PEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG UNTUK TEMPAT REKREASI DENGAN REKLAMASI DI SUNGAI BINGAI KECAMATAN BINJAI SELATAN KODYA BINJAI.

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN... 93

Pengendalian Erosi dan Sedimentasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II TINJAUAN UMUM

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 62 TAHUN 2010 TENTANG

BARANG TAMBANG INDONESIA II. Tujuan Pembelajaran

BAB II TINJAUAN UMUM

IV. KONDISI UMUM 4.1 Kondisi Fisik Wilayah Administrasi

TANAH LONGSOR; merupakan salah satu bentuk gerakan tanah, suatu produk dari proses gangguan keseimbangan lereng yang menyebabkan bergeraknya massa

PERSYARATAN JARINGAN DRAINASE

BAB I PENDAHULUAN I-1

STUDI TEKNIS REKLAMASI LAHAN PASCA TAMBANG PT BERAU COAL, BERAU, KALIMANTAN TIMUR PROPOSAL KERJA PRAKTEK

BAB IV GEOLOGI PANTAI SERUNI DAERAH TAPPANJENG. pedataran menempati sekitar wilayah Tappanjeng dan Pantai Seruni. Berdasarkan

BAB II TINJAUAN UMUM

MENAMBANG TANPA MERUSAK LINGKUNGAN Oleh : Adang P. Kusuma (Badan Geologi, Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral)

REKLAMASI BENTUK LAIN PADA LAHAN BEKAS TAMBANG

Longsoran translasi adalah ber-geraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir berbentuk rata atau menggelombang landai.

BAB II TINJAUAN UMUM

PENDAHULUAN. Berdasarkan data Bappenas 2007, kota Jakarta dilanda banjir sejak tahun

PENDAHULUAN Latar Belakang

PAPER KARAKTERISTIK HIDROLOGI PADA BENTUK LAHAN VULKANIK

MITIGASI BENCANA ALAM II. Tujuan Pembelajaran

BAB II KONDISI WILAYAH STUDI

KEJADIAN GERAKAN TANAH DAN BANJIR BANDANG PADA TANGGAL 20 APRIL 2008 DI KECAMATAN REMBON, KABUPATEN TANA TORAJA, PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB II TINJAUAN UMUM

RESUME HASIL KEGIATAN PEMETAAN GEOLOGI TEKNIK PULAU LOMBOK SEKALA 1:

BAB I PENDAHULUAN. Banjir yang melanda beberapa daerah di wilayah Indonesia selalu

BAB V PEMBAHASAN. 5.1 Tata Ruang Lahan Daerah Penelitian. Menurut penataan ruang Kaupaten Lebak lokasi penambangn ini

KONSEP PENGEMBANGAN SUMUR RESAPAN DI KAMPUNG HIJAU KELURAHAN TLOGOMAS KOTA MALANG

BAB II DESKRIPSI DAERAH STUDI

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. Wilayahnya meliputi bagian hulu, bagian hilir, bagian pesisir dan dapat berupa

PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI. Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

BIOFISIK DAS. LIMPASAN PERMUKAAN dan SUNGAI

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Wilayah Administratif Kabupaten Tanggamus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya yang sangat penting untuk kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Analisis Konsentrasi dan Laju Angkutan Sedimen Melayang pada Sungai Sebalo di Kecamatan Bengkayang Yenni Pratiwi a, Muliadi a*, Muh.

PEDOSFER BAHAN AJAR GEOGRAFI KELAS X SEMESTER GENAP

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

I. Pendahuluan Tanah longsor merupakan sebuah bencana alam, yaitu bergeraknya sebuah massa tanah dan/atau batuan menuruni lereng akibat adanya gaya

A.A Inung Arie Adnyano 1 STTNAS Yogyakarta 1 ABSTRACT

REKLAMASI LAHAN BEKAS PENAMBANGAN

Rencana Penataan Lahan Bekas Kolam Pengendapan Timah Di Pit Tb 1.42 Pemali PT.Timah (Persero) Tbk, Kabupaten Bangka Provinsi Kepulauan Bangka Belitung

TATA CARA PEMANFAATAN AIR HUJAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyatnya, yaitu dengan cara menggalakan

BAB III KONDISI EKSISTING DKI JAKARTA

BAB II TINJAUAN UMUM

TUGAS TEKNOLOGI KONSERVASI SUMBER DAYA LAHAN

PENGATURAN BENTUK LERENG DAN PERLAKUAN REKLAMASI. Perlakuan Konservasi Tanah (Reklamasi) Guludan. bangku. Guludan - Teras Kredit

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipisahkan dari alam dan lingkungannya. Manusia selalu

BENCANA GERAKAN TANAH AKIBAT GEMPABUMI JAWA BARAT, 2 SEPTEMBER 2009 DI DESA CIKANGKARENG, KECAMATAN CIBINONG, KABUPATEN CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Karakteristik Hidrologi Di SUB DAS CIRASEA

meliputi pemilihan: pola tanam, tahapan penanaman (prakondisi dan penanaman vegetasi tetap), sistem penanaman (monokultur, multiple cropping), jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kebutuhan akan lahan untuk berbagai kepentingan manusia semakin lama

BAB II DESKRIPSI WILAYAH PERENCANAAN 2.1. KONDISI GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 6. DINAMIKA HIDROSFERLATIHAN SOAL 6.3

BAB III TATANAN GEOLOGI DAERAH PENELITIAN

BAB II TINJAUAN UMUM

Pasal 6 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 4. Dinamika Lithosferlatihan soal 4.6

Identifikasi Daerah Rawan Longsor

BAB I PENDAHULUAN. Lahan merupakan salah satu sumberdaya alam yang dibutuhkan umat

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM

BAB II Geomorfologi. 1. Zona Dataran Pantai Jakarta,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Air merupakan kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Dalam kehidupan

sumber daya lahan dengan usaha konservasi tanah dan air. Namun, masih perlu ditingkatkan intensitasnya, terutama pada daerah aliran sungai hulu

BAB II FAKTOR PENENTU KEPEKAAN TANAH TERHADAP LONGSOR DAN EROSI

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN. Secara Geografis Kota Depok terletak di antara Lintang

BAB VI STUDI OPTIMASI

PENGELOLAAN DAN KELESTARIAN KEBERADAAN SUMBER AIR SEBAGAI SALAH SATU UNSUR PENTING KEBUTUHAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kebutuhan manusia akibat dari pertambahan jumlah penduduk maka

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

BAB I PENDAHULUAN. 1. Menerapkan ilmu geologi yang telah diberikan di perkuliahan.

PENGEMBANGAN KONSERVASI LAHAN TERHADAP EROSI PARIT/JURANG (GULLY EROSION) PADA SUB DAS LESTI DI KABUPATEN MALANG

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PENANGANAN DAERAH ALIRAN SUNGAI. Kementerian Pekerjaan Umum

BAB 3 GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN KATA PENGANTAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR

SISTEM DRAINASE PERMUKAAN

IDENTIFIKASI JENIS-JENIS TANAH DI INDONESIA A. BAGAIMANA PROSES TERBENTUKNYA TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau menurunnya kekuatan geser suatu massa tanah. Dengan kata lain, kekuatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang,

BAB I PENDAHULUAN. tinggi sehingga rentan terhadap terjadinya erosi tanah, terlebih pada areal-areal

IDENTIFIKASI KERUSAKAN AKIBAT BANJIR BANDANG DI BAGIAN HULU SUB DAERAH ALIRAN SUNGAI (DAS) LIMAU MANIS ABSTRAK

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN Latar Belakang

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 8. SUPLEMEN PENGINDRAAN JAUH, PEMETAAN, DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFI (SIG)LATIHAN SOAL 8.3.

DAERAH ALIRAN CIMANDIRI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

PEMANFAATAN LAHAN BEKAS TAMBANG UNTUK TEMPAT REKREASI DENGAN REKLAMASI DI SUNGAI BINGAI KECAMATAN BINJAI SELATAN KODYA BINJAI Mahara Sintong 1 1 Jurusan Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan Jl. Willem Iskandar Psr V Medan Estate Medan 20211 Telp.(061) 6627549. Email :hara.tampubolon@yahoo.com Abstrak Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan dan menaikkan daya dukung lahan bekas tambang.penelitian dilaksanakan di aliran sungai Bingai, Kecamatan Binjai Selatan Kodya Binjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pengamatan langsung dilapangan dan studi pustaka. Tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penetian ini antara lain adalah: 1) mempelajari peta daerah, 2) mempersiapkan alat, seperti meteran, tali, kompas geologi Brunton, 3) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan, 4) mempelajari rona awal dari keadaan sekitarnya, 5) mempelajari keterkaitan proyek dan lingkungan. Tujuan dari reklamasi adalah memulihkan daya dukung yakni meningkatkan kegunaan tanah pada daerah lahan bekas tambang, mengurangi efek pelumpuran pada saat pencucian dan mengurangi keruskan alam secara dini. Untuk menghindari terjadinya kerusakan-kerusakan selama tahap penambangan, reklamasi dan perencanaan tat aguna lahan, perlu keterpaduan konsep ketiga rencana tersebut. Dengan melaksanakan pemanfaatan lahan akan dapat menaikkan daya dukung lahan, meskipun bentuk permukaan lahan telah berubah dan dampak negatip dapat ditekan sekecil mungkin. Kata Kunci : Lahan Bekas Tamban, Rekreasi, Reklamasi Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 11

PENDAHULUAN Kegiatanusaha pertambangan bahan galian golongan C, seperti pasir, kerikil dan batu saat sekarang ini sangat berkembang pesat sejalan dengan perkembangan pembangunan yang dilaksanakan. Pada dasarnya penambangan bahan galian tersebut dilakukan dengan pengupasan lapisan penutup, serta mengakibatkan konsekuensi logis akan timbulnya suatu dampak terhadap lingkungan. Esploitasi bahan galian C dapat menimbulkan bopeng-bopeng di permukaan bumi seperti hancurnya vegetasi tumbuhan penutup lahan, perubahan topografi bentang alam, kerusakan tanah dan perubahan hidrologi. Hal inilah yang mendasari peneliti untuk melakukan penetian di kecamatan Binjai Selatan dengan maksud mengurangi dampak negatif yang terjadi dengan memanfaatkan lahan bekas tambang yang telah berubah bentuk topografinya untuk tempat rekreasi. METODOLOGI Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengurangi dampak negatif yang terjadi terhadap lingkungan dan menaikkan daya dukung lahan bekas tambang. Penelitian dilaksanakan di aliran sungai Bingai, Kecamatan Binjai Selatan Kodya Binjai. Alasan penulis memilih lokasi ini adalah 1) lokasi lahan berada di daerah aliran sungai Bingai, sehingga menambah pesona alam yang indah, 2) Jarak dari kotabinjai ke lokasi tidak jauh (± 10 km) dan dapat ditempuh dengan kendaraan beroda dua dan beroda empat, 3) Kondisi jalan beraspal dan jalan proyek (berbatu), 4) Tranport ke lokasi mudah dijangkau dengan angkutan umum dan kendaraan umum dapat dijumpai dari kota Binjai. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dengan pengamatan langsung dilapangan dan studi pustaka. Tahapan yang dilalui dalam pelaksanaan penetian ini antara lain adalah: 1) mempelajari peta daerah, 2) mempersiapkan alat, seperti meteran, tali, kompas geologi Brunton, 3) Mengumpulkan data dan informasi di lapangan, 4) mempelajari rona awal dari keadaan sekitarnya, 5) mempelajari keterkaitan proyek dan lingkungan. Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 12

HASIL DAN PEMBAHASAN Daerah penelitian merupakan dataran sampai sedikit bergelombang dengan ketinggian 30 sampai 50 meter dari permukaan laut. Sungai yang mengalir agak lurus sampai berbelok di beberapa tempat terjadi tebing-tebing dengan ketinggian 1 sampai 6 meter dari permukaan air sungai. Batuan yang dijumpai di lapangan tersusun dari beberapa jenis, baik ukuran, komposisi maupun proses terbentuknya. Tabel 1. Stratigafi Daerah Penelitian Formasi/Endapan Litologi Endapan Alluvial Lempung, pasir, kerikil, bahkan bongkahan umumnya hasil lempung Formasi Medan Bongkahan, kerikil, pasir, tanah lempung umumnya tertutup hasil pelapukan Satuan Binjai Breksi aliran bersusun andesit dan tufa Tufa Toba Tufa Riodasit yang terlaskan Satuan Bekulap Psikoklastika dasit dan lava Sumber: hasil penelitian P3G Bandung, 2000 Keadaan Lahan Bekas Tambang Sifat lahan yang terjadi akibat kegiatan penambangan adalah : - Tanah menjadi gundul - Penurunan dasar sungai - Berkurangnya daya serap tanah terhadap air - Penurunan muka air tanah dan dasar sungai - Terdapatnya lubang-lubang yang terisi air. Kondisi air permukaan (sungai) berada dalam keadaan normal, dengan perkiraan debet air sekitar 12 m 3 /detik, lebar rata-rat 15 meter. Sungai sebelum melewati perkampungan/kodya Binjai kondisi airnya jernih, kecepatn relative lambat, mengendapkan ukuran pasir dan lanau. Setelah adanya penambangan terjadi kekeruhan air. Kedalaman muka air tanah teridiri dari 0 (nol) sampai 3 (tiga) meter dari permukaan tanah. Fluktuasi atau perbedaan ketinggian dari air muka tanah pada saat musim kemarau dan penghujan sebesar 0,5 meter sampai dengan 2,0 meter. Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 13

Reklamasi Lahan Bekas Tambang Reklamasi yang dilakukan pada daerah aliran sungai Binjei dilakukan dengan dua cara yaitu: - Reklamasi selama operasi tambang berlangsung - Reklamsai setelah penambangan selesai Tujuan dari reklamasi adalah memulihkan daya dukung yakni meningkatkan kegunaan tanah pada daerah lahan bekas tambang, mengurangi efek pelumpuran pada saat pencucian dan mengurangi keruskan alam secara dini. Untuk menghindari terjadinya kerusakan-kerusakan selama tahap penambangan, reklamasi dan perencanaan tat aguna lahan, perlu keterpaduan konsep ketiga rencana tersebut. Sasaran Reklamsi Untuk tercapainya sasaran reklamasi yang dikehendaki memerlukan dua tahap pekerjaan yaitu: - Pemulihan lahan bekas tambang untuk diperbaiki yang disebabkan oleh aktivitas penambangan - Mempersiapkan lahan bekas. Sasaran akhir dari reklamasi lahan bekas tambang adalah meliputi: memperbaiki lahan bekas tambang agar kondisi lahan menjadi bermanfaat kembali. Peralatan dan Bahan yang Digunakan untuk Reklamasi Peralatan yang digunakan untuk melaksankan reklamasi di lahan bekas tambang adalah: 1) Dump truck, sebagai alat angkut berbagai keperluan pelaksanaan reklamasi, 2) Buldozer untuk meratakan timbunan tanah penutup, 3) Alat bajak yang dipasang pada traktor guna menggemburkan tanah yang padat dank eras, 4) Back hoe untuk membuat saluran dan pembuatan kolam yang direncanakan, 5) Tongkat penanam yang digunakan saat penanaman dengan tangan, misalnya sekop, cangkul, 6) Konstruksi pipa pada saluaran air pengendali, 7) Susunan jerami untuk pengendalian sementara pada konstruksi penahan kecepatan aliran, 8) konstruksi kayu pada pembuatan check dam untuk membatasi/mengurangi kecepatan air limpasan, 9) Penyusunan karung yang berisi pasir atau tanggul sebagai penahan kecepatan aliran air dipermukaan dan sedimen, 10) Bangunan beton dan besi baja. Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 14

Pelaksanaan Reklamasi Untuk pelaksanaan reklamasi dilakukan pada bulan yang curah hujan rendah agar tidak mengganggu pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan reklamasi yang dilakukan pada dasarnya terdiri dari: - Pembuatan teras - Pembuatan saluran air - Pembibitan meratakan tanah penutup - Melaksanakan penanaman - Pemantauan Dalam pembuatan teras, lereng yang akan ditanami dibuat tidak tinggi atau terjal guna menghindari terjadinya erosi. Untuk pengaturan air agar mengalir pada tempatnya harus dibuat saluran, guna mengurangi kerusakan lahan akibat erosi dan air limpasan pada kolam yang akan direncanakan. Jumlah saluran pembuangan air untuk lahan yang akan dikerjakan pada kolan ikan harus dibuat dua buah dan saluran pembuangan air harus dibuat seperti gambar dibawah. Gambar 1. Saluran Air Gambar 2. Skat Trapesium Parabolik Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 15

Pembuatan saluran air baik untuk air yang masuk ke kolam maupun keluar, berfungsi untuk pengaturan sirkulasi air. Pembuatan saluran air yang baik adalah bentuknya parabolik seperti gambar 1, 2, 3. Setelah lahan untuk kolam selesai dilanjutkan dengan pembangunan sarana lain seperti: kantor, taman, panggung terbuka, dan lain sebagainya, maka diadakan penanaman tanaman. Jenis tumbuhan yang akan ditanam didaerah rekreasi meliputi rumpu -rumput dan pohon pelindung. Kegiatan diawali dari pembibitan, perapihan lahan, pembuatan teras siring untuk penanaman tanaman. Setelah selesai penanaman dilanjutkan dengan penataan air. Pengendalian erosi dan sedimentasi dilakukan pada waktu penambangan maupun setelah selesai penambangan, karena erosi yang terjadi dapat menyebabkan turunnya kesuburan tanah, terjadinya endapan lumpur, untuk itu perlu dilakukan: a) rencana kegiatan penambangan dan reklamsi, serta membuat batasanbatasan tahap penambangan seperti yang telah diterangkan di depan, serta penebangan pohon sampai batas penambangan, b) pembuatan saluran pengecek, saluran air limpasan, seperti pada gambar 4 (pengendali limpasan). Untuk pengelolaan tanah penutup atau lapisan penutup sangat diperlukan penanganannya, karena tanah merupakan media tumbuh bagi tanaman dan merupakan salah satu faktor penting untuk keberhasilan bagi pertumbuhan tanaman pada kegiatan reklamasi. Setelah selesai meratakan tanah penutup, maka dilanjutkan kegiatan revegetasi (penanaman), guna mempercepat pemadatan tanah serta memperindah lokasi lahan yang direklamasi. Lahan areal yang direklamasi perlu perhatian terhadap drainage, pohon penutup dan perawatannya. Setelah kegiatan reklamasi selesai maka diperlukan revegetasi tergantung kepada persiapan penanaman, cara penanaman, pemeliharaan tanaman serta pemantauan tanaman. Dengan mereklamasi lahan bekas tambang daya dukung tanah akan meningkat dan tercapainya tata guna lahan yang optimal. Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 16

Gambar 3. Saluran Pengelak dan Pengendali Air Limpasan Gambar 4. Pengendalian Limpasan KESIMPULAN DAN SARAN Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah : 1. Dampak yang ditimbulkan akibat penambangan meliputi dampak hidrologi dan dampak morfologi. 2. Kegiatan penambangan yang tidak mengikuti tahapan dasar pertambangan secara menyeluruh seperti dilakukan oleh perusahaan menyebabkan terjadinya: - Rawa-rawa di lokasi bekas tambang - Gundukan-gundukan tanah - Lahan kritis - Pendangkalan air sungai - Bahaya banjir 3. Dengan melaksanakan pemanfaatan lahan akan dapat menaikkan daya dukung lahan, meskipun bentuk permukaan lahan telah berubah. Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 17

4. Dengan pemanfaatan lahan bekas tambang maka dampak negatip dapat ditekan sekecil mungkin. Beberapa hal yang dapat disarankan dari penelitian ini : 1. Perlu ada perhatian khusus terhadap keserasian antara kegiatan penambangan dengan reklamasi guna menaikkan harga maksimal daya dukung lahan yang tersedia. 2. Lahan bekas tambang yang sudah lama selesai penambangannya harus diupayakan penataannya untuk meningkatkan fungsi lingkungan lahan itu sendiri. 3. Pembiayaan untuk kelestarian lingkungan harus dipersiapkan baik selama operasi penambangan berlangsung maupun setelah penambangan berakhir. DAFTAR PUSTAKA 1. Amdyo Mangunwijaya, Dr.,Ir., 1989, Rencana Penambangan Bijih Emas Alluvial dan Penanggulangan Dampak Lingkungan di Maesa, Sulawesi Utara, 1989, Bandung. 2. Contstantine e. Popof.,1965, Computing Reserves of Mineral Seposit : Principle and Conventional Method. 3. Divisi Engineering PTBA,1991, Pengupasan Tanh Penutup dan Masalah Penimbunannya dilihat dari Aspek Perencanaan Suatu Tambang Berwawasan Lingkungan PTBA. 4. Katili, Dr., 1963, Geologi Dasar, Institut Teknologi Bandung. 5. Kanwil DPE-SU di PPTM Bandung, 1993, Kolokium Hasil Kegiatan Lapangan. 6. RE. Suraatmaja, Dr., Pedoman Reklamasi Lahan Bekas Tambang. Departemen Pertambangan dan Energi Direktorat Jenderal Pertambangan Umum. 7. Sampurno, Dr., 1973, Kumpulan Edaran Kuliah Geomorfologi, Institut Teknologi Bandung. 8. Simanungkalit, N. M. (2011). Evaluasi Kemampuan Lahan dan Penggunaan Lahan Pertanian Di Sub DAS Gotigoti Daerah Aliran Sungai Batangtoru Kabupaten Tapanuli Utara. JURNAL GEOGRAFI, 3(1), 1-16. 9., 1991, Seminar Pelatihan dan Pameran Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Pertambangan Umum. Jurnal Geografi Vol. 3 No. 2 Agustus 2011 18