BAB I PENDAHULUAN. Master Plan Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon MW dan potensi baru sebesar MW.

dokumen-dokumen yang mirip

BAB I PENDAHULUAN. Air mempunyai arti yang penting dalam kehidupan, salah satunya adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Air merupakan sumber kehidupan bagi manusia. Kita tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. Ditinjau dari sumber pengadaan energi saat ini, sumber bahan bakar minyak merupakan

Bab 1 Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN I TINJAUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Air merupakan unsur yang sangat penting di bumi dan dibutuhkan

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB III METODOLOGI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan 1.1. LATAR BELAKANG

BAB VII PENELUSURAN BANJIR (FLOOD ROUTING)

BAB I PENDAHULUAN. atau beton, yang terletak melintang pada sebuah sungai yang tentu saja bangunan ini

BAB I PENDAHULUAN I-1. Laporan Tugas Akhir Kinerja Pengoperasian Waduk Sempor Jawa Tengah dan Perbaikan Jaringan Irigasinya

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

SESSION 8 HYDRO POWER PLANT. 1. Potensi PLTA 2. Jenis PLTA 3. Prinsip Kerja 4. Komponen PLTA 5. Perencanaan PLTA

RENCANA PEMBANGUNAN PLTA UPPER CISOKAN PUMP STORAGE: TANTANGAN LINGKUNGAN HIDUP DAN TINDAK LANJUTNYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

ABSTRAK Faris Afif.O,

BAB I PENDAHULUAN. 1) Pertambahan jumlah penduduk yang makin tinggi. 2) Perkembangan yang cukup pesat di sektor jasa dan industri

BAB III METODOLOGI. Setiap perencanaan akan membutuhkan data-data pendukung baik data primer maupun data sekunder (Soedibyo, 1993).

Proses Pembuatan Waduk

BAB I PENDAHULUAN. terhenti selama 10 tahun yang pelaksanaan pertama pada tahun 1998, yang

BAB I PENDAHULUAN. Waduk merupakan kolam besar atau danau buatan tempat menampung air

Bab 1 Pendahuluan I - 1

STUDI PERENCANAAN BANGUNAN UTAMA EMBUNG GUWOREJO DALAM PEMENUHAN KEBUTUHAN AIR BAKU DI KABUPATEN KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum. Bendung adalah suatu bangunan yang dibangun melintang sungai

BAB III METODOLOGI. Gambar 3.1 Diagram Alir Penyusunan Tugas Akhir

BAB I PENDAHULUAN. dan mencari nafkah di Jakarta. Namun, hampir di setiap awal tahun, ada saja

TUGAS AKHIR ANALISIS ROUTING ALIRAN MELALUI RESERVOIR STUDI KASUS WADUK KEDUNG OMBO

2015 ANALISA PENGISIAN AWAL WADUK (IMPOUNDING) PADA BENDUNGAN JATIGEDE

BAB I PENDAHULUAN. Bab I Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN EMBUNG KEDUNG BUNDER KABUPATEN PROBOLINGGO AHMAD NAUFAL HIDAYAT

BAB I PENDAHULUAN. daya alam yang sangat besar terutama potensi sumber daya air. Pelaksanaan

Bab III Studi Kasus. Daerah Aliran Sungai Citarum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan penelitian dari Nippon Koei (2007), Bendungan Serbaguna

BAB I PENDAHULUAN. Sungai Citarum merupakan gabungan beberapa wilayah luas sungai dengan luas

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Ahmad Ragana Yudha, 2014 Optimalisasi Pengoperasian Pembangkit Listrik Tenaga Air Berskala Pico Hydro

I- 1 BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki banyak sungai,

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Diagram Alir pola perhitungan dimensi hidrolis spillway serbaguna

PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN BENDUNGAN PAMUTIH KECAMATAN KAJEN KABUPATEN PEKALONGAN BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. terus-menerus dari hulu (sumber) menuju hilir (muara). Sungai merupakan salah

Bab III Metodologi Analisis Kajian

ASPEK-ASPEK DALAM DESAIN PLTA MAMBERAMO. Laporan Teknis

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

LAMPIRAN B BATASAN TEKNIS

BAB I PENDAHULUAN. Secara geografis Kota Lhokseumawe terletak pada posisi Lintang

BAB III METODE PENELITIAN. Pada lokasi DAS Sungai Cisimeut Kecamatan Cimarga, Kabupaten Lebak,

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR EVALUASI DAN PERENCANAAN BENDUNGAN KETRO KABUPATEN SRAGEN PROPINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 TINJAUAN UMUM 1.2 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN ARHAM BAHTIAR A L2A PRIYO HADI WIBOWO L2A

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) ISSN: Perencanaan Embung Bulung Kabupaten Bangkalan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I - 1

BAB II PENGEMBANGAN POTENSI SUMBERDAYA AIR PERMUKAAN DANAU, WADUK DAN BENDUNG

BAB III METODOLOGI 3.1. UMUM

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III GAMBARAN UMUM WILAYAH STUDI

Prasarana/Infrastruktur Sumber Daya Air

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggantungkan kehidupannya pada sektor pertanian.

BAB III METODOLOGI III-1

11/26/2015. Pengendalian Banjir. 1. Fenomena Banjir

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang memberikan dampak kondisi sistem tata air di lokasi tersebut. Waduk Rawa gelam yang terletak di utara lokasi perumahan.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Fungsi Bendungan :

DAFTAR ISI. BAB III METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Desain Penelitian Partisipan... 35

4.6 Perhitungan Debit Perhitungan hidrograf debit banjir periode ulang 100 tahun dengan metode Nakayasu, ditabelkan dalam tabel 4.

LAPORAN PERJALANAN EKSKURSI WADUK CIRATA DAN JATILUHUR

BAB III METODOLOGI. Bab Metodologi III TINJAUAN UMUM

BAB III METODOLOGI Uraian Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

7. PERUBAHAN PRODUKSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

D3 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN TUBUH EMBUNG ROBATAL, KECAMATAN ROBATAL, KABUPATEN SAMPANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Uraian Umum

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2010 TENTANG BENDUNGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. dengan penguapan suhu tanaman akan relatif tetap terjaga. Daerah Irigasi di Sumatera Utara adalah Daerah Irigasi Sungai Ular.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

EVALUASI PERENCANAAN BENDUNG PADA SUNGAI ULAR KABUPATEN DELI SERDANG PROPINSI SUMATERA UTARA (STUDI KASUS)

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Potensi tenaga air di Indonesia menurut Hydro Power Potential Study (HPPS) pada tahun 1983 adalah 75.000 MW, dan angka ini diulang kembali pada Hydro power inventory study pada tahun 1993. Namun pada laporan Master Plan Study for Hydro Power Development in Indonesia oleh Nippon Koei pada tahun 2011, potensi tenaga air setelah menjalani screening lebih lanjut adalah 26.321 MW, yang terdiri dari proyek yang sudah beroperasi sebesar 4.338 MW, proyek yang sudah direncanakan dan sedang konstruksi sebesar 5.956 MW dan potensi baru sebesar 16.027 MW. (Sumber : RUPTL PLN 2015-2024). Potensi tenaga air di Indonesia merupakan ranking ke-9 dari potensi tenaga air di dunia. Dengan memperhatikan potensi tenaga air di Indonesia sebesar 74.976 MW, sedangkan total daya terpasang hanya sebesar 3.972,41 MW, kiranya jelas bahwa potensi tenaga air di Indonesia masih sangat besar yang dapat dikembangkan bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Ke-10 negara dengan ranking urutan terbesar dapat di lihat pada tabel dibawah ini. Tabel 1.1 : Ranking Potensi Tenaga Air Negara-negara di Dunia No. Negara Potensi Tenaga Air (MW) 1 Uni Sovyet 1.100.000 2 Cina 676.000 3 Amerika 648.000 4 Canada 218.000 5 Jepang 130.000 6 Norwegia 105.000 I - 1

7 Swedia 85.000 8 Perancis 76.000 9 Indonesia 74.976 10 Italia 60.000 (Sumber : Soedibyo-Perkembangan Pembangunan PLTA di Indonesia) Bendungan maupun bendung adalah salah satu bentuk pemanfaatan potensi sungai yang telah banyak diterapkan di Indonesia. Salah satu bendungan yang terkenal yaitu Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat di mana pada dasarnya digunakan sebagai pembangkit tenaga listrik dan penyediaan air minum. Agar sistem bendungan tersebut dapat berjalan dengan baik, maka perencanaan dan desain harus dilakukan dengan baik dan benar dan mengacu kepada peraturan (code) yang berlaku. Spillway merupakan struktur hidraulik yang cukup penting di mana dibangun untuk melepaskan kelebihan (surplus) air atau debit banjir yang tidak dapat ditampung di dalam bendungan. Banyak kasus keruntuhan bendungan terjadi karena kapasitas spillway yang tidak cukup dalam mengalirkan debit banjir tersebut. Selain itu, aliran dengan kecepatan yang cukup tinggi yang mengalir dari mercu spillway menuju kembali ke sungai dapat mengakibatkan gerusan yang cukup berbahaya sehingga dapat menyebabkan peristiwa keruntuhan bendungan. Dalam perencanaan suatu bendungan, haruslah dipikirkan cara untuk mengalirkan air menuju ke hilir. Pelimpah banjir diperlukan untuk mengalirkan air saat banjir. Suatu spillway haruslah memiliki kapasitas untuk mengalirkan banjir besar tanpa merusak bendungan ataupun bangunan-bangunan pelengkap lainnya. I - 2

Spillway juga harus menjaga muka air waduk tetap di bawah tinggi maksimum yang ditetapkan. Kapasitas pengaliran dari bangunan pelepasan, dan simpanan yang tersedia. Penetapan nilai desain debit banjir rencana berkaitan dengan tingkat pengamanan yang harus dipenuhi oleh waduk, yang pada akhirnya tergantung pada jenis bendungan, letaknya, serta akibat-akibat yang terjadi apabila bendungan itu jebol. Suatu bendungan tinggi yang menampung air dalam jumlah yang besar dan terletak di hulu suatu daerah permukiman haruslah mempunyai tingkat pengamanan yang jauh lebih tinggi daripada suatu bendungan yang menampung air sedikit dan daerah hilirnya tidak berpenduduk. I - 3

1.2 Ruang Lingkup dan Batasan Masalah Ruang lingkup pada tugas akhir ini adalah mengenai Tinjauan Terhadap Kapasitas Dimensi Hidrolis Bangunan Pelimpah (Spillway) Pada Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat dengan mengabaikan waduk yang ada di bagian hulu dari waduk jatiluhur yaitu waduk saguling dan waduk cirata. Melihat luasnya cakupan studi mengenai Tinjauan Terhadap Kapasitas Dimensi Hidrolis Bangunan Pelimpah (Spillway) Pada Bendungan Jatiluhur, Jawa Barat, maka dibatasi sebagai berikut : 1. Pengumpulan data 2. Perhitungan debit banjir rencana 3. Perhitungan flood routing banjir pada Bendungan Jatiluhur 4. Kapasitas spillway Bendungan Jatiluhur 5. Perhitungan tinjauan dimensi hidrolis mercu spillway 1.3 Maksud dan Tujuan Maksud dari tugas akhir ini adalah untuk mengetahui kapasitas dimensi hidrolis spillway terhadap curah hujan dan debit air dari hulu Bendungan Jatiluhur. Tujuan dari tugas akhir ini adalah diharapkan akan mampu menghitung dan menentukan dimensi hidrolis spillway bendungan terhadap routing banjir rencana yang masuk ke Bendungan Jatiluhur berdasarkan curah hujan dan meninjau ulang kapasitas hidrolis spillway Bendungan Jatiluhur. I - 4

1.4 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Meliputi latar belakang yang dengan singkat mengulas mengapa penelitian dilakukan dan manfaat/hasil yang diharapkan, maksud dan tujuan, ruang lingkup dan batasan masalah, dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Yang dimaksud dengan tinjauan pustaka adalah semua rujukan yang termuat dalam tugas akhir dan berisikan teori, peraturan dan batasan-batasan yang menimbulkan gagasan dan mendasari penelitian. Dan seyogyanya tidak hanya dikutip tetapi juga mengulasnya. BAB III METODE PENELITIAN Tugas akhir yang merupakan penelitian, bab ini berisi diagram alir penelitian atau kerangka kerja yang akan dilakukan beserta uraian-uraian dari kerangka tersebut. BAB IV HASIL DAN ANALISIS Berisikan hasil pengolahan data/pembahasan/perancangan dan analisisnya. Bab-bab pembahasan dapat ditambah sesuai kebutuhan dan disajikan secara bersistem. BAB V PENUTUP Berisi simpulan pokok dari keseluruhan penelitian dan saran yang diberikan guna penelitian atau pengembangan lebih lanjut. I - 5