Gambaran Elektrolit (Natrium Kalium Serum) Penderita Diabetes Mellitus Di RS Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tipe 2. Diabetes tipe 1, dulu disebut insulin dependent atau juvenile/childhoodonset

BAB I. Pendahuluan. diamputasi, penyakit jantung dan stroke (Kemenkes, 2013). sampai 21,3 juta orang di tahun 2030 (Diabetes Care, 2004).

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk dunia meninggal akibat diabetes mellitus. Selanjutnya pada tahun 2003

DIABETES MELLITUS I. DEFINISI DIABETES MELLITUS Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetis dan klinis termasuk heterogen

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) merupakan gangguan metabolisme dengan. yang disebabkan oleh berbagai sebab dengan karakteristik adanya

BAB I PENDAHULUAN. seseorang oleh karena gangguan keseimbangan karbohidrat, lemak dan

BAB I PENDAHULUAN. Pola penyakit yang diderita masyarakat telah bergeser ke arah. penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan pembuluh darah,

BAB I PENDAHULUAN. absolute atau relatif. Pelaksanaan diet hendaknya disertai dengan latihan jasmani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. ditandai oleh kadar glukosa darah melebihi normal serta gangguan

BAB I PENDAHULUAN. Association, 2013; Black & Hawks, 2009). dari 1,1% di tahun 2007 menjadi 2,1% di tahun Data dari profil

Definisi Diabetes Melitus

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

glukosa darah melebihi 500 mg/dl, disertai : (b) Banyak kencing waktu 2 4 minggu)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Seseorang dengan katarak akan melihat benda seperti tertutupi kabut, lensa mata

DIABETES MELITUS. Bila nialai hasil pemeriksaan laboratorium lebih tinggi dari angka normal,maka ia dapat dinyatakan menderita DM.

HUBUNGAN KADAR GULA DARAH DENGAN KECEMASAN PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RUMAH SAKIT ISLAM SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. hidup yaitu penyakit Diabetes Melitus. Diabetes Melitus (DM) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia di dunia. Menurut Golostein (2008), bahwa 5% dari populasi penduduk

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi obesitas nasional berdasarkan data Riskesdas 2007 adalah 19,1%.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bersama dengan keterikatan aturan, emosional dan individu mempunyai

Diabetes Mellitus Type II

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Diabetes mellitus (DM) adalah salah satu penyakit. degenerative, akibat fungsi dan struktur jaringan ataupun organ

BAB 1 PENDAHULUAN. Komplikasi akut adalah gangguan keseimbangan kadar glukosa darah jangka

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. demografi, epidemologi dan meningkatnya penyakit degeneratif serta penyakitpenyakit

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Efek Diabetes Pada Sistem Ekskresi (Pembuangan)

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan umat manusia pada abad ke 21. Diabetes mellitus (DM) adalah suatu

I. PENDAHULUAN. masalah utama dalam dunia kesehatan di Indonesia. Menurut American. Diabetes Association (ADA) 2010, diabetes melitus merupakan suatu

PENELITIAN PENGARUH HEMODIALISIS TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH PADA PASIEN DM. Elya Hartini *, Idawati Manurung **, Purwati **

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Mellitus (DM) adalah gangguan metabolisme kronik yang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN DIET PADA PENDERITA DIABETES MELITUS DENGAN KOMPLIKASI CHRONIC KIDNEY DISEASE DI RSUP SANGLAH DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN GANGGUAN SISTEM ENDOKRIN DIABETES MELLITUS PADA Ny.T DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PURWOSARI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan gejala yang disebabkan oleh peningkatan kadar gula (glukosa)

PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan survei yang dilakukan World Health Organization (WHO)

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang American Diabetes Association (ADA) menyatakan bahwa Diabetes melitus

HUBUNGAN FAKTOR MAKANAN DENGAN KADAR GULA DARAH PRA LANSIA DI DESA PESUDUKUH KECAMATAN BAGOR KABUPATEN NGANJUK

ABSTRAK PREVALENSI DIABETES MELITUS TIPE 2 DENGAN HIPERTENSI DI RSUP SANGLAH DENPASAR TAHUN 2015

*Dosen Program Studi Keperawatan STIKES Muhamamdiyah Klaten

Jurnal Kesehatan Kartika 7

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pada sel beta mengalami gangguan dan jaringan perifer tidak mampu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI. LEMBAR PERSETUJUAN... ii. PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN... v. ABSTRAK... vi. ABSTRACT... vii. RINGKASAN... viii. SUMMARY...

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diabetes melitus (DM) adalah kumpulan gejala yang timbul pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. DM tipe 2 berkaitan dengan beberapa faktor yaitu faktor resiko yang tidak dapat diubah dan

BAB I PENDAHULUAN. darah / hiperglikemia. Secara normal, glukosa yang dibentuk di hepar akan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa, penderita diabetes mellitus di Indonesia pada tahun 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus menurut American Diabetes Association (ADA) 2005 adalah

BAB I PENDAHULUAN. hiperglikemi yang berkaitan dengan ketidakseimbangan metabolisme

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan jiwa dari penderita diabetes. Komplikasi yang didapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang ditandai oleh kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemia.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health Organisation WHO (2014) prevalensi penyakit DM

ABSTRAK GAMBARAN PROFIL LIPID PADA PENDERITA DIABETES MELITUS TIPE 2 YANG DIRAWAT DI RS IMMANUEL BANDUNG PERIODE JANUARI - DESEMBER 2005

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan perolehan data Internatonal Diabetes Federatiaon (IDF) tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Diabetes Melitus (DM) merupakan penyakit metabolisme dari karbohidrat,

DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i LEMBAR PENGESAHAN... ii PENETAPAN PANITIA PENGUJI... iii KATA PENGANTAR... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

BAB I PENDAHULUAN. modernisasi terutama pada masyarakat kota-kota besar di Indonesia menjadi

I. PENDAHULUAN. sebagai akibat insufisiensi fungsi insulin. Insufisiensi fungsi insulin dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. aktivitas fisik dan meningkatnya pencemaran/polusi lingkungan. Perubahan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. lama diketahui bahwa terdapat tiga faktor yang dapat mempengaruhi

PENGETAHUAN DIABETES MELITUS DENGAN KADAR GULA DARAH PADA PASIEN DM TIPE 2

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Menurut data dari International Diabetes Federation (IDF)

DIABETES UNTUK AWAM. Desember 2012

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan insulin yang diproduksi dengan efektif ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat berpengaruh terhadap kualitas hidup dari pasien DM sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. manifestasi berupa hilangnya toleransi kabohidrat (Price & Wilson, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan meningkatnya glukosa darah sebagai akibat dari

BAB I PENDAHULUAN. penyakit gula. DM memang tidak dapat didefinisikan secara tepat, DM lebih

Undur-Undur Darat (Myrmeleon sp.) sebagai Obat Alternatif Diabetes Melitus

HUBUNGAN RIWAYAT GARIS KETURUNAN DENGAN WAKTU TERDIAGNOSIS DIABETES MELITUS DI RSUD. PROF. DR. MARGONO SOEKARJO PURWOKERTO

SAMSUL BAHRI. :Tingkat Pengetahuan, Diabetes Millitus, Kepatuhan Diet rendah glukosa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN KARAKTERISTIK PASIEN DIABETES MELLITUS PADA PEMAKAIAN INSULIN DI APOTEK MEDIKA FARMA BARABAI.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 DATA DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. utama bagi kesehatan manusia pada abad 21. World Health. Organization (WHO) memprediksi adanya kenaikan jumlah pasien

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 PENDAHULUAN. penurunan sekresi insulin yang progresif dilatar belakangi oleh resistensi insulin.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang saat ini makin bertambah jumlahnya di Indonesia (FKUI, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. adanya kenaikan gula darah (hiperglikemia) kronik. Masalah DM, baik aspek

BAB I PENDAHULUAN. dicapai dalam kemajuan di semua bidang riset DM maupun penatalaksanaan

Nidya A. Rinto; Sunarto; Ika Fidianingsih. Abstrak. Pendahuluan

Diabetes tipe 2 Pelajari gejalanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit metabolik yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Diabetes Melitus atau kencing manis, seringkali dinamakan

HUBUNGAN PERILAKU PASIEN DALAM PERAWATAN DIABETES MELITUS DENGAN ULKUS DIABETIKUM PADA PASIEN DIABETES MELITUS DI RUANG RINDU A1 DAN A2 RSUP H

BAB 1 PENDAHULUAN. mengidap diabetes. Baik pria maupun wanita, tua maupun muda, tinggal di kota

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

BAB 1 PENDAHULUAN. akibat PTM mengalami peningkatan dari 42% menjadi 60%. 1

BAB 1 : PENDAHULUAN. pergeseran pola penyakit. Faktor infeksi yang lebih dominan sebagai penyebab

BAB I PENDAHULUAN UKDW. insulin dan kerja dari insulin tidak optimal (WHO, 2006).

KARAKTERISTIK PENDERITA DIABETES MELITUS DI RAWAT INAP RSU DR. WAHIDIN SUDIRO HUSODO KOTA MOJOKERTO TAHUN 2014 WASILATUL QOMARIYAH

Transkripsi:

Upoyo, A.S., Muniroh, & Maryana, Gambaran Elektrolit (Natrium - Kalium Serum)... 35 Gambaran Elektrolit (Natrium Kalium Serum) Penderita Diabetes Mellitus Di RS Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto Arif Setyo Upoyo 1, Muniroh 2, Maryana 3 ABSTRACT Background: Diabetes mellitus is disease with metabolic disorder that caused by deficiency of insulin. DM can causes chronic complications, specially structure and functions vascular. Complication that caused diuresis osmosis is electrolyte disturbance. This research describe sodium and potassium serum patients with diabetes Methods: Research methoda used descriptive analytic, there was 49 patients with diabetes mellitus in Margono Soekarjo Hospital as sample who was taked ramdomized. Analysis data with univariat analysis : distribution and frequency. Result: The results were hyponatremia 46,94%, normonatremia 46,94% dan hypernatremia 6,12%; Hypocalemy 26,53%, normocalemy 71,43%, hypercalemy 2,04%. Conclusion: Conclusion this study is patient with diabetes mellitus have risk hyponatremi and hypocalemi, so need electrolyte control. Key words: sodium serum, potassium serum, diabetes mellitus PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diabetes Mellitus (DM) merupakan penyakit kelainan metabolisme yang disebabkan kurangnya hormon insulin. Kelainan ini bersifat kronis yang menganggu metabolisme karbohidrat, proten maupun lemak (Tucker, 1998). Diabetes mellitus disebabkan berkurangnya produksi dan ketersediaan insulin dalam tubuh atau terjadinya gangguan fungsi insulin yang sebenarnya berjumlah cukup. Hormon insulin dihasilkan oleh sekelompok sel beta di kelenjar pankreas dan sangat berperan dalam metabolisme glukosa dalam sel tubuh. Kekurangan insulin disebabkan adanya kerusakan sebagian kecil atau sebagian besar sel-sel beta pulau langerhans dalam kelenjar pankreas yang berfungsi menghasilkan insulin. Tanda dan gejala yang muncul diabetes mellitus antara lain gula darah yang melebihi batas normal atau hiperglikemia (lebih dari 120 mg/dl atau 120 mg%), sering buang air kecil (poliuri), rasa haus yang berlebihan (poli dipsi), merasa lapar terus (polipagi). Kadar glukosa yang tinggi dalam tubuh tidak bisa diserap semua dan tidak mengalami metabolisme dalam sel. Akibatnya, seseorang akan keku- 1,2 ) Staf pengajar Jurusan Keperawatan FKIK Unsoed 3 ) Staf pengajar Poltekkes Kemenkes Yogyakarta 35

36 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 06 No. 01 Januari 2015 rangan energi, sehingga mudah lelah dan berat badan terus turun. Kadar glukosa yang berlebih tersebut dikeluarkan melalui ginjal dan dikeluarkan bersama urine. Gula memiliki sifat menarik air sehingga menyebabkan seseorang banyak mengeluarkan urine dan selalu merasa haus. Diabetes mellitus sering disebut dengan the great imitator, yaitu penyakit yang dapat menyerang semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai keluhan. Penyakit ini timbul secara perlahan-lahan, sehingga seseorang tidak menyadari adanya berbagai perubahan dalam dirinya. Perubahan seperti minum menjadi lebih banyak, buang air kecil menjadi lebih sering, dan berat badan yang terus menurun, berlangsung cukup lama dan biasanya cenderung tidak diperhatikan, hingga seseorang pergi ke petugas kesehatan dan memeriksa kadar glukosa darahnya. Atau biasanya pasien DM datang ke Rumah Sakit atau pelayanan kesehatan lainnya setelah muncul komplikasi. Komplikasi DM bersifat menahun (kronis), terutama pada struktur dan fungsi pembuluh darah yang disebut makroangiopati dan mikroangiopati (Sjaifoellah, 1996). Jika hal ini dibiarkan begitu saja, akan timbul komplikasi lain yang cukup fatal, seperti penyakit jantung, ginjal, kebutaan, aterosklerosis, bahkan sebagian tubuh bisa diamputasi (Anthony, 2004). Dampak lain yang jarang terpantau adalah gangguan elektrolit akibat dari buang air kecil yang berlebihan karena adanya diuresis osmosis (Price, 2006). Berdasarkan hal tersebut maka perlu diteliti kadar elektrolit terutama natrium dan kalium serum pada penderita diabetes B. Perumusan masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana gambaran natrium dan kalium serum penderita diabetes C. Tujuan penelitian Tujuan umum penelitian adalah untuk mengetahui gambaran natrium dan kalium serum penderita diabetes Tujuan khusus penelitian adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui karakteristik penderita diabetes 2. Mengetahui kadar gula darah penderita diabetes 3. Mengetahui kadar natrium penderita diabetes 4. Mengetahui kadar kalium penderita diabetes D. Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi Penderita Diabetes Mellitus Dapat mengetahui gambaran elektrolit terutama natrium dan kalium sehingga dapat mengupayakan untuk menjaga dalam batas normal. 2. Bagi Institusi pelayanan Kesehatan (Rumah sakit) Dapat memberikan informasi tentang gambaran elektrolit penderita DM sehingga dapat memberikan terapi yang tepat untuk mencegah komplikasi akibat gangguan elektrolit. 3. Bagi institusi pendidikan Memberikan gambaran tentang elektrolit penderita DM sehingga dapat meningkatkan pengetahuan pemantauan penderita DM dan dapat sebagai dasar penelitian lebih lanjut. METODE PENELITIAN Penelitian ini mempergunakan metode deskriptif untuk menggambarkan kadar natrium dan kalium penderita DM. Penelitian ini dilakukan di RS Margono Sokarjo Purwokerto pada bulan Nopember

Upoyo, A.S., Muniroh, & Maryana, Gambaran Elektrolit (Natrium - Kalium Serum)... 37 2007 Februari 2008. Data diambil secara crosssectional dari catatan medis pasien. Data yang diambil adalah data pemeriksaan pertama setelah dirumah sakit. Populasi penelitian ini adalah penderita DM yang di rawat di RS Margono Sokarjo Purwokerto. Sampel penelitian dilakukan dengan teknik random sampling. Pengolahan data dilakukan dengan tahap pengumpulan data, pengelompokan data, tabulating data, analisis data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Teknik analisis data dilakukan dengan analisis deskriptif. Hasil disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi untuk menggambarkan karakteristik penderita DM dan kadar natrium serta kalium darah penderita DM. HASIL DAN PEMBAHASAN Penelitian dilakukan pada 49 penderita DM yang dirawat di RS Prof Dr Margono Soekarjo Purwokerto. Hasil penelitian sebagai berikut: Tabel 1. Karakteristik Jenis kelamin Penderita DM 2. Pendidikan Latar belakang pendidikan penderita DM disajikan pada tabel 2. Dari data tersebut menunjukan bahwa sebagian besar pendidikan penderita DM masih rendah. Pendidikan rendah dapat mempengaruhi perilaku dalam mengontrol kadar gula darah karena minimnya pengetahuan. Modifikasi gaya hidup dan pendidikan dapat meminimalkan resiko dari diabetes (Anthony, 2004). Tabel 2. Karakteristik tingkat pendidikan penderita DM A. Karakteristik responden 1. Jenis Kelamin Jenis kelamin penderita DM sebagai subyek penelitan mempunyai proporsi yang hampir sama antara laki laki dan perempuan ( tabel 1). Jenis kelamin bukan merupakan faktor resiko terjadinya Diabetes Mellitus. Smeltzer (2002) mengungkapkan ada beberapa faktor resiko terjadinya diabetes mellitus antara lain: usia, obesitas, riwayat keluarga dan kelompok etnik. Pada orang dewasa frekuensi meningkat karena obesitas yang menyebabkan peningkatan kebutuhan tubuh akan insulin (Rosenbloom, 1998). Namun, terdapat tipe diabetes yang dapat terjadi pada perempuan yang hamil yang disebut gestasional diabetik. 3. Pekerjaan Karakteristik pekerjaan penderita Diabetes Mellitus adalah sebagai berikut : pensiunan 1 orang (2,04%), buruh 15 orang (30,61%), petani 5 orang (10,20%), wiraswasta 16 orang (32,66%), Ibu rumah tangga 12 orang (24,49%). Pekerjaan terkait dengan aktivitas. Aktivitas yang kurang dapat mempengaruhi kadar gula darah yang diakibatkan karena obesitas. Oleh karena itu pada orang yang aktivitasnya kurang diperlukan latihan. Latihan akan menurunkan kadar gula darah dengan meningkatkan pengambilan glukosa oleh otot dan memperbaiki pemakaian insulin (Smeltzer, 2002).

38 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 06 No. 01 Januari 2015 Tabel 3. Karakteristik Pekerjaan penderita Diabetes mellitus Tabel 5. Kadar natrium penderita DM B. Kadar Gula darah Kadar gula darah penderita DM adalah sebagai berikut : pasien yang mengalami hiperglikemi 48 orang (97,96%), sedangkan yang mengalami hipoglikemi 1 orang (2,04%). Pada DM Tipe I tingginya kadar gula darah akibat ketidakmampuan menghasilkan insulin akibat kerusakan sel beta pankreas, sedangkan pada tipe II tingginya kadar gula darah diakibatkan karena resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin (Smeltzer, 2002). Tabel 4. Kadar gula darah penderita DM Berdasarkan tabel 5 dapat diketahui bahwa kadar natrium serum penderita DM cenderung turun (Hiponatremia). Hiponatremia adalah keadaan dimana natrium serum < 125 meq/l. Hal ini dapat terjadi akibat retensi air atau kehilangan berlebihan melalui urin. Gejala awal dari hiponatremia adalah anoreksi, gangguan pengecap dan kram otot. Gejala lanjut meliputi sakit kepala, kelemahan, mual muntah, kram abdomen, kejang sampai koma (Price, 2006). D. Kadar Kalium Penderita DM juga beresiko terhadap terjadinya hipokalemi. Hasil penelitian menunjukan 26,53% responden mengalami hipokalemi (tabel 6). Tabel 6. Kadar kalium penderita DM Hipoglikemi dapat terjadi akibat aktivitas berlebihan tanpa asupan glukosa yang cukup atau pada pemberian obat anti diabetes (OAD) atau insulin tanpa asupan glukosa yang cukup. Kondisi ini dapat menyebabkan syok yang bisa berakibat kematian bila tidak ditangani segera (Price, 2006). C. Kadar natrium Penderita DM beresiko terjadi hiponatremi. Berdasarkan hasil penelitian 46,96% responden mengalami hiponatremi (tabel 5). Kalium normal dalam serum adalah 3,5 5,0 meq/l dan hanya 2 % di ekstra sell. Pada penderita DM hipokalemi dapat terjadi karena dampak diuresis osmosis atau berpindahnya kalium ke dalam sel akibat pemberian insulin (Price, 2006). Gejala hipokalemi meliputi : fatiqe, parestesi, kelemahan otot, mual muntah, hipotensi postural dan disritmia.

Upoyo, A.S., Muniroh, & Maryana, Gambaran Elektrolit (Natrium - Kalium Serum)... 39 SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Laki laki dan perempuan mempunyai porposi yang hampir sama pada penderita DM. 2. Pendidikan sebagian penderita DM masih rendah (SD). 3. Penderita datang ke rumah sakit dapat dalam kondisi hipoglikemi. 4. Penderita DM yang mengalami hiponatremi 49,94%, Normokalemi 46,94% dan hipernatremi 6,12%. Hal ini menunjukan bahwa penderita DM lebih cenderung beresiko mengalami hiponatremi. 5. Penderita DM yang mengalami hipokalemi 26,53%, normokalemi 71,43% dan hiperkalemi 2,04%. Hal ini menunjukan bahwa penderita DM beresiko terjadi hipokalemi. B. Saran Saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut: 1. Perlu pemantaun kadar elektrolit khususnya natrium dan kalium penderita DM.. 2. Perlu penelitian lebih lanjut tentang faktor faktor yang mempengaruhi kadar elektrolit penderita DM. DAFTAR PUSTAKA Anthony (2004), Health Promotion and Health Education about Diabetes Mellitus, The Journal of the Royal Society for the Promotion of Health, Vol. 124, No. 2, 70-73. Arikunto, S (1998), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, edisi revisi keempat, PT. Renika Cipta, Jakarta. Notoatmodjo, S 1998, Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta. Nursalam 2003, Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pedoman Skripsi,Ttesis dan Instrument Penelitian Keperawatan, Salemba Medika, Jakarta. Price (2006), Patofisiologi, EGC,Jakarta. Riwidikdo, H 2007, Statistik Kesehatan, Mitra Cendekia Press, Yogyakarta. Rosenbloom (1998), Non-Insulin Dependent Diabetes Mellitus (NIDDM) in Minority Youth: Research Priorities and Needs, Clinical Pediatrics, Vol. 37, No. 2, 143-152 Sjaifoellah (1996), Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta. Smelzer (2002), Keperawatan Medikal Bedah, EGC, Jakarta. Sugiyono 2007, Statistik Non Parametris untuk Penelitian, CV Alphabeta, Bandung. Tucker (1998), Standar Perawatan Pasien, EGC, Jakarta.