalam tanah. Pemupukan Urea dilakukan setelah usia tanaman satu bulan di lapang dengan dosis pupuk 10 g/tanaman dan diulang lagi dengan dosis yang sama setelah dua minggu. Tanaman-tanaman jarak pagar diamati setiap dua minggu sekali dengan peubah-peubah yang menggambarkan pertumbuhan tanaman. Peubah-peubah tersebut meliputi pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan generatif.
12 Pertumbuhan vegetatif diamati di akhir pembibitan dan di lapang. Pengamatan di akhir pembibitan meliputi daya berkecambah, tinggi bibit, jumlah daun, tinggi tajuk, panjang akar, serta bobot kering akar dan tajuk. Pengamatan vegetatif di lapang meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, dan jumlah cabang primer. Pertumbuhan generatif diamati saat tanaman berada di lapang. Peubahpeubah yang diamati untuk pertumbuhan generatif meliputi waktu 50% berbunga, waktu bunga mekar pertama, jumlah tanaman berbunga, jumlah bunga betina per malai, jumlah malai per tanaman, jumlah tanaman berbuah, jumlah buah per malai, jumlah buah per tanaman, jumlah buah per bulan, jumlah cabang produktif, dan produksi biji per tanaman. Tanaman berbunga diamati saat tanaman mulai menghasilkan kuncup bunga, sementara waktu bunga mekar pertama diamati saat kuncup bunga jantan atau betina telah membuka sempurna (terlihat jelas benang sari dan putik). Pemeliharaan tanaman terdiri atas kegiatan penyiangan gulma, penyiraman, pemupukan, serta pengendalian hama dan penyakit. Penyiangan gulma dilakukan secara semi-mekanik setelah satu bulan penanaman, selanjutnya dilakukan tiga bulan sekali. Pemupukan dilakukan pada bulan pertama, saat penanaman dan setiap dua minggu, sementara penyiraman hanya dilakukan saat pembibitan. Pengendalian hama dilakukan secara manual dan kimia. Pengendalian kimia dengan penyemprotan Dursban untuk mengurangi gangguan uret dan ulat saat pembibitan, serta furadan untuk mencegah gangguan serangga tanah saat awal penanaman. Pengendalian manual dengan menangkap hama (imago dan telur) yang dapat mengganggu pertumbuhan tanaman. Pengendalian manual tersebut dilakukan karena gangguan hama di lapang masih dalam skala kecil. Pengendalian penyakit juga dilakukan secara manual, yaitu dengan membuang bagian tanaman yang sakit agar tidak menyebar. Pengamatan Pengamatan dilakukan setiap dua minggu sekali sejak tanaman dipindahkan dari pembibitan ke lapang. Kegiatan pengamatan terdiri atas :
13 a. Pengamatan di akhir pembibitan : 1. Daya berkecambah, dengan menghitung persentase kecambah normal terhadap jumlah benih yang ditanam per genotipe; 2. Tinggi bibit, pengamatan dilakukan pada 3 bibit contoh dengan mengukur bibit dari permukaan tanah sampai titik tumbuh; 3. Jumlah daun, menghitung jumlah daun pada 3 bibit contoh per genotipe; 4. Panjang akar (cm), mengukur dari pangkal sampai ujung akar pada 3 bibit contoh per genotipe yang dibongkar dari media tanam; 5. Tinggi tajuk (cm), mengukur dari pangkal batang sampai ujung batang pada 3 bibit contoh per genotipe yang dibongkar dari media tanam; 6. Bobot kering akar (g), dilakukan dengan cara menimbang akar yang telah dioven pada suhu 60 o c selama empat hari pada 3 bibit contoh per genotipe; 7. Bobot kering tajuk (g), dilakukan dengan cara menimbang tajuk yang telah dioven pada suhu 60 o C selama empat hari pada 3 bibit contoh per genotipe. b. Pengamatan di lapangan : 1. Tinggi tanaman (cm), diukur pada batang utama mulai dari permukaan tanah sampai ujung tanaman setiap dua minggu; 2. Jumlah daun, dengan menghitung jumlah daun pada tanaman setiap dua minggu; 3. Jumlah cabang primer, menghitung cabang primer tanaman setiap dua minggu; 4. Jumlah cabang produktif, menghitung cabang primer tanaman yang menghasilkan buah; 5. Jumlah malai per tanaman, menghitung jumlah malai pada setiap tanaman; 6. Waktu 50% berbunga, mencatat waktu (minggu) tanaman jarak pagar berbunga 50% untuk setiap genotipe;
14 7. Waktu bunga mekar pertama, mencatat waktu (hari) saat bunga tanaman jarak pagar (betina atau jantan) mekar pertama kali untuk setiap genotipe; 8. Jumlah bunga betina/hermaprodit per malai, menghitung jumlah bunga betina/hermaprodit yang dihasilkan oleh setiap tanaman pada tiga malai yang terbentuk pertama kali; 9. Jumlah tanaman berbunga, menghitung jumlah tanaman jarak pagar yang berbunga untuk setiap genotipe; 10. Jumlah tanaman berbuah, menghitung jumlah tanaman jarak pagar yang berbuah untuk setiap genotipe; 11. Jumlah buah per malai, menghitung jumlah buah yang dihasilkan oleh setiap tanaman pada tiga malai pertama; 12. Jumlah buah per tanaman, menghitung jumlah buah yang diproduksi oleh setiap tanaman; 13. Jumlah buah per bulan, menghitung jumlah buah yang dipanen setiap bulan untuk tiap genotipe; 14. Produksi biji kering per tanaman, menimbang biji kering yang diproduksi oleh setiap tanaman.