BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bank merupakan mitra usaha yang mempunyai peran penting dalam dunia usaha baik itu dalam dunia industri, dagang, jasa, dan lembaga keuangan lainnya. Bank merupakan lembaga keuangan yang dibangun atas dasar kepercayaan. Bank dalam pendanaan operasionalnya sebagian besar berasal dari simpanan masyarakat berupa giro, deposito, tabungan dan produk lainnya yang tujuannya adalah untuk pengumpulan dana masyarakat. Menurut Dendawijaya menyatakan bahwa; Dana-dana yang dihimpun dari masyarakat ternyata merupakan sumber dana terbesar yang paling diandalkan oleh Bank dan bisa mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang dikelola oleh Bank. 1 Oleh sebab itu masyarakat yang menyimpan uangnya di Bank harus benar-benar yakin bahwa uangnya aman bahkan memperoleh manfaat ekonomi dalam jumlah dan jangka waktu tertentu. Bank memperoleh pendapatan melalui pemberian pembiayaan kepada masyarakat. Semakin tinggi permintaan pembiayaan yang dapat dipenuhi oleh Bank maka kemungkinan memperoleh laba usaha juga akan semakin meningkat, namun dalam pemberian pembiayaan kepada masyarakat, Bank 1 Asni juliati sihombing, Analisis Sistem Pengawasan Pemberian Kredit Pada PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Cabang Medan, skripsi,medan:universitas Sumatera Utara, 2009. http://www.google.co.id/ di akses tanggal 10 November 2011.
harus hati-hati karena jika tidak, Bank akan terjebak dalam masalah kredit macet dan akan menderita kerugian, masyarakat yang memberikan tabungannya sebagai sumber dana usaha Bank juga akan takut uangnya tidak kembali. Oleh sebab itu, pemberian pembiayaan kepada masyarakat merupakan suatu proses yang memerlukan pertimbangan dan analisa yang baik dari Bank untuk menghindari kemungkinan kerugian serta pertimbangan dan analisa tersebut dipengaruhi oleh ketentuan dari Bank Indonesia dan kebijakan dari kantor pusat itu sendiri. Sebelum memberikan pembiayaan seorang pemimpin atau pejabat yang berwenang dalam memutuskan pembiayaan harus memperhatikan beberapa faktor sebagai dasar pertimbangan dalam memberikan pembiayaan seperti : siapa yang menginginkan pembiayaan, untuk apa pembiayaan digunakan, apa dan berapa nilai agunannya, dan bagaimana serta berapa lama pembiayaan tersebut akan dikembalikan kepada Bank dan beberapa pertimbangan lainnya yang diperoleh. 2 Peran perbankan dalam pembangunan ekonomi adalah mengalirkan dana bagi kegiatan ekonomi yaitu salah satunya dalam bentuk pembiayaan bagi masyarakat perseorangan atau badan usaha. pembiayaan tersebut mempunyai suatu kedudukan yang strategis dimana sebagai salah satu sumber uang yang diperlukan dalam membiayai kegiatan usaha yang dapat dititikberatkan sebagai salah satu kunci kehidupan bagi setiap manusia. 2 ibid.,
Fasilitas pembiayaan yang diberikan oleh Bank merupakan aset terbesar bagi Bank. Dalam hal kegiatan Bank memberikan fasilitas pembiayaan, resiko kerugian sebagian besar bersumber pada kegiatan tersebut, sehingga bila tidak dikelola dengan baik dan disertai pengawasan yang memadai akan mengancam kelangsungan hidup Bank tersebut. Bank sebagai lembaga perantara jasa keuangan (financial intermediary), yang tugas pokoknya adalah menghimpun dana dari masyarakat, diharapkan dengan dana dimaksud dapat memenuhi kebutuhan dana pembiayaan yang tidak disediakan oleh dua lembaga sebelumnya (swasta dan negara). Indonesia, sebagai negara yang mayoritas penduduknya beragama Islam, telah lama mendambakan kehadiran sistem lembaga keuangan yang sesuai tuntutan kebutuhan tidak sebatas finansial namun juga tuntutan moralitasnya. Sistem Bank mana yang dimaksud adalah perbankan yang terbebas dari praktek bunga (free interest Banking). 3 Sistem Bank bebas bunga atau disebut pula Bank Islam atau Bank Syari ah, memang tidak khusus diperuntukkan untuk sekelompok orang namun sesuai landasan Islam yang Rahmatan lil alamin 4, didirikan guna melayani masyarakat banyak tanpa membedakan keyakinan yang dianut. Bagi kaum muslimin, kehadiran Bank Syari ah adalah dapat memenuhi kebutuhannya, namun bagi masyarakat lainnya, Bank Syari ah adalah sebagai h.15. 3 Muhammad, Manajemen Pembiayaan Bank Syari ah, Yogyakarta: UPP AMP YKPN, 2005, 4 Rahmat bagi seluruh Alam.
sebuah alternatif lembaga jasa keuangan di samping perbankan konvensional yang telah lama ada. Berbicara tentang pembiayaan akan selalu menimbulkan orientasi prediksi ke masa yang akan datang, dimana secara langsung atau tidak langsung mengharuskan pihak perbankan memiliki kemampuan dalam menganalisis dan menyusun suatu perencanaan sekaligus sistem pengawasan yang handal bagi kegiatan usahanya. Pemberian pembiayaan merupakan suatu proses yang membutuhkan pertimbangan dan analisis yang baik dari pimpinan Bank, untuk menghindari kemungkinan terjadinya kerugian yang akan diderita oleh Bank sebagai akibat debitur tidak dapat membayar kewajibannya sesuai dengan perjanjian. 5 Pemberian fasilitas pembiayaan tidak hanya berakhir pada saat pembiayaan tersebut telah direalisasi, namun masih tetap diperlukannya pengawasan yang terstruktural terhadap kegiatan bisnis debitur agar seluruh pembiayaan yang telah diberikan beserta bunganya dapat dibayar oleh debitur tepat pada waktunya. Dengan demikian, betapa pentingnya sektor pembiayaan bagi kehidupan perbankan, sehingga sangatlah diperlukan pola pengawasan pembiayaan yang terampil dan memadai untuk dapat mengurangi jumlah pembiayaan bermasalah atau kredit macet yang mungkin terjadi. 5 Pengawasan Terhadap Pemberian Kredit Usaha Mikro (KUM) Pada PT. Bank Mandiri (PERSERO) Tbk Cabang Medan, Skripsi (Bab I), Universitas Sumatra Utara, 2008.. http://www.google.co.id/url. di akses tanggal 10 November 2011.
Sistem pengawasan pembiayaan yang dilakukan dalam menjamin kepentingan Bank terhadap pembiayaan yang diberikan, maka menerapkan sistem pengawasan yang meliputi prosedur pemberian pembiayaan sampai pengawasan lanjutan setelah pembiayaan diterima debitur. Di dalam proses pengawasannya sebelum pemberian pembiayaan kepada debitur, Bank meminta laporan-laporan yang diperlukan secara periodik tentang perkembangan usahanya khususnya tentang usaha yang dibiayai oleh Bank sehingga Bank dapat mengawasi usaha nasabahnya. Pengawasan pembiayaan yang diberikan oleh Bank sangat penting artinya bagi Bank untuk menjamin kepentingannya terhadap pembayaran kembali pembiayaannya dan untuk memastikan digunakan sesuai rencana permohonan pembiayaan. 6 PT Bank Muamalat Indonesia Tbk membukukan laba bersih sebesar Rp 273,6 miliar selama 2011. Perolehan itu meningkat 60,1 persen dibandingkan dengan laba bersih periode sebelumnya sebesar Rp 170,9 miliar. Peningkatan margin antara lain berasal dari jasa pembiayaan. Direktur Utama Bank Muamalat Arviyan Arifin di sela paparan kinerja perseroan di Midpalza-Intercontinental, Jakarta, Selasa, 3 April 2012, mengatakan total pembiayaan yang disalurkan tahun lalu adalah Rp 22,47 triliun atau tumbuh 41,2 persen dari sebelumnya Rp 15,92 triliun. Rasio pembiayaan terhadap total simpanan mencapai 85,2 persen. Walhasil, pertumbuhan itu membuat 6 Asni juliati sihombing, Analisis Sistem Pengawasan Pemberian Kredit,...
pangsa pasar Bank Syari ah pertama di Indonesia ini terkerek ke posisi 22,33 persen dari sebelumnya 21,95 persen. 7 Arviyan menambahkan perseroan juga mencatat kenaikan aset sebesar 51,8 persen tahun lalu. Angka itu melampaui rata-rata pertumbuhan aset perbankan nasional sebesar 21,4 persen dan perbankan Syari ah 49,2 persen. "Aset kami Rp 32,5 triliun, naik Rp 11 triliun dari tahun sebelumnya," katanya. Perbaikan aset juga terjadi. Hal ini ditunjukkan dengan berkurangnya pembiayaan yang macet atau non performing financing sebesar 1,78 persen, turun dari angka sebelumnya 3,51 persen. 8 Sejak berdirinya Bank Muamalat Indonesia cabang Palangka Raya pada akhir tahun 2005 lalu, jumlah pembiayaan khususnya untuk pembiayaan modal usaha dalam pembelian barang dengan menggunakan sistem Murabahah hingga sekarang mencapai 252 pembiayaan per-12 Mei 2012. 9 Perkembangan perbankan Islam atau khususnya perbankan Syari ah dan lembaga-lembaga keuangan Syari ah lainnya di kota Palangka Raya cukup pesat, hal ini ditandai dengan munculnya berbagai lembaga keuangan atau pembiayaan yang berbasis Syari ah. Lembaga-lembaga keuangan ini sudah pasti memiliki manajemen dalam menjalankan kegiatan organisasinya 7 http://www.muamalatbank.com/index.php/home/news/media_expose/1919 8 Ibid., 9 Hasil interview dengan salah satu karyawan Bank Muamalat Indonesia cabang Palangka Raya (mba R ), pada hari selasa, tanggal 8 Mei 2012, pada pukul 14.00 wib.
untuk mengejar tujuan yang diinginkan agar tercapai hasil yang efisien dan memuaskan. Faktualnya, di dalam suatu manajemen sebuah organisasi khususnya pada lembaga keuangan, fungsi pengawasan terutama untuk pengawasan Intern dilakukan oleh orang atau badan yang ada di dalam lingkungan unit organisasi yang bersangkutan. Dimana orang atau badan tersebut mempunyai kewenangan khusus dalam bidang pengawasan. Namun, dari hasil observasi awal yang penulis lakukan, terdapat satu kejanggalan yang dirasa tidak sesuai dengan pelaksanaan dalam proses manajemen. Dimana dalam hal fungsi pengawasan, terutama pengawasan dalam pembiayaan, tidak dilakukan oleh orang atau badan khusus yang bertanggung jawab dalam bidang pengawasan, melainkan dilakukan oleh bagian Marketing yang notabene-nya tidak mempunyai tugas dalam hal pengawasan. Hal ini berarti bahwa bagian pengawasan dan bagian Marketing digabung menjadi satu dalam suatu kegiatan pembiayaan. 10 Berdasarkan kenyataan yang ada, maka setiap Bank selalu berusaha untuk lebih meningkatkan pengawasan terhadap pembiayaan dan pelayanan kepada nasabah agar tercapai tujuan yang diharapkan, melihat dari betapa pentingnya keefektifan sistem pengawasan pembiayaan, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: PELAKSANAAN 10 Hasil wawancara dengan salah satu karyawan Bank Muamalat Indonesia cabang Palangka Raya (mba Rn ), pada hari selasa, tanggal 8 Mei 2012, pada pukul 14.00 wib.
PENGAWASAN PEMBIAYAAN MODAL USAHA PEMBELIAN BARANG DI BANK MUAMALAT INDONESIA CABANG PALANGKA RAYA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis uraikan sebelumnya, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana pelaksanaan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya? 2. Bagaimana pelaksanaan pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya? 3. Apa risiko dan solusi yang ditimbulkan dari model pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya? C. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya.
3. Untuk mengetahui risiko dan solusi yang ditimbulkan dari model pengawasan pembiayaan modal usaha pembelian barang di Bank Muamalat Indonesia Cabang Palangka Raya. D. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan atau manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Kegunaan teoritis a. Untuk menambah dan memperluas wawasan penulis dan Mahasiswa Jurusan Syari ah khususnya Program Studi Ekonomi Syari ah serta seluruh Mahasiswa Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Palangka Raya dalam bidang kajian Ekonomi Islam (Syari ah). b. Sebagai bahan yang mungkin berguna bagi para karyawan Bank Muamalat Indonesia cabang Palangka Raya yang menjadi objek dalam penelitian ini sehingga memahami lebih mendalam mengenai pengawasan pembiayaan dan bagaimana pelaksanaan pengawasan pembiayaan yang seharusnya dalam perbankan Syari ah. c. Dalam hal kepentingan ilmiah, diharapkan dapat memberikan kontribusi yang berguna bagi ilmu pengetahuan intelektual di bidang ekonomi Syari ah; dan
d. Dapat dijadikan sebagai referensi atau bahan acuan bagi peneliti yang akan mengadakan penelitian secara lebih mendalam terhadap permasalahan yang sama pada periode yang akan datang. 2) Kegunaan Praktis a. Sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan studi program S1 di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya; dan b. Sebagai bahan bacaan dan juga sumbangan pemikiran dalam memperkaya khazanah literatur ekonomi Syari ah bagi kepustakaan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Palangka Raya. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut : Bab I Pendahuluan, bab ini akan menguraikan Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian serta Sistematika Pembahasan; Bab II Kajian Pustaka, didalamnya terdapat Penelitian Terdahulu, Deskripsi Teoritik yang berisi tinjauan tentang pengawasan, Pembiayaan, dan pelaksanaan pengawasan pembiayaan. Bab III Metode Penelitian, meliputi Waktu dan Lokasi Penelitian, Pendekatan Penelitian, Subjek dan Objek Penelitian, Teknik
Pengumpulan Data, Teknik Pengabsahan Data serta Teknik Analisis Data; Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan, terdapat gambaran umum mengenai kota Palangka Raya dan lokasi penelitian yakni mengenai Bank Muamalat Cabang Palangka Raya serta berisi pembahasan dan analisis hasil penelitian mengenai Pelaksanaan Pembiayaan, Pengawasan Pembiayaan serta Risiko dan Solusi yang ditimbulkan dari Pengawasan Pembiayaan Modal Usaha Pembelian Barang di Bank Muamalat Indonesia (BMI) Cabang Palangka Raya. Bab V Penutup, berisi kesimpulan dan saran dari penulis.