PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI UKM MART KOPERASI MAHASISWA

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Dewasa ini perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin

PENGARUH PERSEPSI HARGA DAN KUALITAS MAKANAN CEPAT SAJI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PENGARUH KUALITAS PRODUK, HARGA, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR, MINAT BACA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP CITRA TOKO (STUDI PADA KONSUMEN TOSERBA LARIS PURWOREJO)

Bisma, Vol 1, No. 2, Juni 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA MINIMARKET MITRA JAYA DI PONTIANAK

Pengaruh Harga, Produk dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Toko Buku Gramedia Pandanaran Semarang

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS. Perdagangan ritel adalah kegiatan usaha menjual barang atau jasa kepada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan keuntungan dan menghidupi banyak orang. Pada saat krisis UKDW

BAB I PENDAHULUAN. ritel yang telah mengglobalisasi pada operasi-operasi ritel. Pengertian ritel secara

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan para pengusaha ritel memicu persaingan bisinis yang sangat

BAURAN PEMASARAN TERHADAP TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA TOKO LISARI POSO. Holmes Rolandy Kapuy *) ABSTRAK

ABSTRAK PENGARUH KOMPENSASI DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA DENGAN MEMPERHATIKAN KEPUASAN KERJA. Oleh RETNO LARAS PALUPI

BAB I PENDAHULUAN. henti-hentinya bagi perusahaan-perusahaan yang berperan di dalamnya. Banyaknya

PENGARUH SUASANA TOKO TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN PADA SWALAYAN JADI BARU DI KEBUMEN

Bisma, Vol 1, No. 3, Juli 2016 KEBIJAKAN STORE ATMOSFER PADA KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINI MARKET BINTANG TIMUR DI SOSOK

PENGARUH VARIABEL RETAIL MIX TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI RITA PASARAYA KEBUMEN. Oleh: Didik Darmanto Manajemen

PENGARUH KECERDASAN EMOSIONAL, PMETODE MENGAJAR GURU, MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI. Emi Fitria

ANALISIS PENGARUH PRODUK, PELAYANAN, ATMOSFIR DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI TOKO POJOK BADAS

PENGARUH PERSEPSI, MINAT WIRAUSAHA DAN MOTIVASI BERWIRAUSAHA TERHADAP HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis eceran (retailer business) yang ada di Indonesia

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA, KOMPETENSI, DAN PEMBERDAYAAN TERHADAP KINERJA PADA GURU SERTIFIKASI

BAB I PENDAHULUAN. tiap tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

PENGARUH PEMANFAATAN SARANA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Arnold Rama Ardiansyah ( )

HUBUNGAN ANTARA CARA BELAJAR DAN AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA. (Artikel Skripsi) Oleh Imam Basuki

BAB I PENDAHULUAN. tersaingi atau bahkan tergeser oleh adanya bisnis eceran modern atau biasa disebut

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan regresi

BAB I PENDAHULUAN. bisnis ritel, juga disebabkan oleh semakin banyaknya bisnis ritel luar negeri

Bisma, Vol 1, No. 4, Agustus 2016 PENGARUH STORE ATMOSPHERE TERHADAP MINAT MEMBELI KONSUMEN PADA CITY HOME CENTRE DI PONTIANAK

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP MINAT BELI KONSUMEN DI RAHAP PUTRA SWALAYAN KLAMBU KABUPATEN GROBOGAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. ritel modern seperti minimarket daripada pasar tradisional. strategis serta promosi yang menarik minat beli.

Judul : Pengaruh Retail Marketing Mix

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak pengusaha baru yang masuk ke bisnis ritel, baik dalam skala kecil

PENGARUH BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN (Survei pada Pelanggan yang Menggunakan Jasa Pengiriman di Kantor Pos Besar Kota Malang)

PENGARUH PERSEPSI TENTANG FASILITAS, BIAYA PENDIDIKAN, KUALITAS DAN LOKASI TERHADAP KEPUTUSAN SISWA MEMILIH SEKOLAH

kata kunci: hasil belajar, kemandirian belajar, sikap belajar.

BAB I PENDAHULUAN. bisnis yang relatif mudah untuk dimasuki sehingga tidak heran belakangan ini

I PENDAHULUAN. Indonesia masih memperlihatkan kinerja ekonomi makro nasional yang relatif

PENGARUH DISIPLIN, MOTIVASI DAN KETERSEDIAAN SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi Indonesia. Menurut Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU),

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. alat pemasaran yang disebut dengan bauran pemasaran(marketing mix). Marketing

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menjadi semakin penting. Hal ini disebabkan karena

BAB I PENDAHULUAN. Usaha bisnis ritel di kota Padang mengalami perkembangan yang cukup

PENGARUH IKLIM SEKOLAH DAN SIKAP SISWA, MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR. (Artikel) Oleh: SIS SUBAGYO SAMPUR PRASETYO ( )

BAB I PENDAHULUAN. sektor yang memiliki prospektif peluang besar dimasa sekarang maupun

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mengandalkan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) dalam melamar pekerjaan,

BAB I PENDAHULUAN. peritel tetap agresif melakukan ekspansi yang memperbaiki distribusi dan juga

BAB I PENDAHULUAN. ketat. Kondisi ini menuntut setiap perusahaan untuk mampu bersaing dengan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. tersebut, terjadi pula pergeseran tata kehidupan masyarakat secara menyeluruh

PENGARUH LOKASI, HARGA, DAN PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN DALAM MELAKUKAN PEMBELIAN DI SWALAYAN SINAR BARU WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN METODE MENGAJAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DENGAN HASIL BELAJAR

RETAILING MIX DAN PENGARUHNYA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MINIMARKET DI KOTA PADANG

PENGARUH KEPUASAN ATAS HARGA, PRODUK, PELAYANAN, DAN LOKASI TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN ROBINSON PLAZA ANDALAS DI KOTA PADANG

mengenai strategi bauran pemasaran eceran yakni keragaman produk (product

BAB I PENDAHULUAN. mengikuti pertumbuhan jumlah penduduk. Kelangsungan usaha eceran sangat

PENDAHULUAN Latar Belakang Tujuan Penelitian Batasan Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Keberadaan perusahaan ritel yang bermunculan di dalam negeri

DIPONEGORO JOURNAL OF SOCIAL AND POLITIC Tahun 2013, Hal, 1-9

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Seiring dengan pesatnya daya beli masyarakat dalam bidang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dewasa ini perdagangan eceran pada pasar modern di Indonesia mengalami pertumbuhan

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA, LINGKUNGAN BELAJAR, PEMANFAATAN SARANA TERHADAP HASIL BELAJAR. (Jurnal) Oleh: Pemi Zurriyatina ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat seiring

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suci Rahayu, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN HASIL SEMINAR II

Jordyanto Hermanus Laemonta & Metta Padmalia, Pengaruh Inovasi dan Kualitas Layanan terhadap Loyalitas Konsumen Terang Bulan Martabak 93

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Buchari Alma, 2005:130

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Objek Penelitian

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN KONSUMEN DI MINIMARKET KOPMA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. dalam rangka menyusun suatu laporan. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi semakin meningkat dan beragam seiring dengan perkembangan tersebut.

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan kondisi pasar juga menuntut peritel untuk

PEMAKSIMALAN FUNGSI UTAMA RETAILING ALFAMART MINI MARKET DI BANDAR LAMPUNG. Herlina

KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN PEMANFAATAN MEDIA PEMBELAJARAN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU MELALUI MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengetahui image dari suatu produk dipasar, termasuk preferensi

PENGARUH SITUASI PEMBELIAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA GIANT SUPERMARKET CILACAP

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari profit orientied kepada satisfied oriented agar mampu

PENGARUH EXPECTANCY DAN TASK VALUE TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI PADA MATERI AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. Dengan jumlah penduduk yang lebih dari 250 juta jiwa pada tahun 2014,

Leo Sugiarto Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin banyaknya bisnis ritel tradisional yang mulai membenahi diri menjadi bisnis ritel

Keyword: Store Atmosphere, Price, Location, and Quality of Service to Purchase of Decision

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PEMBELIAN SEPATU KW (IMITASI) DI PASAR KLITHIKAN YOGYAKARTA

METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang pernah

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan dunia bisnis jasa saat ini sudah banyak dijumpai di setiap kota

ANALISIS PELAKSANAAN BAURAN ECERAN PADA 3 SECOND CLOTHING BANDUNG

PENGARUH STRATEGI BAURAN PEMASARAN JASA TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN

BAB I PENDAHULUAN. tahun naik sekitar 14%-15%, dalam rentang waktu tahun 2004 sampai dengan

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN, KERAGAMAN PRODUK, DAN KEPUASAN TERHADAP LOYALITAS PELANGGAN HD MARKET PRAMBON NGANJUK TAHUN 2015 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN UKDW. buka-tutup, mati-hidup dan terus bergulir tanpa henti dengan berbagai macam

PENGARUH PENDIDIKAN ETIKA DALAM KELUARGA DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN PERSEPSI SISWA TENTANG SARANA BELAJAR DI SEKOLAH TERHADAP HASIL BELAJAR

PENGARUH MINAT DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR AKUNTANSI SISWA

PENGARUH CITRA MEREK DAN HARGA TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA RAMAI SWALAYAN PETERONGAN SEMARANG

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TERHADAP TATA RUANG TOKO DENGAN KEPUASAN KONSUMEN SWALAYAN ADA BARU SALATIGA

Transkripsi:

PENGARUH BAURAN RITEL TERHADAP KEPUASAN KONSUMEN DI UKM MART KOPERASI MAHASISWA Holilah, Yon Rizal, dan Tedi Rusman Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jalan Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 01 Bandar Lampung This study aimed to determine the influence of retailing mix those are location, merchandise, price, promotion, service, and store atmosphere on customer satisfaction in UKM MART Lampung University Students Cooperative. The method used in this research was descriptive verification, ex post facto approach and survey method. The research subjects were the consumen of UKM MART Lampung University Students Cooperative. The population in this study amounted to 152 consumers/day. Sampling technique was using Non Probability Sampling using accidental sampling technique. The sample in this study amounted to 110 consumers. The hypotheses analyzed used simple linear regression and multiple linear regression. The results showed that there was an influence retailing mix covering the location, merchandise, price, promotion, service, and store atmosphere on customer satisfaction. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh bauran ritel yang meliputi lokasi, barang dagang, harga, promosi, pelayanan, dan suasana toko terhadap kepuasan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto dan metode survey. Subjek penelitian yaitu konsumen UKM MART Populasi dalam penelitian ini berjumlah 152 konsumen/hari. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan accidental sampling. Sampel dalam penenilitan ini berjumlah 110 konsumen. Pengujian hipotesis menggunakan regresi linier sederhana dan regresi linier ganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa ada pengaruh bauran ritel yang meliputi lokasi, barang dagang, harga, promosi, pelayanan, dan suasana toko terhadap kepuasan konsumen. Kata kunci: bauran ritel, kepuasan konsumen.

PENDAHULUAN Perkembangan dunia bisnis semakin pesat, ditandai dengan makin besarnya antusiasme dan agresifitas para pelaku bisnis baik di sektor industri, jasa, maupun perdagangan. Bisnis di sektor perdagangan berkembang pesat usaha ritel atau eceran. Hal ini ditandai dengan semakin banyak bermunculan bisnis ritel di berbagai daerah dengan berbagai model seperti mini market, supermarket, ataupun hypermart. Menurut Asosiasi Perusahaan Ritel Indonesia (Aprindo), pertumbuhan bisnis ritel di Indonesia antara 10% 15% per tahun. Menurut Sopiah dan Syihabudhin (2008: 7), retailing adalah penjualan barang-barang atau jasakepada konsumen akhir. Seiring dengan perkembangan zaman, keberadaan bisnis ritel modern menjadi semakin penting karena adanya pergeseran pola belanja masyarakat yang lebih suka berbelanja di pasar ritel modern seperti mini market, supermarket, ataupun hypermarket. Seiring pesatnya perkembangan usaha ritel tersebut, maka persaingan di bidang pemasaran ritel pun semakin ketat, terutama di daerah perkotaan ataupun area keramaian. Mini market merupakan jenis ritel yang saat ini menjamur di berbagai tempat. Bahkan, dalam suatu wilayah kecamatan di perkotaan terdapat banyak ritel yang didirikan dengan jarak yang berdekatan. Mulai dari mini market yang sudah dikenal secara nasional hingga mini market lokal lainnya. Menurut Kotler (2009: 177), kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Kepuasan konsumen merupakan pertahanan yang sangat baik dalam menghadapi persaingan yang ketat. Kepuasan pelanggan merupakan faktor yang menentukan dalam strategi pemasaran perusahaan yang menyebabkan perusahaan harus menempatkan kepuasaan konsumen sebagai tujuan utama. Oleh karena itu, pelaku usaha harus memperhatikan setiap unsur pemasaran dalam perusahaan yang dapat digunakan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. Bauran pemasaran ritel merupakan bauran pemasaran yang diterapkan dalam bisnis ritel. Menurut Ma ruf (2006: 113), bauran ritel adalah kombinasi dari faktor-faktor ritel yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Bauran ritel ini meliputi lokasi, barang dagang, harga, promosi, pelayanan, dan suasana dalam toko. Ma ruf (2006: 115), menyatakan bahwa lokasi adalah letak dimana pengecer membuka gerainya. Lokasi merupakan faktor yang sangat penting dalam bauran pemasaran ritel. Lokasi perusahaan yang tepat akan memberikan keunggulan dalam bersaing dan memberikan kemudahan bagi perusahaan itu sendiri, sehingga akan memberikan dampak positif bagi perkembangan perusahaan. Barang dagang (merchandise) merupakan produk-produk yang akan dijual peritel dalam gerainya. Produk merupakan sesuatu yang dapat ditawarkan di pasar sehingga dapat

memuaskan keinginan atau kebutuhan seseorang. Ritel harus mampu memutuskan karakteristik barang dagangan yang dipilih untuk ditawarkan kepada konsumen. Barang dagang yang memenuhi keinginan atau kebutuhan konsumen akan menciptakan rasa puas pada konsumen. Harga memiliki arti penting dalam membangun posisi yang kuat dalam persaingan bisnis. Harga sangat berhubungan dengan nilai dasar dari persepsi konsumen berdasarkan dari keseluruhan unsur bauran ritel dalam menciptakan suatu gambaran dan pengalaman bertransaksi. Penetapan harga harus dipertimbangkan agar sesuai atau memadai dengan tolak ukur konsumen. Menurut Levy dan Weitz dalam Foster (2008: 70), promosi penjualan memberikan nilai lebih dan insentif kepada pelanggan untuk mengunjungi toko atau melakukan pembelian dalam periode waktu tertentu. Promosi merupakan alat komunikasi untuk menghubungkan keinginan pihak peritel dengan konsumen untuk memberitahu, membujuk, dan mengingatkan konsumen agar mau membeli produk yang dijual dari keuntungan dan manfaat yang diperolehnya. Pelayanan adalah unsur yang memiliki peranan penting dalam persaingan non-harga dengan pengecer-pengecer lain. Menurut Ma ruf (2006: 217), pelayanan ritel bertujuan memfasilitasi para pembeli saat berbelanja di gerai. Konsumen akan merasa puas apabila menerima pelayanan yang baik dalam berbelanja, misalnya dengan keramahan ataupun ketanggapan karyawan. Konsumen saat ini semakin pandai dan selektif, mereka menyadari bahwa mereka mempunyai hak untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik sesuai dengan harapan mereka. Menurut Utami (2010: 279), store atmosphere adalah desain lingkungan melalui komunikasi visual, pencahayaan, warna, musik, dan wangi-wangian untuk merangsang respon emosional dan persepsi pelanggan dan untuk mempengaruhi pelanggan dalam membeli barang. Ritel harus mampu memberikan kenyamanan kepada konsumen untuk berbelanja. Kenyamanan berbelanja dapat tercipta dengan suasana toko yang teratur dan terjaga dengan baik. Mini market sebagai sarana berbelanja yang digemari masyarakat mulai merambah area kampus. Area kampus yang ramai, membuka peluang bagi para pembisnis untuk membuka usaha ritel seperti mini market. UKM Mart Lampung merupakan salah satu mini market yang ada di area Kampus Mini market inilah yang peneliti ambil untuk dijadikan sebagai tempat penelitian. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa UKM Mart Universitas Lampung mengalami masalah dalam jumlah penjualan tahun 2014. Berdasarkan data penjualan menunjukkan bahwa jumlah penjualan di UKM Mart Lampung mengalami fluktuasi. Penjualan di beberapa bulan pada tahun 2014 mengalami penurunan, yaitu bulan Februari, April, Mei, Juli, November, dan Desember

mengalami penurunan dibandingkan dengan penjualan pada bulan sebelumnya. Terjadinya penurunan jumlah penjualan di UKM Mart Lampung tersebut diduga karena kurangnya kepuasan konsumen, sehingga daya beli konsumen pada UKM Mart Universitas Lampung menurun. Berdasarkan hasil wawancara dengan 20 orang konsumen UKM Mart Lampung tentang kepuasan konsumen dan aplikasi bauran ritel di mini market tersebut pada penelitian pendahuluan, sebanyak 3 orang konsumen atau 15% menyatakan tingkat kepuasan tinggi, sebanyak 12 orang atau 60% menyatakan tingkat kepuasan sedang, dan 5 orang atau 25% menyatakan tingkat kepuasan rendah. Sedangkan untuk bauran ritel sebanyak 17,92% menyatakan aplikasi bauran ritel tinggi, sebanyak 52,92% menyatakan sedang, dan 29,17% menyatakan rendah. Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka peneliti bermaksud untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan judul Pengaruh Bauran Ritel terhadap Kepuasan Konsumen di UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung. Tujuan penelitian ini sebagai berikut. (1) Untuk mengetahui pengaruh lokasi (location) terhadap kepuasan Koperasi Mahasiswa (2) Untuk mengetahui pengaruh barang dagang (merchandise) terhadap kepuasan Lampung. (3) Untuk mengetahui pengaruh harga (price) terhadap kepuasan Lampung. (4) Untuk mengetahui pengaruh promosi (promotion) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart (5) Untuk mengetahui pengaruh pelayanan (service) terhadap kepuasan Koperasi Mahasiswa (6) Untuk mengetahui pengaruh suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan Lampung. (7) Untuk mengetahui pengaruh barang dagang (merchandise), harga (price), lokasi (location), promosi (promotion), pelayanan (service), dan suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan Lampung. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif verifikatif dengan ex post facto dan survey. Penelitian ex post facto adalah penelitian yang dilakukan untuk meneliti peristiwa yang telah terjadi dan kemudian merunut ke belakang untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat menimbulkan kejadian tersebut (Sugiyono, 2013: 7). Penelitian survey merupakan penelitian yang dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah data dari sampel yang diambil dari poulasi tersebut sehingga ditemukan kejadiankejadian relatife, distributife, dan hubungan-hubungan antara variabel sosiologis maupun psikologis (Ridwan, 2005: 49).

Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung dengan rata-rata jumlah konsumen 152 orang/hari. Sampel dalam penelitian ini adalah 110 orang konsumen. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah non probability sampling dengan menggunakan insidental sampling. Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi linier sederhana dan analisis regresi linier ganda. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hipotesis Pertama H 0 : Tidak ada pengaruh lokasi (location) terhadap kepuasan H 1 : Ada pengaruh lokasi (location) terhadap kepuasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung untuk lokasi (location) sebesar 12,837 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi), hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh lokasi (location) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Apabila kita melihat probabilitasnya (sig.) ternyata 0,000 < 0,05 dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti pengaruh lokasi (location) terhadap kepuasan konsumen sangat signifikan. Hubungan antara lokasi (location) dengan kepuasan konsumen sebesar 0,779 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,606, yang berarti kepuasan konsumen dipengaruhi lokasi (location) sebesar 60,6%, sisanya 39,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Martania (2010) juga menunjukan bahwa ada pengaruh lokasi (store location) terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh lokasi terhadap kepuasan konsumen. mengemukakan bahwa salah satu keputusan terpenting pengecer adalah keputusan tempat/lokasi. Lokasi untuk usaha ritel harus dipertimbangkan secara matang, karena lokasi ini memiliki dampak yang sangat besar bagi perkembangan usaha. Foster (2008: 52), menyatakan lokasi akan mempengaruhi jumlah dan jenis konsumen yang akan tertarik untuk datang ke lokasi yang strategis, mudah dijangkau oleh sarana transportasi yang ada, serta kapasitas parkir yang cukup memadai bagi konsumen. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa lokasi toko dalam bisnis ritel sangat diperlukan untuk memberikan kemudahan bagi pelanggan sehingga mampu memengaruhi harapan konsumen. Hal yang harus

diperhatikan oleh UKM Mart Lampung adalah ketersediaan dan keamanan lahan parkir, selain akses ataupun lingkungan tempat dibangunnya toko/ritel, karena berdasarkan kriteria lokasi yang strategis yang harus diperhatikan bukan saja akses lokasi yang mudah dijangkau dan keadaan lingkungan atau tingkat keramaian di sekitar ritel, tetapi lahan parkir pun harus menjadi pertimbangan tersendiri. Apabila lokasi toko mampu memberikan kemudahan kepada konsumen maka konsumen akan merasa dipenuhi harapannya. 2. Hipotesis Kedua H 0 : Tidak Ada pengaruh barang dagang (merchandise) terhadap kepuasan H 1 : Ada pengaruh barang dagang (merchandise) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung untuk barang dagangan sebesar 14,781 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi), hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau dengan kata lain Ada pengaruh barang dagang (merchandise) terhadap kepuasan Koperasi Mahasiswa Apabila kita melihat probabilitasnya (sig.) ternyata 0,000 < 0,05 dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti pengaruh barang dagangan terhadap kepuasan konsumen sangat signifikan. Hubungan antara barang dagangan dengan kepuasan konsumen sebesar 0,818 termasuk kategori tingkat hubungan yang sangat kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,669, yang berarti kepuasan konsumen dipengaruhi barang dagangan sebesar 66,9%, sisanya 33,1% dipengaruhi faktor lain. Martania (2010) juga menunjukan bahwa ada pengaruh keragaman produk/product characteristic/ barang dagang terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh barang dagang terhadap kepuasan konsumen. mengemukakan bahwa salah satu keputusan terpenting pengecer adalah keragaman produk. Keputusan persediaan barang menyangkut tentang jenis barang yang akan dijual, serta banyak pilihan yang dilakukan oleh para pengecer. Konsumen akan memberikan kesan yang baik terhadap suatu toko apabila toko tersebut dapat menyediakan barang yang dibutuhkan dan diinginkan oleh konsumen. Oleh karena itu, peritel harus tanggap terhadap kebutuhan dan keinginan konsumen (Utami, 2010: 86). Foster (2008:55) menyatakan, ragam produk (product assortment) pedagang eceran

harus sesuai harapan belanja pasar sasarannya, komponen ini merupakan komponen kunci dalam persaingan di antara pedagang eceran sejenis. Pedagang eceran harus memutuskan keluwesan dan kedalaman ragam produk. Dimensi ragam produk yang lainnya adalah kualitas produk, pelanggan akan tertarik dengan kualitas serta rentang produk. Implikasi dari penelitian ini adalah jika barang dagang yang tersedia di toko ritel mampu memenuhi kebutuhan dan harapan konsumen, maka konsumen akan merasa puas. UKM Mart adalah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan, maka barang dagang menjadi suatu hal yang sangat penting karena merupakan hal pokok yang menjadi objek dalam bisnis ritel. UKM Mart harus memberikan perhatian terhadap keberagaman dan ketersediaan barang dagang untuk memenuhi kebutuhan konsumen, sehingga konsumen akan merasa puas. 3. Hipotesis Ketiga H 0 : Tidak Ada pengaruh harga (price) terhadap kepuasan H 1 : Ada pengaruh harga (price) terhadap kepuasan Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung untuk variabel harga sebesar 14,032 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi), hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh harga (price) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Apabila kita melihat probabilitasnya (sig.) ternyata 0,000 < 0,05 dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen sangat signifikan. Hubungan antara harga dengan kepuasan konsumen sebesar 0,804 termasuk kategori tingkat hubungan yang sangat kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,646 yang berarti kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel harga sebesar 64,6% sisanya 35,4% dipengaruhi oleh faktor lain. Martania (2010) juga menunjukan bahwa ada pengaruh harga/retail price terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh harga terhadap kepuasan konsumen. mengemukakan bahwa salah satu keputusan terpenting pengecer adalah keputusan harga. Apabila kita ingin memberikan suatu nilai kepuasan bagi konsumen, tentunya harus memperhatikan semua yang akan menjadi pertimbangan konsumen dalam berbelanja, salah satunya yaitu harga produk yang dijual.

Sukirno (2006: 76), hukum permintaan pada hakikatnya merupakan suatu hipotesis yang menyatakan bahwa makin rendah harga suatu barang maka makin banyak permintaan terhadap barang tersebut. Sebaliknya makin tinggi harga suatu barang maka makin sedikit permintaan terhadap barang tersebut. Hukum permintaan akan berlaku apabila keadaan faktor-faktor lain selain harga tidak mengalami perubahan (cateris paribus). Berdasarkan hukum permintaan tersebut, dapat diartikan bahwa jumlah barang yang diminta bergantung pada harga barang itu sendiri. Sehingga, penentuan harga suatu produk/barang harus dipertimbangkan secara matang. Lewinson dalam Foster (2008: 57), penetapan harga yang layak memungkinkan penjualan eceran mempunyai profit yang layak, sambil memberikan kepada konsumen suatu nilai kepuasan tertentu, baik sebelum, selama maupun setelah penjualan. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa penetapan harga haruslah sangat diperhatikan. UKM Mart sebagai penyedia barang dagang tentunya akan menetapkan harga pada semua produk yang dijualnya. Agar harga produk menimbulkan minat konsumen maka penetapan harga harus sesuai atau memadai dengan tolak ukur konsumen (dengan kata lain bahwa harga ditetapkan tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah), sesuai dengan kualitas produk serta pemberian discount oleh perusahaan sesekali juga perlu mendapat perhatian agar dapat menarik konsumen sasaran. 4. Hipotesis Keempat H 0 : Tidak Ada pengaruh promosi (promotion) terhadap kepuasan H 1 : Ada pengaruh promosi (promotion) terhadap kepuasan konsumen di KM Mart Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung untuk variabel promosi sebesar 15,899 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi), hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh promosi (promotion) terhadap kepuasan Koperasi Mahasiswa Apabila kita melihat probabilitasnya (sig.) ternyata 0,000 < 0,05 dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti pengaruh promosi terhadap kepuasan konsumen sangat signifikan. Hubungan antara promosi dengan kepuasan konsumen sebesar 0,837 termasuk kategori tingkat hubungan yang sangat kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,701 yang berarti kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel promosi sebesar 70,1% sisanya 29,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Martania (2010) juga menunjukan

bahwa ada pengaruh promosi/retail communication terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh promosi terhadap kepuasan konsumen. mengemukakan bahwa salah satu keputusan terpenting pengecer adalah keputusan promosi. Promosi akan ikut berperan dalam membentuk persepsi bagi konsumen. Konsumen akan menjadikan promosi sebagai salah satu pertimbangan dalam menentukan pilihan mereka untuk berbelanja di suatu ritel. Menurut Levy dan Weitz dalam Foster (2008: 70), promosi penjualan memberikan nilai lebih dan insentif kepada pelanggan untuk mengunjungi toko atau melakukan pembelian dalam periode waktu tertentu. Promosi memberikan kepuasan tersendiri bagi konsumen. Implikasi dari penelitian ini adalah promosi diperlukan dalam mengembangkan pemasaran dalam bisnis ritel. UKM Mart sebagai penjual eceran barang dagang tentunya perlu mempromosikan diri kepada konsumen, sehingga konsumen bisa mengenal keberadaan UKM Mart serta memilih UKM Mart sebagai tempat pilihan mereka untuk berbelanja. Promosi merupakan salah satu cara yang tepat untuk menghadapi persaingan yang semakin ketat, karena dengan adanya promosi keberadaan suatu ritel akan diketahui dan dipertimbangkan oleh konsumen. 5. Hipotesis Kelima H 0 : Tidak Ada pengaruh pelayanan (service) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung. H 1 : Ada pengaruh pelayanan (service) terhadap kepuasan konsumen di KM Mart Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung untuk variabel pelayanan sebesar 16,289 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi), hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh pelayanan (service) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Apabila kita melihat probabilitasnya (sig.) ternyata 0,000 < 0,05 dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti pengaruh pelayanan terhadap kepuasan konsumen sangat signifikan. Hubungan antara pelayanan dengan kepuasan konsumen sebesar 0,843 termasuk kategori tingkat hubungan yang sangat kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,711 yang berarti kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel pelayanan sebesar 71,1% sisanya 28,9% dipengaruhi oleh faktor lain. Martania (2010) juga menunjukan bahwa ada pengaruh

layanan/customer service terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh pelayanan terhadap kepuasan konsumen. mengemukakan bahwa salah satu keputusan terpenting pengecer yang berhubungan langsung dengan tingkat kepuasan konsumen adalah keputusan layanan. Kepuasan konsumen merupakan suatu hal yang bisa disimpulkan oleh konsumen itu sendiri karena kepuasan konsumen berkaitan erat dengan harapan konsumen. Foster (2008: 53), pelayanan kepada konsumen dilakukan pedagang eceran untuk memberikan kemudahan kepada konsumen potensial dalam berbelanja atau mengenal tempat barang/jasa yang disediakan, kemudahan pelaksanaan transaksi pada saat konsumen berusaha melakukan pembelian, dan kepuasan pelanggan terhadap jasa atau barang setelah transaksi. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa pelayanan sangat diperlukan untuk memberikan suatu nilai kepuasan kepada konsumen. Terlebih dalam persaingan bisnis yang ketat. UKM Mart harus memperhatikan pelayanan yang diberikannya kepada konsumen. Pelayanan yang diterima konsumen tersebut akan menjadi pengalaman yang akan dipertimbangkan konsumen dalam memilih tempat berbelanja. Meskipun UKM Mart merupakan usaha yang bergerak dibidang perdagangan bukan penyedia jasa, tetapi pada zaman sekarang ini pelayanan haruslah tetap dipertimbangkan. 6. Hipotesis Keenam H 0 : Tidak Ada pengaruh suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan H 1 : Ada pengaruh suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan konsumen di KM Mart Berdasarkan hasil analisis data diperoleh t hitung untuk variabel suasana toko sebesar 10,812 > t tabel sebesar 1,990 (hasil intervolasi), hal ini berarti H 0 ditolak dan H 1 diterima, atau dengan kata lain ada pengaruh suasana toko terhadap kepuasan Lampung. Apabila kita melihat probabilitasnya (sig.) ternyata 0,000 < 0,05 dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima. Berarti pengaruh suasana toko/koperasi terhadap kepuasan konsumen sangat signifikan. Hubungan antara suasana toko/koperasi dengan kepuasan konsumen sebesar 0,721 termasuk kategori tingkat hubungan yang kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,520 yang berarti kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel suasana toko/koperasi sebesar 52% sisanya 48% dipengaruhi

oleh faktor lain. Martania (2010) juga menunjukan bahwa ada pengaruh atmosfir toko/in store ambience terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh suasana toko terhadap kepuasan konsumen. mengemukakan bahwa salah satu keputusan terpenting pengecer adalah atmosfer toko. Suasana toko akan mempengaruhi kenyaman konsumen dalam berbelanja, sehingga perlu diperhatikan. Apabila konsumen merasa nyaman tentunya mereka akan merasa puas dengan apa yang sudah diusahakan oleh perusahaan. Ma ruf (2006: 201), menyatakan bahwa suasana atau atmosfir dalam gerai berperan penting memikat pembeli membuat nyaman mereka dalam memilih barang belanjaan, dan mengingatkan mereka produk apa yang perlu dimiliki baik untuk keperluan pribadi maupun rumah tangga. Implikasi dari penelitian ini adalah bahwa suasana toko haruslah dibuat senyaman mungkin untuk memberikan kepuasan kepada konsumen. UKM Mart sebagai tempat berbelanja tentunya harus memperhatikan kenyaman konsumen dalam berbelanja, misalnya saat konsumen memilih barang. Kenyamanan konsumen bisa tercipta apabila suasana disekelilingnya mampu memberikan perasaan positif dan memudahkan mereka dalam berbelanja. 7. Hipotesis Ketujuh H 0 : Tidak ada pengaruh lokasi (location), barang dagang (merchandise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), dan suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung. H 1 : Ada pengaruh lokasi (location), barang dagang (merchandise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), dan suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung. Hipotesis tersebut dianalisis dengan menggunakan statistik F, dari hasil analisis data dengan SPSS diperoleh F hitung = 107,253 dengan signifikansi (sig.) sebesar 0,000, sedangkan F tabel dengan derajat kebebasan (dk/df) untuk pembilang = 6 dan penyebut = 102 dan = 0,05 dari daftar tabel diperoleh = 2,18 (hasil intervolasi), dengan demikian F hitung > F tabel atau 107,253 > 2,18 maka Ho ditolak dan menerima H 1 yang menyatakan ada pengaruh lokasi (location),

barang dagang (merchandise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), dan suasana toko (store atmosphere) terhadap kepuasan Lampung. Koefisien korelasi berganda sebesar 0,929 termasuk tingkat hubungan yang sangat kuat dengan kadar determinasi sebesar 0,863 atau 86,3%, ini berarti variabel kepuasan konsumen dipengaruhi oleh variabel lokasi (location), barang dagang (merchandise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), dan suasana toko (store atmosphere ) sebesar 86,3%, sisanya sebesar 13,7% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Martania (2010) juga menunjukan bahwa ada pengaruh strategi bauran pemasaran ritel/bauran pemasaran eceran terhadap kepuasan konsumen. Hal tersebut memperkuat hasil yang telah diperoleh dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa ada pengaruh bauran ritel terhadap kepuasan konsumen. Menurut Omar dalam Martania (2010: 25), aplikasi bauran pemasaran ternyata dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan. Berdasarkan pendapat tersebut, maka dalam suatu usaha sangat penting untuk memperhatikan setiap unsur yang dapat digunakan untuk memberikan kepuasan kepada konsumen, karena kepuasan konsumen merupakan hal yang sangat dibutuhkan dalam kemajuan suatu perusahaan. mengemukakan bahwa keputusan terpenting pengecer yaitu keragaman produk, layanan dan amosfir toko, keputusan harga, keputusan promosi, keputusan tempat/lokasi. Keputusankeputusan mengenai hal tersebut sangatlah perlu dipertimbangkan dalam menjalankan bisnis ritel untuk perkembangan dan kemajuan bisnis ritel yang dijalankan tersebut. Menurut Ma ruf (2006: 113), bauran eceran adalah kombinasi dari faktor-faktor eceran yang digunakan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan dan mempengaruhi keputusan mereka untuk membeli. Kepuasan konsumen sangat dipengaruhi oleh bauran ritel yang terdiri dari dari lokasi, barang dagang, harga, promosi, pelayanan, dan suasana toko. Perusahaan bidang eceran harus dapat menganalisis kekuatan lingkungan dan merancang strategi untuk menghindari ancaman serta manfaatkan peluang yang ada. Bauran ritel merupakan strategi yang dapat digunakan oleh suatu perusahaan dalam menentukan keberhasilan untuk menjalankan bisnis eceran, maka penting bagi perusahaan untuk berusaha memenuhi keinginan dan kebutuhan mereka melalui bauran ritel yang baik sehingga tercipta kepuasan konsumen.

KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Ada pengaruh lokasi (location) terhadap kepuasan 2. Ada pengaruh barang dagang (merchandise) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart 3. Ada pengaruh harga (price) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart Koperasi Mahasiswa Universitas Lampung. 4. Ada pengaruh promosi (promotion) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart 5. Ada pengaruh pelayanan (service) terhadap kepuasan 6. Ada pengaruh suasana toko (store athmosphere) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart 7. Ada pengaruh lokasi (location), barang dagang (merchandise), harga (price), promosi (promotion), pelayanan (service), dan suasana toko (store athmosphere) terhadap kepuasan konsumen di UKM Mart DAFTAR PUSTAKA Foster, Bob. 2008. Manajemen Ritel. Bandung: CV Alfabeta. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2008. Manajemen Pemasaran Edisi 12 jilid 2. Jakarta: PT. Indeks. Kotler, Philip dan Keller, Kevin Lane. 2009. Manajemen Pemasaran Edisi 12 jilid 1. Jakarta: PT. Indeks. Martania, Rani. 2010. Pengaruh bauran pemasaran eceran terhadap kepuasan pelanggan Indomaret dan Alfamart. (Skripsi). Universitas Lampung. Ma ruf, Hendri. 2006. Pemasaran Ritel. Jakarta: Gramedia Pustaka. Ridwan, 2005. Skala Pengukuran Variabel-variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta. Sopiah dan Syihabudin. 2008. Manajemen Bisnis Ritel. Yogyakarta: CV Andi. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. Sukirno, Sadono. 2006. Mikro Ekonomi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Utami, Christina Whidya. 2010. Manajemen Ritel. Jakarta: Salemba Empat.