2015 TRANSFORMASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT CIREUNDEU

dokumen-dokumen yang mirip
TRANSFORMASI NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL MASYARAKAT ADAT CIREUNDEU

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. Kampung Naga merupakan salah satu perkampungan masyarakat yang. kampung adat yang secara khusus menjadi tempat tinggal masyarakat

TRIANI WIDYANTI, 2014 PELESTARIAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM MENJAGA KETAHANAN PANGAN SEBAGAI SUMBER BELAJAR IPS

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan. Dengan demikian

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ratifika Dewi Irianto, 2014

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

2014 PENGARUH BUDAYA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS PROSES PEMBELAJARAN DI SMA NEGERI KOTA CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan yang biasanya dilakukan setiap tanggal 6 April (Hari Nelayan)

I. PENDAHULUAN. Secara umum, kebudayaan memiliki tiga wujud, yakni kebudayaan secara ideal

PENERAPAN NILAI-NILAI KEARIFAN LOKAL DALAM BUDAYA MASYARAKAT KAMPUNG ADAT CIREUNDEU SEBAGAI SUMBER PEMBELAJARAN IPS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DISFUNGSIONAL PERAN KARANG TARUNA DALAM PELESTARIAN KEARIFAN LOKAL DI KAMPUNG CIREUNDEU

BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai. Budaya dan nilai-nilai yang dipandang baik dan dijunjung tinggi oleh

BAB I PENDAHULUAN. satu pencerminan dari karakteristik dalam sebuah masyarakat tersebut. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. mengubah atau mengembangkan karakter individu. Karakter yang dimaksud

BAB I PENDAHULUAN. Dalam suatu suku bangsa mempunyai berbagai macam kebudayaan, tiap

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial juga makhluk budaya. Sebagai makhluk

2015 NILAI-NILAI SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT ETNIS MINANGKABAU SEBAGAI PEDAGANG DI PASAR AL-WATHONIYAH, CAKUNG, JAKARTA TIMUR

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Tradisi Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan

BAB V PENUTUP. mengenai program Kampung Ramah Anak, lahir melalui proses yang simultan dan

BAB I PENDAHULUAN. nasional di Indonesia, harus didahului dengan pengetahuan tentang latar

BAB I PENDAHULAUAN. budaya yang mewarnai kehidupan bangsa ini. Dalam mengembangkan kebudayaan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yuvenalis Anggi Aditya, 2013

BAB I PENDAHULUAN. keanekaragaman budaya, adat istiadat, bahasa dan sebagainya. Setiap daerah pun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta yaitu buddhayah, ialah

BAB I PENDAHULUAN. Minangkabau merupakan salah satu dari antara kelompok etnis utama bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang terkenal akan kekayaannya, baik itu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

2015 PENANAMAN NILAI-NILAI KESUND AAN MELALUI PROGRAM TUJUH POE ATIKAN ISTIMEWA D I LINGKUNGAN SEKOLAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN TEORI. "Adat" berasal dari bahasa Arab,عادات bentuk jamak dari عاد ة (adah), yang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang sangat kompleks. Didalamnya berisi struktur-struktur yang

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan. Pelaksanaan nilai-nilai budaya merupakan bukti legitimasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam masyarakat kita sering mendengar tentang sistem nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia merupakan perguruan tinggi yang

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. informal dalam keluarga, komunitas suatu suku, atau suatu wilayah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri dari berbagai macam suku, adat istiadat dan

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

Kecakapan Antar Personal. Mia Fitriawati, S. Kom, M.Kom

commit to user 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia memiliki beranekaragam budaya yang berbeda-beda, namun saling

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang menuju masa depan dengan nilai-nilai, visi, misi dan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prihantini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG MASYARAKAT ADAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II URAIAN TEORITIS KEPARIWISATAAN. suci. Ritual menciptakan dan memelihara mitos, adat, sosial, dan agama, ritual

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua aspek kehidupan manusia. Di satu sisi perubahan itu bermanfaat

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat pesisir pantai barat. Wilayah budaya pantai barat Sumatera, adalah

KEBIJAKAN DIREKTORAT KEPERCAYAAN TERHADAP TUHAN YANG MAHA ESA DAN TRADISI

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODE PENELITIAN

LOKAL GENIUS DALAM KAJIAN MANAJEMEN Oleh Drs. I Made Madiarsa, M.M.A. 6

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan bangsa yang majemuk, dimana banyak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahkluk sosial yang berbudaya mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. ditinggalkan, karena merupakan kepercayaan atau citra suatu kelompok dan

I. PENDAHULUAN. maupun dilestarikan. Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. ke-21 (Degeng, 2001: 1). Pendidikan sebagai sumber daya insane. sepatutnyalah mendapat perhatian secara terus-menerus dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. budaya sebagai warisan dari nenek moyang. Sebagaimana disebutkan dalam pasal

TRADISI METHIL SEBAGAI SALAH SATU WARISAN KEARIFAN LOKAL DI DESA KARANGMALANG KECAMATAN KASREMAN KABUPATEN NGAWI. Inka Septiana. Sosiologi Antropologi

BAB I PENDAHULUAN. Budaya berkenaan dengan cara manusia hidup. Manusia belajar berpikir,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan bermasyarakat, kebudayaan pada umumnya tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat khususnya anak muda pada jaman sekarang, mereka cenderung lebih

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan yang berkembang di daerah-daerah di seluruh Indonesia

BAB I PENDAHULUAN PENELITIAN ARTEFAK ASTANA GEDE. dan terapit oleh dua benua. Ribuan pulau yang berada di dalam garis tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan mekanisme untuk mensosialisasikan normanorma

BAB I PENDAHULUAN. Menurut sejarah, sesudah Kerajaan Pajajaran pecah, mahkota birokrasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ashriany Widhiastuty, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Manusia adalah mahkluk sosial yang dilahirkan dalam suatu pangkuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ema Sumiati, 2015

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Imas Suryatini, 2013

PERAN KELUARGA DALAM MENGEMBANGKAN NILAI BUDAYA SUNDA (Studi Deskriptif terhadap Keluarga Sunda di Komplek Perum Riung Bandung)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

PELESTARIAN KAWASAN PUSAKA BERKELANJUTAN (Studi Kasus: Kawasan Taman Ayun, Kabupaten Badung, Provinsi Bali)

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ageng Sine Yogi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk budaya mengandung pengertian bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pembahasan Bab IV terdahulu, maka peneliti rumuskan

BAB V. Penutup. GKJW Magetan untuk mengungkapkan rasa syukur dan cinta kasih karena Yesus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini arus informasi sangat mudah didapatkan karena semakin meningkatnya kemampuan manusia dalam mengembangkan intelektualnya dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi. Semakin sederhananya cara memperoleh informasi membuat setiap individu perlu berhati-hati dalam menyerap informasi agar tidak terjebak dalam kotak pemikirannya sendiri dan terbawa opini publik karena era informasi menjadikan sikap ketidakpedulian sebagai suatu pilihan. Mudahnya untuk memperoleh informasi menandakan akan semakin kompleksnya permasalahan yang dihadapi manusia, yang mana setiap jenis pekerjaan menjadi semakin terspesialisasi karena mudahnya dalam memperoleh informasi yang akan diikuti dengan mobilitas masyarakat. Kedua hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat itu dinamis, selalu ingin memodifikasi situasi yang tidak sesuai dengan harapannya untuk terus berjuang menghadapi tantangan alam. Masyarakat yang dinamis menuntut setiap anggotanya bahkan apa yang merupakan bagian dari masyarakat atau dengan kata lain, kebudayaan perlu menyesuaikan diri juga dengan keadaan yang baru dari sebelumnya. Era informasi yang menguatkan masyarakat ke arah dinamis menuntut adanya suatu transformasi dalam masyarakat. Daszko & Sheinberg (2005, hlm.1) menjelaskan mengenai transformasi bahwa transformation is the creation and change of a whole new form, function or structure. To transform is to create something new that has never existed before and could not be predicted from the past. Transformasi berarti perubahan ke dalam suatu bentuk, fungsi atau pun struktur yang baru. Transformasi berarti menciptakan sesuatu yang baru yang belum pernah ada sebelumnya. Pendapat tersebut mengungkapkan bahwa transformasi terjadi bukan akibat dari prediksi masa lalu. Atau dengan kata lain adanya tuntutan pada masa sekarang membuat perubahan perlu dilakukan. Transformasi yang disoroti oleh penulis dalam hal ini yaitu perubahan kebudayaan. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat (2009, hlm. 144) menyebutkan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan

2 dan hasil karya manusia dalam kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri dengan belajar. Artinya bahwa budaya merupakan karya buatan manusia atau produk yang diciptakan oleh manusia melalui proses belajar. Untuk memudahkan pemahaman akan pengertian budaya dapat dikatakan pula culture is the way of life of a people (Perry, 1980, hlm. 90). Artinya bahwa budaya secara sederhana dapat diartikan sebagai cara hidup suatu kelompok masyarakat. Seperti yang sudah disinggung sebelumya karena adanya perubahan atau peningkatan harapan atau tuntutan manusia maka masyarakat dan kebudayaannya mengalami perubahan. Secara kuantitatif perubahan pada tradisi terjadi pada jumlah penganut dan pendukungnya sedangkan secara kualitatif perubahan terjadi pada kadar tradisi seperti gagasan, simbol dan nilai tertentu yang ditambahkan dan dibuang. Karl Mainheim (dalam Astid, 1983, hlm. 160) mengungkapkan jelaslah bahwa proses perubahan masyarakat dalam intinya ialah perubahan norma-norma masyarakat karena perubahan norma dan proses pembentukan norma baru merupakan inti dari usaha mempertahankan persatuan hidup berkelompok. Pendapat tersebut mempertegas argumen penulis bahwa inti dari perubahan yaitu terjadi dalam produk masyarakatnya yaitu budaya yang berisikan norma dan nilainilai yang luhur demi mempertahankan kelangsungan hidup berkelompok. Provinsi Jawa Barat yang secara historis penuh dengan filosofi kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakatnya masih mempertahankan nilai-nilai kearifan lokal sebagai wujud dari penghormatan kepada nenek moyang atas kebudayaan yang sudah dibentuk dan diwariskan secara turun-temurun. Masyarakat yang masih memaknai secara mendalam nilai-nilai kearifan lokal yaitu masyarakat adat. Menurut data Dinas Pariwisata dan Budaya Kab./Kota Jawa Barat pada tahun 2012 terdapat 27 kampung adat yang terdapat di Provinsi Jawa Barat, salah satunya terdapat satu kampung adat yang berada di Kota Cimahi yaitu Kampung Adat Cireundeu. Hal ini seperti terlihat dalam tabel berikut ini :

3 Tabel 1.1 Data Kampung Adat Di Provinsi Jawa Barat Tahun 2012 Masyarakat adat Cireundeu yang melekat dengan aliran kepercayaan Sunda wiwitan dan tetap berpegang teguh pada nilai-nilai kearifan lokalnya mengalami proses transformasi. Permasalahan yang dialami masyarakat adat Cireundeu yaitu masih sulitnya masyarakat dalam mendapatkan pengakuan kependudukan secara administrasi dari pemerintah. Pengakuan kependudukan secara administratif diperlukan oleh masyarakat adat Cireundeu untuk menjamin hak-haknya sebagai warga negara dalam memperbaiki kehidupannya. Meski permasalahan tersebut sudah mulai diakomodir tetapi pengakuan secara administratif belum sepenuhnya didapatkan. Terlepas dari masalah yang dialami, masyarakat adat Cireundeu masih menjaga tradisi nilai-nilai kearifan lokalnya. Masih dipertahankannya nilai-nilai kearifan lokal masyarakat adat Cireundeu sebagai upaya transmisi budaya untuk generasi selanjutnya. Sudah tentu bahwa dalam mewariskan tradisi dari satu generasi ke generasi berikutnya akan mengalami perubahan meskipun perubahan tersebut tidak secara keseluruhan terjadi pada tradisi atau nilai yang diwariskan tetapi bisa juga terjadi pada pola pewarisannya atau agen sosialisasinya karena masyarakat dan budaya bersifat dinamis mengikuti perubahan zaman. Analogi yang disampaikan oleh Perry (1980, hlm. 90) menunjukkan bahwa masyarakat dan budaya pasti mengalami perubahan, seperti analogi berikut ini

4 For purpose of contrast, we can view culture and society in a theatrical context. Society can be considered as a group of actors who play roles befitting their statuses. The script that the actors use in playing their roles is culture. This script has been written for the actors by generations of their predecessors. Each generation, including the present, has added, deleted, changed, or modified some parts of the script. Berdasarkan temuan penelitian yang dilakukan oleh Achdiani (2012) yang berjudul Sosialisasi dan Enkulturasi Tradisi Penganut Madraisme Dalam Keluarga Di Kampung Cireundeu, Kota Cimahi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses sosialisasi dan enkulturasi tradisi leluhur telah ditanamkan sejak anak-anak sampai dewasa, dengan tujuan agar anak memiliki kemampuan hidup dalam tataran era lebih luas atau global tanpa harus meninggalkan jati dirinya, proses sosialisasi dalam keluarga berlangsung dari mulai anak-anak sampai dewasa, dalam suasana kehidupan yang harmonis, kharismatik dan terhormat, dengan isi pembelajaran mengenai etika pergaulan, norma, adat istiadat ke- Sundaan, dan ajaran kepercayaan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa proses sosialisasi dan pola pewarisannya lebih memusatkan pada lembaga keluarga. Yang terjadi saat ini adalah mulai banyak masyarakat adat Cireundeu yang menyekolahkan anaknya ke sekolah formal. Meskipun dengan resiko anak-anak mereka yang mendapatkan pendidikan di sekolah formal harus ikut mempelajari mata pelajaran agama tertentu atau tidak mendapatkan mata pelajaran mengenai keyakinan agama yang dianutnya, tetapi tidak menyurutkan langkah mereka untuk mendapatkan pendidikan. Dari situlah penulis beranggapan bahwa proses penanaman nilai-nilai kearifan lokal masyarakat adat Cireundeu mengalami proses transformasi dengan argumen bahwa agen sosialisasi pun mulai dirubah seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas hidupnya melalui pendidikan. Teori yang digunakan oleh penulis dalam hal ini yaitu teori tindakan yang dikemukan oleh Talcott Parsons. Haferkamp & Smelsera (dalam Sztompka, 2011, hlm. v) mengungkapkan bahwa setiap teori ilmu sosial, apa pun titik tolaknya konseptualnya, tentu akan tertuju pada perubahan yang menggambarkan realitas sosialnya. Maka penulis berargumen bahwa teori yang digunakan dalan

5 penelitian ini hanya sebagai wadah untuk mengungkapkan perubahan yang terjadi di Masyarakat Adat Cireundeu. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merasa tertarik melakukan penelitian pada transformasi yang terjadi pada masyarakat adat Cireundeu. Kajian masalah yang diteliti menyangkut perubahan yang terjadi pada masyarakat dan nilai-nilai kearifan lokalnya yang dijadikan sebuah penelitian yang berjudul Transformasi Nilai Nilai Kearifan Lokal Masyarakat Adat Cireundeu. 1.2 Rumusan Masalah Untuk memudahkan pembahasan masalah pokok penelitian tersebut, maka peneliti merumuskan dalam beberapa sub masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana proses transformasi nilai-nilai kearifan lokal yang dilakukan oleh masyarakat adat Cireundeu? 2. Apakah terjadi perubahan agen sosialisasi dalam upaya pewarisan nilai-nilai kearifan lokal di lingkungan masyarakat adat Cireundeu? 3. Bagaimana proses internalisasi yang dilakukan Masyarakat Adat Cireundeu terhadap nilai-nilai atau pola-pola baru setelah terjadinya proses transformasi? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengemukakan tentang proses transformasi nilai-nilai kearifan lokal yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Cireundeu. Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengungkapkan: 1. Proses transformasi nilai-nilai kearifan lokal yang dilakukan oleh masyarakat adat Cireundeu. 2. Perubahan agen sosialisasi sebagai upaya pewarisan nilai-nilai kearifan lokal di lingkungan masyarakat adat Cireundeu. 3. Proses internalisasi yang dilakukan oleh masyarakat adat Cireundeu terhadap nilai-nilai atau pola-pola baru setelah terjadinya proses transfromasi. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini mempunyai dua manfaat, yaitu : 1. Secara teoritis, penelitian ini untuk mengungkapkan proses transformasi nilainilai kearifan lokal yang dilakukan, sehingga dapat memberikan masukan

6 kepada warga Masyarakat Adat Cireundeu mengenai transformasi budaya dan sosialisasi budaya. 2. Secara praktis, penelitian ini dapat melihat cara yang dilakukan oleh Masyarakat Adat Cireundeu dalam mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam kepercayaan Sunda wiwitan sekaligus mempertahankan eksistensinya. 1.5 Struktur Organisasi Skripsi Untuk memahami alur pikir dalam penulisan skripsi ini, maka diperlukan adanya struktur organisasi yang berfungsi sebagai pedoman penyusunan laporan penelitian ini (UPI, 2014, hlm. 16) yaitu sebagai berikut : Bab I berisi Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang penelitian, identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. Latar belakang penelitian berfungsi sebagai penjelasan dalam alasan peneliti melaksanakan suatu penelitian. Identifikasi dan perumusan masalah berisi mengenai rumusan dan analisis masalah penelitian beserta identifikasi variabel penelitian. Tujuan penelitian menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai dilakukan. Manfaat penelitian dapat dilihat dari aspek atau segi teori dan praktik. Bab II berisi tinjauan pustaka, kerangka pemikiran. Tinjauan pustaka memiliki peran yang cukup penting. Tinjauan pustaka berfungsi sebagai landasan teori dalam menyusun pertanyaan penelitian. Bab III berisi mengenai penjelasan yang rinci mengenai metode penelitian dalam skripsi. Komponen dalam metode penelitian terdiri dari lokasi dan subjek penelitian, desain penelitian, proses pengembangan instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, serta analisis data penelitian. Bab IV berisi hasil penelitian dari pengolahan atau analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan masalah penelitian. Dalam bagian pembahasan, hasil temuan penelitian dikaitkan dengan dasar teoritik yang telah dibahas dalam Bab II dan temuan sebelumnya. Bab V berisi kesimpulan dan saran yang menyajikan tentang penafsiran dan pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian. Penulisan kesimpulan skripsi berupa sebuah jawaban pertanyaan penelitian atau rumusan masalah. Dalam kesimpulan tidak memasukan angka atau data statistik. Saran ditujukan

7 kepada para pembuat kebijakan, kepada pengguna hasil penelitian, praktisi pendidikan, kepada peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya. Daftar pustaka memuat semua sumber yang pernah dikutip dan digunakan dalam penulisan skripsi. Keseluruhan sumber yang tercetak atau dikutip tercantum dalam daftar pustaka. Lampiran berisi semua dokumen yang digunakan dalam penelitian. Setiap lampiran diberikan nomor urut sesuai dengan penggunaannya.