BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK DIBAWAH UMUR

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. Dasar Pertimbangan Hakim Terhadap Putusan Pengadilan Negeri. Pidana Hacker. Negeri Purwokerto No: 133/Pid.B/2012/PN.

BAB IV. A. Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Meulaboh dalam Putusan No. 131/Pid.B/2013/PN.MBO tentang Tindak Pidana Pembakaran Lahan.

BAB IV ANALISIS JARI<MAH TA ZI<R TERHADAP SANKSI HUKUM MERUSAK ATAU MENGHILANGKAN TANDA TANDA BATAS NEGARA DI INDONESIA

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAKAN ASUSILA DAN PENGANIAYAAN OLEH OKNUM TNI

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN BAGI RESIDIVIS PENCURIAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

Dalam memeriksa putusan pengadilan paling tidak harus berisikan. tentang isi dan sistematika putusan yang meliputi 4 (empat) hal, yaitu:

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim pada Putusan Pengadilan Negeri Jombang No.23/Pid.B/2016/PN.JBG tentang Penggelapan dalam Jabatan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM ATAS PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TERHADAP TINDAK PIDANA PENGANIAYAAN YANG DILAKUKAN ANAK DIBAWAH UMUR

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM NOMOR :191/PID.B/2016/PN.PDG

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP HUKUMAN MATI BAGI PENGEDAR NARKOTIKA. dalam Undang-undang Nomor 35 Tahun 2009.

BAB IV ANALISA HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA PENIPUAN YANG DILAKUKAN OLEH DUKUN PENGGANDAAN UANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Gambaran Peristiwa Tindak Pidana Pencurian Oleh Penderita

BAB IV KOMPARASI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF MENGENAI SANKSI PROSTITUSI ONLINE. A. Persamaan Sanksi Prostitusi Online Menurut Hukum Positif dan

Tindak pidana perampasan kemerdekaan orang lain atas dasar. keduanya, diantaranya persamaan-persamaan itu adalah sebagai berikut:

islam yang mengatur masalah kejahatan yang telah dilarang oleh sayara karena dapat menimbulkan bahaya bagi jiwa, harta, keturunan dan akal.

UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG PEMBERANTASAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG [LN 2007/58, TLN 4720 ]

BAB IV ANALISIS PERTANGGUNG JAWABAN PEMERIKSAAN TERSANGKA PENGIDAP GANGGUAN JIWA MENURUT HUKUM PIDANA POSITIF DAN HUKUM PIDANA ISLAM

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SIDOARJO TENTANG PERJUDIAN TOGEL MELALUI MEDIA INTERNET

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN HAKIM PENGADILAN NEGERI LAMONGAN DALAM PERKARA TINDAK PIDANA PEMERASAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA PENADAHAN DALAM PUTUSAN NO 376/PID.B/2015/PN.SMG

Negeri Gresik Nomor 04/Pen Pid Sus Anak/2014/PN Gsk. sebelum memutuskan suatu perkara.

Pelanggaran terhadap nilai-nilai kesopanan yang terjadi dalam suatu. masyarakat, serta menjadikan anak-anak sebagai obyek seksualnya merupakan

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (trafficking) merupakan salah satu bentuk perlakuan terburuk

A. Analisis Terhadap Putusan Hakim Kekerasan seksual pada anak, yaitu dalam bentuk pencabulan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERCERAIAN KARENA ISTERI. A. Analisis terhadap Dasar Hukum dan Pertimbangan Hakim karena Isteri

BAB V PENUTUP. sebelumnya, serta arahan dari pembimbing maka dalam bab ini penulis dapat

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENGATURAN-PENGATURAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA. Oleh: Nurul Hidayati, SH. 1.

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI PAMEKASAN TENTANG HUKUMAN AKIBAT CAROK MASAL (CONCURSUS) MENURUT HUKUM ISLAM

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA DAN FIKIH JINAYAH TENTANG HUKUMAN KUMULATIF TERHADAP ANAK PELAKU PENCABULAN (PUTUSAN NO.66/PID.B/2011/PN.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI HUKUM TENTANG KEJAHATAN TERHDAP ASAL-USUL PERNIKHAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PIDANA (KUHP)

ANALISIS PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO K/PID.SUS/2014

BAB IV. A. Analisis Terhadap Penambahan 1/3 Hukuman dalam Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang No. 21 Tahun 2007

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan orang atau biasa disebut human trafficking 1 merupakan

BAB II TINDAK PIDANA TRAFFICKING MENURUT HUKUM ISLAM. secara etimologi berarti tindak pidana, peristiwa pidana, delik pidana dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMBERIAN PEMBEBASAN BERSYARAT BAGI NARAPIDANA MENURUT PERMEN NO.M.2.PK.

IDDAH DALAM PERKARA CERAI TALAK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP TINDAK PIDANA MEMBUKA RAHASIA NEGARA SOAL UJIAN NASIONAL

BAB IV. Perbuatan tindak pidana yang dilakukan oleh terdakwa dipandang. sebagai tindak kejahatan yang melanggar norma hukum.

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV. A. Pandangan Hukum Pidana Islam Terhadap Sanksi Hukuman Kumulatif. Dari Seluruh Putusan yang dijatuhkan oleh Hakim, menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan perundang-undangan.

BAB IV STUDI KOMPARASI ANTARA HUKUM PIDANA DAN FIQH JINAYAH TERHADAP TINDAK KEJAHATAN PERDAGANGAN ORGAN TUBUH

BAB IV ANALISIS TENTANG SANKSI PIDANA ATAS PENGEDARAN MAKANAN TIDAK LAYAK KONSUMSI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PIDANA DAN HUKUM PIDANA ISLAM. Hukum pidana adalah sistem aturan yang mengatur semua perbuatan

A. Analisis Tentang Fenomena Pemasangan Identitas KH. Abdurraman Wahid (Gus Dur) pada Alat Peraga Kampanye PKB di Surabaya

BAB II PENGATURAN HAK RESTITUSI TERHADAP KORBAN TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG DI INDONESIA

BAB IV. A. Penerapan Perda Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Larangan Menggunakan

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI SUNGAILIAT NO.73/PID.B/2015/PN.SGL TENTANG TINDAK PIDANA PERTAMBANGAN TANPA IZIN

BAB IV PERSAMAAN DAN PERBEDAAN ANTARA HUKUM ISLAM DAN UU NO 8 TAHUN 1999 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN TERHADAP PEMBULATAN HARGA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap perempuan dan anak. Dengan demikian upaya perlindungan terhadap

BAB IV ANALISIS TERHADAP BATAS USIA DAN PERTANGGUNGJAWABAN PIDANA ANAK DIBAWAH UMUR DALAM KASUS PIDANA PENCURIAN

BAB IV. A. Analisis Pertimbangan Hakim Terhadap Tindak Pidana Penipuan yang. Berkedok Lowongan Pekerjaan (Studi Direktori Putusan Pengadilan Negeri

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DALAM PASAL 55 KUHP TERHADAP MENYURUH LAKUKAN TINDAK PIDANA PEMBUNUHAN

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Nomor 21 Tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang

BAB II MENURUT FIKIH JINAYAH

I. PENDAHULUAN. Perdagangan orang (traficking) terutama terhadap perempuan merupakan pengingkaran terhadap

BAB IV ANALISIS. keterangan ahli sebagai alat bukti yang sah. Malah tempatnya diletakkan pada. yang penting, artinya dalam pemeriksaan perkara pidana.

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

I. PENDAHULUAN. Disparitas pidana tidak hanya terjadi di Indonesia. Hampir seluruh Negara di

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

BAB IV ANALISIS. A. Tinjauan Yuridis terhadap Formulasi Putusan Perkara Verzet atas Putusan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM DAN HUKUM PIDANA DI INDONESIA TERHADAP KLEPTOMANIA. A. Analisis Hukum Pidana Islam (Fiqh Jinayah) Terhadap Konsep

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Dewasa ini dalam pembaharuan hukum, indonesia telah melahirkan

BAB IV ANALISIS PEMIDANAAN ORANG TUA ATAU WALI DARI PECANDU NARKOTIKA DI BAWAH UMUR MENURUT HUKUM PIDANA DAN HUKUM ISLAM

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN MAHKAMAH AGUNG NO. 84 PK/Pid/ TENTANG PEMBUKTIAN PERKARA ILLEGAL FISHING

BAB IV ANALISIS YURIDIS TENTANG PUTUSAN HAKIM NOMOR. 2781/Pdt.G/2012/PA.Tbn TENTANG PENOLAKAN PERMOHONAN NAFKAH ANAK OLEH ISTRI YANG DICERAI TALAK

BAB IV ANALISIS LEMBAGA PENJAMIN SIMPANAN

A. Analisis Terhadap Tinjauan Aborsi Menurut PP. Nomor 61 Tahun Menurut ketentuan yang ada dalam Kitab Undang-undang Hukum Pidana

PENETAPAN /Pdt.P/2014/PA.Ppg BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II PENGATURAN TINDAK PIDANA ANAK TURUT SERTA DENGAN SENGAJA MEMBUJUK ANAK MELAKUKAN PERSETUBUHAN YANG DILAKUKAN OLEH ANAK

BAB III DESKRIPSI ASPEK PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 21 TAHUN 2007 TENTANG TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah selaku penguasa yang sah atau ulil amri. Ada tiga bagian jarimah

BAB IV TINJAUAN MAQA>S}ID AL-SHARI> AH TERHADAP TAMBAHAN HUKUMAN KEBIRI BAGI PELAKU TINDAK PIDANA PEDOPHILIA

BAB I PENDAHULUAN. Tercatat 673 kasus terjadi, naik dari tahun 2011, yakni 480 kasus. 1

BAB IV TINJAUAN HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMERASAN DENGAN ANCAMAN KEKERASAN OLEH ANAK DI BAWAH UMUR

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 284

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN HUKUM DALAM HUKUM REKAYASA FOTO DENGAN UNSUR PENCEMARAN NAMA BAIK DI FACEBOOK, INSTAGRAM, TWETTER, BBM DAN WHATSAAP

BAB III TINJAUAN FIQH JINAYAH TERHADAPPERCOBAAN KEJAHATAN

BAB II PEMIDANAAN MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan hukum Islam di Indonesia, khususnya di

BAB II PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN (PENCURIAN) MENURUT HUKUM PIDANA ISLAM. A. Pengertian Pelanggaran Hak Pemegang Paten (Pencurian)

BAB IV. Islam juga berlaku bagi tindak pidana yang dilakukan oleh penduduk da>r alsala>m

BAB II PENGATURAN HUKUM TERHADAP TINDAK PIDANA PERDAGANGAN ORANG. A. Pengaturan Tindak Pidana Perdagangan Orang Menurut KUHP

Perbedaan RUU Penghapusan Kekerasan Seksual dengan Undang Undang Perlindungan Anak

BAB IV JUAL BELI SEPATU SOLID DI KECAMATAN SEDATI SIDOARJO DALAM PERSPEKTIF MASLAHAH MURSALAH

BAB IV. limbah B3 (bahan, berbahaya, dan beracun). Hakim membuat pertimbanganpertimbangan.

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP SANKSI DALAM BENTUK FUNDS WIRE

Dalam putusan Pengadilan Negeri Tanjungpinang Nomor: 308/Pid.B/2015/PN Tpg tentang kelalaian yang menyebabkan luka berat, dasar

A. Analisis Putusan Hakim No.193/PID.B/2013/PN.Sda tentang Tindak Pidana

BAB IV ANALISIS FIQH JINAYAH TERHADAP PIDANA CABUL KEPADA ANAK DI BAWAH UMUR

BAB IV ANALISIS TERHADAP PUTUSAN PENGADILAN NEGERI BANGKALAN NO.236/PID.B/2014/PN.BKL TENTANG PENGANIAYAAN YANG MENYEBABKAN KEMATIAN

PERATURAN DAERAH PROVINSI SUMATERA SELATAN NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KORBAN PERDAGANGAN ANAK DAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB IV. Hakim adalah organ pengadilan yang memegang kekuasaan kehakiman, yaitu kekuasaan Negara yang merdeka untuk meyelenggarakan peradilan guna

BAB I PENDAHULUAN. resmi yang berwajib, pelanggaran mana terhadap peraturan-peraturan

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PEMENJARAAN BAGI PELAKU TINDAK PIDANA KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA PUTUSAN NO.203/PID.SUS/2011/PN.

P E N E T A P A N Nomor 0026/Pdt.P/2013/PA Slk

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HUKUM HAKIM DALAM TINDAK PIDANA EKSPLOITASI SEKSUAL KOMERSIAL ANAK DIBAWAH UMUR A. Analisis Dasar Hukum Penetapan Sanksi dalam Putusan Pengadilan Negeri Cianjur No. 123/Pid.Sus/ 2014/PN.Cj Tentang Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Bawah Umur Dalam Direktori Putusan No.123/Pid.Sus/2014 tentang eksploitasi seksual komersial anak di bawah umur yang dilakukan oleh Lesty Sonya Pratiwi, yang masih berumur 15 Tahun. Terdakwa bekerja sebagai pemandu lagu. Ada 4 saksi yang terdapat dalam putusan Pengadilan Negeri Cianjur No.12/Pid.Sus/2014/PN.Cj yaitu Shabira Putri Suwandi (selaku korban), Yusnita Febrianti Binti Yusuf Kartobi, Djakaria alias Janong alias Om Jay Bin Sana, Iing Saputra alias Uwa yang keterangannya di bawah sumpah dibacakan di depan persidangan, dimasukkan sebagai fakta dalam persidangan oleh hakim. Majelis hakim dalam menyelesaikan suatu perkara pidana harus menggunakan landasan hukum yang sesuai dengan peraturan yang berlaku. Majelis hakim di Pengadilan Negeri Cianjur dalam menyelesaikan kasus pidana No. 123/Pid.Sus/2014/PN.Cj tentang eksploitasi seksual komersial 80

81 anak di bawah umur, menjadikan pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang pemberantasan tindak pidana perdagangan orang yang berbunyi Setiap orang yang melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh perstujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lain, untuk tujuan mengeksploitasi orang tersebut di wilayah negara Republik Indonesia, dipidana dengan pidana paling singkat (tiga) tahun dan paling lama 15 (lima belas) tahun dan pidana denda paling sedikit Rp120.000.000,00 (seratus dua puluh juta rupiah) dan paling banyak Rp600.000.000,00 (enam ratus juta rupiah) jo Pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP yang berbunyi : mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan dan yang turut serta melakukan perbuatan, pasal 64 ayat (1) KUHP yang berbunyi Jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut, maka hanya diterapkan satu aturan pidana; jika berbeda-beda, yang diterapkan yang memuat ancaman pidana pokok paling berat. Sebelum menjatuhkan putusan kepada terdakwa, majelis hakim Pengadilan Negeri Cianjur mempunyai pertimbangan-pertimbangan hukum

82 yang dikemukakan dalam putusan. Hal tersebut meliputi hal-hal yang memberatkan dan meringankan terdakwa. Adapun hal-hal yang memberatkan terdakwa adalah perbuatan terdakwa telah melanggar norma-norma sosial yang hidup dalam masyarakat. Sedangkan hal-hal yang meringankan adalah terdakwa bersikap sopan dalam persidangan, terdakwa belum pernah dihukum, dan terdakwa masih berusia muda sehingga masih dapat memperbaiki diri. Dalam penjatuhan pidana hakim bebas dalam mencari hukuman yang dijatuhkan terhadap terdakwa secara tepat. Kebebasan tersebut bukan merupakan kebebasan mutlak secara tidak terbatas, karena hakim harus memperhitungkan sifat dan seriusnya delik yang dilakukan, keadaanyang meliputi perbuatan-perbuatan yang dihadapkan kepadanya. Ia harus melihat kepibadian dari pelaku umurnya, tingkat pendidikan, apakah pria atau wanita, lingkungannya dan lain-lainnya. Dalam kasus tindak pidana eksploitasi seksual komersial anak di bawah umur telah memenuhi unsur-unsur sehingga perbuatan tersebut dapat dikatakan suatu tindak pidana, unsur tersebut yaitu: 1. Unsur Setiap Orang Yang dimaksud dengan setiap orang dalam hal ini adalah setiap orang atau pribadi yang merupakan subyek hukum yang diduga melakukan suatu perbuatan pidana atau subyek pelaku dari pada suatu

83 perbuatan pidana yang dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatannya. 2. Unsur melakukan perekrutan, pengangkutan, penampungan, pengiriman, pemindahan, atau penerimaan seseorang dengan ancaman kekerasan, penggunaan kekerasan, penculikan, penyekapan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan atau posisi rentan, penjeratan utang atau memberi bayaran atau manfaat walaupun memperoleh persetujuan dari orang yang memegang kendali atas orang lainuntuk tujuan mengekploitasi orang tersebut di wilayah Republik Indonesia. Bahwa berdasarkan pasal 1 angka 7 Undang-undang No.21 tahun 2007 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Perdagangan Orang yang dimaksud dengan Eksploitasi adalah tindakan dengan atau tanpa persetujuan korban yang meliputi tetapi tidak terbatas pada pelacuran, kerja atau pelayanan paksa, perbudakan atau praktik serupa perbudakan, penindasan, pemerasan, pemanfaatan fisik, seksual, organ reproduksi, atau secara melawan hukum memindahkan atau mentransplantasi organ dan/atau jaringan tubuh atau memanfaatkan tenaga atau kemampuan seseorang oleh pihak lain untuk mendapatkan keuntungan baik materiil maupun immateriil. 3. Unsur mereka yang melakukan, yang menyuruh melakukan, dan yang turut serta melakukan perbuatan.

84 Bahwa yang dimaksud dengan menyuruh melakukan dalam ilmu pengetahuan hukum pidana, biasanya disebut sebagai middellijke dader atau seorang mittelbare tater, yang artinya seorang pelaku tidak langsung melakukan perbuatan pidana. Disebut sebagai seorang pelaku tidak langsung oleh karena iamemang tidak secara langsung melakukan sendiri tindak pidananya, melainkan dengan perantaraan orang lain. 4. Unsur jika antara beberapa perbuatan, meskipun masing-masing merupakan kejahatan atau pelanggaran, ada hubungannya sedemikian rupa sehingga harus dipandang sebagai satu perbuatan berlanjut. Bahwa terhadap beberapa perbuatan yang dapat dipandang sebagai sesuatu perbuatan berlanjut atau perbuatan yang diteruskan, apabilaperbuatan tersebut timbul dari satu niat atau kehendak terhadap jenis perbuatan yang sama dalam waktu antaranya tidak boleh terlalu lama. Merujuk pada putusan Pengadilan Negeri Cianjur bahwa hakim yang mengadili perkara ini yang pada pokoknya menjatuhkan pidana penjara yang tidak sampai batas minimal hukuman penjara. Hal tersebut dikarenakan terdakwa yang masih di bawah umur. Dan hakim tidak memberikan vonis sesuai dengan Pasal 2 UU RI Nomor 21 Tahun 2007 tentang tindak pidana perdagangan orang.

85 Dalam perkara ini terdakwa dapat dikategorikan sebagai anak nakal. Menurut Pasal 1 butir 2 Undang-undang nomer 3 tahun 1997 tentang Pengadilan Anak yang dimaksud dengan anak nakal adalah: 56 a. Anak yang melakukan tindakan pidana, atau b. Anak yang melakukan perbuatan yang dinyatakan dilarang bagi anak, baik menurut peraturan perundang-undangan maupun menurut peraturan hukum lain yang hidup dan berlaku dalam masyarakat yang bersangkutan. Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan anak yang menjelaskan tentang penjatuhan hukuman bagi anak nakal diatur dalam pasal 26 ayat (1) yang berbunyi: 57 Pidana Penjara yang dapat dijatuhkan kepada anak nakal sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 2 huruf a, paling lama ½ (satu per dua) dari maksimum ancaman pidana bagi orang dewasa. Dengan demikian, anak pelaku tindak pidana (anak nakal) dapat dikenakan hukuman pokok pidana penjara yang telah dijelaskan pada Pasal 26 ayat (1) diatas. Dalam hal ini anak yang menjadi terdakwa tersebut dijatuhi hukuman selama 1 (satu) tahun dan enam bulan penjara. Pada dasarnya anak yang berusia 15 tahun secara relatif sudah memiliki kecenderungan emosional, mental, dan intelektual yang stabil sesuai 56 Wagiati Soetodjo, Hukum Peradilan Anak, (Bandung: PT Refika Aditama, 2010), 11 57 Redaksi Fokus Media, Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 Tentang Pengadilan Anak..., 12

86 dengan psikologi anak. Dengan ini, mahkamah konstitusi pun telah menyatakan bahwa batas umur minimal 12 tahun bagi anak untuk melindungi hak terhadap perlindungan dan hak untuk tumbuh dan berkembang. Dan pada umur 12 tahun tersebut dapat menjadi tolak ukur batas umur anak yang dapat dimintai pertanggungjawaban hukum atas apa yang telah diperbuat. Oleh karena itu, anak yang sudah dianggap dewasa berumur 17 tahun dapat dimintai pertanggungjawaban atas perbuatan yang dilakukannya. Pada umur tersebut anak sudah dapat membedakan antara baik dan buruknya suatu perbuatan yang akan dilakukan. Dalam hal ini, penulis kurang setuju dengan pendapat hakim karena hukuman tersebut masih terhitung ringan. Mengingat pelaku yang sudah sangat mahir dalam menjalankan eksplotasi tersebut kepada korban. Dan menurut pendapat penulis, jika merujuk pada Undang-undang Nomor 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan anak yang menerangkan bahwa hukuman penjara paling lama bagi anak adalah ½ dari pidana penjara bagi orang dewasa, tentu jika hakim menjatuhkan hukuman sesuai dengan batas minimum tidaklah apaapa. Jika hukuman bagi anak yang masih dibawah umur namun sudah dianggap cakap dalam hukum, dikhawatirkan hukuman tersebut belum memberi efek jera kepada terdakwa dan mungkin justru akan memicu terjadinya tindak pidana yang lebih parah lagi. Dan hukuman terhadap anak, sebaiknya bukan hanya hukuman penjara saja, tapi juga anak diberi

87 pemahaman tentang tindak pidana agar hukuman bukan hanya menjadikan terdakwa jera, tetapi juga memberikan pembelajaran kepada terdakwa untuk hidup yang lebih baik lagi. B. Analisis Hukum Pidana Islam terhadap Eksploitasi Seksual Komersial Anak di Bawah Umur Hukum Pidana Islam sering disebut dalam fiqh dengan istilah jinayah atau jarimah. Di kalangan fuqaha, perkataan jinayah berarti perbuatanperbuatan yang terlarang menurut syara. Jadi dapat disimpulkan bahwa hukum pidana islam merupakan segala ketentuan hukum mengenai tindak pidana atau perbuatan kriminal yang dilakukan oleh orang-orang mukallaf (orang yang dapat dibebani kewajiban), sebagai hasil dari pemahaman atas dalil-dalil hukum yang terperinci dari al-qur an dan hadis. Tindakan kriminal yang dimaksud adalah tindakan-tindakan kejahatan yang mengganggu ketentraman umum serta tindakan melawan peraturan perundang-undangan yang bersumber dari al-qur an dan hadis. 58 Hukum Islam mempunyai tujuan utama yaitu merealisasikan dan melindungi kemaslahatan umat manusia, baik kemaslahatan individu maupun masyarakat. Dalam hukum pidana Islam kejahatansemacam ini merupakan bentuk kejahatan yang belum diatur secara jelas dalam al-qur an maupun Hadits oleh karena itu dapat digolongkan dalam jarimah ta zir. Sesuai dengan pengertian berikut: 58 Zainudn Ali, Hukum Pidana Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2009), 1

88 لت ع ز ي ر ه و ا ل ع ق و ب ات ال ت ى ل م ي ر د م ن الش ار ع ب ب ي ان م ق د ار ه او ت ر ك ت ق د ي ر ه ال و ل ي ا آل م ر ا و ال ق اض ى ا م ج اه د ي ن Artinya: Ta zir adalah bentuk hukuman yang tidak disebutkan ketentuan kadar hukumnya oleh syara dan menjadi kekuasaan waliyyul amri atau hakim. 59 Jarimah ta zir adalah jarimah yang diancam dengan hukuman ta zir. Pengertian ta zir menurut bahasa ialah ta dib atau memberi pelajaran. Ta zir juga diartikan Ar Rad wa Al Man u, artinya menolak dan mencegah. Akan tetapi menurut istilah, sebagaimana yang dikemukakan oleh Imam Mawardi,pengertiannya adalah sebagai berikut: و الت ع ز ي ر ت أ د ي ب ع ل ى ذ ن و ب ل م ت س ر ع ف ي ه ا ال ح د و د Ta zir itu adalah hukuman pendidian atas dosa (tindak pidana) yang belum ditentukan oleh syara. 60 Sebagian ulama mengartikan ta zir sebagai hukuman yang berkaitan dengan pelanggaran terhadap hak Allah dan hak hamba yang tidak ditentukan Al-Qur an dan Hadis ta zir berfungsi memberikan pengajaran kepada si terhukum dan sekaligus mencegahnya untuk tidak mengulangi perbuatan serupa. Sebagian lain mengatakan sebagai sebuah hukuman had atau kafarat. 61 59 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, ( Bandung: CV Pustaka setia, 2000), 140 60 AhmadWardi Muslich, Pengantar dan Asas Hukum Pidana Islam Fikih Jinayah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2004), 19 61 Rahmat Hakim, Hukum Pidana Islam, ( Bandung: CV Pustaka setia, 2000), 141

89 Dengan demikian, dalam putusan Pengadilan Negeri Cianjur No.123/Pid.Sus/2014/PN.Cj tentang eksploitasi seksual komersial anak di bawah umur yang dilakukan oleh Lesty Sonya Pratiwi termasuk dalam jarimah ta zir. Karena tindak pidana tersebut tidak di sebutkan secara jelas di al-qur an dan Hadis. Menurut hukum pidana Islam yang dimaksud dengan anak adalah apabila seseorang telah memasuki masa balig atau anak yang pada umumnya untuk laki-laki ditandai dengan bermimpi (ihtilam) dan perempuan yang telah mengalami masa haid (menstruasi) dan hamil. Masa itu merupakan masa dimana anak sudah dapat dikatakan balig menurut agama. Dalam masa ini tidak ada batasan umur secara pasti, karena keadaan hormon antara orang satu dengan yang lain berbeda. Namun dapat dilihat dari kemampuan berpikir, emosinal dan perkembangan biologisnya dapat disimpulkan bahwa minimal anak yang dianggap mencapai umur balig dalam hukum islam adalah 15 tahun. Sedangkan penulis lebih sependapat dengan Madzab Imam syafi i yang menetapkan bahwa anak yang telah berumur 15 tahun dapat dikatakan telah dewasa (balig). Karena pada umur tersebut dianggp telah mampu untuk bertindak secarahukum. Dalam pidana Islam umur balig seseorang dapat mejadi batas dilaksanakannya hukuman, karena pada umur tersebut anak yang menjadi pelaku tindak pidana dapat dimintai pertanggungjawaban atas

90 perbuatan yang dilakukannya. Dalam perkara ini yang menjadi pelaku tindak pidana telah berumur 15 tahun, dan dalam putusan sudah dijelaskan jika pelaku sudah mengalami menstruasi. Ali bin Abi Thalib pernah berkata kepada Umar bin Khattab: Apakah engkau tau bahwa tidak dicatat perbuatan baik atau buruk, dan tidak pula dituntut tanggung jawab atas apa yang dilakukan, karena hal berikut: 1. Orang yang gila sampai dia sadar; 2. Anak-anak sampai dia mencapai usia puber, dan 3. Orang yang tidur sampai dia bangun. (Riwayat Imam Buhari) Berdasarkan riwayat di atas tindak pidana yang dilakukan dibebankan kepada pelaku kejahatan itu sendiri. Ayah, ibu, saudara atau kerabatnya yang lain tak dapat mengambil alih/ menjalankan hukuman karena kejahatan yang dilakukan sebagaimana yang telah terjadi pada masa jahiliyah, sebelum islam. Al-Quranulkarim menjelaskan Bahwa tak seorang pun yang akan memikul beban orang lain. (Q.S. 6:124). 62 Menurut pendapat penulis, tindak pidana eksploitasi yang dilakukan oleh terdakwa Lesty Sonya Pratiwi kepada korban Shabira Putri Suwandi termasuk dalam jarimah ta zir. Hukuman dalam jarimah ta zir sangat banyak, mengingat hukuman ta zir sepenuhnya adalah hak ulil amri (hakim). Hukuman yang pantas untuk terdakwa adalah hukuman penjara. 62 Wadi Masturi dan Basri Iba Asghary, Tindak Pidana dalam Syariat Islam, (Jakarta: PT Bineka Cipta, 1992), 15

91 Hukuman penjara terbagi dalam dua jenis, yaitu hukuman penjara terbatas dan hukuman penjara tidak terbatas. Hukuman penjara yang terbatas adalah hukuman penjara yang dibatasi lamanya hukuman yang dijatuhkan dan harus dilaksanakan terhukum.berapa lama hukuman penjara terbatas ini, para ulama berbeda pendapat, ada yang mengatakan dua bulan atau tiga bulan. Di samping itu, ada yang mengatakan paling lama satu tahun dinisbatkan kepada hukuman buang pada jarimah zina yang lamanya satu tahun. Di antara mereka ada juga yang mengatakan bahwa lamanya hukuman itu terserah penguasa, sebab ta zir adalah hak penguasa. Namun, dalam hal hukuman penjara terendah, mereka sepakat hukuman penjara tersebut adalah satu hari.