MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

dokumen-dokumen yang mirip
MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DI TK SIS ALJUFRI 1 TATURA PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK B TK ANATA PURA PETIMBE

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI KARYA WISATA PADA KELOMPOK B TK KARYA THAIYYIBAH BALE

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK PKK KAVAYA MARANA KEC. SINDUE

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA LABUAN PANIMBA

MENINGKATKAN PENGEMBANGAN MORAL ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK GPID 2 PALU SELATAN

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI AGAMA ANAK MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK PGRI II KUNGGUMA KECAMATAN LABUAN

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN PADA KELOMPOK B TK NEGERI MODEL TERPADU MADANI PALU

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK BUNGAMPUTI

Meningkatkan Perilaku Sosial Anak melalui Metode Kerja Kelompok pada Kelompok A di TK Aisyiyah Bustanul Athfal Toboli

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B DI TK AL-KHAIRAAT LOLU

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGGAMBAR DI KELOMPOK B TK PGRI TARIPA

MENINGKATKAN NILAI-NILAI AKHLAK PADA ANAK MELALUI PEMBIASAAN BERDOA DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT TOAYA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI PENDEKATAN PAIKEM PADA KELOMPOK B DI TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI MEDIA GAMBAR PADA KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TATURA

MENINGKATKAN KEDISIPLINAN ANAK MELALUI PEMBIASAAN DI KELOMPOK B PAUD NEGERI PEMBINA PALU

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK PADA KELOMPOK A DI TK AISYIYAH BUSTANUL ATHFAL TOBOLI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK AISYIYAH PARIGI

UPAYA MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT PAKULI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT BERMAIN BALOK PADA KELOMPOK B DI TK KEMBANG JAYA OMU

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK EL. ROY BALEURA KECAMATAN LORE TENGAH

MENINGKATKAN PENANAMAN NILAI-NILAI AGAMA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH II SALUMBONE

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK B TK ALKHAIRAT II BALE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK DALAM MEMBILANG MELALUI PERMAINAN BOLA-BOLA ANGKA DI KELOMPOK B TK UMMAHAT DDI

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR ANAK PADA TEMA PEKERJAAN MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK AL AMIN WANI II

Stenly, penggunaan media visual untuk meningkatkan hasil belajar penjas tentang budaya hidup sehaat siswa SDN Wuasa Kab. Poso

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD. Oleh :

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL WARNA MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE KARYAWISATA DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT TOAYA VUNTA KABUPATEN DONGGALA FATMAH 1 ABSTRAK

MENINGKATAKAN MORAL ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS PADA KELOMPOK A TK NEGERI PEMBINA SINDUE

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT SUMARI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI SINGING GAME DI KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA DONGGALA

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF (APE) DI KELOMPOK A TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN FISIK MOTORIK KASAR ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF PADA KELOMPOK B TK AL-HIDAYAH TALISE PALU UTARA

MENINGKATKAN DISIPLIN ANAK DENGAN METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK SION TATURA PALU

UPAYA MENGEMBANGKAN PERILAKU SOPAN MELALUI PEMBIASAAN PADA ANAK KELOMPOK B1 DI TK ALKHAIRAAT TONDO

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL HURUF HIJAIYAH MELALUI KARTU HURUF DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT BALAMOA

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI KEGIATAN BERMAIN PASIR HARTA PADA ANAK USIA 3-4 TAHUN PAUD-IT NUURUL FIKRI TRENGGALEK

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Guru PAUD

MENINGKATKAN INTERAKSI SOSIAL ANAK MELALUI METODE KERJA KELOMPOK DI KELOMPOK A TK ALKHAIRAAT TOAYA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK MENGENAL ANGKA MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK A TK GENERASI BANGSA PALOLO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

MENINGKATKAN PERILAKU MORAL ANAK MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK AL-KHAIRAAT I KALEKE KECAMATAN DOLO KABUPATEN SIGI

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1 10 DENGAN MENGGUNAKAN KARTU ANGKA. Endah Retnowati

MENINGKATKAN NILAI AGAMA PADA ANAK MELALUI METODE TANYA JAWAB DI KELOMPOK B TK PERTIWI DONGGALA

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MENGANYAM DI KELOMPOK B TK ABA II PANTOLOAN

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGENAL HURUF MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A RA KM MIFTAHUL HUDA PULOSARI KECAMATAN PAPAR KABUPATEN KEDIRI

MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK ALKHAIRAAT MAKU KEC. DOLO

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KOGNITIF MENGENAL LAMBANG BILANGAN MELALUI MEDIA PUZZLE ANGKA PADA ANAK KELOMPOK A TK PLUS INSAN MADANI KOTA KEDIRI

MENINGKATKAN KEMANDIRIAN MELALUI METODE DEMONSTRASI PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK ABA 010 CABANG KUOK KABUPATEN KAMPAR

MENINGKATKAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK A TK PUTRA BANGSA BERDIKARI KECAMATAN PALOLO

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL. : Peningkatan Bahasa Anak Usia Dini Melalui Cerita Bergambar di Taman Kanak-kanak Islam Qurrata A yun Batusangkar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI KEGIATAN MELIPAT KERTAS DENGAN METODE PEMBERIAN TUGAS. Warjiatun

MENINGKATKAN PERILAKU SOSIAL ANAK MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A TK KARYA THAYYIBAH MATANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

HUBUNGAN KEGIATAN MELIPAT KERTAS (ORIGAMI) DENGAN KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK A TK MELATI TONDO KECAMATAN MANTIKULORE

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP KEDIRI.

MENGURUTKAN ANGKA 1-20 DENGAN METODE BERMAIN MENCARI NOMOR KURSI PADA ANAK KELOMPOK B DI PAUD SEKAR PAGUNG KECAMATAN SEMEN KABUPATEN KEDIRI

MENINGKATKAN PENERAPAN NILAI AGAMA DAN MORAL MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELOMPOK B TK KARYA THAYYIBAH NUPABOMBA KABUPATEN DONGGALA NURLAELA 1

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBILANG MELALUI MEDIA KARTU ANGKA DAN KARTU BERGAMBAR PADA KELOMPOK B TK DHARMA WANITA III POJOK KECAMATAN CAMPURDARAT

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PKN DI KELAS IV SDN 1 BALE DENGAN MENGGUNAKAN METODE TANYA JAWAB

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD OLEH :

PENINGKATAN KREATIVITAS MEWARNAI GAMBAR MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B1 TK NEGERI PEMBINA PALU UTARA

ARTIKEL PENELITIAN Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH PERMAINAN KARTU ANGKA TERHADAP PERKEMBANGAN KOGNITIF ANAK DI KELOMPOK B3 RA DEPAG 1 PALU BARAT

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN ROLET KATA DI TAMAN KANAK KANAK AISYIYAH KUBANG AGAM

BAB I PENDAHULUAN. dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan adalah usaha sadar dan

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING ANAK KELOMPOK A DI PAUD KASIH IBU BANDA ACEH. Fitriah Hayati 1 dan Sari Mustika 2

KATMINI AR. KOESDYANTHO NIM:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

Penerapan Pendekatan Inquiri untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Pembelajaran IPA di SDN Siumbatu

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG ANAK MELALUI PERMAINAN MEMANCING ANGKA DI TAMAN KANAK- KANAK SANGRINA BUNDA PASAR TIKU

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah SatuSyarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD FKIP UNP Kediri.

IMPROVING NUMERACY ACTIVITY THROUGH THE NUMBERS ON PLAYING CARDS CHILDREN GROUP A RA DARUL ULUM REJOTANGAN DISTRICT DISTRICT REJOTANGAN TULUNGAGUNG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SKIRPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG-PAUD OLEH :

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Manggalai Dalam Pembelajaran IPA Khususnya Materi Gaya Melalui Pendekatan Inkuiri

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PG-PAUD FKIP UNP Kediri

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG PAUD

DAFTAR ISI. ABSTRAK. i. KATA PENGANTAR.. ii. UCAPAN TERIMA KASIH...iii. DAFTAR ISI... v. DAFTAR TABEL...viii. DAFTAR DIAGRAM..ix. DAFTAR GAMBAR...

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD FKIP UNP Kediri

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Minat Belajar PKn Melalui Metode Bermain Peran Siswa Kelas IV SD Inpres 3 Tolai

Meningkatkan Kemampuan Menemukan Kalimat Utama Pada Setiap Paragraf Dengan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD GKST Hanggira

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di TK. Tut Wuri Handayani Jalan Pagar Alam Komplek

PERANAN FINGER PAINTING TERHADAP KEMAMPUAN ANAK MENGENAL KONSEP WARNA DI KELOMPOK B TK NURUL ISLAM LAMBARA KECAMATAN TAWAELI

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan didalam kelas (Classroom Action research) atau biasa juga

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

Transkripsi:

1 MENINGKATKAN KEMAMPUAN DASAR KONGNITIF ANAK MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU Pembimbing (I) Muraeni Mursanib, Pembimbing (II) Rizal SARIFA A 451 10 075 ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah kemampuan dasar kognitif pada anak dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas di TK Teratai Sunju? Penelitian dilaksanakan di TK Teratai Sunju, melibatkan 20 orang anak terdiri atas 10 orang anak laki-laki dan 10 orang anak perempuan yang terdaftar pada tahun ajaran 2016/2017. Penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Mc. Taggart yang terdiri atas dua siklus. Di mana pada setiap siklus dilaksanakan tiga kali pertemuan di kelas dan setiap siklus terdiri empat tahap yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Data yang dikumpulkan melalui teknik obsevasi, pemberian tugas, dan dokumentasi kemudian dianalisis secara deskriptif dari data kualitatif dan kuantitatif. Data yang dikumpulkan sebelum tindakan pada kemampuan membilang bilangan dengan kategoti BSB 5%, BSH 10%, MB 35%, dan BB 50%, kemudian anak yang mampu menyebutkan macam-macam buah dengan kategori BSB 5%, BSH 10%, MB 40%, BB 45%, dan anak yang mampu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori BSB 10%, BSH 10%, MB 30%, BB 50%. Setelah dilakukan tindakan maka hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa melalui alat permainan edukatif dapat meningkatkan kemampuan kognitif pada anak, terbukti ada peningkatan dari siklus I ke siklus II dalam membilang bilangan kategori BSB dan BSH dari 50% menjadi 80% (30%), mampu menyebutkan macam-macam buah kategori BSB dan BSH dari 45% menjadi 85% (40%), melipat mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya kategori BSB dan BSH dari 50% menjadi 80% (30%). Secara umum terjadi peningkatan rata-rata 33,33% dari siklus satu ke siklus dua, walaupun masih ada anak yang belum meningkat kemampuan dasar kognitifnya tetapi hanya berkisar 6,66% dari masing-masing aspek yang diamati dengan kategori BB. Kata Kunci : Peningkatan Kognitif Anak, Alat Permainan Edukatif Mahasiswa Program Studi PG.PAUD Jurusan Ilmu Pendidikan, Unisversitas Tadulako No.Stb A 451 10 075

2 PENDAHULUAN Dunia pendidikan tingkat Anak Usia Dini adalah sebuah dunia yang tidak terlepas dari bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang berperan penting dalam proses pembelajaran dan peningkatan mutu dunia pendidikan anak usia dini adalah Taman Kanak-kanak yang disingkat menjadi TK. Sebagai sebuah taman tentu saja Taman Kanak- Kanak merupakan sebuah tempat belajar dan juga bermain yang memiliki berbagai sarana dan pra sarana untuk mendukung terlaksananya proses pembelajaran yang BSH dan berkualitas. Tujuan pendidikan nasional adalah membentuk manusia Indonesia yang cerdas, mandiri, berbudi pekerti luhur serta bermartabat. Tujuan pendidikan yang diharapkan adalah anak Indonesia yang berkarakter sesuai dengan nilai budayabudaya yang dianut untuk mewujudkan tujuan pendidikan Anak Usia Dini, menurut UU No 20 thn 2003 tentang sisdiknas bahwa Pendidkan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan rohani dan jasmani anak agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Usia dini merupakan masa emas perkembangan karena pada masa itulah terjadi perkembangan yang tidak ditemui lagi pada perkembangan anak berikutnya. Para ahli menyebutnya sebagai usia emas perkembangan (Golden age) pada masa inilah anak membutuhkan rangsangan pendidikan yang sesuai dengan perkembangan dan potensi anak. Untuk itu proses pembelajaran usia dini hendaknya dilakukan melalui pemberian rangsangan yang dilakukan secara bertahap mulai ahun ajaran 2001 yang dilaksanakan secara bertahap mulai tahun ajaran 2004/2005 hingga tahun 2010 kurikulum baru. Kurikulum dilaksanakan dalam rangka membantu anak didik dalam mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya BSH psikis maupun fisik motorik, kemandirian, seni, dan sosialnya untuk siap memasuki pendidkan dasar disamping itu juga menekankan adanya pembiasaan melalui penanaman disiplin dan perilaku positif yang diharapkan dapat ditanamkan adalah pembiasaan berdoa sebelum dan sesudah melaksanakan kegiatan dan makan.

3 Proses pembelajaran di TK Teratai Sunju menggunakan sistem permainan sebagaimana yang tertera dalam kurikulum silabus dan dikembangkan dalam rencana kegiatan mingguan dan rencana kegiatan harian yang mengutamakan mutu agar mampu bersaing dan benar-benar siap untuk masuk pada pendidikan selanjutnya serta dapat membantu tumbuh kembang anak sesuai dengan potensi dan bakat dimilikinya. Pada kegiatan pembelajaran di kelas terutama kelas B berdasarkan pengalaman sebagai guru yang mengajar di kelas tersebut mempunyai masalah dalam meningkatkan kemampuan dasar kognitif. Kemampuan dasar kognitif yang dimaksud adalah belum mampu membilang bilangan, menyebutkan macammacam buah dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Hal ini disebabkan karena dalam proses pembelajaran guru tidak menggunakan metode yang tepat dalam pembelajaran. Dalam proses pembelajaran di TK Teratai Sunju perlu menggunakan suatu metode yang mampu mengembangkan kemampuan dasar kognitifnya, tentu metode yang dimaksud yaitu metode yang relevan dan mampu melatih anak untuk berkembang sesuai dengan harapan. Untuk itu seorang guru harus professional dalam menggunakan berbagai metode, dalam hal ini metode yang akan peneliti gunakan yaitu metode pemberian tugas. Metode pemberian tugas dapat membantu meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak karena guru memberi tugas kepada anak dan membimbing anak agar mampu mencapai tujuan yang ditetapkan. Selain itu penggunaan metode pemberian tugas akan melatih anak agar bertanggungjawab dengan tugas yang diberikan sehingga perkembangan kognitif anak juga akan bergantung pada individu anak itu sendiri. Tugas guru yang terpenting dalam hal ini yaitu mampu mengukur sejauh mana anak dapat melaksanakan tugas yang diberikan dan perlunya kesabaran dalam membimbing anak saat melakukan tugas yang diperintahkan. Sesuai dengan uraian diatas maka perlu diadakan tindakan untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak bukan hanya dengan belajar atau disiplin, tetapi guru yang mengajar di TK diharapkan dalam melaksanakan proses pembelajaran dapat menggunakan metode yang tepat agar tercapainya tujuan atau kompetensi yang diharapkan dalam perencanaan yang telah ditetapkan.

4 METODE PENELITIAN Model atau Jenis Penenlitian Rancangan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan rancangan penelitian kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus sesuai dengan perubahan yang ingin dicapai. Penelitian tindakan ini mengacu pada model penelitian yang dikembangkan oleh Kemmis dan Mc. Taggart (Kasbollah K, 1998) dengan tahaptahap sebagai berikut : (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4) refleksi dalam siklus berulang dengan bagan seperti pada gambar 1 Gambar 1: Diagram alur desain penelitian diadaptasi dari model Kemmis & Mc. Taggart (Depdiknas,2005). Prosedur Penelitian Pra Tindakan Pada kegiatan ini peneliti melakukan tes awal, berdiskusi dengan teman sejawat dan melakukan konsulatsi ke dosen pembimbing untuk memantapkan pelaksanaan tindakan Pelaksanaan Tindakan 1) Perencanaan Keterangan 0 : pra tindakan 1 : Rencana 2 : Pelaksanaan 3 : Observasi 4 : Refleksi 5 : Rencana 6 : Pelaksanaan 7 : Observasi 8 : Refleksi A. : Siklus 1 B. : Siklus 2 Membuat suatu Rencana Kegiatan Harian (RKH), Memilih dan menetapkan tugas kerjasama anak, Menyiapkan lembar observasi.

5 2) Pelaksanaan Tindakan Langkah ini adalah merupakan penerapan dari perencanaan yang telah dibuat. Apakah peneliti, guru dan anak sudah melakukan dengan skenario kegiatan dan urutan-urutannya. 3) Observasi Observasi dilakukan selama kegiatan pada pelaksanaan tindakan. Proses dilakukan oleh teman sejawat sebagai pengamat dan menggunakan lembar observasi yang berupa alat untuk mengevaluasi setiap pelaksanaan tindakan yang dilakukan oleh peneliti. 4) Refleksi Refleksi dilakukan pada seluruh proses pelaksanaan tindakan guna melihat dari kebban-kebban pada tingkat partisipasinya anak dalam mengikuti kegiatan untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak melalui Metode pemberian tugas. Bila indikator kinerja pada penelitian ini belum mencapai, maka dilakukan perbshan kegiatan untuk siklus berikutnya. Siklus II Pada dasarnya kegiatan yang dilakukan pada siklus ini, prosedur pelaksanaannya sama dengan prosedur pada siklus I, hanya saja mungkin berbeda dari arah rancangan pemberian tindakan yang disediakan berdasarkan hasil tindakan pada siklus I untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut : 1) Perencanaan Dalam tahap ini perencanaan sama seperti perencanaan siklus I, namun lebih dulu diawali dengan mempelajari hasil refleksi pada siklus I sebagai dasar untuk memberi revisi rancangan (rencana tindakan baru) bagi tindakan yang dianggap BB pada siklus I. 2) Pelaksanaan tindakan Melaksanakan semua rencana yang telah ditetapkan yakni meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak melalui Metode pemberian tugas di TK Teratai Sunju.

6 3) Observasi/evaluasi Observasi ini dilakukan pada saat penelititan atau dalam proses pembelajaran. Kegiatan observasi dibantu oleh seorang pengamat atau observer untuk mengamati semua aktivitas peneliti dan aktivitas anak dalam proses pembelajaran 4) Refleksi Refleksi didasarkan pada hasil observasi siklus II, wawancara dengan subjek peneliti dan hasil pengamatan akhir siklus II untuk kemudian dianalisi. Refleksi yang dilakukan dalam siklus ini, berkaitan dengan kelebihan dan kebban selama pelaksanaan tindakan penelitian yang kemudian untuk disampaikan dalam penyusunan laporan akhir penelitian. HASIL PENELITIAN Pra Tindakan Penelitian tindakan kelas ini diawali dengan melakukan observasi di lapangan (Kelompok B TK Teratai Sunju). Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi kelas sebelum melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan memberikan tes pra tindakan untuk menentukan kelompok belajar anak, serta menyiapkan alat dan sumber belajar sebagai penunjang dalam proses pembelajaran. Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Pra Tindakan Aspek yang Diamati No Kategori A B C Jumlah % F % F % F % 1. BSB 1 5 1 5 2 10 4 6,66 2. BSH 2 10 2 10 2 10 6 10 3. MB 7 35 8 40 6 30 21 35 4. BB 10 50 9 45 10 50 29 48,33 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Keterangan: A = Anak yang mampu membilang bilangan B = Anak yang mampu menyebutkan macam-macam buah C = Anak yang mampu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya

7 Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 4 orang anak (6,66%) yang masuk kategori BSB, 6 orang anak (10%) yang masuk kategori BSH, 21 orang anak (35%) yang masuk kategori MB dan 29 orang anak (48,33%) yang masuk kategori BB. Dari hasil pra tindakan ini, dapat terlihat hanya sedikit anak yang memiliki kemampuan dasar kognitif, karena masih banyak anak yang belum mampu membilang bilangan, menyebutkan macammacam buah dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Sehingga dari permasalahan tersebut, maka peneliti melaksanakan penelitian tindakan kelas dengan harapan dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak melalui metode pemberian tugas. Siklus I Tindakan Siklus I ini dilakukan dengan tiga kali pertemuan di kelas. Dalam penyajian materi, peneliti bertindak sebagai pengajar yang didampingi oleh rekan guru yang bertindak sebagai pengamat. Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tema dan tujuan pembelajaran 2. Membuat rancangan kegiatan pembelajaran (RKH) 3. Menyediakan media pembelajaran 4. Membuat lembar observasi aktivitas guru 5. Membuat lembar penilaian peningkatan kemampuan dasar kognitif anak. 6. Membuat rubrik penilaian peningkatan kemampuan dasar kognitif anak. Pelaksanaan 1. Melakukan proses pembelajaran di dalam kelas berdasarkan RKH yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan metode pemberian tugas anak diminta untuk membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak.

8 2. Melakukan observasi aktivitas kegiatan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang diamati langsung oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat. Tabel 2 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus I Aspek yang Diamati No Kategori A B C Jumlah % F % F % F % 1. BSB 4 20 4 20 4 20 12 20 2. BSH 6 30 5 25 6 30 17 28,33 3. MB 6 30 4 20 4 20 14 23,33 BB 4 20 7 35 6 30 17 28,33 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Keterangan: A = Anak yang mampu membilang bilangan B = Anak yang mampu menyebutkan macam-macam buah C = Anak yang mampu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 12 anak (20%) yang masuk kategori BSB, 17 orang anak (28,33%) yang masuk kategori BSH, 14 orang anak (23,33%) yang masuk kategori MB dan 17 (28,33%) masuk kategori BB. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus I, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kemampuan dasar kognitif anak yaitu mampu Membilang bilangan, Menyebutkan macam-macam buah dan Mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya belum mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori BSH yaitu 20% + 28,33% = 48,33%. Oleh karena itu perlu dilakukan perbaikan pada tindakan siklus II.

9 Refleksi Tindakan Siklus I Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada aktivitas guru yang masuk dalam kategori MB yang harus ditingkatkan untuk mencapai kriteria keberhasilan BSH. Sedangkan aktivitas anak sekalipun sudah terdapat peningkatan dari hasil pengamatan pra tindakan namun hasil tindakan siklus I belum mencapai persentase keberhasilan tindakan. Hasil yang diharapkan belum sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak. Hal ini disebabkan karena masih ada beberapa anak yang masuk dalam kategori MB dan BB dalam 3 aspek pengamatan yaitu mampu membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah, dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Disamping itu ada temuan-temuan atau kejadian-kejadian yang didapatkan selama tindakan berlangsung yang menjadi kelemahan dan perlu di perbshi pada perencanaan tindakan selanjutnya. Tindakan Siklus II Tindakan Siklus II ini juga dilakukan dengan tiga kali pertemuan di kelas. Dalam penyajian materi, peneliti bertindak sebagai pengajar yang didampingi oleh rekan guru yang bertindak sebagai pengamat. Perencanaan Perencanaan tindakan pada siklus I ini adalah sebagai berikut: 1. Menentukan tema dan tujuan pembelajaran 2. Membuat rancangan kegiatan pembelajaran (RKH) 3. Menyediakan media pembelajaran 4. Membuat lembar observasi aktivitas guru 5. Membuat lembar penilaian peningkatan kemampuan dasar kognitif anak. 6. Membuat rubrik penilaian peningkatan kemampuan dasar kognitif anak. Pelaksanaan 1. Melakukan proses pembelajaran di dalam kelas berdasarkan RKH yang telah dibuat, yaitu dengan menerapkan metode pemberian tugas anak diharapkan dapat Membilang bilangan, Menyebutkan macam-macam buah, dan Mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak.

10 2. Melakukan observasi aktivitas kegiatan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung, yang diamati langsung oleh teman sejawat yang bertindak sebagai pengamat. Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Tindakan Siklus II Aspek yang Diamati No Kategori A B C Jumlah % F % F % F % 1. BSB 7 35 8 40 8 40 23 38,33 2. BSH 9 45 9 45 8 40 26 43,33 3. MB 3 15 2 10 2 10 7 11,66 4. BB 1 5 1 5 2 10 4 6,66 Jumlah 20 100 20 100 20 100 60 100 Keterangan: A = Anak yang mampu membilang bilangan B = Anak yang mampu menyebutkan macam-macam buah C = Anak yang mampu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya Berdasarkan tabel di atas, setelah dijumlahkan ketiga aspek yang diamati tersebut diketahui dari 20 anak yang menjadi subjek penelitian terdapat 23 anak (38,33%) yang masuk kategori BSB, 26 anak (43,33%) yang masuk kategori BSH, 7 anak (11,66%) yang masuk kategori MB dan 4 anak (6,66%) yang masuk kategori BB. Dengan melihat persentase yang diperoleh dari hasil pengamatan tindakan siklus II, jelas terlihat bahwa persentase yang diperoleh dari 3 aspek pengamatan peningkatan kemampuan dasar kognitif anak yaitu mampu membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah, dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya telah mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori BSH, hal ini dapat dilihat dari hasil pengamatan anak yang masuk kategori BSB 38,33% dan masuk kategori BSH 43,33% dapat disimpulkan bahwa hasil pengamatan anak yaitu 81,66% dengan kategori BSH. Oleh karena itu, tidak perlu dilakukan perbshan pada tindakan selanjutnya.

11 Refleksi Tindakan Siklus II Dari hasil pengamatan yang dilakukan pada aktivitas kegiatan guru semua aspek yang diamati telah masuk dalam kategori BSH. Sedangkan aktivitas anak dalam proses pembelajaran telah mencapai persentase keberhasilan tindakan dengan kategori BSH untuk 3 aspek pengamatan yaitu mampu membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Sehingga dapat dikatakan melalui Metode pemberian tugas yang telah diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran telah meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak melalui Metode pemberian tugas di TK Teratai Sunju. PEMBAHASAN Pembahasan penelitian ini meliputi keseluruhan tindakan siklus yang dilaksanakan dan semua aspek penilaian yang menjadi fokus penelitian tindakan kelas ini. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti untuk membuka pelajaran melalui Metode pemberian tugas, dimana guru menyuruh anak membiasakan anak membaca doa sebelum memulai pelajaran. Tidak lupa pula guru membangun hubungan yang harmonis dengan anak dan meyakinkan anak akan kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut di maksudkan agar anak mempunyai harapan keberhasilan dan mengetahui arah kegiatan pembelajaran. Dengan demikian anak akan termotivasi dan terfokus pada kegiatan belajar mengajar yang dilakukan. Motivasi belajar anak sangat penting karena ada atau tidaknya motivasi belajar menentukan apakah anak terlibat secara aktif atau bersikap pasif dalam proses pembelajaran, sebab anak yang belajar dengan aktif tentu akan memperoleh hasil belajar yang BSH, sebaliknya anak yang belajar secara pasif tentunya akan memperoleh hasil belajar yang kurang baik. Selanjutnya dalam kegiatan pembelajaran anak di bagi dalam kelompok-kelompok sesuai hasil pengamatan pada pra tindakan. Hal ini bertujuan agar anak melatih dirinya untuk bekerja sama dengan yang lain, setelah pembagian kelompok kegiatan pembelajaran dilaksanakan dan guru menggunakan metode pemberian tugas dalam proses pembelajaran.

12 Kegiatan pembelajaran dalam setiap siklus tiga kali tindakan. Pelaksanaan tindakan pertama, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yaitu anak diminta untuk membilang bilangan, setiap anak diperintahkan untuk membilang bilangan dan guru memberi pujian kepada anak yang bisa membilang bilangan secara BSH dan benar sedangkan yang belum mampu membilang bilangan diberi motivasi agar dapat membilang bilangan dan meyakinkan anak bahwa mereka pasti bisa. Pada pelaksanaan tindakan kedua, guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RKH yang telah dibuat dan pada kegiatan pembelajaran ini anak diperintahkan untuk menyebutkan macam-macam buah, seperti pada kegaiatan pertama anak diperintahkan untuk menyebutkan macam-macam buah dan anak yang mampu menyebutkan macam-macam buah paling banyak diberi pujian sedangkan anak yang kurang mampu menyebutkan macam-macam buah dan tidak mampu menyebutkan macam-macam buah sama sekali diberi motivasi. Pada pelaksanaan tindakan yang ketiga guru memberi motivasi kepada anak didik terlebih dahulu dan menciptakan suasana yang menyenangkan dalam pembelajaran pada kegiatan pembelajaran ini yang akan diamati tentang kemampuan dasar kognitif anak dalam mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Setiap anak diberi kesempatan untuk mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dan anak yang mampu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan BSH dan benar diberih pujian sedangkan yang kurang mampu diberi motivasi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak. Data Pra Tindakan Hasil pengamatan yang telah dilakukan mulai dari pra tindakan sebagian anak menunjukan kemampuan dasar kognitifnya yang belum maksimal. Hal itu terbukti karena 1 anak atau 5% yang dapat Membilang bilangan secara mandiri dengan kategori BSB, ada 2 anak atau 10% yang dapat Membilang bilangan dengan kategori BSH, ada 7 anak atau 35% yang dapat Membilang bilangan dengan kategori MB, dan terdapat 10 anak atau 50% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BB atau belum menunjukan kemampuannya sama sekali.

13 Sementara pada kemampuan dasar kognitif anak yang diukur dalam menyebutkan macam-macam buah baru 1 anak atau 5% yang dapat Menyebutkan macam-macam buah dengan kategori BSB, ada 2 anak atau 10% yang dapat menyebutkan macam-macam buah dengan kategori BSH, kemudian ada 8 anak atau 40% yang dapat menyebutkan macam-macam buah dengan kategori MB, dan terdapat 9 anak atau 45% yang BB berhasil atau yang belum menunjukan kemampuan dasar kognitifnya dalam menyebutkan macam-macam buah. Kognitif anak yang diamati berikutnya yaitu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya baru 2 anak atau 10% yang bisa dikatakan berhasil dengan kategori BSB, begitu pula dengan kategori BSH terdapat 2 anak atau 10% yang dapat mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya, kemudian terdapat 6 anak atau 30% yang dapat mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori MB, dan hasil pengamatan kognitif anak dalam Mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori BB terdapat 10 anak atau 50% yang belum menunjukan kemampuan dasar kognitifnya. Dengan demikian pada pra tindakan baru sekisar 16,66% yang bisa dikategori berhasil BSB dan BSH, masih ada sekitar 83,33% yang belum berhasil, kemungkinan hali itu disebabkan karena anak belum terbiasa dengan melakukan kegiatan yang berhubungan kemampuan dasar kognitif anak seperti mampu membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah, mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya hal ini dilakukan untuk mengukur kemampuan dasar kognitif anak. Disamping itu kurangnya fasilitas atau media yang bisa membantu kemampuan anak juga kebiasaan-kebiasaan anak yang cenderung pasif. Selanjutnya kemungkinan penyebab rendanya kemampuan anak dalam mengembangkan kognitifnya pada pra tindakan bisa bersumber dari lengkungan bermain dan juga suasan dalam pembelajaran yang kurang menyenangkan. Kemungkinan pembelajaran sangat monoton banyak aktivitas yang didominasi oleh guru atau pembelajaran yang berpusat pada guru. Hal-hal itu yang mendorong peneliti untuk melakukan perbaikan pembelajaran untuk melakukan tindakan siklus 1 dengan menggunakan Metode pemberian tugas terbukti dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak. Hasil Pengamatan Siklus I

14 Pada siklus 1 yang telah direncanakan dengan dua kali tindakan dengan menggunakan metode pemberian tugas pada tema kebutuhanku. Sebelum melakukan penelitian terlebih dahulu penliti diskusi dengan teman sejawat tentang rencana penelitian meminta kepadanya untuk berkoleborasi membantu untuk menjadi pengamat. Selanjutnya kami bersama-sama merancang pembelajaran dan persiapan yang harus dilaksanakan juga menyiapkan alat-alat sebagai media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran dalam tindakan siklus I. Selama proses pembelajaran yang dimulai dari kegiatan awal, inti dan penutup dengan 3 kemampuan yang akan diamatai yaitu : membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah, dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Fokus penelitian tindakan ini adalah metode pemberian tugas untuk meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak. Dengan menggunakan Metode pemberian tugas yang digunakan dalam pembelajaran tentang tema kebutuhanku yang diharapkan anak bisa menunjukan kemampuan dasar kognitif dengan baik. Penerapan metode pemberian tugas tersebut berdasarkan tabel 4.5 menunjukan adanya peningkatan meskipun belum maksimal. Ada 4 anak atau 20% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BSB, ada 6 anak atau 30% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BSH, ada 6 anak atau 30% yang dapat membilang bilangan dengan kategori MB, dan terdapat 4 anak atau 40% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BB atau belum menunjukan kemampuannya sama sekali. Sementara pada kemampuan dasar kognitif anak yang diukur dalam menyebutkan macam-macam buah terdapat 4 anak atau 20% dengan kategori BSB, ada 5 anak atau 25% yang dapat menyebutkan macam-macam buah dengan kategori BSH, kemudian ada 4 anak atau 20% yang dapat menyebutkan macammacam buah dengan kategori MB, dan terdapat 7 anak atau 35% yang kurang berhasil atau yang belum menunjukan kemampuan dasar kognitifnya dalam menyebutkan macam-macam buah. Kognitif anak yang diamati berikutnya yaitu kemampuan dalam mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya baru 4 anak atau 20% yang bisa dikatakan berhasil dengan kategori BSB, begitu pula dengan kategori BSH yaitu

15 terdapat 6 anak atau 30% yang dapat mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya, kemudian terdapat 4 anak atau 20% yang dapat Mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori MB, dan hasil pengamatan kemampuan dasar kognitif anak dalam mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori BB terdapat 6 anak atau 30% yang belum menunjukan kemampuan dasar kognitifnya. Dengan demikian secara umum sudah menunjukan peningkatan jika dibandingkan dengan pra tindakan. Dapat dibahas pada siklus pertama ini sudah menunjukan peningkatan meskipun belum maksimal. Peningkatan dari beberapa kemampuan yang diamati seperti kemampuan membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah, mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya, rata-rata sudah mengalami peningkatan dari 3 aspek yang diamati tersebut, diperkirakaan mengalami peningkatan berkisar 10% lebih dari sebelumnya pada pra tindakan. Adapun faktor yang menyebabkan adanya peningkatan kemampuan dasar kognitif anak tersebut dengan menggunakan metode pemberian tugas, dapat menarik minat dan perhatian anak. Dengan peningkatan minat dan perhatian tersebut diasumsikan menjadi pendorong meningkatnya kognitif anak. Disisih lain, dapat pula dianalisa masih ada beberapa anak yang belum menunjukan hasil yang maksimal atau belum meningkat kemampuannya. Hal ini masih perlu dianalisa lagi apakah karena anaknya sendiri yang belum termotivasi atau media yang digunakan belum menarik minatnya. Kemungkinan bisa pula disebabkan karena ada guru lain yang ikut dalam kegiatan belajar anak sehingga sangat mempengaruhi aktifitas anak yang masih malu-malu atau kurang memiliki keberanian. Kemungkinan lain bersumber dari lingkungan dirumahnya yang tidak biasa diajak bermain belajar oleh teman atau anggota keluarganya. Maka peneliti berusaha untuk lebih meningkatkan media yang lebih banyak serta bervariasi. Disamping itu guru akan leih memberi motivasi, dorongan serta semangat agar anak dapat meningkatkan kemampuan konitifnya. Untuk itu apa yang telah diperbaiki pada siklus kedua dapat dianalisa sebagai berikut. Hasil Pengamatan Siklus II

16 Pada siklus kedua ini dengan dua kali tindakan menunjukan yang sangat signifikan jika dibandingkan dengan siklus pertama atau pra tindakan. Terdapat 7 anak atau 35% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BSB, ada 9 anak atau 45% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BSH, ada 3 anak atau 15% yang dapat membilang bilangan dengan kategori MB, dan terdapat 1 anak atau 5% yang dapat membilang bilangan dengan kategori BB atau belum menunjukan kemampuannya sama sekali. Sementara pada kemampuan dasar kognitif anak yang diukur dalam menyebutkan macam-macam buah terdapat 8 anak atau 40% dengan kategori BSB, ada 9 anak atau 45% yang dapat menyebutkan macam-macam buah dengan kategori BSH, kemudian ada 2 anak atau 10% yang dapat menyebutkan macammacam buah dengan kategori MB, dan terdapat 1 anak atau 5% yang BB berhasil atau yang belum menunjukan kemampuan dasar kognitifnya dalam menyebutkan macam-macam buah. Kemampuan dasar kognitif anak yang diamati berikutnya yaitu mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya, pada kegiatan ini suda menunjukan jumlah anak berhasil melebihi tindakan siklus 1 yaitu terdapat 8 anak atau 40% yang bisa dikatakan berhasil dengan baik, begitu pula dengan kategori BSH yaitu terdapat 8 anak atau 40% yang dapat mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya, kemudian terdapat 2 anak atau 10% yang dapat mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori MB, dan hasil pengamatan kemampuan dasar kognitif anak dalam Mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya dengan kategori BB terdapat 2 anak atau 10% yang belum menunjukan kemampuan dasar kognitifnya. Kalaupun masih ada anak yang belum berhasil yaitu 1 anak dalam membilang bilangan, kemudian ada 1 anak ang belum berhasil dalam menyebutkan macam-macam buah belum menunjukan kognitifnya, dan masih ada 2 anak juga yang belum berhasil dengan BSH dalam mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Jika di rata-ratakan ada sekitar 6,66% yang belum berhasil dari kemampuan yang diamati Dari hasil pengamatan tindakan siklus I yang dilakukan pada aktivitas anak yang masuk dalam kategori MB harus ditingkatkan untuk mencapai kriteria

17 keberhasilan BSH. Sedangkan dari hasil pengamatan tindakan siklus II yang dilakukan pada aktivitas anak semua aspek yang diamati telah masuk dalam kategori BSH. Dapat dikemukakan anak yang belum berhasil tersebut memang anak yang sangat pemalu dan kurang memiliki rasa ingin tau tentang sesuatu tugas atau permainan yang diberikan guru. Hal ini bukan berarti gagal total, namun tetap ada peningkatan kemampuannya namun belum maksimal. Oleh karena itu peneliti dengan teman sejawat memutuskan untuk tidak melanjutkan kesiklus ketiga, karena anak yang belum berhasil persentasenya sangat kecil. Sehingga penelitian tindakan kelas ini bisa dikatakan berhasil dengan baik karena telah dapat memperbaiki proses pembelajaran yang berdampak dengan meningkatnya kemampuan dasar kognitif anak pada beberapa kemampuan yang telah diamati. Olehnya itu pembelajaran dengan menggunakan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak dalam membilang bilangan, menyebutkan macam-macam buah, dan mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya. Dari hasil pengamatan tindakan siklus I yang dilakukan pada aktivitas anak yang masuk dalam kategori MB harus ditingkatkan untuk mencapai kriteria keberhasilan BSH. Sedangkan dari hasil pengamatan tindakan siklus II yang dilakukan pada aktivitas anak semua aspek yang diamati telah masuk dalam kategori BSH. Di samping perbaikan yang dilakukan guru, faktor yang menyebabkan meningkatnya kemampuan dasar kognitif anak adalah karena anak-anak sudah merasa tidak terbebani dalam mengerjakan tugas sehingga dengan menerapkan metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak di kelompok B TK Teratai Sunju.

18 KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitan yang telah dilaksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa melalui metode pemberian tugas dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak di kelompok B TK Teratai Sunju. Kesimpulan tersebut terbukti dengan adanya peningkatan kemampuan dasar kognitif anak pada siklus pertama untuk kemampuan dalam membilang bilangan menjadi 50% BSB dan BSH, kemampuan dalam menyebutkan macam-macam buah meningkat menjadi 45% kategori BSB dan BSH, dan yang kemampuan yang diamati terahir yaitu kemampaun kognitif anak dalam mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya terdapat 50% dengan kategori BSH dan BSH, hasil tersebut diperoleh dari penjumlahan dua kategori yang dimiliki yaitu BSB dan BSH. Pada siklus kedua menunjukan peningkatan dalam membilang bilangan meningkat dari 50% menjadi 80% (30%) kategori BSB dan BSH, kemudian pada kegiatan menyebutkan macam-macam buah meningkat dari 45% menjadi 85% (40%) dengan kategori BSB dan BSH, sedangkan kemampuan anak dalam mengelompokkan buah sesuai dengan warnanya meningkat dari 50% menjadi 80% (40%) kategori BSB dan BSH. Jika dirata-ratakan peningkatan dari siklus I ke siklus II berkisar 36,66%, walaupun masih ada anak yang belum berhasil tetapi tidak perlu lagi di adakan siklus berikutnya karena sudah menunjukan keberhasilan pada siklus II secara maksimal. SARAN 1. Kiranya metode pemberian tugas dapat diterapkan mengingat Alat pembelajaran ini dapat mendorong anak untuk terbiasa dalam melakukan kegiatan, menumbuhkan motivasi dan minat anak untuk belajar sehingga dapat meningkatkan kemampuan dasar kognitif anak. 2. Banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan anak dalam belajar, antara lain minat, sikap, dan motivasi. Oleh karena itu guru harus mampu menciptakan situasi yang dapat memungkinkan faktor-faktor tersebut dapat berkembang dengan baik.

19 3. Kepala Taman Kanak-kanak Teratai Sunju, agar selalu memberikan kesempatan bagi para guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran dalam upaya meningkatkan kemampuannya sebagai guru yang profesional. 4. Para guru agar termotivasi untuk selalu melakukan berbagai aktifitas dalam meningkatkan profesionalismenya sebagai upaya memperbaiki proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar. 5. Murid agar selalu aktif dalam kegiatan kelas dan luar kelas serta memanfaatkan fasilitas yang ada untuk mengembangkan semua potensi yang dimilikinya terutama untuk menjadi anak berkarakter 6. Para peneliti lain unutk menjadikannya hasil penelitan ini sebagai bahan acuan atau pertimbangan dalam merancang penelitian yang sama atau berbeda baik fokus. Masalah metode tahnik pengumpulan data maupun analisanya. DAFTAR PUSTAKA Abu Ahmadi, (1990), Psikologi Sosial. Jakarta Rimba Cipta Agung Hartono dan Sumarto, (2002), Perkembangan Peserta Didik, Jakarta PT. Rineke Cipta edisi Revisi Arini Yuli Astuti, (2010), Kumpulan Games Cerdas dan Kreatif untuk meningkatkan kecerdasan otak dan Emosional anak,.penerbit Pustaka Anggrek Benyamin Maftu, (2005), Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta Direktorat Tenaga Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktorat Kependidikan Badru Zaman, dkk. 2007. Media dan Sumber Belajar TK. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka Dahlan Yakub Albani, (2001), Kamus Sosiologi Antropologi. Surabaya Indah Gerungan, 2004, Psychologi Social Jakarta, Rineka Cipta Mayke S. Tedjasaputra. (2001). Bermain, Mainan, dan Permainan untuk Pendidikan Usia Dini. Jakarta: PT Grasindo. Moh.Fauzin & Kartika Nurfatiah, (2004), Pemahaman Tingkah Laku, Jakarta PT Rineka Cipta. Nana Sujana, (1997), Penilaian Hasil Belajar, Bandung Remaja Rusda Karya Prof.

Qoard dan Choirul Fuad Yusuf, (1990), Perilaku Keagamaan Masyarakat Tani, Jakarta Depag RI. Balitbang Proyek Penelitia Keagamaan. 20