KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN SG MENGGUNAKAN INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI)

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal OFFSHORE, Volume 1 No. 1 Juni 2017 : ; e -ISSN :

Aplikasi Inversi AI dan EI Dalam Penentuan Daerah Prospek Hidrokarbon

APLIKASI INVERSI SEISMIK UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat pesat. Hasil perkembangan dari metode seismik ini, khususnya dalam

BAB 3 TEORI DASAR. Seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang digunakan untuk

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 2, No. 1, Januari 2014, Hal 31-38

INVERSI IMPEDANSI ELASTIK UNTUK MENGESTIMASI KANDUNGAN RESERVOIR BATUPASIR LAPANGAN Ve FORMASI CIBULAKAN CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

BAB IV PENGOLAHAN DATA

Karakterisasi Reservoar Menggunakan Inversi Deterministik Pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 17 November 2014 sampai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Lapangan TERRA adalah salah satu lapangan yang dikelola oleh PT.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Cadzow filtering adalah salah satu cara untuk menghilangkan bising dan

KARAKTERISASI RESERVOAR KARBONAT FORMASI BATURAJA MENGGUNAKAN INVERSI AI DAN EI DI LAPANGAN GEONINE CEKUNGAN SUMATERA SELATAN SKRIPSI

Analisa AVO dan Model Based Inversion Untuk Memetakan Penyebaran Hidrokarbon: Studi Kasus Struktur S, Cekungan Sumatera Selatan

DAFTAR ISI. BAB IV METODE PENELITIAN IV.1. Pengumpulan Data viii

BAB V ANALISA. dapat memisahkan litologi dan atau kandungan fluida pada daerah target.

Youngster Physics Journal ISSN : Vol. 1, No. 5, Oktober 2013, Hal

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 3. PENGOLAHAN DATA

INTEGRASI SEISMIK INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR STUDI KASUS LAPANGAN MUON

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 3, Juli 2015 ISSN

ANALISA INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT PADA LAPANGAN X FORMASI PARIGI CEKUNGAN JAWA BARAT UTARA

Jurusan Fisika FMIPA Universitas Brawijaya 2) Pertamina Asset 3

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Penelitian yang mengambil judul Analisis Seismik dengan

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data seismik 3D PSTM Non

KARAKTERISASI RESERVOAR HIDROKARBON PADA LAPANGAN TAB DENGAN MENGGUNAKAN PEMODELAN INVERSI IMPEDANSI AKUSTIK

Analisis dan Pembahasan

AVO FLUID INVERSION (AFI) UNTUK ANALISA KANDUNGAN HIDROKARBON DALAM RESEVOAR

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

Analisis Atribut Seismik dan Seismic Coloured Inversion (SCI) pada Lapangan F3 Laut Utara, Belanda

KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE AVO INVERSISTUDI KASUS LAPANGAN NGAWEN

Widyanuklida, Vol. 15 No. 1, November 2015: ISSN

KARAKTERISASI RESERVOIR MENGGUNAKAN METODE INVERSI LAMBDA MU RHO (LMR) DAN ELASTIC IMPEDANCE PADA LAPANGAN X

PEMODELAN ATRIBUT POISSON IMPEDANCE

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

BAB IV METODE PENELITIAN

APLIKASI INVERSI-AVO UNTUK INTERPRETASI SEISMIK DIBAWAH KETEBALAN TUNING THICKNEES STUDI KASUS LAPANGAN HD

Aplikasi Inversi Seismik untuk Karakterisasi Reservoir lapangan Y, Cekungan Kutai, Kalimantan Timur

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, Desember Penulis. 1. TUHAN YESUS KRISTUS yang telah memberikan kesehatan, kekuatan, iii

Klasifikasi Fasies pada Reservoir Menggunakan Crossplot Data Log P-Wave dan Data Log Density

BAB IV PERMODELAN POISSON S RATIO. Berikut ini adalah diagram alir dalam mengerjakan permodelan poisson s ratio.

Youngster Physics Journal ISSN: Vol. 6, No. 2, April 2017, Hal

ANALISIS INDEPENDENT INVERSION GELOMBANG PP DAN PS DENGAN MENGGUNAKAN INVERSI POST-STACK UNTUK MENDAPATKAN NILAI Vp/Vs

BAB IV METODE PENELITIAN. Tugas Akhir ini dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan pada 13 April 10 Juli 2015

INTERPRETASI DATA PENAMPANG SEISMIK 2D DAN DATA SUMUR PEMBORAN AREA X CEKUNGAN JAWA TIMUR

Analisis Kecepatan Seismik Dengan Metode Tomografi Residual Moveout

Deteksi Lapisan Hidrokarbon Dengan Metode Inversi Impedansi Akustik Dan EMD (Empirical Mode Decompotition) Pada Formasi Air Benakat Lapangan "X"

V. PEMBAHASAN. dapat teresolusi dengan baik oleh wavelet secara perhitungan teoritis, dimana pada

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitan dilaksanakan mulai tanggal 7 Juli September 2014 dan

BAB III TEORI DASAR. dimensi pergerakan partikel batuan tersebut. Meskipun demikian penjalaran

LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

Nugroho Budi Raharjo * Widya Utama * Labolatorium Geofisika Jurusan Fisika FMIPA ITS ABSTRAK

KARAKTERISASI RESERVOIR BATU PASIR FORMASI KEUTAPANG MENGGUNAKAN ANALISIS AVO (AMPLITUDE VERSUS OFFSET) PADA STRUKTUR X SUMATERA BAGIAN UTARA

menentukan sudut optimum dibawah sudut kritis yang masih relevan digunakan

BAB IV DATA DAN PENGOLAHAN DATA. Pada penelitian ini data seismik yang digunakan adalah data migrasi poststack 3D

KARAKTERISASI RESERVOIR KARBONAT DENGAN APLIKASI SEISMIK ATRIBUT DAN INVERSI SEISMIK IMPEDANSI AKUSTIK

(Journal of Physical Science and Engineering) N F Isniarno 1*, W Triyoso 2, R Amukti 1 1.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam eksplorasi dan eksploitasi hidrokarbon, seismik pantul merupakan metoda

KARAKTERISASI RESERVOAR FORMASI BELUMAI DENGAN MENGGUNAKAN METODE INVERSI IMPENDANSI AKUSTIK DAN NEURAL NETWORK PADA LAPANGAN YPS.

Tinjauan Pustaka. Gambar II.1. a). Geometri AVO b). Perubahan respon amplitudo yang ditimbulkan, modifikasi dari Russell (2008).

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Reinhard Leonard Riova Naibaho Tempat Yogyakarta

INTERPRETASI RESERVOIR HIDROKARBON DENGAN METODE ANALISIS MULTI ATRIBUT PADA LAPANGAN FIAR

BAB IV METODE DAN PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. Sebuah lapangan gas telah berhasil ditemukan di bagian darat Sub-

INVERSI BERSAMA GELOMBANG PP DAN PS (JOINT PP AND PS INVERSION) UNTUK MENGANALISA LITOLOGI RESERVOIR

I. PENDAHULUAN. I. 1. Latar Belakang

INTEGRASI SEISMIK INVERSI AKUSTIK IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI) UNTUK KARAKTERISASI RESERVOIR, STUDI KASUS: LAPANGAN MUON

Identifikasi Sebaran Reservoar Hidrokarbon dengan Metode Inversi Simultan dan Analisis AVO Studi Kasus Lapangan A Cekungan Sumatera Selatan

III. TEORI DASAR. seismik juga disebut gelombang elastik karena osilasi partikel-partikel

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH KATA PENGANTAR ABSTRAK DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

RANGGA MASDAR FAHRIZAL FISIKA FMIPA INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA 2011

Deteksi Lapisan Hidrokarbon dengan Metode Inversi Impedansi Akustik dan EMD (Empirical Mode Decomposition) pada Formasi Air Benakat Lapangan "X"

Youngster Physics Journal ISSN: Vol. 6, No. 2, April 2017, Hal

Estimasi Porositas pada Reservoir KarbonatMenggunakan Multi Atribut Seismik

EVALUASI METODE INVERSI EI DAN LMR UNTUK IDENTIFIKASI ZONA GAS PADA LAPANGAN RH FORMASI BATURAJA CEKUNGAN SUMATERA SELATAN TUGAS AKHIR

BAB IV PENGOLAHAN DATA

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang mengambil judul Analisis Reservoar Pada Lapangan

BAB V INVERSI ATRIBUT AVO

III. TEORI DASAR. menjelaskan karakter reservoar secara kualitatif dan atau kuantitatif menggunakan

Chendrasari Wahyu Oktavia Dosen Pembimbing : DR. Widya Utama,DEA Jurusan Fisika- FMIPAITS, Institut Teknbologi Sepuluh Nopember Surabaya

BAB 2. TEORI DASAR DAN METODE PENELITIAN

PEMETAAN POROSITAS PADA LAPISAN RESERVOIR KARBONAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE SEISMIK INVERSI

11. Soemintadiredja, P., dan Kusumajana, A.H.P., (2006), Bahan kuliah Geostatistik, S2 Teknik Geologi join program CPI-ITB.

IDENTIFIKASI PERSEBARAN HIDROKARBON PADA KONGLOMERAT FORMASI JATIBARANG MENGGUNAKAN ANALISIS INVERSI AVO (Amplitude Versus Offset)

IV. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang mengambil judul Interpretasi Reservoar Menggunakan. Seismik Multiatribut Linear Regresion

BAB III TEORI DASAR Tinjauan Umum Seismik Eksplorasi

III. TEORI DASAR. gelombang akustik yang dihasilkan oleh sumber gelombang (dapat berupa

ARTIKEL RISET. Zulfani Aziz dan Ari Setiawan *

inversi mana yang akan digunakan untuk transformasi LMR nantinya. Analisis Hampson Russell CE8/R2 yaitu metoda inversi Modelbased Hardconstrain,

Fisika Batuan 2 sks/ MFG 2943

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN...

Analisis Sifat Fisis Reservoar Menggunakan Metode Seismik Inversi Acoustic Impedance (AI) dan Multiatribut (Studi Kasus Lapangan F3)

Analisis Persebaran Total Organic Carbon (TOC) pada Lapangan X Formasi Talang Akar Cekungan Sumatera Selatan menggunakan Atribut Impedansi Akustik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADVANCE SEISMIC PROCESSING

APLIKASI ATRIBUT DAN INVERSI SEISMIK UNTUK MEMETAKAN DISTRIBUSI RESERVOAR. Studi Kasus Lapangan M, Cekungan Tarakan TESIS.

Cadangan bahan bakar fosil dalam bentuk minyak dan gas bumi biasanya. terakumulasi dalam batuan reservoir di bawah permukaan bumi.

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. Des 014 KARAKTERISASI RESERVOAR BATUPASIR PADA LAPANGAN SG MENGGUNAKAN INVERSI ACOUSTIC IMPEDANCE (AI) DAN ELASTIC IMPEDANCE (EI) Fajri Akbar 1*) dan Syamsu Rosid 1) 1 Universitas Indonesia, Kampus UI, Depok 1644 * ) Email: fajri.akbar8@gmail.com Abstrak Telah dilakukan penelitian di lapangan SG pada Formasi Talang Akar Sub-Cekungan Jambidengan studi inversi Acoustic Impedance(AI) dan Elastic Impedance(EI) untuk mengkarakterisasi reservoar. Metode AI yang melibatkan kecepatan gelombang P (V P ) dan densitas menjadi kurang sensitif untuk kehadiran fluida. Untuk itu dilakukan metode EI dengan melibatkan kecepatan gelombang P (V P ), kecepatan gelombang S (V S ), dan densitas sehingga lebih sensitif terhadap kehadiran fluida. Metode AI di lakukan pada data seismikpost stackyang diinversi menghasilkan Volume AI untuk mengetahui lithology sedangkan metode EI dilakukan pada data seismik pre-stack dalam bentuk gather yang di mulai dengan super gather, kemudian merubah domain offset menjadi sudut (angle gather) dan menghasilkan data seismik near angle stack dan far angle stackyang selanjutnya diinversi menghasilkan volumeei near dan far untuk mengetahui sebaran fluida gas dengan pemilihan zona gas berdasarkancrossplot hasil inversi EI near dan far. Di dapatkan hasil pada penampang AI, zona sand berada pada nilai 0.500 ft/s*g/cc sampai dengan 9.000 ft/s*g/cc dan hasil crossplot inversi EI near dan far pada zona sand yang berpotensi mengandung gas didapatkan ketika nilai EI far lebih kecil dibandingkan nilai EI near. Sebaran reservoar yang berpotensi mengandung gas berada di sebelah barat daya sampai ke utara daerah penelitian ini. Abstract Acoustic Impedance (AI) and Elastic Impedance (EI) inversion study had been done on SG field on Talang Akar Formation, Sub-Basin Jambi for reservoir characterization. AI method which involve P-wave velocity and density is insensitive to fluid. Thus, EI method which involve P-wave velocity, density and S-wave velocity implemented to made more sensitive to fluid presence. AI method had been done on seismic post stack data which inverted to AI volume to understand lithology of the field while EI method had been done on pre-stack seismic data gather which starts with super gather, then transform offset domain to angle domain and generate seismic near angle stack and far angle stack herein after inverted to generate EI volume near and far to perceive gas fluid distribution by gas zone selection based on crossplot inversion result of EI near and far. The result on AI section, sand zone is on 0,500 ft/s*g/cc up to 9,000 ft/s*g/cc and result of crossplot inversion EI near and far on sand zone, which potentially contain gas, obtained when EI far smaller than EI near. Reservoir distribution and potentially contain gas is on South- West to North of this area. Keywords: Acoustic Impedance, Elastic Impedance, S-wave. 1. Pendahuluan Eksplorasi hidrokarbon dalam industri minyak dan gas bumi merupakan serangkaian kegiatan yang dilakukan untuk menemukan cadangan minyak dan gas bumi yang ekonomis untuk di eksploitasi.seismik refleksi merupakan salah satu metoda utama dalam eksplorasi hidrokarbon. Metoda ini dapat menggambarkan keadaan geologi bawah permukaan dengan cukup baik, sehingga perangkap hidrokarbon dapat dikenali dengan baik. Namun dalam tahapan interpretasi, seringkali di perlukan analisa lebih lanjut untuk memperkirakan potensi hidrokarbon yang berada di lokasi tersebut. Untuk mengetahuinya, sangat perlu dilakukan karakterisasi reservoar. Upaya ini dilakukan untuk mendeskripsikan sifat fisika dan litologi batuan beserta kandungan fluidanya dengan mengintegrasikan data geofisika dan data petrofisika. Salah satu metode yang pada umumnya digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik reservoar adalah metode inversi seismik.inversi seismik adalah suatu teknik pembuatan model geologi bawah permukaan dengan menggunakan data sesismik sebagai input dan data sumur sebagai pengontrolnya [1]. Teknik inversi seismik pada awalnya menggunakan data stack zero-offset yaitu sudut datang gelombang 0 o atau tegak lurus bidang pantul, untuk menghasilkan Acoustic Impedance (AI). Mengingat AI hanya melibatkan kecepatan 10

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. Des 014 gelombang P (V p ) dan densitas batuan, ambiguitas antara efek lithologi dan fluida belum dapat terpisahkan. Hal ini merupakan kekurangan yang perlu di perbaiki. Connolly [] memperkenalkan teknik inversi Elastic Impedance (EI) yang merupakan generalisasi dari AI untuk sudut datang tidak sama dengan nol. Teknik ini membutuhkan masukan data stack nonzero offset yaitu stack yang memiliki rentang sudut datang tertentu. Selain merupakan fungsi densitas dan kecepatan gelombang P, EI juga dipengaruhi oleh kecepatan gelombang S sehingga lebih sensitif terhadap kehadiran Hidrokarbon. Maka, jika AI dan EI di kombinasikan,diharapkan hal ini dapat memisahkan lithologi batuan reservoar dan jenis fluida yang terkandung di dalamnya. Gambar 1. Diagram alir penelitian inversi Acoustic Impedance dan Elastic Impedance. Dalam prakteknya, Impedansi Akustik kurang sensitif terhadap pengaruh kandungan fluida dalam batuan.kemudian dikembangkan inversi yang melibatkan inversi pada stack yang dibuat dengan sudut datang ( ) sebagai variable. Proses inversi yang melibatkan sudut datang ( ) tertentu, dan juga penggunaan shear velocity (V s ) disamping compressional velocity (V p ) disebut sebagai Elastic Impedance (EI).. Metode Penelitian Secara garis besar alir penelitian ini dapat dijelaskan melalui diagram alir penelitian seperti yang di tunjukkan pada Gambar 1. Studiuntuk inversi AIdimulai dengan pengumpulan data-data (data seismik, data log, dan data petrofisika), ekstraksi wavelet, well seismic tie, picking horizon, pembuatan model awal geologi, inversiai, dan pembuatan map impedansi akustik. Sedangkan untuk inversi Elastic Impedance dimulai dengan pembuatan super gather, angle gather, near-far angle stack, create near-far EI log, pembuatan model awal geologi masing-masing sudut, inversi EI pada masing-masing sudut, dan crossplot hasil inversi EI near dan EI far untuk mengetahui persearan fluida gas pengisi reservoar. Impedansi akustik merupakan impedansi batuan ketika terkena gelombang pada arah normal. Secara sederhana, impedansi akustik dapat diartikan sebagai kekerasan batuan.semakin besar impedansi akustik suatu batuan maka tingkat kekerasannya semakin tinggi. AI V P (1) Gambar.Model konversi gelombang P-S pada refleksi dengan sudut datang gelombang tidak nol[3]. Aki-Richard [4] menurunkan persamaan yang merupakan pendekatan linear dari persamaan Zoeipprits. Ia lakukan dengan membagi faktor-faktor yang mempengaruhi variasi amplitudo seismik terhadap sudut datang ke dalam zona-zona sudut datang gelombang saat menumbuk sebuah reflektor, antara lain pada sudut normal (suku pertama), sub kritis (suku ke dua) dan pendekatan pada sudut kritis (suku ke tiga). Persamaan ini menjelaskan bahwa amplitudo refleksi gelombang seismik pada sudut datang tidak nol dibentuk dari kombinasi linear perubahan fraksional kecepatan gelombang P (V P ), kecepatan gelombang S (V S ) dan densitas pada sebuah reflektor. dimana, R A Bsin Csin 1 Vp A Vp 1 Vp Vs Vs Vs B 4 Vp Vp Vs Vp 1 Vp C Vp tan () Connolly [] memperkenalkan EI sebagai perluasan dari metode AI untuk non-normal incident angle. Sebuah fungsi f(t) yang merupakan analogi dari impedansi akustik dibutuhkan untuk menyatakan reflektifitas pada sudut tidak normal. 103

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. Des 014 t i f t i1 t f t f R (3) f i i1 dimana, = Reflektifitas pada sudut tidak normal R f t = Analogi AI yang didefinisikan sebagai Impedansi Elastik (EI) Persamaan diatas dapat dinyatakan dalam bentuk: Vp Vp Vp AI R 0 1 1 1 0 A Vp Vp AI 1 EI 1 R EI EI ln (4) Kemudian dengan menggunakan pendekatan linear dari persamaan Zoeipprits yang diturunkan oleh Aki-Ricahards [4] dengan persamaan Connoly [] maka persamaan yang mengekspresikan EI dapat diturunkan dalam bentuk: (1 tan ) ( 8K sin ) (1 4K sin ) EI ( ) Vp Vs dimana, EI = Elastic Impedance = Densitas V P = Kecepatan gelombang P V S = Kecepatan gelombang S = Sudut datang gelombang 104 (5) Persamaan diatas merupakan sebuah ekspresi impedansi batuan pada sudut tidak normal dan merupakan fungsi dari V P, V S dan densitas yang bervariasi terhadap sudut. Dengan menggunakan impedansi elastik, data sumur dapat secara langsung di-tied dengan data stack pada sudut yang tidak nol []. Pada metode Elastic Impedance, data seismik dalam bentuk CDP gather terlebih dahulu dilakukan proses super gather. Super gather adalah penjumlahan beberapa CDP yang berdekatan sehingga dapat memberikan peningkatan signal to noise ratioyang memberikan resolusi semblance yang lebih baik karena sifat signal yang koheren dibandingkan dengan noise yang berubah secara waktu dan tempat. Penjumlahan akan menguatkan yang koheren dan melemahkan yang random. Langkah berikutnya adalah mengubah data seismik dalam kawasan offset ke dalam bentuk angle gather yang selanjutnya di stack dalam dua rentang sudut yaitu 0 0-15 0 untuk near angle stack dan 15 0-5 0 untuk far angle stack. Inversi Elastic Impedance dilakukan dengan dua rentang sudut yaitu near dan far angle stack.untuk itu dibutuhkan dua log Elastic Impedance dengan dua sudut juga. Pemilihan sudut untuk membuat log Elastic Impedance diambil pada nilai tengah rentang sudut near dan far angle stack. Untuk inversi near Elastic Impedance dengan menggunakan data seismik near angle stack dengan sudut stack 0 0-15 0 maka di buat log Elastic Impedance dengan sudut 8 0. Sedangkan untuk inversi far Elastic Impedance dengan menggunakan data seismic far angle stack dengan sudut stack 15 0-5 0 maka dibuat log Elastic Impedance dengan sudut 1 0. 3. Hasil dan Pembahasan Dalam proses pencarian reservoar hidrokarbon yang memiliki prospek mengandung gas maupun minyak, analisis fisika batuan dalam bentuk crossplot sangatlah penting. Dalam analisis crossplot digunakan data-data sumur yang memiliki resolusi vertikal yang sangat baik sehingga dapat terlihat litologi batuan yang terdapat dalam sumur.dengan demikian dapat dianalisis serta diperkirakan pula jenis litologi dan tebal-tipisnya litologi tersebut. Dari crossplot data p-impedansi dan volume clay pada ketiga sumur didapatkan 5 zona, yaitu zona sand, shaly sand, shale,meta sedimendan basement. Zona sand ditandai oleh warna kuning, zona yang memiliki volume clay yang dominan rendah. Kemudian zona shale, zona yang memliki nilai volume clay yang dominan tinggi yang ditandai oleh warna hijau.zona shaly sand memiliki nilai volume clay yang relative menengah yang ditandai oleh warna merah muda.zona meta sedimenditandai dengan warna hijau toska dengan nilai impedansi yang lebih tinggi dari pada sand yang disebabkan oleh batuan yang lebih kompak dibanding sand. Dan zona yang ke lima adalah basement dengan warna biru yang ditandai dengan p-impedance sangat tinggi. Gambar 3. Crossplot dan Crossection p-impedance dengan volume clay pada sumur FA-05 104

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. Des 014 Gambar 4. Crossplot dan Crossection p-impedance dengan volume clay pada sumur FA-10. Gambar 6. Crossplot dan Crossection EI near dengan EI far pada sumur FA-05 Gambar 5. Crossplot dan Crossection p-impedance dengan volume clay pada sumur FA-X. Berdasarkan hasil crossplotp-impedance dengan volume clay di atas, Dapat dilihat pada semua sumur memiliki nilai Acoustic Impedance (AI) yang tinggi pada sand jika di bandingkan dengan shale. Pada sumur FA-05 (Gambar 3), lapisan sand memiliki rentang nilai Acoustic Impedance antara.500 sampai dengan 5.500 (ft/s)*(g/cc). Pada sumur FA-10 (Gambar 4), lapisan sand memiliki rentang nilai Acoustic Impedance antara 3.000 sampai dengan 9.000 (ft/s)*(g/cc). Dan pada sumur FA-X (Gambar 5), lapisan sand memiliki rentang nilai Acoustic Impedance antara 0.500 sampai dengan 7.500 (ft/s)*(g/cc). Berdasarkan ketiga sumur ini, dapat disimpulkan bahwa rentang nilai Acoustic Impedancesand pada lapangan SG berkisar antara 0.500 sampai dengan 9.000 (ft/s)*(g/cc). Pada lapangan SG ini juga terdapat batuan meta sedimen yang terdapat pada sumur FA- 05 dan sumur FA-X yang berada di atas basement dengan nilai Acoustic Impedance pada sumur FA-05 berkisar dari 5.500 sampai dengan 7.500 (ft/s)*(g/cc) dan pada sumur FA-X berkisar dari 7.500 sampai dengan 35.000 (ft/s)*(g/cc). Pada ketiga sumur ini, tidak semua sumur sampai pada batuan basement, hanya dua sumur yang sampai pada batuan basement yaitu sumur FA-05 dan sumur FA- X. Gambar 7. Crossplot dan Crossection EI near dengan EI far pada sumur FA-10. Gambar 8. Crossplot dan Crossection EI near dengan EI far pada sumur FA-X. Crossplot log Elastic Impedance near (8 0 ) dan log Elastic Impedance far (1 0 ) pada sumur FA-05 (Gambar 6), sumur FA-10 (Gambar 7), dan sumur FA-X (Gambar 8) bertujuan sebagai indikator dari perubahan litologi dan indikator keberadaan fluida gas pengisi pori dengan penurunan nilai log EIfar terhadap EInear yang ditandai dengan warna kuning pada batuan sand. Semakin besar sudut yang kita ambil maka pemisahan fluida pengisi pori akan semakin bagus karena ketika suatu formasi berisi gas 105

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. Des 014 maka akan terjadi penurunan kecepatan gelombang P (Vp) dan semakin besar sudut yang di ambil maka akan semakin jelas penurunan kecepatan gelombang P (Vp) yang di bandingkan dengan kecepatan Gelombang S (Vs) yang tetap stabil jika batuan terisi gas ataupun bukan. Untuk melihat sebaran lapisan sand dan sebaran fluida gas pengisi pori pada lapangan SG maka di tampilkan dalam bentuk penampang time slice Acoustic Impedance dan penampang persebaran fluida gasmasing-masing horizon pada data seismik. Persebaran fluida gas di ambil berdasarkan zona dari hasil crossplot inversi EI near terhadap EI far pada horizon 6 yang telah terbukti mengandung gas dan di sebarkan ke semua lapisan (Gambar 9). Gambar 9. Crossplot hasil inversi EI near dengan EI far pada horizon 6 yang telah terbukti mengandung fluida gas. Gambar 11. Sebaran fluida gas pada horizon 6. Impedansi berhubungan dengan kekerasan dan porositas suatu batuan, semakin rendah nilai impedansi maka semakin rendah kekerasan batuannya, dan semakin tinggi porositasnya.kualitas reservoar yang terbukti mengandung gas pada sumur FA-05 lebih bagus di banding sumur FA-10 berdasarkan nilai impedansinya.dan pada sumur FA- X memiliki nilai impedansi yang lebih rendah dibanding sumur FA-05 yang kemungkinan pada sumur ini memiliki reservoar yang bagus juga di lapisan ini. Gambar 1. Map Acoustic impedance (AI) 50ms dibawah horizon 4. Gambar 10. Map Acoustic impedance (AI) pada horizon 6. Gambar 10 dan Gambar 11 merupakan penampang time slice Acoustic Impedance dan sebaran fluida gas pada horizon 6 yang ditandai dengan warna kuning. Pada lapisan ini, yang telah terbukti menghasilkan gas adalah pada sumur FA-05 dan sumur FA-10 yang merupakan jebakan hidrokaron struktur yang berbentuk tinggian di sekitar sumur. Gambar13. Sebaran fluida gas 50 ms dibawah horizon 4. Gambar 1 dan Gambar 13 merupakan penampang time slice Acoustic Impedance dan persebaran fluida gas 50 ms dibawah horizon 4. Jebakan hidrokarbon pada lapisan ini merupakan jebakan geologi stratigrafi dengan hilangnya lapisan 106

Spektra: Jurnal Fisika dan Aplikasinya, Vol. 15 No. Des 014 di sekitar sumur FA-05 yang ditandai dengan warna ungu pada Gambar 1 sehingga hidrokarbon terperangkap di sekitar sumur FA-X dan FA-10 yang persebarannya dapat dilihat pada Gambar 13 dengan warna kuning. 4. Kesimpulan Berdasarkan pada hasil pengolahan data dan analisis hasil pengolahan dapatdi simpulkan sebagai berikut: 1. Lapisan sand pada lapangan SG formasi Talang Akar memiliki nilai Acoustic Impedance yang lebih tinggi di banding shale yang berkisar antara 0.500-9.000 (ft/s)*(g/cc).. Pada Sumur FA-10 memiliki nilai impedansi sand yang lebih tinggi dibandingkan dengan sumur FA-05 dan sumur FA-X. 3. Metode Elastic Impedance berhasil memisahkan lapisan yang berpotensi mengandung gas dengan dilakukan crossplot hasil inversi EI near dan EI far yang di tampilkan dalam bentuk map potensi gas tiap lapisan pada volume seismik hasil inversi EI. 4. Penyebaran lapisan sand dan yang berpotensi mengandung gas berada di sebelah barat daya sampai ke utara. Ucapan Terimakasih Teriman kasih kepada teman seperjuangan Dhanys, Dini, Indra, Gianita, dan Yadi atas segala bantuannya. Daftar Acuan [1] Sukmono, S., 00, Seismik Inversi Untuk Karakteristik Reservoar, Jurusan Teknik Geofisika ITB [] Connoly, P., 1999, Elastic Impedance, The Leading Edge, 18, No. 4, 438 45 [3] Mavko G., Mukerji T., and Dvorkin J., 1998, The Rock Physics Handbook Tools, Cambridge University Press. [4] Aki, K., and P.G. Richards, 1980, Quantitative Seismology and Methods, 1 st edition: W.H. Freeman and Company. 107