BAB I PENDAHULUAN. atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berbicara tentang pendidikan, berarti membicarakan tentang hidup dan kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan. Melalui sekolah, siswa belajar

BAB I PENDAHULUAN. dapat berperan dalam pembangunan disegala bidang. Peningkatan mutu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas biasanya masih berfokus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

BAB I PENDAHULUAN. menambah sarana dan prasarana yang menunjang kegiatan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. 2010:65) Hasil survei The Political and Economic RiskConsultancy (PERC)

BAB I PENDAHULUAN. dari seluruh rakyat Indonesia, baik dari pemerhati pendidikan, birokrasi

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. proses terjadinya perubahan prilaku sebagai dari pengalaman. kreatif, sehingga mampu memacu semangat belajar para siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara yang ditempuh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik melalui

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.

I. PENDAHULUAN. hasil belajar siswa disekolah. Kurikulum yang digunakan saat ini adalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam proses belajar mengajar di sekolah tergantung kepada

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini kemajuan IPTEK terus berkembang,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu wadah pembentukan sumber daya manusia agar berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru sebagai tenaga kependidikan memiliki tugas untuk melaksanakan proses

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sangat penting dalam kehidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan serangkaian yang dilakukan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bhakti tri Gunarto, 2015

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan menggunakan ilmu politik, ekonomi, sejarah, sosiologi,

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan. Menurut pasal I

PENERAPAN DISKUSI KELOMPOK

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan manusia sepanjang hidup dan selalu

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAWUNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATA PELAJARAN SOSIOLOGI

I. PENDAHULUAN. Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum

BAB I PENDAHULUAN. Jika pembelajaran melibatkan lebih dari satu model pembelajaran akan. menghasilkan kualitas pendidikan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. aktif dan interaktif, karena guru berinteraksi langsung dengan siswa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. bidang kehidupan diantaranya adalah di bidang pendidikan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di era globalisasi yang semakin berkembang menuntut adanya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar mengajar sehingga siswa tersebut tidak merasa bosan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. (2012:5) guru berperan aktif sebagai fasilitator yang membantu memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan keberhasilannya ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu proses yang mengubah kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. akan menghambat pembangunan negara yang bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut. Upaya peningkatan kualitas manusia harus

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kelangsungan kehidupan dalam masyarakat, bangsa dan negara, karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan cara untuk memenuhi dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dan komunikasi yang semakin pesat. Bahasa asing sangat

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi suatu bangsa yang akan

`BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan pembelajaran. Peran guru tidak hanya mentransfer ilmu kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan yang penting dalam membina kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. IPS merupakan mata pelajaran di Sekolah Dasar (SD) yang tidak hanya

BAB I. pembelajaran yang berlangsung sehingga siswa cenderung pasif. Sikap siswa yang

I. PENDAHULUAN. kreatif, terampil, bertanggung jawab, produktif, dan berakhlak. Fungsi lain dari

BAB I PENDAHULUAN. perubahan demi mencapai suatu keberhasilan. usaha, kemauan dan tekat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi memiliki peranan penting dalam memberikan pemahaman mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. permasalahan yang akan dihadapi. Selama ini proses pembelajaran PKn di

BAB I PENDAHULUAN. terciptanya manusia yang cerdas serta mampu bersaing di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya sehingga harapan dan cita-cita pendidikan dapat tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ditunjang oleh komponen pendidikan yang terdiri dari pesert didik, digunakan guru dalam proses belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Menurut UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 Pendidikan adalah usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam peningkatan kualitas pendidikan yang juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Banyaknya materi pembelajaran dalam mata pelajaran ekonomi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengesankan. Aktivitas belajar dapat merangsang siswa terlibat secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat melahirkan sumber daya manusia yang terdidik. Seiring dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dirinya dengan pengetahuan, keterampilan dan keahlian guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembelajaran yang terencana diarahkan untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan suatu bangsa. Berawal dari kesuksesan di bidang pendidikan suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Guru berperan penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswanya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses pembelajaran yang aktif. Guru adalah seorang pendidik yang yang berperan

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan pemerintah, diantaranya dengan melakukan perbaikan dan

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan cara perbaikan proses pembelajaran. mencapai tujuan tersebut, tidak selalu cocok pada semua siswa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. IPA atau sains merupakan salah satu ilmu yang mempelajari tentang alam

BAB I PENDAHULUAN. unsur yang terkait didalamnya saling mendukung. Dalam kegiatan belajar

BAB I PENDAHULUAN. ukur kemajuan suatu bangsa, sehingga kualitas pendidikan sangat. diperhatikan oleh pemerintah. Hingga saat ini pemerintah terus

BAB 1 PENDAHULUAN. penyampaian pengetahuan, keterampilan, dan sikap kepada siswa, akan tetapi guru

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia khususnya dalam bidang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. ketiga dimensi Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tersebut (Sulistyorini,2007).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan diperlukan suatu proses kegiatan belajar-mengajar.

I. PENDAHULUAN. berkualitas dan satu satunya wadah yang berfungsi sebagai alat untuk. membangun SDM yang bermutu tinggi adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikirnya dan akibatnya hasil belajar siswa menjadi rendah.

I. PENDAHULUAN. dalam mempersiapkan generasi muda, termasuk peserta didik dalam menghadapi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu tolak ukur suatu Negara dikatakan berkembang atau maju. Suatu Negara dikatakan maju apabila memiliki sumber daya manusia yang baik, sumber daya manusia yang dihasilkan dari pendidikan yang baik, dengan demikian pendidikan menjadi sangat penting untuk memajukan suatu Negara. Pada hakekatnya dalam meningkatkan mutu pendidikan peranan guru sangat dibutuhkan dalam proses belajar mengajar. Guru merupakan motivator siswa dalam proses belajar mengajar sehingga proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik dan materi tersampaikan kepada siswa dengan baik sehingga memberikan hasil yang maksimal. Guru harus mampu menciptakan suasana kelas yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan atau biasa disingkat dengan PAIKEM agar mampu membangkitkan minat belajar siswa. Model pembelajaran konvensional (ceramah, diskusi, tanya jawab) yang sering digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar membuat siswa merasa jenuh, bosan bahkan membuat siswa mengantuk pada saat jam pelajaran. Dalam proses pembelajaran anak didik seringkali hanya diberi teori-teori untuk dihafal, jarang sekali ada interaksi yang mengharuskan siswa berpikir sendiri untuk memecahkan suatu masalah dalam pelajaran atau mengembangkan kemampuan berpikirnya. Selain itu guru juga tidak menghubungkan materi pelajaran dengan kehidupan 1

2 sehari-hari sehingga siswa hanya menghafal teori yang kemungkinan hanya diingat sesaat dari pada menerapkan ilmunya di kehidupan sehari-hari. Hal ini menyebabkan siswa tidak tertarik mengikuti pelajaran dan berdampak pada aktivitas dan hasil belajar siswa yang akhirnya menyebabkan mutu pendidikan rendah. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan penulis pada saat melaksanakan PPL di SMA Negeri 1 Galang dan hasil wawancara dengan guru bidang studi, bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas X IPS masih sangat rendah, dimana sangat sedikit siswa yang aktif bertanya dan menjawab pertanyaan. Siswa kurang memiliki keberanian dalam mengutarakan pendapatnya dan takut bertanya ketika kurang mengerti terhadap materi pelajaran. Siswa cenderung hanya menerima informasi yang diberikan oleh guru, tidak ada interaksi antara guru dan siswa, Hal ini menyebabkan siswa cepat melupakan materi pelajaran yang diterimanya. Selain itu terdapat siswa yang hanya melamun, mengantuk bahkan ada yang membuat keributan di kelas. Selain rendahnya aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa juga menjadi sorotan, yaitu karena penulis melihat bahwa hasil belajar siswa di kelas X IPS 1 juga tergolong rendah. Hal ini terlihat dari rata-rata ulangan harian siswa yang berjumlah 40 orang. Rata-rata hasil belajar siswa pada ulangan harian pertama adalah 64,1 dan pada ulangan harian kedua 67. Kemudian pada ulangan harian yang pertama, siswa yang tuntas dalam belajarnya atau yang memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) adalah 16 orang (40 %). ini berarti ada 24 orang (60 %) siswa tidak tuntas. Pada ulangan harian kedua, siswa yang tuntas adalah 23

3 orang 23 orang (58 %) dan yang tidak tuntas 17 orang (42 %). Dimana nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran Ekonomi di sekolah tersebut adalah 70. Rendahnya aktivitas dan hasil belajar siswa di sekolah ini diduga disebabkan proses pembelajaran masih menggunakan model konvensional oleh guru. Proses pembelajaran masih berpusat pada guru dengan menjelaskan materi panjang lebar tanpa adanya interaksi dengan siswa. Hal ini menyebabkan siswa kurang memberi hati terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru. Selain itu, hal ini menyebabkan siswa kurang mandiri dan tidak menonjolkan semua kreativitas yang dimiliki siswa. Oleh karena itu sangat dibutuhkan kreativitas dari seorang guru agar siswa dapat dengan berani mengajukan gagasan dan agar siswa tidak merasa jenuh dalam proses belajar mengajar yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif. Berdasarkan keadaan tersebut di atas, maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu dengan mengembangkan model pembelajaran yang digunakan oleh guru. Model pembelajaran yang dipilih harus yang sesuai dengan materi pembelajaran, sesuai dengan situasi yang dihadapi dan yang menyenangkan agar siswa tertarik dengan mata pelajaran ekonomi. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis merasa tertarik dengan salah satu alternatif pengembangan model pembelajaran yaitu dengan mengkolaborasikan model pembelajaran Group Investigation dengan model pembelajaran Talking Stick. Penerapan kolaborasi kedua model pembelajaran ini menuntut siswa untuk aktif dan kreatif selama proses belajar mengajar

4 berlangsung dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ekonomi juga meningkat karena menuntut siwa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Model pembelajaran Group Investigation adalah suatu model pembelajaran yang dilakukan secara berkelompok, model pembelajaran ini sering digunakan untuk menciptakan proses belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented). Model pembelajaran Group Investigation menuntut siswa untuk aktif mencari informasi dan aktif menyampaikan informasi, selain itu siswa juga harus mampu bekerja sama dengan orang lain. Hal ini menyebabkan interaksi yang baik antara guru dengan siswa dan siswa dengan siswa. Penggunaan model pembelajaran Group Investigation menyebabkan suasana kelas yang aktif, setiap siswa berpartisipasi mengeluarkan ide-ide dengan semaksimal mungkin, hal ini menyebabkan bertambahnya pengetahuan siswa yang berdampak pada hasil belajar siswa. Sedangkan model pembelajaran Talking Stick adalah model pembelajaran yang menggunakan tongkat estafet sebagai alat penunjuk giliran dan kegiatan menjalankan tongkat estafet diiringi dengan alunan musik. Siswa yang memegang tongkat pada saat musik berhenti akan diberikan pertanyaan dan harus menjawabnya. Dan setelah itu tongkat estafet dijalankan lagi kepada siswa lainnya secara bergilir disertai dengan iringan musik, demikian seterusnya. Model pembelajaran ini menuntut siswa untuk fokus dalam proses pembelajaran dan aktif mencari informasi agar dapat menjawab pertanyaan ketika mendapat giliran untuk memegang tongkat estafet. Selain itu model pembelajaran ini mendorong siswa untuk mampu mengemukakan pendapatnya. Untuk itu penulis berpikir

5 bahwa penelitian ini penting dilakukan agar dapat mengatasi masalah yang sering dihadapi oleh guru yaitu masalah aktivitas dan hasil belajar siswa rendah. Sehingga guru dapat menerapkan kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dan Talking Stick dalam proses belajar mengajar. Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis merasa tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Kolaborasi Model Pembelajaran Group Investigation dengan Model Pembelajaran Talking Stick untuk meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang T.P 2013/2014. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang dapat diidentifikasi yakni : 1. Bagaimana cara meningkatkan aktivitas belajar Ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang? 2. Bagaimana cara meningkatkan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang? 3. Mengapa guru masih menggunakan model pembelajaran konvensional dalam proses pembelajaran? 4. Apakah melalui penerapan kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan model pembelajaran Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar Ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang?

6 1.3 Batasan Masalah Untuk lebih memfokuskan masalah penelitian ini dan mengingat keterbatasan penulis, maka penulis membatasi masalah penelitian ini pada model pembelajaran yang digunakan yaitu model pembelajaran Group Investigation dan Talking Stick dan untuk melihat aktivitas dan hasil belajar ekonomi pada materi koperasi pada kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang Tahun Pembelajaran 2013/2014. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas maka rumusan masalah dalam penelitan ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah melalui penerapan kolabori model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick dapat meningkatkan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang? 2. Apakah melalui penerapan kolabori model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick dapat meningkatkan hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang? 1.5 Pemecahan Masalah Berdasarkan yang telah dijelaskan pada latar belakang masalah bahwa kenyataannya aktivitas dan hasil belajar siswa masih belum mencapai target yang seharusnya, dalam hal ini guru harus mampu melaksanakan proses belajar mengajar yang dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa yaitu

7 mengembangkan model pembelajaran yang digunakanan dalam proses belajar mengajar. Dengan tujuan agar aktivitas dan hasil belajar siswa mampu mencapai target yang diharapkan. Oleh sebab itu, penulis perlu berkonsultasi dengan guru mata pelajaran ekonomi untuk melakukan penelitian dalam proses belajar mengajar dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar. Kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick adalah penggabungan dua model pembelajaran yang menuntut siswa untuk mampu bekerja sama dalam kelompok. Pengkolaborasian model ini juga menuntut siswa untuk mampu menganalisis materi yang dibahas, mampu membagi informasi yang di analisis kepada siswa yang lain, mampu mengungkapkan pendapat, dan mampu menjawab pertanyaan. Dalam model pembelajaran Group Investigation siswa dibagi menjadi beberapa kelompok dan dalam kelompok tersebut diperlukan adanya pertukaran pikiran,berbagi informasi dan tanggung jawab pada kelompoknya. Dengan demikian, siswa yang kurang paham terhadap materi pelajaran dapat dibantu oleh siswa yang paham sehingga semua siswa memahami materi pelajaran ekonomi sesuai dengan yang diharapkan. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa mampu mengingat materi ekonomi yang dijelaskan oleh guru. Kemudian model pembelajaran Group investigation dikolaborasikan dengan model pembelajaran Talking Stick. Hal ini dilakukan untuk mengevaluasi siswa dengan tujuan untuk mengetahui apakah siswa telah memahami materi yang telah didiskusikan dalam kelompok atau tidak. Siswa yang memegang tongkat estafet

8 ketika musik berhenti harus menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru. Pertanyaan yang diberikan adalah bentuk evaluasi yang diberikan oleh guru kepada masing-masing untuk menentukan nilai pribadi. Hal ini dilakukan agar siswa tidak bermain-main atau benar-benar mengikuti jalannya diskusi ketika siswa melakukan diskusi kelompok dengan menggunakan model pembelajaran Group Investigation. Selain itu iringan musik saat menjalankan tongkat akan menyegarkan kembali ingatan siswa dan mengantisipasi ketakutan siswa saat mendapat tongkat penunjuk gilirannya untuk menjawab pertanyaan. Penerapan kolaborasi Group Investigation dengan Talking Stick merupakan suatu pengkolaborasian model pembelajaran yang cocok untuk diterapkan dalam mata pelajaran ekonomi terkhusus pada materi Koperasi. Hal ini karena dalam penerapan kolaborasi kedua model ini dibutuhkan kerja sama dan interaksi antar siswa dalam diskusi dan diperlukan keaktifan siswa sehingga siswa tidak mengalami rasa bosan dan jenuh yang sering dialami oleh siswa ketika dalam mata pelajaran ekonomi. Kegiatan diskusi dalam kolaborasi model tersebut dapat menguatkan ingatan siswa mengenai materi koperasi yang telah didiskusikan dalam kelompok karena pada materi koperasi merupakan salah satu materi pada mata pelajaran yang menuntut siswa untuk memahami konsep dasar koperasi dan pengelolaan koperasi. Dengan penerapan kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan talking Stick siswa dapat lebih mudah memahami teori yang ada pada materi ini. Dari uraian di atas maka pemecahan masalah dalam penelitian ini yaitu dengan menerapkan kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan

9 model pembelajaran Talking Stick diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS 1SMA Negeri 1 Galang. 1.6 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang melalui kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick. 2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar ekonomi siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Galang melalui kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick. 1.7 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Menambah wawasan bagi penulis mengenai model-model pembelajaran yang dapat diterapkan disekolah terutama model pembelajaran Group Investigation dan Talking Stick. 2. Sebagai bahan referensi bagi guru bidang studi ekonomi dalam memilih dan menerapkan model pembelajaran khususnya kolaborasi model pembelajaran Group Investigation dengan Talking Stick dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. 3. Sebagai bahan referensi dan masukan bagi civitas akademis fakultas ekonmi dan pihak lain yang melakukan penelitian yang sama.