BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan narkotika dan obat-obat terlarang (narkoba), tawuran pelajar,

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

BAB I PENDAHULUAN. beragama yaitu penghayatan kepada Tuhan, manusia menjadi memiliki

BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUHAN. untuk mengenal Allah swt dan melakukan ajaran-nya. Dengan kata lain,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Ibadah merupakan upaya mendekatkan diri kepada Allah Yang Maha

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. alam. Pedoman dalam mengajarkan ajarannya yaitu berupa Al-Qur an. Al-

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 308 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN KEAGAMAAN ISLAM NON FORMAL

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

Bab 3 Peran Sentral Guru PAI Dalam Memberdayakan Sekolah Sebagai Pusat Pembangunan Karakter Bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan Allah swt. Semata. Al-Qur an juga mengandung nilai-nilai dan. ajaran-ajaran yang harus dilaksanakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. cara yang dipilih untuk meraih kemajuan (made of getting forward).

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru, PT Remaja Rosdakarya : Bandung, 2008, hlm.1. 2

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pendidikan pada hakekatnya merupakan suatu upaya mewariskan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 27 TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Masalah. perkembangan zaman yang berdasarkan Undang-undang pendidikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun Negara yang demokratis, serta bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan harkat dan martabatnya. Seiring dengan perputaran waktu. normatif yang lebih baik dan mampu menjawab tantangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk ciptaan Allah. Ia dan alam semesta terjadi

BAB I PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dijalankan oleh seseorang atau kelompok orang lain agar menjadi dewasa atau

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur'an Hadits merupakan sumber utama ajaran Islam, dalarn arti

BAB I PENDAHULUAN. sebuah struktur dan terdiri dari prinsip-prinsip, sehingga membentuk suatu desain

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Pelaksanaannya (Bandung: Citra Umbara, 2010), h. 6.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

LEMBARAN DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2013 NOMOR 1 SERI E PERATURAN DAERAH KOTA BOGOR NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH TAKMILIYAH

BAB I PENDAHULUAN. tidak dapat dihindari karena sebagai masa periode terakhir yang dilewati oleh

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun dan mengembangkan karakter manusia yang seutuhnya.

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

BAB I PENDAHULUAN. memberikan bekal kepada peserta didik untuk memahami Al-qur an dan

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. Satuan Pendidikan ( KTSP ) tahun 2006 dinyatakan sebagai upaya membina

BAB I PENDAHULUAN. Problem kemerosotan moral akhir-akhir ini menjangkit pada sebagian

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. interaksi positif antara anak didik dengan nilai-nilai yang akan

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. didik. Untuk menghadapi dampak negatif globalisasi, agar anak didik berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan satu unsur generasi muda yang menjadi titik tumpu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

GARIS-GARIS BESAR PROGRAM PENGAJARAN (GBPP)

LEMBARAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KOTA SAWAHLUNTO NOMOR 4 TAHUN 2010 T E N T A N G PENDIDIKAN AL QUR AN

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2008 NOMOR : 1 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG WAJIB BELAJAR MADRASAH DINIYAH AWALIYAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. hlm Ismail SM. Et. All. Paradigma Pendidikan Islam, (Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2001),

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

BAB I PENDAHULUAN. dididik, dilatih dan diarahkan agar menjadi manusia yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. pengetahuan, kemampuan akhlak, juga seluruh pribadinya. 1

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas. maju, adil, makmur dan beradab berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2012 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik. Meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancang dan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung diluar kelas. Pendidikan tidak hanya bersifat formal, akan tetapi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG BARAT NOMOR 9 TAHUN 2009 TENTANG WAJIB BELAJAR DINIYAH TAKMILIYYAH AWALIYYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kecakapan spiritual keagamaan, kepribadian,

PEMERINTAH KABUPATEN SUMENEP

BAB I PENDAHULUAN. maupun di akhirat. Dengan pendidikan seseorang akan memperoleh bekal

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai makhluk sosial. Dalam hidup bermasyarakat, manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan agama merupakan salah satu bidang studi yang. dimasukkan dalam setiap kurikulum formal dan tingkat dasar hingga

BAB I PENDAHULUAN. manusia baik dalam hubungan dengan Tuhannya maupun berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tentu Negara akan lemah dan hancur. Sikap dan tingkah laku. dan membentuk sikap, moral serta pribadi anak.

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh guru untuk mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. mulai beranjak pada kondisi yang lebih modern. Perubahan dan. pembangunan bangsa dan negara adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kebaikan. Salah satunya nilai-nilai normatif yang berisi tentang petunjukpetunjuk. dalam menghadapi perkembangan zaman.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PEMBAHASAN. A. Bentuk-Bentuk Hukuman di Pondok Pesantren Al-Mursyid Ngetal

BAB I PENDAHULUAN. sangat dianjurkan pelaksanaannya oleh Allah SWT. Islam juga memerintah

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. budaya dan hasil dari peradaban manusia lebih dari itu pendidikan adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. 2011), hlm. 9. (Bandung: Irsyad Baitus Salam, 2007), hlm Rois Mahfud, Al-Islam Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Erlangga,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam dunia pendidikan, proses pembelajaran adalah hal yang paling utama dan tidak bisa diabaikan. Dalam proses pembelajaran itu sendiri juga harus mempertimbangkan penggunaan metode guna memperoleh hasil pembelajaran yang diharapkan. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan dalam proses pembelajaran untuk tujuan pembelajaran. Ada banyak macam dan jenis metode dalam pembeljaran, namun hanya ada beberapa saja yang sesuai dengan materi yang diajarkan, untuk itu seorang guru harus jeli dalam memilih dan menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran. Karena adanya kesalahan dalam pemilihan metode dapat mengakibatkan kesalahan yang fatal dalam proses pembelajaran. Pendidikan adalah usaha pendewasaan manusia seutuhnya (lahir dan batin) dalam arti tuntunan yang menuntut agar terdidik itu memiliki kemerdekaan berfikir, merasa, bertindak, dan berbicara serta percaya pada diri sendiri dengan penuh rasa tanggung jawab dalam setiap tindakan dan perilaku kehidupan sehari-hari. 1 Ada yang merumuskan, pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam mengenai terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Menurut definisi ini ada 3 (tiga) unsur yang mendukung tegaknya pendidikan Islam, pertama harus ada 1 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam. (Jakarta: PT Bina Ilmu, 2004), hal.6 1

2 usaha yang berupa bimbingan bagi pengembangan potensi jasmani dan rohani secara berimbang, kedua usaha tersebut berdasarkan atas ajaran Islam, ketiga usaha tersebut bertujuan agar didikan pada akhirnya memiliki kepribadian utama menurut ukuran Islam (kepribadian muslim). Dari uraian tadi jelaslah bahwa proses kependidikan diartikan sebagai upaya mempersiapkan manusia muslim yang sempurna dari berbagai aspek dalam segala tingkatan pertumbuhan untuk kehidupan di dunia dan di akhirat dengan prinsip-prinsip dan metode yang dibawa oleh Islam. 2 Dengan demikian, pendidikan Islam tidak hanya bersifat teoritis saja, tetapi juga praktis. Ajaran Islam tidak memisahkan antara iman dan amal sholeh. Oleh karena itu pendidikan Islam adalah sekaligus Pendidikan Iman dan Pendidikan Amal. Dan karena ajaran Islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan perorangan dan bersama, maka pendidikan Islam adalah pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. Semula orang yang bertugas mendidik adalah para Nabi dan Rasul, selanjutnya para ulama dan cerdik pandailah sebagai penerus tugas dan kewajiban mereka. 3 Manusia adalah makhluk Allah SWT. dan bagian dari alam bukan ada dengan sendirinya, tetpi dijadikan oleh Allah SWT. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam QS. Ar Rum ayat 40 : 2 Ibid, hal. 7 3 Ibid, hal. 9

3 Artinya : Allah-lah yang menciptakan kamu, kemudian memberimu rezki, kemudian mematikanmu, kemudian menghidupkanmu (kembali). Adakah di antara yang kamu sekutukan dengan Allah itu yang dapat berbuat sesuatu dari yang demikian itu? Maha sucilah Dia dan Maha Tinggi dari apa yang mereka persekutukan. 4 Tuhan Allah SWT. menciptakan dan menghidupkan manusia di muka bumi ini adalah agar manusia itu mengabdi kepada-nya artinya sebagai pengabdi Allah SWT. agar menuruti apa saja yang dibenci oleh Allah SWT. 5 Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT. dalam QS Adz Dzariyat ayat 56 : Artinya : Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-ku. 6 Jika kita simak kembali, apa yang dinyatakan dalam GBHN 1983, tujuan pendidikan antara lain adalah untuk meningkatkan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Dengan bertitik tolak dari GBHN tersebut dapat dirumuskan bahwa tujuan pendidikan agama di sekolah-sekolah umum ialah : untuk mendidikan anak-anak supaya menjadi orang yang taqwa kepada Allah SWT. yang berarti taat dan patuh menjalankan perintah serta menjauhi larangan-larangan-nya. 7 4 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah. (Surakarta: Media Insani Publishing, 2007), hal. 408 5 Munardji, Ilmu Pendidikan Islam, hal. 17 6 Departemen Agama RI, Al-Qur an dan Terjemah, hal. 523 7 Mahfudh Shalahuddin, Metodologi Pendidikan Agama. (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1987), hal. 11

4 Madrasah diniyah memiliki dua kata dasar yaitu madrasah dan diniyah. Madrasah dapat diartikan sebagai tempat atau lembaga yang di dalamnya terlaksana sebuah proses pendidikan dan memiliki tujuan tertentu. Sedangkan Diniyah berasal dari kata arab ad-din yang berarti agama. Dengan demikian madrasah diniyah dapat diartikan sebagai tempat atau lembaga yang melaksanakan proses pendidikan berlandaskan ilmu agama Islam yang bertujuan membentuk karakter dan kepribadian Islami sesuai dengan tuntunan Al-Qur an. Pendidikan Diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur (formal, non formal, informal) dan jenjang pendidikan. 8 Madrasah diniyah adalah salah satu lembaga pendidikan keagamaan pada jalur luar sekolah yang diharapkan mampu secara terus-menerus memberikan pendidikan Agama Islam kepada peserta didik yang tidak terpenuhi pada jalur sekolah yang diberikan melalui sistem klasikal serta menerapkan jenjang pendidikan yaitu: Madrasah Diniyah Awaliyah, dalam menyelenggarakan pendidikan Agama Islam tingkat dasar selama empat tahun dan jumlah jam belajran delapan belas jam seminggu, Madrasah Diniyah Wustha, dalam menyelenggarakan pendidikan Agama Islam tingkat menengah pertama sebagai pengembangan pengetahuan yang diperoleh pada Madrasah Diniyah Awaliyah, masa belajar selama dua tahun dengan jumlah jam belajar 18 jam pelajaran seminggu, dan Madrasah Diniyah Ulya, dalam 8 Dinas Pendidikan, Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta. (Tulungagung: Diktat Tidak Diterbitkan, 2014), hal. 10

5 menyelenggaraan pendidikan Agama Islam tingkat menengah atas dengan melanjutkan dan mengembangkan Madrasah diniyah Wustha, masa belajar dua tahun dengan jumlah jam belajar 18 per minggu. Madrasah Diniyah merupakan salah satu lembaga pendidikan non formal yang mengkaji mengenai materi Agama Islam baik dari kitab-kitab karangan para ulama ataupun Al-Qur an. Santri diajarkan tentang tata cara sholat yang baik dan benar, adab belajar, syi ir, tauhid, akhlak dan mengaji Al- Qur an. Dan yang menjadi perhatian lebih adalah mengenai ibadah shalat santri. Shalat merupakan ibadah yang paling utama dan merupakan pendidikan agama yang harus ditanamkan sejak dini agar menjadi sebuah kebiasaan dan santri akan memahami bahwa sholat merupakan sebuah kebutuhan bagi setiap muslim dan merupakan kewajiban kepada Sang Khaliq. Shalat menurut bahasa berarti do a. Sedangkan menurut syara adalah berhadap diri kepada Allah SWT sebagai suatu amal ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang telah ditentukan. 9 Shalat yang diwajibkan bagi tiap-tiap orang yang dewasa dan berakal ialah lima kali sehari semalam. Mula-mula turunnya perintah wajib shalat itu ialah pada malam Isra, setahun sebelum tahun Hijriah. 10 Namun yang perlu menjadi bahan pertimbangan adalah apakah santri mampu mengaplikasikan materi yang telah diajarkan atau tidak, apakah santri mampu mengaplikasikan materi yang telah diajarkan dengan baik atau tidak, 9 Labib dan Harniawati, Risalah Fiqih Islam. (Surabaya: Bintang Usaha Jaya, 2006), hal. 121 10 Sulaiman Rasjid, Fiqih Islam. (Bandung: Sinar Baru Algensindo, 1994), hal.53

6 apakah ada peningkatan dalam pengaplikasian ibadah shalat dalam kehidupan sehari-hari atau tidak. Karena di era modern ini banyak sekali gangguan dan godaan untuk anak-anak dalam meningkatkan ibadah shalat mereka. Misalnya adanya kemajuan IPTEK, adanya televisi yang menayangkan acara-acara televisi yang menyebabkan anak-anak sering melupakan waktu shalat, bahkan tidak mau belajar shalat. Dan hal inilah yang menjadi tanggung jawab guru Madrasah Diniyah untuk membimbing mereka menjadi lebih baik. Salah satunya dengan mensiasati metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di madrasah diniyah. Dengan adanya kenyataaan seperti itu maka penulis mengadakan penelitian dengan judul Metode Guru Madrasah Diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin di Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. Pembahasan ini dimaksudkan agar para santri dan para guru-guru yang lain agar dapat mengambil hikmah dari penelitian ini. Penelitian ini dilakukan di Madrasah diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar karena Madrasah Murul Muta alimin ini memuat salah sati mata pelajaran yang mengajarkan tentang tata cara praktek shalat yang baik dan benar yaitu pelajaran Fasholatan. Pelajaran Fasholatan ini dimuat agar para santri di Madrasah Murul Muta alimin ini mampu menjalankan shalat dengan baik dan benar sesuai dengan tuntunan ajaran agama Islam. Oleh Karena itu peneliti akan meneliti mengenai metode guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri Madrasah

7 Diniyah Nurul Muta alimin di Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. Dan peneliti memelilih lokasi di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar karena Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar merupakan salah satu madrasah diniyah di Blitar, yang dalam kurikulumnya memuat mata pelajaran Fasholatan dan sangat digencarkan agar para santri benar-benar memperhatikan sholatnya, baik dari segi bacaan maupun gerakan, tidak hanya dalam pelajaran tetapi juga dalam praktek kesehariannya. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan fokus penelitiannya sebagai berikut : 1. Bagaimana pelaksanaan metode guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar? 2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar? 3. Kendala apa saja yang dihadapi guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan fokus penelitian yang ada, maka tujuan penelitian yang hendak dicapai adalah :

8 1. Untuk mengetahui pelaksanaan metode guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. 2. Untuk mengetahui faktor pendukung dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. 3. Untuk mengetahui kendala apa saja yang dihadapi guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. D. Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapakan bisa memberikan informasi terhadap guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar, diantaranya kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfa at Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan khasanah keilmuan serta sebagai referensi atau rujukan dan sebagai bahan masukan bagi pendidik dan praktisi pendidikan dalam madrasah diniyah untuk dijadikan bahan analisis lebih lanjut dalam rangka meningkatkan kualitas belajar santri untuk meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri. 2. Secara Praktis a. Bagi Penulis

9 Setelah dilakukannya pengkajian dan penelitian, penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan serta wawasan dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri. b. Bagi Guru Madrasah Diniyah Bagi guru madrasah diniyah bisa dijadikan sebagai masukan dan sumber informasi untuk meningkatkan ketrampilan ibadah sholat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. c. Bagi Kepala Madrasah Diniyah Merupakan bahan laporan atau sebagai pedoman dalam mengambil kebijakan tentang metode guru dalam meningkatkan ketrampilan ibadah sholat santri di Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin Desa Kalipucung Kabupaten Blitar. d. Bagi Peneliti yang Akan Datang Hasil penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti yang akan datang sebagai bahan kajian penunjang meneliti hal-hal yang berkaitan dengan topik di atas. E. Penegasan Istilah Supaya dikalangan pembaca tercipta kesamaan pemahaman dengan penulis mengenai kandungan tema skripsi, maka penulis merasa perlu mempertegas makna istilah yang terdapat dalam tema skripsi, seperti di bawah ini :

10 1. Secara Konseptual Judul skripsi ini adalah Metode Guru Madrasah Diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin di Desa Kalipucung Kabupaten Blitar, penulis perlu memberikan penegasan ilmiah sebagai berikut : a. Metode Metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan peserta didik pada saat berlangsungnya proses pembelajaran. 11 b. Guru Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. 12 c. Ketrampilan Ketrampilan merupakan tingkat kemampuan untuk melakukan sesuatu yang biasanya berupa gerakan, tindakan ataupun bacaan dan hafalan. d. Ibadah Shalat Shalat menurut bahasa berarti do a. Sedangkan menurut syara adalah berhadap diri kepada Allah SWT sebagai suatu amal ibadah yang tersusun dari beberapa perkataan dan perbuatan yang dimulai dengan 11 Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam. (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), hal. 3 12 Tim Fermana, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sikdiknas. (Bandung: Fermana. 2006), hal. 3

11 takbir dan diakhiri dengan salam serta menurut syarat-syarat dan rukun-rukun yang telah ditentukan. 13 e. Madrasah Diniyah Madrasah diniyah memiliki dua kata dasar yaitu madrasah dan diniyah. Madrasah dapat diartikan sebagai tempat atau lembaga yang di dalamnya terlaksana sebuah proses pendidikan dan memiliki tujuan tertentu. Sedangkan Diniyah berasal dari kata arab ad-din yang berarti agama. Dengan demikian madrasah diniyah dapat diartikan sebagai tempat atau lembaga yang melaksanakan proses pendidikan berlandaskan ilmu agama Islam yang bertujuan membentuk karakter dan kepribadian Islami sesuai dengan tuntunan Al-Qur an. Pendidikan Diniyah adalah pendidikan keagamaan Islam yang diselenggarakan pada semua jalur (formal, non formal, informal) dan jenjang pendidikan. 14 2. Secara Operasional Metode guru madrasah diniyah dalam meningkatkan ketrampilan ibadah shalat santri Madrasah Diniyah Nurul Muta alimin di Desa Kalipucung Kecamatan Sanankulon Kabupaten Blitar ini merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru untuk mengajarkan dan memberikan bimbingan kepada para santri dalam hal ibadah shalat agar shalat mereka semakin baik. Semakin baik kualitas ketrampilan ibadah shalat santri maka 13 Labib dan Harniawati, Risalah Fiqih Islam, hal. 121 14 Dinas Pendidikan, Bantuan Penyelenggaraan Pendidikan Diniyah dan Guru Swasta, hal.10

12 akan semakin khusyu pula santri dalam menjalankan ibadah shalat santri dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, santri juga diharapkan mampu menerapkan yang sudah mereka pelajari dalam kehidupan sehari, yaitu senantiasa menunaikan ibadah shalat wajib lima waktu beserta shalat sunahnya dalam kesehariannya. F. Sistematika Pembahasan Peneliti berusaha menyusun kerangka penelitian secara sistematis, agar pembahasan lebih terarah dan mudah dipahami, serta sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Adapun secara sistematika penulisan skripsi yang akan disusun nantinya secara garis besar terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian inti dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, pernyataan keaslian, moto, persembahan, prakata, daftar tabel, daftar gambar, daftar lambing dan singkatan, daftar lampiran, abstrak dan daftar isi. Pada bagian inti ini memuat lima bab dan masing-masing bab berisi sub-sub bab, antara lain : Bab I : Pendahuluan, dalam bab ini diuraikan tentang konteks penelitian, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, penegasan istilah, dan sistematika pembahasan. Bab II : Kajian Pustaka, dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi teori, penelitian terdahulu, dan paradigm penelitian.

13 Bab III : Metode penelitian, dalam bab ini diuraikan tentang rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahaptahap penelitian. Bab IV : Hasil Penelitian, dalam bab ini diuraikan tentang deskripsi singkat objek penelitian, deskripsi data, temuan penelitian dan analisis data. Bab V : Pembahasan, dalam bab ini diuraikan tentang keterkaitan antara pola-pola, kategori-kategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, serta interpretasi dan penjelasan dari temuan teori yang dingkap dari lapangan. Bab VI : Penutup, dalam bab ini diuraikan tentang kesimpulan, dan saran. Bagian akhir memuat uraian tentang daftar rujukan, lampiran-lampiran, dan daftar riwayat hidup.