Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 1

dokumen-dokumen yang mirip
HASIL SENSUS PENDUDUK 2010 KABUPATEN BELU. Data Agregat per Kecamatan KABUPATEN BELU

TABEL JUMLAH PENDUDUK, DAN PERSENTASE PENDUDUK MENURUT AGAMA PROVINSI RIAU TAHUN 2011

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 6I2lKptslKPU/TAHUN 2014

BAB III TINJAUAN UMUM. 3.1 Sejarah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Barat

KAKANWIL DARI MASA KEMASA NO NAMA PERIODE JABATAN

DAFTAR ISI / CONTENS Hal/Pg. Kata Sambutan / Preface Kata Pengantar / Foreword Daftar Isi / Contens Penjelasan Umum / Explanatory Notes

BAB II TINJAUAN TENTANG KEMENTERIAN AGAMA PEKANBARU. Kantor Kementerian Agama dibawah Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi

MATRIKS 2.3 RENCANA TINDAK PEMBANGUNAN KEMENTERIAN/LEMBAGA TAHUN 2011 KEMENTERIAN/LEMBAGA: KEMENTERIAN AGAMA

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI, KATA SAMBUTAN KA.KANWIL i-ii. VISI, MISI KEMENAG RI, PEMPROV KEPRI dan SEJARAH KANWIL KEMENAG KEPRI 1-9 GALERY FOTO 83-87

IV. KEADAAN UMUM KABUPATEN BELU

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANGGARAI

DAFTAR ISI / CONTENS DATA KEAGAMAAN DATA OF RELIGIOUS AFFAIRS

, No.1735 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166,

INSTRUMEN PENGUMPULAN DATABASE UPDATE DATA KEAGAMAAN DAN PENDIDIKAN DI UNIT PUSAT ESELON I KEMENTERIAN AGAMA TAHUN 2017

Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Belu Tahun 2013 sebanyak rumah tangga

JL. TAMAN BAHAGIA NO.32 KOTA SUKABUMI

JL. TAMAN BAHAGIA NO.32 KOTA SUKABUMI

BAB III GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN. Mongondow Utara. Secara geografis kecamatan Bintauna berada pada 125 0

Katalog : STATISTIK DAERAH KECAMATAN BOTIN LEOBELE DALAM ANGKA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KAB. BARUT

DEPARTEMEN AGAMA R.I DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM. Bagian Perencanaan dan Data

Sejak keberadaannya di Kabupaten Buru, Kantor Kementerian Agama telah dipimpin oleh tiga orang, antara lain :

SUB BAG. TATA USAHA SUB BAG. TATA USAHA

KEMENTERIAN AGAMA R.I. Bagian Perencanaan dan Data

Profil Kantor Kementerian Agama Kab. Flores Timur Tahun 2014 Page 1

BAB III PRAKTEK HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

Profil. Tahun Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kotawaringin Barat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN AGAMA. Pembentukan Kantor Kementerian. Provinsi Nusa Tenggara Timur.

Justinus Dairo Mallo, S.Sos NIP

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Semarang adalah Instansi Vertikal Kementerian Agama yang

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BURU SELATAN

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BARITO SELATAN

P R O F I L K A N T O R K E M E N T E R I A N A G A M A K A B U P A T E N M A L U K U T E N G A H

Sejarah Kabupaten Kepulauan Aru

Statistik Daerah Kabupaten Bintan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2012 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSTANSI VERTIKAL KEMENTERIAN AGAMA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. luas wilayah 1060 Ha. Dahulu desa ini bernama desa Prambanan, dan kemudian

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. jarak dengan ibukota provinsi (pekanbaru)sekitar 200 km. 1) Sebelah utara berbatasan dengan desa sepotong

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Margosari adalah salah satu desa yang berada di Kecamatan Pagelaran Utara

DEPARTEMEN AGAMA R.I SETDITJEN PENDIDIKAN ISLAM Bagian Perencanaan dan Data

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

Realisasi Pendidikan dan Pelatihan. Semester I (Januari - Juni 2015)

BAB IV PEMAPARAN DATA DAN HASIL PENELITIAN

BAB III KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KOTA BANDAR LAMPUNG. Pada tahun1950 dibentuklan Provinsi Sumatera Selatan yang membawahi 4

PROFIL KEMENTERIAN AGAMA

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Indonesia dengan sasaran pembukaan lapangan kerja.

BAB II PROFIL DESA KASIKAN. Propinsi. Desa Kasikan merupakan desa paling ujung sebelum Desa Talang

2011, No Menetapkan : 3. Peraturan Menteri Agama Nomor 10 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama (Berita Negara Republik

KONDISI UMUM WILAYAH STUDI

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Desa Naga Beralih adalah salah satu Desa yang ada di Kecamatan Kampar Utara.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. wilayah ± KM2. Terbentuknya Kecamatan Tampan ini terdiri dari beberapa

Analisis Deskriptif Pendidikan RA dan Madrasah Tahun Pelajaran

III. METODE PENELITIAN. kota Bandar Lampung. Kecamatan kemiling merupakan kecamatan hasil

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN NUNBAUN SABU KEC. ALAK KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB II GAMBARAN KELURAHAN TERKUL KECAMATAN RUPAT KABUPATEN BENGKALIS

Lampiran : Nomor : Tentang : Nama Jabatan Kepala Kankemenag

Raffles City Hotel 5-7 September 2013

BAB II GAMBARAN UMUM DESA PULAU SENGKILO KECAMATAN KELAYANG KABUPATEN INDRAGIRI HULU

Katalog BPS No

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. demikian ini daerah Kabupaten Lampung Selatan seperti halnya daerah-daerah

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung, Indonesia. Sejak diundangkannya Undang-undang Nomor 12 tahun

PROFIL PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH


IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. terkecil lingkup Balai Besar TNBBS berbatasan dengan:

BAB IV GAMBARAN UMUM KELURAHAN BEJI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG LOKASI PENELITIAN. Desa Pagaran Dolok merupakan salah satu desa dari Kecamatan Hutaraja


BAB III PELAYANAN IBADAH HAJI DI KEMENTRIAN AGAMA KABUPATEN TAHUN 2011

BAB II METODE PENELITIAN. metode deskriptif memusatkan perhatian terhadap masalah-masalah atau fenomena

BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

PROFIL KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KAPUAS KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KAPUAS. Profil Kantor Kementerian Agama Kabupaten Kapuas 0



DAFTAR ISI. Kata Sambutan... Kata Pengantar... Daftar Isi...

BAB II GAMBARAN UMUM MASYARAKAT KECAMATAN KENJERAN. sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Bulak, di sebelah Barat

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kecamatan Pugung memiliki luas wilayah ,56 Ha yang terdiri dari

STATISTIK DAERAH KECAMATAN PEGANDON 2016

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Lampiran 1. Arus Kas Tanpa Program Pengendalian Brucellosis di Kabupaten Belu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA,

STATISTIK DAERAH KECAMATAN LOBALAIN 2016

STATISTIK DAERAH KECAMATAN BUNGURAN BARAT 2015

IV. GAMBARAN UMUM. Berdasarkan keterangan- keterangan dari tua- tua kampong dan pemuka

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

KECAMATAN BOJONGLOA KALER Jalan Kopo Nomor 258 Telp. (022) Bandung 40233

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR KECAMATAN CIAWI KANTOR KEPALA DESA CILEUNGSI Alamat : Jalan Raya Veteran III No. 27 Tapos Kec. Ciawi Kab.

SEJARAH BERDIRINYA KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR

IV. KEADAAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 1

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BELU 1. Kondisi Obyektif Kabupaten Belu a) Letak Geografis : Kabupaten Belu merupakan salah satu Kabupaten dari 6 (enam) Kabupaten/Kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan Timor. Posisi geografis Kabupaten Belu di daratan Timor Provinsi Nusa Tenggara Timur adalah dibagian paling timur dan berbatasan langsung dengan Negara Republic Demokratic Timor Leste (RDTL) sedang menurut posisi astronomis wilayah Kabupaten Belu terletak pada 124-126 LS. b) Batas Wilayah : Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Ombai. Sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Timor. Sebelah Timur berbatasan dengan Republic Demokratic Timor Leste. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) dan Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS). c) Luas Wilayah : Luas wilayah Kabupaten Belu 2.445,57 KM² atau 5,16% dari luas wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang keseluruhannya merupakan wilayah daratan. d) Topografi : Bentuk topografis Wilayah Kabupaten Belu merupakan daerah datar berbukit-bukit hingga pegunungan dengan sungai-sungai yang mengalir ke utara dan selatan mengikuti arah kemiringan lerengnya. Wilayah datar terletak di bagian selatan memanjang sampai tenggara pada pesisir pantai Laut Timor dengan kemiringan kurang dari 2 %, sedangkan daerah datar berombak sampai bergelombang 3% -40% hampir merata di seluruh wilayah yaitu mencapai 55,86% dari luas wilayah. Wilayah pengunungan < 40% terdapat di wilayah tengah ke arah timur dengan luas wilayah sekitar 17,40%. e) Iklim : Kabupaten Belu memiliki Iklim tropis dengan musim hujan yang sangat pendek (Desember-Maret) dan musim kemarau yang panjang (April-November). Temperatur di Kabupaten Belu memiliki rata-rata suhu sebesar 27,6 ᴄ dengan interval suhu 21,5 ᴄ - 33,7 C. Temperatur terendah 21,5 C terjadi pada bulan Agustus dan temperatur tertinggi 33,7 C (terjadi pada bulan Oktober-November). f) Penduduk: Jumlah penduduk Kabupaten Belu 368.081 jiwa, dengan perincian : Laki-laki 180.713 jiwa dan perempuan 184.368 jiwa yang tersebar di 24 (dua puluh empat) kecamatan. Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 2

g) Sosial Budaya : Menurut penuturan tua-tua adat kata Belu bermakna persahabatan yang diterjemahkan secara harafiah dalam bahasa Indonesia berarti Teman atau Sahabat. Hal ini memberikan makna simbolis yang mendeskripsikan bahwa pada zaman dahulu masyarakat Belu memang bersahabat, hidup berdampingan dan saling memperhatikan. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda wilayah kekuasaan Maromak Oan (Belu) terbagi menjadi 20 (dua puluh) Swapraja/Kerajaan, dimana wilayah wilayah Swapraja ini ada juga yang meliputi sebagian wilayah Timor Tengah Utara dan wilayah Provinsi Timor Timur (sekarang negara RDTL). Kemudian diadakan penggabungan-penggabungan, akhirnya terdapat 3 (tiga) Swapraja/Kerajaan di Belu yaitu : Swapraja Malaka, Swapraja Tasifeto dan Swapraja Maukatar yang dibawah ke-3 Swapraja ini masih terdapat beberapa distrik dan onderdistrik. Pada masa pemerintahan penjajahan Jepang, pemerintahn di Belu dipimpin oleh seorang pejabat Jepang yang disebut Bunken Kanrikan dimana hanya mengakui 2 (dua) wilayah Swaparaja / Kerajaan yaitu Swaparaja Tasimane yang wilayahnya meliputi wilayah Malaka dan dipimpin oleh seorang Kepala Wilayah dengan sebutan Raja Besar Tasimane. Swaparaja Tasifeto yang wilayahnya meliputi Tasifeto, Lamaknen dan Harneno dipimpin oleh seorang Kepala Wilayah dengan sebutan Raja Besar Tasifeto. Setelah kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 tepatnya dengan Undang-Undang Nomor 69 Tahun 1958 terbentuklah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang membawahi beberapa daerah Swatantra Tingkat II (Kabupaten), maka Wilayah Tasifeto dan Wilayah Tasimane disatukan menjadi Kabupaten Belu sampai saat ini. Masyarakat Kabupaten Belu memiliki budaya dan adat istiadat yang turun temurun dan hingga saat ini diupayakan agar tetap lestari. h) Kelompok Etnis : Berdasarkan penuturan tua-tua adat, suku yang merupakan pendatang adalah suku Tetun dan merupakan suku yang terbesar di Kabupaten Belu dengan wilayah sebarannya adalah wilayah Belu Selatan. Selain itu ada juga suku-suku lainnya seperti suku Bunaq yang berdomisili di Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan. Di samping itu dikenal juga suku Kemak yang mendiami daerah perbatasan yaitu dari wilayah kecamatan Lamaknen sampai dengan wilayah Pantai Utara. Suku yang lain adalah suku Dawan merupakan kelompok masyarakat terkecil dan suku pendatang yang berasal dari Kabupaten Timor Tengah Utara dan Kabupaten Timor Tengah Selatan yang pada umumnya mendiami wilayah perbatasan Kabupaten Belu dengan Kabupaten TTU dan Kabupaten TTS. Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 3

Pembagian wilayah di Kabupaten Belu yang terdiri atas 2 (dua) bagian besar yaitu Belu Utara dan Belu Selatan erat kaitannya dengan adat istiadat baik adat istiadat perkawinan, adat istiadat kematian maupun bercocok tanam. Adat istiadat yang digunakan di wilayah Belu Utara adalah adat istiadat yang menganut sistem Patrilineal yaitu sistem dimana adat istiadat pemilikan harta benda dan keturunan diatur berdasarkan keturunan garis keturunan ayah/bapak. Contoh : Dalam istiadat perkawinan, keluarga dari pihak laki-laki wajib membayar sejumlah mahar (belis/maskawin) kepada pihak perempuan dan membawa anak gadis dari pihak keluarga perempuan menjadi milik pihak keluarga laki-laki. Adat istiadat yang digunakan di wilayah Belu Selatan adalah adat istiadat yang menganut sistem Matrilineal yaitu sistem dimana adat istiadat pemilikan harta benda dan keturunan diatur berdasarkan garis keturunan ibu/mama, sehingga dalam masyarakat Belu Selatan perempuan lebih menguasai dan mengatur harta benda/kekayaan keluarga. i) Komposisi Umat Beragama : Mayoritas penduduk di Kabupaten Belu memeluk agama Katolik yakni sebanyak 324.284 orang atau sebesar 88,10%. Selanjutnya berturut turut pemeluk agama Krsiten/Protestan sebanyak 35.697 orang atau 9,70%, pemuluk agama Islam 7.572 orang atau 2,06 %, pemeluk agama Hindu 489 orang atau 0,13 %, dan pemeluk agama Budha 40 orang atau 0,01 %. j) Sebaran Agama : Sebaran agama di Kabupaten Belu berdasarkan data penduduk 368.081 orang tersebar di 24 (dua puluh empat ) kecamatan. Perincian jumlah penduduk per kecamatan berdasarkan agama yang dianut : No Kecamatan Islam Kristen Katolik Hindu Budha Jumlah 1 Raimanuk 71 700 14.557 7-15.335 2 Tasifeto Barat 366 802 22.154 7-23.329 3 Kakuluk Mesak 540 1411 16.931 5-18.887 4 Nanaet Dubesi - - 4292 - - 4292 5 Kota Atambua 887 1728 26.157 66 19 28.857 6 Atambua Barat 3449 3288 16.032 76-22.845 7 Atambua Selatan 481 4629 18040 51-23.201 8 Tasifeto Timur 60 252 21.626 46-21.984 9 Raihat 13 16 12.612 - - 12.641 10 Lasiolat - 4 6249 - - 6253 11 Lamaknen 6 19 11576 - - 11601 12 Lamaknen Selatan - 6 7771 - - 7777 13 Malaka Barat 60 3388 16578 4-20.030 14 Rinhat 3 1014 13518 - - 14.562 15 Wewiku 10 3236 14631 - - 17877 16 Weliman - 1673 16016 - - 17.689 17 Malaka Tengah 1273 2743 31.808 24 21 35.869 18 Sasitamean 23 138 8.064 - - 8225 19 Io Kufeu 1 7348 332 - - 7681 20 Botin Leobele - 99 4661 - - 4760 21 Malaka Timur 3 873 8548 - - 9424 22 Laenmanen 3 1777 9550 - - 11.330 23 Kobalima 298 456 16390 203-17347 24 Kobalima Timur 25 70 6190 - - 6285 JUMLAH 7572 35.697 324.283 489 40 368.081 Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 4

k) Peta : Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 5

2. Sejarah Perkembangan Kabupaten Belu Masa Pemerintahan Hindia Belanda Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, wilayah kekuasaan Belu (Maromak Oan ) terdapat 20 (dua puluh) wilayah Swapraja/ Kerajaan, dimana wilayah Swapraja ini ada juga yang meliputi sebagian wilayah Timor Tengah Utara (TTU) dan wilayah Provinsi Timor Timur (sekarang Negara RDTL). Kemudian diadakan penggabunganpenggabungan, akhirnya hanya terdapat 3 (tiga) Swapraja di Belu yaitu : Swapraja Malaka, Swapraja Belu Tasifeto dan Swapraja Maukatar yang dibawah ketiga Swapraja ini masih terdapat distrik dan onderdistrik. Masa Penjajahan Jepang Pada masa pemerintahan ini, di Belu dipimpin oleh seorang pejabat Jepang yang disebut Bunken Kanrikan dimana hanya mengakui 2 (dua) wilayah Swapraja / Kerajaan yaitu : Swapraja Tasimane, wilayahnya meliputi wilayah Malaka dan dipimpin seorang kepala wilayah dengan sebutan Raja Besar Tasimane. Swapraja Tasifeto, wilayahnya meliputi wilayah Tasifeto, Lamaknen dan Harneno dan pimpin oleh seorang kepala wilayah dengan sebutan Raja Besar Tasifeto. Masa Setelah Kemerdekaan Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945 tepatnya tahun 1958 dengan UU Nomor 69 Tahun 1958 terbentuklah Provinsi Nusa Tenggara Timur yang membawahi beberapa daerah Swatantra Tingkat II (Kabupaten), maka wilayah Tasifeto dan Tasimane pada masa penjajahan Jepang itu disatukan menjadi Kabupaten Belu sampai dengan saat ini. Atas dasar Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur nomor : Pem.66/1/2 Tanggal 28 Januari 1962 dihapuskan wilayah-wilayah kesatuan Malaka, Tasifeto dan Lamaknen lalu dibentuk 5 (lima) kecamatan yaitu : Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Malaka Timur, Kecamatan Tasifeto Barat, Kecamatan Tasiefto Timur dan Kecamatan Lamaknen. Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor : Pem. 66/1/32 tanggal 20 Juli 1963, Kecamatan Malaka Timur dimekarkan menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu : Kecamatan Malaka Timur dan Kecamatan Malaka Tengah. Dengan demikian ada 6 (enam) kecamatan yang terbentuk pasca Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Timur Nomor : Pem. 66/1/32 Tanggal 20 Juli 1963 yaitu : Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Malaka Timur, Kecamatan Tasifeto Timur, Kecamatan Tasifeto Barat dan Kecamatan Lamaknen. Pada tahun 1969 dan 1970 dibentuk 1 (satu) Koordinator Pemerintahan Kota (KOPETA) yaitu Kopeta Atambua dan 5 (lima) Perwakilan Kecamatan yaitu Perwakilan Kecamatan Malaka Barat, Perwakilan Kecamatan Malaka Tengah, Perwakilan Kecamatan Malaka Timur, Perwakilan Kecamatan Tasifeto Barat dan Perwakilan Kecamatan Tasifeto Timur. Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 6

Era Reformasi Pada era reformasi, dalam pelaksanaan otonomi daerah, dilakukan peningkatan status Koordinator Pemerintahan Kota (KOPETA) dan perwakilan kecamatan serta pemekaran kecamatan. Peningkatan Status KOPETA dan Perwakilan Kecamatan : Peningkatan status Kopeta dan perwakilan kecamatan menjadi kecamatan antara lain : Kopeta Atambua berubah status menjadi Kecamatan Kota Atambua, Perwakilan Kecamatan Malaka Barat menjadi Kecamatan Rinhat, Perwakilan Kecamatan Malaka Tengah menjadi Kecamatan Sasitamean, Perwakilan Kecamatan Malaka Timur menjadi Kecamatan Kobalima, Perwakilan Kecamatan Tasifeto Barat menjadi Kecamatan Kakuluk Mesak dan Perwakilan Kecamatan Tasifeto Timur menjadi Kecamatan Raihat. Pemekaran Kecamatan : Selanjutnya dilaksanakan pemekaran kecamatan antara lain : a. Kecamatan Malaka Barat dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu : Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Weliman dan Kecamatan Wewiku. b. Kecamatan Sasitamean dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu : kecamatan Sasitamean, Kecamatan Io Kufeu, Kecamatan Botin Leobele. c. Kecamatan Kobalima dimekarkan menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Kobalima dan Kecamatan Kobalima Timur. d. Kecamatan Malaka Timur dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Malaka Timur, Kecamatan Raimanuk dan Kecamatan Laenmanen. e. Kecamatan Tasifeto Barat dimekarkan menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu Kecamatan Tasifeto Barat dan Kecamatan Nanaet Dubesi f. Kecamatan Kota Atambua dimekarkan menjadi 3 (tiga) kecamatan yaitu Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat dan Kecamatan Atambua Selatan. g. Kecamatan Tasifeto Timur dimekarkan menjadi 2 (dua) kecamatan yaitu : Kecamatan Tasifeto Timur dan Kecamatan Lasiolat. h. Kecamatan Lamaknen dimekarkan menjadi 2 (dua) Kecamatan yaitu : Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan. Setelah dilaksanakan peningkatan status dari Kopeta dan perwakilan kecamatan menjadi kecamatan dan pemekaran kecamatan, maka terdapat 24 (dua puluh empat) kecamatan yaitu : Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Weliman, Kecamatan Rinhat, Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Sasitamean, Kecamatan Io Kufeu, Kecamatan Botin Leobele, Kecamatan Kobalima, Kecamatan Kobalima Timur, Kecamatan Malaka Timur, Kecamatan Laenmanen, Kecamatan Raimanuk, Kecamatan Tasifeto Barat, Kecamatan Nanaet Dubesi, Kecamatan Kakuluk Mesak, Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat, Kecamatan Atambua Selatan, Kecamatan Tasifeto Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 7

Timur, Kecamatan Lasiolat, Kecamatan Raihat, Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan. Berdasarkan UU Nomor 3 Tahun 2013 Kabupaten Malaka dimekarkan dari Kabupaten Belu dengan wilayah kecamatan masing-masing sebagai berikut : a. Kabupaten Belu : Kecamatan Kota Atambua, Kecamatan Atambua Barat, Kecamatan Atambua Selatan, Kecamatan Tasifeto Barat Kecamatan Kakuluk Mesak, Kecamatan Nanaet Dubesi, Kecamatan Raimanuk, Kecamatan Tasifeto Timur, Kecamatan Lasiolat, Kecamatan Raihat, Kecamatan Lamaknen dan Kecamatan Lamaknen Selatan. b. Kabupaten Malaka terdiri dari : Kecamatan Malaka Barat, Kecamatan Wewiku, Kecamatan Weliman, Kecamatan Rinhat, Kecamatan Malaka Tengah, Kecamatan Sasitamean, Kecamatan Io Kufeu, Kecamatan Botin Leobele, Kecamatan Kobalima, Kecamatan Kobalima Timur, Kecamatan Malaka Timur dan Kecamatan Laen Manen. GAMBARAN UMUM KANTOR KEMENTERIAN AGAMA KABUPATEN BELU 1. Sejarah Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu Kementerian Agama Republik Indonesia lahir pada tanggal 3 Januari 1946. Hari bersejarah ini mengingatkan kita pada keputusan penting yang diambil pemerintah atas usulan sejumlah anggota Komite Nasional Indonesai Pusat (KNIP) agar dibentuk kementerian khusus untuk menangani masalah agama dalam struktur Pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dengan mengangkat H. Moehamad Rasjidi, BA (Alm) sebagai Menteri Agama yang pertama. Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu sebagai entitas dari Kementerian Agama Republik Indonesia berada di wilayah otonomi Kabupaten Belu, berdiri sejak Tahun 1969 dengan nama Dinas Agama Katolik. Berdirinya Dinas Agama Katolik Kabupaten Belu berdasarkan : a. Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 8 Tahun 1969 Tentang Pembentukan Dinas-dinas Agama Katolik di Flores Timur, Ngada, Manggarai dan Belu. b. Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor : 137/Dd/5-1/1970 Tanggal 29 Agustus 1970 Tentang Pengesahan Berdirinya Dinas Agama Katolik Kabupaten Belu sekaligus mengangkat Matheus J. Mau sebagai Kepala Dinas Agama Katolik yang pada saat itu dikenal dengan nama Petugas Dinas Agama Katolik. Selanjutnya berturut-turut terjadi pergantian kepemimpinan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu sebagai berikut : a. Petrus Hale, BA : Tahun 1971-1982 b. Petrus Nahak,BA (Alm) : Tahun 1982 c. M.S. Sarumaha : 1982-1987 d. Drs. Bele Antonius : 1987-1997 e. Drs. Fransiskus Taso Fe, BA : 1997-2000 f. Drs. Kase Yohanis (Alm) : 2000-2009 Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 8

g. Drs. Lukas Ollak Lajar : 2010-Mei 2013 h. Drs. Yosef Akoit : Desember 2013 s.d Sekarang Perubahan nama Kementerian Agama sebagai berikut : Dinas Agama Katolik Surat Keputusan Menteri Agama RI Nomor : 8 Tahun 1969. Surat Keputusan Kepala Kantor Wilayah Departemen Agama Provinsi Nusa Tenggara Timur Nomor : 137/Dd/5-1/1970 Tanggal 27 Agustus 1970. Departemen Agama : Nama ini berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 18/1975 tanggal 16 April 1975, Dinas Agama Katolik berubah menjadi Departemen Agama. Sedangkan Dinas Agama Katolik sendiri berubah menjadi Seksi Bimas Katolik yang berada di bawah Departemen Agama. Kementerian Agama : Perubahan nama ini berdasarkan Peraturan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor : 1 Tahun 2010. 2. Visi dan Misi Tahun 2010-2014 : a. Visi : Masyarakat Belu yang BERSINAR (Beriman, Berbudaya, Cerdas, Sejahtera, Mandiri, Nyaman dan Rukun). b. Misi : Meningkatkan Kualitas Pendidikan Agama dan Keagamaan Meningkatkan Kualitas Kerukunan Hidup Beragama Memberdayakan Umat Beragama dan Lembaga Keagamaann Meningkatkan Kualitas Pelayanan Ibadah Haji dan Umrah Meningkatkan Tata Kelola Kepemerintahan yang Bersih dan Berwibawa. 3. Wilayah Pelayanan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu Wilayah pelayanan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu terdiri dari 2 Kabupaten yaitu : a. Kabupaten Belu yang terdiri dari 12 Kecamatan, 81 Desa/Kelurahan dan 419 Dusun/Lingkungan. b. Kabupaten Malaka yang terdiri dari 12 Kecamatan, 209 Desa dan 1134 Dusun. 4. Struktur Kantor Kementerian Agama Kabupaten Belu Nama Pejabat No Nama/NIP/ Pejabat Jabatan Pangkat/Gol. Ruang 1 Drs. Yosef Akoit Kepala Kantor Penata Tk. I (III/d) NIP. 19620301199503 1 001 2 Donatus Mau, SH Kepala Sub Penata Tk. I (III/d) NIP. 19610717199303 1 001 Bagian TU 3 Akrim Moka, A.Ma Kasi Pendidikan Penata Tk.I (III/d) Ket Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 9

NIP.19591231198703 1 007 4 Seprianus Ratu Dabbo, S.Th NIP. 19610423198703 1 001 5 Zakharias Seran, S.Ag NIP. 195903 22198703 1 001 6 Dominggus Faria, A.Ma NIP. 19640517198703 1 003 7 Hasanuddin, S.Ag NIP. 19701231200701 1 367 8 Abdurrahman Mukhtar, S.Ag NIP. 1969050620003 1 002 9 Adam Hairul, S.Ag NIP. 19661231200604 1 053 10 Muh. Ikhsan Hafid, S.Fil.I NIP. 19751019200604 1 001 & Bimas Islam Kasi Bimas Kristen Kasi Urusan Agama Katolik Kasi Pendidikan Katolik Gara Haji dan Umrah Kepala KUA Kec. Kota Atambua Kepala KUA Kec. Tasbar Kepala KUA Kec. Malaka Tengah Penata TK.I (III/d) Penata (III/c) Penata (III/c) Penata Muda Tk.I (III/b) Penata Tk.I (III/d) Penata (III/c) Penata Muda Tk. I (III/b) Data Pegawai : No Jabatan Jumlah Pegawai Ket 1 Eselon III 1 2 Eselon IV 9 3 JFU (Jabatan Fungsional Umum) 42 4 JFK (Jabatan Fungsional Khusus) 1. Pengawas 10 2. Guru 110 3. Penyuluh 10 4. Penghulu - 5 JFT : 1. Analis Kepegawaian - 5. DATA-DATA KEAGAMAAN Tabel 1 : Jumlah Umat Jumlah Islam Katolik Kristen Hindu Budha Jumlah Jumlah 7.572 324.283 36.697 489 40 368.081 Tabel 2 : Jumlah Satuan Pendidikan di Lingkungan Kementerian Agama Raudatul Athfal (RA) Madrasah Negeri Madrasah Swasta MIN MTsN MAN MIS MTsS MAS - - - - - - Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 10

Tabel 3 : Jumlah Rumah Ibadah No Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Masjid Musholla Langgar Gereja Gereja Kapela Pura Sanggah Vihara Cetya/TITD Klenteng 1 13 - - 73 34 230 2 - - - - Tabel 4 : Jumlah Penyuluh Agama Berstatus No Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Muda Madya Utama Muda Madya Utama Muda Madya Utama Muda Madya Utama Muda Madya Utama 1 1 - - 1 - - 5 - - 1 - - - - - Tabel 5 : Jumlah Rohaniwan Menurut Agama N o 1 Mubaliq h Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha Khati b Imam Pendeta Pandeta Muda Diaken Uskup Pastor /Imam Dia kon Pandita - 52 26 37 43-1 83 - - 4 - - Pinan dita Bikhu Pandita Tabel 6 : Jumlah Kantor Urusan Agama dan Balai Nikah No Nama KUA Balai Nikah Jumlah KUA 1. 2. 3. KUA Kec. Kota Atambua KUA Kec. Tasi Feto Barat KUA Kec. Malaka Tengah - 3 Tabel 7 : Jumlah Penghulu No Jumlah Penghulu Jumlah Jumlah Penghuu Jumlah Pembantu Pertama Penghulu Muda Madya Penghulu - - - - Tabel 8 : Jumlah BP4 NO Jumlah 1 4 Tabel 9 : Jumlah Kegiatan Nikah NO Jumlah 1 43 Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 11

Tabel 10 : Jumlah, Luas dan Status Wakaf Serta Jumlah Pejabat Pembuat Akta Ikrar (PPAW) No Jumlah Tanah Wakaf Luas Tanah Wakaf (Dalam Satuan Luas) Sudah (Dlam Satuan Luas) Belum Bersertifikat (Dlm Satuan Luas/M²) 1 19 29.903 M² 19 - Tabel 11 : Jumlah Tilawatil Qur an Jlh Tilawatil Qori Qoriah 1 25 10 15 Tebel 12 : Jumlah Hafidz/Hafidzah Jlh Hafidz Hafidzah 1 3 4 Tabel 13 :Jumlah Kuota Jamaah Haji No Jumlah 1 24 Tabel 14 : Jumlah Guru No Jlh Guru RA Jlh Guru MI Jlh Guru MTs Jlh Guru MA Ket 1 2 8 6 - Negeri 2 20 32 6 - Swasta Tabel 15 : Jumlah Kepala Raudatul Athfal (RA) Menurut Pendidikan No Jlh Kepala RA Jlh Kepala RA Jlh Kepala RA Jlh Kepala RA S1 S1 = S2 = S3 1-5 - - Tabel 16 : Jumlah Kepala Madrasah Ibtidaiyah Menurut Pendidikan No Jlh Kepala MI Jlh Kepala MI Jlh Kepala MI Jlh Kepala MI S1 S1 = S2 = S3 1-3 - - Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 12

Tabel 17 : Jumlah Kepala Madrasah Tsanawiyah Menurut Pendidikan No Jlh Kepala MTs S1 Jlh Kepala MTs S1 Jlh Kepala MTs = S2 Jlh Kepala MTs = S3 1 1 - - - Tabel 18 : Jumlah Kepala Madrasah Aliyah Menurut Pendidikan No Jlh Kepala MA S1 Jlh Kepala MA S1 Jlh Kepala MA = S2 Jlh Kepala MA = S3 1 - - - - Tabel 19 : Jumlah Guru RA,MI, MTs, MA Menurut Status Kepegawaian No RA MI MTs MA 1 Non- Non- Non- Non- 1 2 20 8 31 6 6 - - Tabel 20 : Jumlah Guru Raudhatul Athfal Menurut Pendidikan No Guru RA S1 Guru RA = S1 Guru RA=S2 Guru RA=S3 1 Non Non Non Non 1 1 10 1 10 - - - - Tabel 21 : Jumlah Guru Madrasah Ibtidaiyah Menurut Pendidikan No Guru MI S1 Guru MI = S1 Guru MI=S2 Guru MI=S3 1 Non Non Non Non- 1 4 10 4 22 - - - - Tabel 22 : Jumlah Guru Madrasah Tsanawiyah Menurut Pendidikan No Guru MTs S1 Guru MTs = S1 Guru MTs=S2 Guru MTs=S3 1 Non Non Non Non- 1 1 2 5 4 - - - - Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 13

Tabel 23 : Jumlah Guru Madrasah Aliyah Menurut Pendidikan No Guru MA S1 Guru MA = S1 Guru MA=S2 Guru MA=S3 1 Non- Non- Non- Non- 1 - - - - - - - - Tabel 24 : Jumlah Kondisi Ruang Kelas Madrasah Ibtidaiyah NO Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat 1 15 1 - Tabel 25 : Jumlah Kondisi Ruang Kelas Madrasah Tsanawiyah NO Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat 1 3 1 - Tabel 26 : Jumlah Kondisi Ruang Kelas Madrasah Aliyah NO Kondisi Baik Rusak Ringan Rusak Berat - - - Tabel 27 : Jumlah Guru Bersertifikat No RA MI MTs MA 1 Non- Non- Non- Non- 1 2 3 6 6 4 - - - Tabel 28 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Islam Menurut Jenjang Sekolah Tempat Bertugas No Tempat Tugas = TK Tempat Tugas =SD Tempat Tugas = SLTP Tempat Tugas = SLTA Non- Non- Non- Non- 1 - - 4 2 4-2 1 Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 14

Tabel 29 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Islam Menurut Pendidikan No Pendidikan S1 Pendidikan =S1 Pendidikan S2 1 Non- Non- Non- 1 1 1 9 2 - - Tabel 30 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Kristen Menurut Jenjang Sekolah Tempat Bertugas No Tempat Tugas = TK Tempat Tugas =SD Tempat Tugas = SLTP Tempat Tugas = SLTA 1 Non- Non- Non- Non- 1 - - 33 21 3 12 4 11 Tabel 31 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Kristen Menurut Jenjang Sekolah tempat Bertugas No Pendidikan S1 Pendidikan =S1 Pendidikan S2 1 Non- Non- Non- 1 19 5 22 38 - - Tabel 32 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Katolik Menurut Jenjang Sekolah Tempat Bertugas No Tempat Tugas = TK Tempat Tugas =SD Tempat Tugas = SLTP Tempat Tugas = SLTA 1 Non- Non- Non- Non- 1 41 203 305 311 45 62 28 36 Tabel 33 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Katolik Menuurut Pendidikan No Pendidikan S1 Pendidikan =S1 Pendidikan S2 1 Non- Non- Non- 1 78 199 227 112 - - Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 15

Tabel 34 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Hindu Menurut Jenjang Sekolah Tempat Bertugas No Tempat Tugas = TK Tempat Tugas =SD Tempat Tugas = SLTP Tempat Tugas = SLTA 1 Non- Non- Non- Non- 1 - - - 1 1 - - 1 Tabel 35 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Hindu Menurut Pendidikan No Pendidikan S1 Pendidikan =S1 Pendidikan S2 1 Non- Non- Non- 1 - - 1 2 - - Tabel 36 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Budha Menurut Jenjang Sekolah Tempat Bertugas No Tempat Tugas = TK Tempat Tugas =SD Tempat Tugas = SLTP Tempat Tugas = SLTA 1 Non- Non- Non- Non- 1 - - - - - - - - Tabel 37 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Budha Menurut Kualisfikasi Pendidikan No Pendidikan S1 Pendidikan =S1 Pendidikan S2 1 Non- Non- Non- 1 - - - - - - Tabel 38 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Konghucu Menurut Jenjang Sekolah Tempat Bertugas No Tempat Tugas = TK Tempat Tugas =SD Tempat Tugas = SLTP Tempat Tugas = SLTA 1 Non- Non- Non- Non- 1 - - - - - - - - Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 16

Tabel 39 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Konghucu Menurut Pendidikan No Pendidikan S1 Pendidikan =S1 Pendidikan S2 1 Non- Non- Non- 1 - - - - - - Tabel 40 : Jumlah Guru Pendidikan Agama Bersertifikat. No Islam Kristen Katolik Hindu Hindu 1 Non- Non- Non- Non- Non- 1 8 1 20 1 336 91 - - - - Tabel 41 : Jumlah Pengawas Pendidikan Agama. No Islam Kristen Katolik Hindu Budha Konghucu Perem puan Perem puan Perem puan Perem puan Perem puan 1 - - 2-6 2 - - - - - - 1 Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Lakilaki Pere mpu an Tabel 42 : Jumlah Pengawas Pendidikan Agama Menurut Pendidikan No Agama Islam Agama Kristen Agama Katolik Agama Hindu Agama Budha 1 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S1 S1 S2 S1 S1 S2 - - - - 2-1 7 - - - - - - - Tabel 43 : Jumlah Pondok Pesantren No Menurut Jenis Penyelenggaraan Jlh Santri 1 Salafiyah Khalafiyah Kombinasi Laki-laki Perempuan - - 1 26 12 Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 17

Tabel 44 : Jumlah Ustadz Pondok Pesantren Menurut Pendidikan No S1 =S1 S2 1 10 1 - Tabel 45 : Jumlah Madrasah Diniyah Ula No Jlh Wustha Jlh Pendidik Jumlah Guru Laki-Laki Perempuan S1 = S1 = S3 1 3 6 5 6 5 - Tabel 46 : Jumlah Madrasah Diniyah Wustha No 1 Jlh Wustha Jlh Pendidik Jumlah Guru Laki-Laki Perempuan S1 = S1 = S3 - - - - - - Profil Kantor Kementerian Agama Kab.Belu Page 18