EFEK METIL ESTER MINYAK JARAK PAGAR DENGAN DIMETIL ESTER TURUNAN OLEAT TERHADAP EMISI GAS BUANG DARI MESIN DIESEL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

SKRIPSI MOTOR BAKAR. Disusun Oleh: HERMANTO J. SIANTURI NIM:

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

: Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH PERBANDINGAN SOLAR - BIODIESEL (MINYAK JELANTAH) TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MOTOR DIESEL

Jurnal Flywheel, Volume 3, Nomor 1, Juni 2010 ISSN :

PRODUKSI BIODIESEL DARI CRUDE PALM OIL MELALUI REAKSI DUA TAHAP

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK BIJI KARET DENGAN PENGUJIAN MENGGUNAKAN MESIN DIESEL (ENGINE TEST BED)

BAB Latar Belakang Ketersediaan bahan bakar minyak yang berasal dari minyak bumi semakin hari semakin menipis, sedangkan kebutuhan akan bahan ba

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi sekarang ini. Menurut catatan World Economic Review (2007), sektor

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK NYAMPLUNG MENGGUNAKAN PEMANASAN GELOMBANG MIKRO

Pembuatan Biodiesel dari Minyak Kelapa dengan Katalis H 3 PO 4 secara Batch dengan Menggunakan Gelombang Mikro (Microwave)

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini dunia sedang menghadapi kenyataan bahwa persediaan minyak. bumi sebagai salah satu tulang punggung produksi energi semakin

PEMBUATAN BIODIESEL SECARA SIMULTAN DARI MINYAK JELANTAH DENGAN MENGUNAKAN CONTINUOUS MICROWAVE BIODISEL REACTOR

BAB I PENDAHULUAN. yang menggunakan bahan bakar minyak sebagai bahan bakarnya.

lebih ramah lingkungan, dapat diperbarui (renewable), dapat terurai

PEMBUATAN BIODIESEL. Disusun oleh : Dhoni Fadliansyah Wahyu Tanggal : 27 Oktober 2010

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum mengenal bahan bakar fosil, manusia sudah menggunakan biomassa

BAB I PENDAHULUAN. Krisis energi yang terjadi di dunia khususnya dari bahan bakar fosil yang

A. Sifat Fisik Kimia Produk

BAB 2 DASAR TEORI. Universitas Indonesia. Pemodelan dan..., Yosi Aditya Sembada, FT UI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI TRANSESTERIFIKASI BIODIESEL MENGGUNAKAN CAMPURAN MINYAK KELAPA SAWIT DAN MINYAK JARAK DENGAN TEKNIK ULTRASONIK PADA FREKUENSI 28 khz

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kenaikan harga BBM membawa pengaruh besar bagi perekonomian bangsa. digunakan semua orang baik langsung maupun tidak langsung dan

METODE PENELITIAN Kerangka Pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. BBM petrodiesel seperti Automatic Diesel Oil (ADO) atau solar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. ketercukupannya, dan sangat nyata mempengaruhi kelangsungan hidup suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISA KINERJA MESIN OTTO BERBAHAN BAKAR PREMIUM DENGAN PENAMBAHAN ADITIF OKSIGENAT DAN ADITIF PASARAN

KINETIKA REAKSI DAN OPTIMASI PEMBENTUKAN BIODIESEL DARI CRUDE FISH OIL PENELITIAN

ANALISIS PERBANDINGAN KADAR GAS BUANG PADA MOTOR BENSIN SISTEM PENGAPIAN ELEKTRONIK (CDI) DAN PENGAPIAN KONVENSIONAL

Prarancangan Pabrik Metil Ester Sulfonat dari Crude Palm Oil berkapasitas ton/tahun BAB I PENGANTAR

I. PENDAHULUAN. produksi biodiesel karena minyak ini masih mengandung trigliserida. Data

KAJI EKSPERIMENTAL PERFORMANSI MOTOR DIESEL DENGAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI MINYAK GORENG BEKAS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL (TAHUN KE II)

PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA MELALUI PROSES TRANS-ESTERIFIKASI. Pardi Satriananda ABSTRACT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. sawit kasar (CPO), sedangkan minyak yang diperoleh dari biji buah disebut

BAB III RANCANGAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Motor bensin dan diesel merupakan sumber utama polusi udara di perkotaan. Gas

Bab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

ANALISIS SIFAT FISIK DAN KIMIA BIODIESEL DARI MINYAK JELANTAH SEBAGAI BAHAN BAKAR ALTERNATIF MOTOR DIESEL

BAB II PUSTAKA PENDUKUNG. Ketersediaan energi fosil yang semakin langka menyebabkan prioritas

PENGUJIAN PENGGUNAAN KATALISATOR BROQUET TERHADAP EMISI GAS BUANG MESIN SEPEDA MOTOR 4 LANGKAH

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi Bahan Bakar Diesel Tahunan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN PENELITIAN FUNDAMENTAL PENGEMBANGAN REAKSI ESTERIFIKASI ASAM OLEAT DAN METANOL DENGAN METODE REAKTIF DISTILASI

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak awal Januari 2009 ini Pertamina semakin memperluas jaringan SPBU yang

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN CAMPURAN SOLAR DAN BIOSOLAR TERHADAP PERFORMANSI MESIN DIESEL

BAB I PENDAHULUAN. alternatif lain yang dapat dijadikan sebagai solusi. Pada umumnya sumber energi

KAJIAN EKSPRIMENTAL PENGARUH BAHAN ADITIF OCTANE BOSTER TERHADAP EMISI GAS BUANG PADA MESIN DIESEL

OPTIMASI RASIO PALM FATTY ACID DESTILATE ( PFAD ) DAN SABUN LOGAM PADA PEMBUATAN PELUMAS PADAT (GREASE ) BIODEGRADABLE

BAB I PENDAHULUAN. Studi komparansi kinerja..., Askha Kusuma Putra, FT UI, 2008

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAJI EKSPERIMENTAL PERBANDINGAN UNJUK KERJA MOTOR BAKAR BERBAHAN BAKAR SOLAR DENGAN BIODIESEL (CPO) CAMPURAN B 25 DAN B - 35

KAJI EKSPERIMENTAL EMISI GAS BUANG MOTOR BAKAR BENSIN DENGAN BAHAN BAKAR PREMIUM DAN CAMPURAN PREMIUM BIOETANOL

Lemak dan minyak adalah trigliserida atau triasil gliserol, dengan rumus umum : O R' O C

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERBANDINGAN PEMBUATAN BIODIESEL DENGAN VARIASI BAHAN BAKU, KATALIS DAN TEKNOLOGI PROSES

BAB I PENDAHULUAN I.1

LAPORAN SKRIPSI PEMBUATAN BIODIESEL DARI MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN KATALIS PADAT BERPROMOTOR GANDA DALAM REAKTOR FIXED BED

Sintesis Metil Ester dari Minyak Goreng Bekas dengan Pembeda Jumlah Tahapan Transesterifikasi

Oleh : Wahyu Jayanto Dosen Pembimbing : Dr. Rr. Sri Poernomo Sari ST., MT.

BAB I PENDAHULUAN. ini sumber energi yang banyak digunakan adalah sumber energi yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PROSES TRANSESTERIFIKASI MINYAK BIJI KAPUK SEBAGAI BAHAN DASAR BIODIESEL YANG RAMAH LINGKUNGAN

PENGARUH PENGGUNAAN BAHAN BAKAR SOLAR, BIOSOLAR DAN PERTAMINA DEX TERHADAP PRESTASI MOTOR DIESEL SILINDER TUNGGAL

Pemanfaatan Elektrolisis Sebagai Alternatif Suplemen Bahan Bakar Motor Diesel Untuk Mengurangi Polusi Udara

PENDAHULUAN Latar Belakang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS UNJUK KERJA MESIN DIESEL SATU SILINDER MENGGUNAKAN SUPERCARJER BERBAHAN BAKAR PERTADEX DAN CAMPURAN PERTADEX BIODIESEL BIJI BUNGA MATAHARI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KAJI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN MEDAN MAGNET TERHADAP KINERJA MOTOR BENSIN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Sumber-Sumber Energi yang Ramah Lingkungan dan Terbarukan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. KATA PENGANTAR... iii. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

EKA DIAN SARI / FTI / TK

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Dibagi menjadi: biofuel (5%), panas bumi (5%), biomasa nuklir, tenaga air dan tenaga angin (5%), batu bara cair (2%)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESA PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi bahan bakar minyak tahun 2005 (juta liter) (Wahyudi, 2006)

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

METANOLISIS MINYAK KOPRA (COPRA OIL) PADA PEMBUATAN BIODIESEL SECARA KONTINYU MENGGUNAKAN TRICKLE BED REACTOR

Transkripsi:

EFEK METIL ESTER MINYAK JARAK PAGAR DENGAN DIMETIL ESTER TURUNAN OLEAT TERHADAP EMISI GAS BUANG DARI MESIN DIESEL Muhammad Syafii, Timbangen Sembiring, Nimpan Bangun Pascasarjana FMIPA Fisika USU Jl. Bioteknologi No.1. Kampus USU Medan-Telp/Fax.061-8214290 Email : syafii_zafa@yahoo.com Abstrak Penelitian efek metil ester minyak jarak pagar dan dimetil ester rantai bercabang (DMEB) turunan oleat terhadap emisi gas buang pada mesin diesel. Metil ester minyak jarak pagar dibuat dengan cara tranesterifikasi Dari hasil pengujian didapat m minyak jarak pagar dan dimetil ester rantai bercabang (DMEB) dibuat dengan proses kabonilasi asam oleat, pengujian ini meliputi 4 (empat) jenis bahan bakar yakni B0, B5, B10 dan B10mix yang mengandung metil ester berturut-turut 0% (100% solar pertadex), 5%, 10% dan B10 mix (10% metil ester dan 1% DMEB), kemudian dilakukan dengan menggunakan motor diesel TD110-TD115 test bed and instrumentation for small engines pada putaran 1600 rpm,dan auto gas analizer untuk mendeteksi emisi ga buang. Dari data penelitian didapat emisi CO B0 3,42%, B5 1,74%, B101,56%, dan B10mix 1,54%. Dan pada emisi HC untuk B0 185 ppm, B5 185 ppm, B10 184 ppm, dan B10mix 175 ppm. Sedangkan emisi CO 2 untuk B0 5,96%, B5 5,92%, B10 5,38%, dan B10mix 5,26%, sehingga efek metil ester minyak jarak pagar menurunkan emisi gas buang dibandingkan dengan B0 (solar pertadex). Makin tinggi persentase metil ester minyak jarak semakin turun emisi yang dihasilkan. Penambahan 1% dimetil ester rantai bercabang dapat menurunkan emisi hidrokarbon (HC) dari 184 ppm menjadi 175 ppm. Kata kunci: Metil ester, Dimetil ester, Tranesterifikasi, emisi, Karbonilasi. 1. PENDAHULUAN Banyak negara saat ini sedang mengembangkan energi yang berbasis sumber energi terbarukan sebagai pengganti energi fosil seperti energi matahari, gelombang laut, air, dan bioenergi. Pengembangan energi ini dipergunakan sebagai salah satu upaya untuk mengurangi pengaruh terhadap tingginya ketergantungan terhadap energi fosil khususnya minyak solar dan mengurangi pencemaran udara. Pada saat yang bersamaan, ketersedian energi fosil sudah semakin menipis, pembakaran sumber energi fosil khususnya bahan bakar solar banyak melepaskan emisi karbon ke atmosfer, antara lain karbon dioksida (CO 2 ), nitrogen oksida (NO x ), dan karbon monoksida (CO), yang menyebabkan pencemaran udara dan menjadi penyumbang besar terhadap pemanasan global [1]. Upaya meggunakan bahan bakar yang ramah lingkungan untuk mengurangi pencemaran udara dan efek pemanasan global, telah menjadi bagian penelitian pada bahan bakar alternatif salah satunya adalah pengembangan energi biodiesel. Biodiesel merupakan bahan bakar yang bersumber dari mahkluk hidup, secara defenisi biodiesel merupakan campuran ester asam lemak rantai panjang yang dihasilkan dari lemak terbarukan (Renewable lipid) minyak tumbuhan atau hewan. Minyak nabati dilakukan melalui proses tranesterifikasi, sehingga menghasilkan metil ester asam lemak atau Fatty Acid Methyl Ester yang disebut dengan FAME. Dalam penggunaannya FAME sebagai bahan bakar dicampur dengan sebagian 1

minyak solar seperti B5 dan lain- lain. Sehingga biodiesel bisa digunakan sebagai bahan bakar campuran solar. Pemakaian minyak jarak pagar sebagai bahan bakar diesel belum banyak dilakukan dan perlu pengamembangan lebih lanjut salah satunya dengan penambahan aditif Penelitian ahkir-ahkir ini telah melaporkan pembuatan dimetil ester rantai cabang yang disebut DMEB dan telah digunakan bersama metil ester turunan minyak kelapa sawit untuk membuat biodiesel. Dari hasil pengujian performansi mesin diesel dan uji emisi gas buang hasil pembakaran mesin diesel diperoleh penggunaan bahan bakar biodisel ini lebih efektif dibandingkan dengan minyak diesel (solar)[2]. Mengingat begitu pentingnya penggunaan bahan bakar alternatif seperti biodiesel dari minyak jarak pagar, perlu adanya studi lanjutan mengenai penggunaan minyak jarak pagar dan campuran dimetil ester cabang (DMEB) terhadap dan emisi gas buang dari mesin diesel. 1.1. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh atau efek dari metil ester minyak jarak pagar dengan dimetil ester turunan oleat terhadap emisi gas buang dari mesin diesel. 1.2. Dasar Teori Pencemaran udara yang terus terjadi selama ini dan pemanasan global yang mencuat ahkir-ahkir ini menunjukkan bahwa begitu pentingnya dilakukan upaya penurunan atau pengurangan emisi gas buang baik melalui melalui studi atau penelitian mengenai energi penggerak kendaraan bermotor atau upaya lainnya. Proses pembakaran kenderaan bermotor solar atau mesin diesel sangat besar dalam menyumbangkan atau menghasilkan sejumlah emisi gas buang di antaranya adalah senyawa hidrokarbon (HC) tidak terbakar, karbon monoksida (CO), karbon dioksida (CO 2 ), senyawa nitrogen oksida (NOx), dan asap[3]. Bahan- bahan pencemar tersebut sangat berdampak negatif terhadap manusia dan ekosistem disekitar kita. Mesin diesel merupakan penyumbang polusi udara, salah satu penyebabnya adalah proses pembakaran didalam mesin yang kurang sempurna dan kondisi bahan bakar, maka perlu dilakukan pembuatan bahan bakar yang ramah lingkungan salah satunya adalah penngunaan bahan bakar biodiesel. Biodiesel merupakan jenis bahan bakar yang termasuk ke dalam bahan bakar nabati (BBN), bahan bakunya bisa berasal dari berbagai sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan sering disebut dengan FAME (Fatty Acid Methyl Ester) yang di gunakan untuk menggerakan mesinmesin diesel sebagai campuran pada bahan bakar diesel. Bahan bakar nabati ini berasal dari minyak nabati yang di konversi melalui reaksi kimia, Tranesterifikasi adalah tahap konversi dari asam lemak bebas menjadi ester. Tranesterifikasi mereaksikan minyak lemak dengan alkohol. Reaksi esterifikasi dari asam lemak menjadi metil ester adalah : RCOOH + CH 3 OH Asam Lemak + Metanol RCOOH 3 + H 2 O Metil Ester + Air Faktor-faktor yang berpengaruh pada reaksi tranesterifikasi adalah waktu reaksi, pengadukan, katalisator, dan suhu reaksi. Transesterifikasi (biasa disebut dengan alkoholisis) adalah tahap konversi dari trigliserida minyak nabati menjadi alkyl ester, melalui reaksi dengan alkohol, dan menghasilkan produk samping yaitu gliserol[4]. Reaksi transesterifikasi trigliserida menjadi metil ester adalah : 2

timbulnya asap hitam. Asam hitam yang ditimbulkan akibat proses pembakaran dalam mesin kemungkinan terdapat zat seperti CO, CO 2, dan HC[6]. 2. METODOLOGI PENELITIAN Asam oleat merupakan surfaktan anionik yang mempunyai gugus karboksilat sebagai gugus polar (hidrofilik) yang larut dalan air dan alkil rantai panjang gugus yang tak larut dalam air (hidrofobik). Asam lemak tak jenuh asam oleat menjadi dimetil ester bercabang. Pembentukan dimetil ester bercabang ini dapat dibuat melalui reaksi karbonilasi metil oleat dengan katalis PdCl 2, kokatalis CuCl 2 dan adanya CO membentuk senyawa 3- oktil undekana-dikarboksilat anhidrid, seperti pada reaksi berikut ini[5]. H CH 3 (CH 2) 7 C--- CH 2(CH 2) 7 COOCH 3 COOCH 3 (Metil ester Rantai bercabang (DMEB) Metil ester jarak pagar dan dimetel ester rantai cabang (DMEB), tentunya telah diuji fisis nya diantaranya adalah viscositas, densitas, cloud point, plast point. Sifat fisis bahan bakar perlu diperhatikan untuk menghindari kerusakan alat dan kerugian lainnya yang mungkin timbul akibat penggunaan bahan bakar tersebut. Pada proses pembakaran Bahan bakar dalam mesin sangat besar pengaruhnya terhadap hasil dari suatu pembakaran. Bahan bakar yang baik mempunyai sifat mudah terbakar dan hasil pembakarannya dapat menghasilkan tenaga yang baik serta polusi yang ditimbulkan kecil (sedikit). Sebaliknya bahan bakar yang kurang baik antara lain akan menjadikan pembakaran yang tidak sempuma serta dapat menyebabkan timbulnya tenaga mesin kecil yang disertai 2.1. Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan dilaboratorium Kimia Anoganik Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam USU Medan untuk pembuatan Biodiesel B0, B5, B10, dan B10 Mix. Kemudian untuk pengujian emisi gas buang dilakukan di Laborotorium Teknik Mesin Fakultas Teknik USU Medan. 2.2. Pengujian dan Pengumpulan data Motor diesel yang digunakan dalam pengujian bahan bakar adalah motor diesel TD110-TD115 Test Bed and Instrumentation for Small Engines. Gambar.1. Motor diesel pada pengujian emisi gas buang. 3

Tabel.1. Spesifikasi TD110-TD115 Tipe TD111 4-Stroke Diesel Engine Valve Position Valve rocker clearance ROBIN FUJI DY23D Overhead 0,10 mm (cold) Swept Volume 230 cm 3 Bore 70 mm Stroke 60 mm Compression Ratio 21: 1 Recommended 3600 revs/min maximum speed Injection timing 23 0 BTDC Dry mass 26 kg Bahan bakar yang digunakan dalam pengujian adalah bakar pertadex dan campuran pertadexminyak jarak pagar dan aditif asam oleat yang sudah dikarbonilasi. Dalam hal ini minyak jarak diproses dengan cara tranesterifikasi dan Aditif diproses melalui karbonilasi asam oleat prosedur dan pembuatan dilaporkan Bangun, N dan Siahaan, D[5]. Bahan Bakar dibuat dengan 4 (empat) jenis yakni B0, B5, B10, B10mix dengan aditif asam oleat atau DMEB. Pada pengujian ini, untuk setiap campuran bahan bakar, motor dijalankan dengan putaran konstan sekitar 1600 rpm, kemudian dilakukan uji emisi gas buang yang meliputi CO, HC, dan CO 2 yang terdapat pada hasil pembakaran bahan bakar. pengujian diukur untuk mengetahui kadar emisi dalam gas buang. Pengujian emisi gas buang yang dilakukan dalam penelitian ini menggunakan alat auto logic gas analizer. Dalam Pengujian ini auto gas analizer disambungkan pada perangkat komputer dimana kandungan gas pada gas uanlizer dikosongkan kemudian memasukan gas fitting kedalam knalpot motor bakar dan menunggu beberpa menit sehingga tampil hasil emisi akibat proses pembakaran bahan bakar didalam mesin yang dilakukan pada putran 1600 rpm. 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Emisi gas buang adalah sisa hasil pembakaran bahan bakar didalam mesin, yang dikeluarkan melalui sistem pembuangan mesin. Pembakaran yang dihasilkan akan terbang ke atmosfer sehingga mempengaruhi pencemaran udara dan lingkungan. Emisi hasil pembakaran seperti CO, CO 2, dan HC, dari data hasil pengujian emisi gas buang dihasilkan didapat emisi hasil gas buang bahan bakar metil ester dan dimetil ester rantai bercabang (DMEB) dapat diturunkan pada putaran 1600 rpm, seperti terlihat pada Tabel 3.1 berikut ini. Tabel. 3.1.Emisi gas buang mesin diesel pada putaran 1600 rpm NO Bahan Bakar Emisi gas buang mesin diesel pada putaran 1600 rpm CO (%) HC (ppm) CO 2 (%) 1 B0 3.42 185 5,96 2 B5 1.74 185 5,92 3 B10 1.56 184 5,38 4 B10 mix 1.54 175 5,26 Keterangan : B0 = 100 % solar pertadex atau 0% metil ester. B5 = 5% metil ester minyak jarak pagar dan 95 % solar pertadex. B10 = 10% metil ester minyak jarak pagar dan 90% solar pertadex. B10mix = 10% metil ester minyak jarak pagar dan 89% solar petadex dan ditambah 1% dimetil dimetil ester rantai bercabang (DMEB). = 11% metil ester dan DMEB 3.1. Emisi karbon monoksida (CO) Karbon monoksida (CO) merupakan hasil pembakaran tidak 4

sempurna dari bahan bakar yang mengandung hidrokarbon. Gas ini sifatnya beracun dan merupakan salah satu polutan yang sering dijumpai sebagai emisi hasil pembakaran minyak pada mesin. Data penelitian uji emisi yang telah dilakukan menunjukkan kandungan metil ester minyak jarak maupun DMEB memberi efek pada emisi karbon monoksida. Efek ini dapat dilihat pada Grafik 3.1 dibawah ini. Karbon monoksida(%) 4 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 3.42 1.74 1.56 1,54* * 10% Metil ester dan 1% Dimetil ester rantai bercabang (DMEB) CO (%) % Metil Ester 0 5 10 15 Grafik 3.1. Hubungan karbon monoksida (%) dengan metil ester Dari Gambar 3.1 terlihat efek metil ester minyak jarak terhadap emisi karbon monoksida (CO) menurun. Campuran metil ester dengan dimetil ester rantai bercabang B5 (5% metil ester) 1,74%, B10 (10% metil ester), 1,56% B10mix (10% metil ester dan 1% dimetil ester rantai bercabang) 1,54% dibandingkan dengan B0 (0% metil ester atau 100% solar pertadex) 3,42%. Hal ini disebabkan karena pengaruh oksigen terikat pada metil ester menyebabkan pembakaran lebih sempurna. Dengan bahan bakar metil ester (B5, B10, B10mix) terlihat penurunan emisi karbon monoksida (CO) lebih rendah dari B0 (0% metil ester atau 100% solar pertadex), pada komposisi kimia dari pertadex dan metil ester berbeda dalam kandungan oksigen, B0 (Solar pertadex) terdiri dari hidrokarbon rantai lurus dan sebagian rantai bercabang, sedangkan pada metil ester mengikat dua atom oksigen, semakin banyak oksigen rongga campuran yang ada, pembakaran semakin sempurna, sehingga menghasilkan karbon monoksida yang rendah. hal yang sama dilaporkan bahwa terjadi penurunan emisi karbon monoksida (CO) dengan menggunakan bahan bakar biodiesel 0,086%[7]. 3.2. Emisi hidrokarbon (HC) Hidrokarbon terbentuk akibat bahan bakar didalam ruang bakar tidak terbakar secara keseluruhan atau sempurna. Gas buang HC juga terbentuk karena dua faktor yaitu : (1) Bahan bakar yang tidak terbakar dan keluar menjadi gas (2) Bahan bakar terpecah karena reaksi panas berubah menjadi gugusan hidrokarbon (HC) yang lain, yang keluar bersama gas buang. Sebab utama timbulnya gas buang hidrokarbon adalah karena sekitar dinding-dinding ruang bakar memiliki temperatur rendah dimana pada temperatur itu pembakaran tidak mampu dilakukan. Penambahan persentase metil ester minyak jarak dengan dimetil ester rantai bercabang (DMEB) dapat merendahkan emisi hidrokarbon (HC) seperti terlihat pada Grafik 3.2 berikut ini. Hidrokarbon (ppm) 186 184 182 180 178 176 174 185 185 184 0 5 10 15 175* % Metil ester * 10% Metil ester dan 1% Dimetil ester rantai bercabang (DMEB) HC Grafik 3.2. Hubungan hidrokarbon (ppm) dengan metil ester 5

Dari Gambar 3.2. menunjukkan bahwa metil ester minyak jarak dan dimetil ester rantai bercabang (DMEB) mempunyai efek terhadap penurunan kadar hidokarbon pada B5 (5% metil ester) 185 ppm, B10 (10% metil ester) 184 ppm, B10mix (10% metil ester dan 1% dimetil ester rantai bercabang) 175 ppm, dibandingkan dengan B0 (0% metil ester atau 100% solar pertadex) 175 ppm. Berkurangnya senyawa hidrokarbon ini disebabkan karena jumlah O 2 terikat (bonded oxygen) yang terkandung didalam metil ester minyak jarak dengan dimetil ester turunan oleat atau DMEB terdapat 4 atom oksigen terikat yakni RCOOH 3 dan COOH 3 sehingga pembakaran lebih sempurna. Pada metil ester jarak pagar selain O 2 dari udara, O 2 pada metil ester akan turut serta dalam proses pembakaran, sehingga pembakaran menjadi lebih baik. Selain itu gas buang hidrokarbon dipanaskan kembali ketika emisi keluar dari ujung knalpot, sehingga gugus hidrokarbon berubah menjadi unsur H 2 dan C. Kemungkinan terbesar yang terjadi adalah unsur H 2 bersenyawa dengan unsur O 2 menjadi H 2 O, karena banyaknya massa H 2 O yang menetes keluar sehingga menurunkan hidrokarbon. Hal yang sama telah dilaporkan bahwa terjadi penurunan hidrokarbon (HC) dengan menggunakan bahan bakar biodiesel minyak jarak pagar[8]. 3.3. Emisi karbon dioksida (CO 2 ) karbon dioksida (CO 2 ) merupakan senyawa yang tidak berwarna dan beracun hasil pembakaran minyak diesel dari mesin diesel, efek dari CO 2 ini adalah membawa dampak terhadap efek rumah kaca atau pemanasan global. Dari data pengujian yang dilakukan Karbon dioksida (CO 2 ) yang terkandung dalam emisi gas buang dpat diturunkan dengan makin besarnya persentase dari metil ester dan dimetil ester turunan oleat atu dimetil ester rantai bercabang (DMEB) yang dicampukan pada solar pertadex seperti terlihat pada Grafik 3.3 berikut ini. Karbondioksida (%) 6 5.9 5.8 5.7 5.6 5.5 5.4 5.3 5.2 5.96 5.92 5.38 5,26* % Metil Ester 0 5 10 15 * 10% Metil ester dan 1% Dimetil ester rantai bercabang (DMEB) Grafik 3.3. Hubungan karbon dioksida (%) dengan metil ester CO2 (%) Dari Gambar 3.3. terlihat bahwa efek metil ester minyak jarak pagar dengan dimetil ester rantai bercabang (DMEB) sangat mempengaruhi penurunan emisi karbon dioksida, B5 (5% metil ester) 5,92%, B10 (10% metil ester) 5,38%, B10mix (10% metil ester dan 1% dimetil ester rantai bercabang) 5,26%, dibandingkan dengan B0 (0% metil ester atau 100% solar pertadex) 5,96%. Seperti telah diketahui bahwa karbon monoksida (CO) merupakan gas yang cukup banyak terdapat di udara, dimana gas ini terbentuk akibat adanya suatu pembakaran yang tidak sempurna. Metil ester jarak pagar dengan dimetil ester rantai cabang (DMEB) tersebut mampu bekerja untuk mengurangi emisi gas buang CO dan CO 2, sesuai dengan reaksi kimia yang telah disampaikan bahwa hal ini didukung oleh meningkatnya kandungan oksigen yang dihasilkan, berarti bahwa pengurangan senyawa CO bukanlah karena berubah menjadi senyawa CO 2, tetapi lebih cenderung karena terurai menjadi unsur C dan O 2. Bila karbon di dalam bahan bakar metil ester minyak jarak terbakar habis dengan sempurna maka terjadi reaksi berikut: C + O 2 CO 2 6

Dalam proses ini yang terjadi adalah CO 2. Apabila unsur-unsur oksigen (udara) tidak cukup, akan terjadi proses pembakaran tidak sempurna, sehingga karbon di dalam bahan bakar terbakar dalam suatu proses sebagai berikut: C + ½ O 2 CO Hal yang sama telah dilaporkan bahwa terjadi penurunan emisi karbon monoksida (CO 2 ) dengan menggunakan bahan bakar biodiesel sebesar 4,1%[7]. 4. KESIMPULAN DAN SARAN 4.1. Kesimpulan Dari hasil pengujian bahan bakar diesel maka diperoleh kesimpulan bahwa : Kandungan metil ester semakin tinggi memberikan emisi gas buang CO, CO 2, HC, yang semakin rendah. 4.2. Saran Penelitian ini dapat dilanjutkan dengan menggunakan bahan aditif yang lainnya dengan variasi dan kosentrasi yang berbeda terhadap bahan bakar metil ester jarak pagar. DAFTAR PUSTAKA [1] Gupta. R.B. and Dermibas, A. 2010. Energy; Gasaline, Diesel and Ethanol Biofuels From Grassesand Plants. Cambridge University Press. USA. [2] Bangun, N. 2011. Transformasi Asam Oleat, Risinoleat, dan Linoleat Menjadi Dimetil Ester Dengan Katalis PdCl 2 dan Kokatalis CuCl 2 Untuk Bahan Aditif Biosolar, Universitas Sumatera Utara, Medan. Pada Motor, Mobil, Motor Tempel Dan Mesin Pembakaran Tak Bergerak, Teknik Mesin, Universitas Udayana, Bali. [4] Mardiansyah, D. 2012. Pembuatan Biodiesel dari Minyak Jarak Pagar (jatropha curcas) Dengan Katalis Asam polistirena Sulfonat (pss) 8 % Pada Suhu 120 0 c Selama 6 Jam. FMIPA USU. Medan. [5] Bangun, N dan Siahaan, 2007. Asam dikarbisilat dan Dimetil Ester Stearat dari Hasil Karbonilasi Asam Oleat Dikatalis PdCl 2. Pusat Penelitain Kelapa Sawit, Vol. 15, No:2 :83.90. [6] Sunardi, 2009. Pengaruh Penyimpangan Tekanan Kompressi dan Nozlle Pada Mobil Diesel, Teknik Otomotif Universitas Negeri Makasar, Makasar. [7] Bangun, N. 2010. Branched Chain Dimethyl Ester As Additive For Biodiesel Energy, International Oil Palm Conference (IORC). TEC 3-3. Yogyakarta. [8] Sumarsono, M. 2008. Analisa Pengaruh Campuran Bahan Bakar Solar- Minyak Jarak Pagar Pada Kinerja Motor Diesel dan Emisi Gas Buang. Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta.. [3] Wijaya,K. dan Bagus, G. 2002. Alat Penurun Emisi Gas Buang 7