BAB I PENDAHULUAN. perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar),

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan agar pribadi anak berkembang secara optimal. Tertunda atau

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan generasi sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas dan diharapkan akan menjadi pelaku dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa anak merupakan masa keemasan atau sering disebut masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

KEGIATAN LATIHAN GERAK DAN LAGU (JERUK BALI) UNTUK MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK USIA DINI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Anak usia dini pada hakikatnya merupakan anak yang berusia 0-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mandiri ilmu yang dipelajarinya. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini pada hakikatnya adalah anak yang berusia 0-6 tahun yang

2014 MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI MELALUI KEGIATAN MENGANYAM

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan anak usia dini (PAUD) menurut Hasan (2011: 15), adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan selanjutnya. Pendidikan memegang peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. telah menempatkannya sebagai pasal tersendiri dalam UU Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan kegiatan universal dalam kegiatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditunjukan bagi

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. kandungan hingga usia 8 tahun. Pendidikan bagi anak usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. pilar yaitu, learning to know, learning to do, learning to be, dan learning to live

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG UPI Kampus Serang Nova Sri Wahyuni, 2016

BAB I PENDAHULUAN. masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala. kemampuan anak sedang berkembang cepat.

BAB I PENDAHULUAN. kompetitif. Pendidikan bagi anak usia dini bukan sekedar meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. gembira dapat memotivasi anak untuk belajar. Lingkungan harus diciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia anak adalah dunia bermain, di mana masa ini secara naluriah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI TARI LAYANG-LAYANG DI TAMAN KANAK-KANAK PRESIDEN 2 PADANG

BAB I PENDAHULUAN. hal ini tercantum dalam pembukaan Undang-Undang dasar 1945 alinea ke empat

BAB I PENDAHULUAN. adalah segala perubahan yang terjadi pada anak yang meliputi seluruh perubahan, baik

BAB I PENDAHULUAN. usia enam tahun menurut Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. cepat di berbagai aspek perkembangannya dalam rentang perkembangan

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dunia anak identik dengan dunia bermain, maka kehidupan anak usia

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan potensi anak dari usia 0-6 tahun. Untuk itu

BAB I PENDAHULUAN. semua aspek, baik kognitif, efektif maupun fisik motorik. besar, sebagian atau seluruh anggota tubuh. Contohnya berjalan, berlari,

BAB 1 PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UPAYA MENGEMBANGKAN KREATIFITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK DI TK. PGRI 1 KANDANGSAPI, JENAR, SRAGEN TAHUN 2014 / 2015 NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

perkembangan anak. Sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. yang dalam proses pembelajarannya menekankan pada prinsip bermain

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk. pada jalur formal, nonformal, dan informal.

BAB I PENDAHULUAN. melalui jalur pendidikan formal (Taman Kanak Kanak, Raudhatul Athfal,

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dalam menghadapi persaingan global yang semakin ketat di zaman modren saat. Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak. Dalam usia 0-5 tahun, anak diajarkan berbagai macam

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek kepribadian anak. Pendidikan anak usia dini/tk memberi

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

PERANAN PERMAINAN TRADISIONAL GOBAG SODOR DALAM PENGEMBANGAN ASPEK MOTORIK DAN KOGNITIF ANAK TK PILANGSARI I GESI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Hakikat pembangunan nasional adalah pembangunan manusia Indonesia.

Pembelajaran Pendidikan Jasmani untuk Tingkat Raudhatul Athfal ( Khusus pengembangan motorik anak TK / RA )

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya. Perkembangan anak terjadi melalui beberapa tahapan dan setiap

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI SENAM IRAMA DI TAMAN KANAK-KANAK BINA UMMAT PESISIR SELATAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: kualitas peserta didik, maka harus ditingkatkan untuk menjembatani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan yang pesat bahkan dikatakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsi untuk meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul sehingga nantinya akan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 UPAYA TUTOR DALAM MENINGKATKAN MOTORIK HALUS ANAK USIA DINI (3-4 TAHUN) MELALUI PENGEMBANGAN KREATIVITAS SENI MELIPAT (ORIGAMI)

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Anak pada rentang usia 4-6 tahun merupakan bagian dari tahapan anak usia dini yang memiliki kepekaan dalam menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan melalui interaksi dengan lingkungan sekitar. Dalam tahap perkembangannya anak usia dini merupakan masa-masa keemasan yang harus dilewati oleh anak dengan rasa senang dan menyenangkan, sehingga anak dapat mengembangkan potensi dirinya untuk bekal kehidupannya kelak. Mengembangkan potensi anak sebagai bekal kehidupannya bukanlah hal yang mudah dilalukan oleh orang tua maupun pengasuh. Karakteristik anak usia dini yang belum memahami makna pentingnya memiliki sikap positif dan akhlak yang baik adalah salah satu tantangan yang harus dilewati oleh para pendidik maupun orang tua anak. Dalam mendidik anak, seringkali orang tua merasa berat dengan berbagai macam permasalahan yang dihadapinya. Oleh sebab itu, dewasa ini berkembang pendidikan bagi anak usia dini dengan tujuan untuk membantu anak dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak. Pendidikan anak usia dini merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang menitikberatkan pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosio emosional (sikap dan perilaku serta agama) bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahaptahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.

2 Pengembangan program pendidikan anak usia dini (PAUD) saat ini merupakan bagian dari sistem pendidikan di Indonesia. PAUD dewasa ini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir, atau rentang usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian stimulasi (rangsangan) pendidikan. Tujuan dari pembinaan pendidikan ini adalah untuk membantu tumbuh kembang jasmani dan rohani anak agar memiliki kesiapan dalam proses pendidikan yang lebih tinggi. Pelaksanaan pendidikan anak usia dini yang menitikberatkan pada kegiatan belajar yang menyenangkan merupakan proses tahapan belajar yang menuntut anak untuk dapat berkembang secara maksimal. Akan tetapi kesalahan persepsi pada pembelajaran anak usia dini sekarang ini, terutama pada tujuan akhir pembelajaran membuat peran PAUD formal maupun nonformal bukanlah lagi sebagai lembaga yang mengizinkan anak untuk bermain dalam mengembangkan potensi dirinya. Keberhasilan anak dalam menguasai aspek membaca, menulis, dan berhitung seringkali menjadi orientasi hasil akhir pembelajaran di PAUD. Dalam UU Sisdiknas No. 20 tahun 2003 pasal 28 ayat 3 disebutkan bahwa pendidikan taman kanak-kanak (TK) merupakan Pendidikan usia dini pada jalur formal yang bertujuan untuk membantu anak didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis maupun fisik yang meliputi nilai moral dan agama, social, emosional, kemandirian, kognitif, bahasa, fisik/motorik, dan seni untuk siap memasuki Sekolah Dasar.

3 Dengan adanya undang-undang tersebut, dapat ditarik pengertian bahwa pendidikan anak usia dini bertujuan untuk mendorong anak agar dapat berkembang secara optimal sesuai dengan karakteristik perkembangan anak. Anak bukanlah manusia mini yang tidak dapat berinteraksi, anak adalah sosok yang unik dan berpotensi. Orang dewasa sebagai pendidik anak idealnya memiliki pemahaman tentang dunia anak, sehingga ketika dihadapkan pada kebutuhan anak, pendidik dapat merancang kegiatan yang selalu dinanti-nantikan oleh anak. kegiatan yang ditunggu oleh anak setiap hari itu selalu dikatakan dengan kegiatan bermain, karena bagi anak bermain adalah dunia mereka. Berdasarkan hasil observasi dan studi lapangan yang telah dilaksanakan di Tk Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung dengan subjek penelitian anak kelompok B, maka didapatkan beberapa permasalahan yang menjadi fokus dalam merancang perbaikan pembelajaran, diantaranya: 1. Pengembangan aspek motorik kasar dilakukan di dalam kelas yaitu lantai 2 mesjid Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung. 2. Pembelajaran kreativitas anak kelompok B TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung dilaksanakan belum optimal. 3. Proses pembelajaran kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak kelompok B TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung belum dilaksanakan dengan opimal dengan kondisi dan situasi ruangan kelas TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung. Pengembangan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak pada TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung dilaksanakan hanya berorientasi pada

4 kemampuan anak dalam menggerakkan tubuhnya sebagai apek penilaian perkembangan fisik-motorik anak. pembelajaran kreativitas anak dibatasi pada keterampilan motorik halus anak. Keterampilan motorik halus anak tersebut terbatas dengan menggambar, melipat, dan mewarnai. Pembelajaran motorik kasar dan kreativitas pada anak TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung berdasarkan hasil observasi pembelajaran dan observasi kurikulum masih mengalami hambatan berupa kesulitan anak dalam bergerak secara bebas. Selain faktor sarana dan prasarana yang kurang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran, faktor metode pembelajaran yang digunakan guru belum dapat merangsang aktivitas dan semangat belajar anak. Bermain adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari anak usia dini, bagi anak bermain adalah kegiatan yang sangat menyenangkan dan memberikan pengalaman yang berharga. Bermain bagi anak usia dini merupakan kegiatan yang penting dan tidak bisa dilewatkan, dengan kata lain bermain adalah dunia sebenarnya bagi anak. Papalia (1995), dalam bukunya Human Development (Imas Kurniasih:2009) menyatakan bahwa anak berkembang dengan cara bermain, dunia anak adalah dunia bermain. Dengan bermain anak-anak menggunakan otot tubuhnya, menstimulasi indra tubuhnya, mengeksplorasi dunia sekitarnya, menemukan seperti apa lingkungan yang ia tinggali dan menemukan seperti apa diri mereka sendiri. Pendapat Papalia menegaskan bahwa perkembangan anak diperoleh dengan maksimal melalui kegiatan bermain. Namun, bermain dalam pendidikan anak usia dini bukanlah bermain yang tanpa makna dan tujuan. Bermain dalam

5 pendidikan anak usia dini haruslah memberikan manfaat bagi perkembangan anak secara optimal. Hughes (1999) dalam bukunya Children, Play, and Development (Imas Kurniasih:2009) mendefinisikan kegiatan yang dapat dikategorikan sebagai kegiatan bermain yang memiliki 5 unsur sebagai berikut: 1. Tujuan bermain adalah permainan itu sendiri dan si pelaku mendapat kepuasan karena melakukannya, 2. Dipilih secara bebas, permainan dipilih sendiri, dilakukan atas kehendak sendiri, dan tidak ada paksaan, 3. Menyenangkan dan dinikmati, 4. Ada unsur khayalan di dalamnya, 5. Dilakukan secara aktif dan sadar. Bermain bagi anak adalah kegiatan secara bebas dipilih oleh mereka sehingga menimbulkan perasaan senang dan menyenangkan. Ketika bermain anak mendapatkan pengalaman yang baru sebagai proses perkembangan dalam dirinya. Bermain jika ditinjau dari aktivitasnya, dapat dibagi menjadi empat, yaitu bermain fisik, bermain kreatif, bermain imajinatif, dan bermain manipulatif. Jenis bermain tersebut juga merupakan ciri bermain pada anak usia pra sekolah dengan menekankan permainan dengan alat (balok, bola, dan sebagainya) dan drama. Bermain kreatif yang dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan mengembangkan kreativitas anak haruslah didukung oleh lingkungan yang memberikan kesempatan bagi anak untuk bebas bergerak. Pendidikan anak usia dini sebagai lembaga yang berperan dalam mengembangkan potensi anak mulai

6 dari awal memiliki keluwesan dalam menerapkan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan perkembangan anak usia dini. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengembangkan kreativitasnya. Anak dapat berekperimen dengan penemuan-penemuan barunya baik ketika bermain dengan menggunakan alat atau tidak. Apabila setelah bermain anak merasa mampu menciptakan sesuatu yang baru dan unik, ia akan terus mengulangi kegiatan tersebut. Dalam bermain, anak memerlukan kemampuan gerak tubuhnya sebagai bekal anak dalam melakukan sesuatu. Melalui bermain, aspek pertumbuhan anak yang menyangkut gerak motorik kasar maupun halus dapat diarahkan sejak dini. Secara umum anak usia dini belum dapat mengkoordinasikan motorik kasar nya secara maksimal. Kemampuan motorik kasar anak usia dini belum tercapai sempurna seperti anak usia sekolah dasar. Kemampuan motorik kasar ini perlu dikembangkan sesuai dengan tahapan dan karakteristik anak usia dini. Kemampuan motorik kasar anak usia dini menghadirkan kreativitas melalui kegiatan bermain kreatif. Kreativitas anak berkembang secara spontan ketika kemampuan motorik digunakan ketika bermain. Bermain memberikan kesempatan pada anak untuk mengekspresikan dorongan-dorongan kreatifnya sebagai kesempatan untuk merasakan obyek-obyek dan tantangan untuk menemukan sesuatu dengan cara-cara baru, untuk menemukan penggunaan suatu hal secara berbeda, menemukan hubungan yang baru antara sesuatu dengan sesuatu yang lain serta mengartikannya dalam banyak alternatif cara.selain itu bermain memberikan kesempatan pada individu untuk berpikir dan bertindak

7 imajinatif, serta penuh daya khayal yang erat hubungannya dengan perkembangan kreativitas anak. Dalam praktiknya, orang tua bahkan pembimbing pada lembaga pendidikan usia dini terkadang mengabaikan perkembangan motorik anak yang merupakan bagian terpenting dari perkembangan fisik dan gerak anak usia dini. Kemampuan motorik anak terdiri dari motorik kasar dan motorik halus, perkembangan motorik kasar adalah gerakan dengan melibatkan otot-otot besar yang meliputi gerak lokomotor, non-lokomotor, dan manipulative, sedangkan motorik halus adalah kemampuan anak untuk menggerakkan otot-otot halus seperti menulis, menggambar, dan lain-lain (Syamsudin:2005). Kreativitas memberi anak kesenangan dan kepuasan tersendiri yang sangat besar dan penghargaan yang memiliki pengaruh nyata pada perkembangan pribadinya. Menjadi kreatif juga penting artinya bagi anak usia dini, karena sebagai penyemangat ketika melakukan suatu kegiatan. Jika kreativitas dapat membuat permainan menjadi menyenangkan, mereka akan merasa bahagia dan puas. Pendidikan anak usia dini dapat berlangsung kapan saja dan dimana saja seperti halnya interaksi manusia yang terjadi di dalam keluarga, teman sebaya dan dari hubungan kemasyarakatan yang sesuai dengan kondisi dan perkembangan anak usia dini (Anwar dan Ahmad, 2004:2). Pengembangan pembelajaran yang bertujuan untuk mendorong perkembangan motorik dan memacu kreativitas anak idealnya dapat dilakukan di tempat yang memberikan kebebasan bagi anak untuk bergerak dan bermain kreatif. Pembelajaran diluar kelas (outdoor study) ke tempat

8 yang luas dan memiliki sarana untuk perkembangan motorik kasar dan kreativitas anak kemudian dilaksanakan dengan metode bermain, merupakan strategi yang tepat untuk diterapkan dalam pembelajaran pendidikan anak usia dini. Permainan dan aktivitas di luar memberikan rangsangan yang berbeda pada anak. Aktivitas pembelajaran di luar sekolah dapat membantu anak melatih kemampuan koordinasi motorik kasar. Motorik kasar membantu anak-anak untuk melatih koordinasi antara kaki dengan tubuh, mata dengan telinga, dan lain sebagainya. Kemampuan koordinasi motorik kasar membuat anak-anak jadi lebih lincah dalam aktivitas fisik. Misalnya bermain bola, memanjat pohon, atau permainan rakyat seperti petak umpet, petak jongkok, atau gobak sodor. Perkembangan saraf motorik kasar yang baik akan membantu anak-anak untuk lebih aktif, daya tahan tubuh lebih kuat, serta memiliki tubuh yang lentur. Dalam mengembangkan kemampuan motorik anak konsep bermain saja tidak akan mendukung perkembangan motorik anak secara optimal. Bermain yang mengasah seluruh aspek dalam diri anak dapat melatih kemampuan anak untuk berfikir kreatif. Bermain kreatif adalah salah satu aktivitas bermain yang dipandang dapat mendorong tingkat kematangan aspek motorik maupun aspek lainnya bagi anak prasekolah. Anak-anak senantiasa tumbuh dan berkembang. Mereka menampilkan ciri-ciri fisik dan psikologis yang berbeda untuk tiap tahap perkembangannya. Masa anak-anak merupakan masa puncak kreativitasnya, dan kreativitas mereka perlu terus dijaga dan dikembangkan dengan menciptakan lingkungan yang menghargai kreativitas yaitu melalui bermain. Oleh karena itu, pendidikan di TK

9 yang menekankan bermain sambil belajar dapat mendorong anak untuk mengeluarkan semua daya kreativitasnya. Berdasarkan uraian diatas, bahwa kemampuan motorik kasar anak perlu dikembangkan secara optimal sehingga anak dapat mengeksplorasi kreativitasnya. Mengingat pentingnya perkembangan motorik kasar dan kreativitas anak sejak dini, maka guru pendidikan anak usia dini seharusnya dapat merancang kegiatan yang mengasah kemampuan anak secara bersamaan dengan kegiatan yang melibatkan anak secara aktif dan kreatif. Berdasarkan pandangan pentingnya pengembangan kemampuan anak usia dini di atas maka penulis akan melakukan kajian tentang pembelajaran dengan metode bermain kreatif pada anak taman kanak-kanak melalui kegiatan bermain kreatif dalam upaya untuk meningkatkan motorik kasar dan kreativitas anak usia dini. Oleh karena itu penulis menuangkan dalam bentuk tulisan ilmiah berupa tesis dengan judul: Penerapan Metode Bermain Kreatif Pada Outdoor Study Untuk Meningkatkan Kemampuan Motorik Kasar Dan Kreativitas Anak (Penelitian Tindakan Kelas Kolaboratif Pada Anak TK B di TK Al-Hikmah Kec. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini dituangkan ke dalam pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah profil pengembangan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak di TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung?

10 2. Bagaimana langkah-langkahpembelajaran dengan metode bermain kreatif pada outdoor study dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar anak di TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung? 3. Apakah penerapanmetode bermain kreatif pada outdoor study dapat meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak di TK Al- Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung? C. Batasan Masalah Belajar melalui bermain pada anak usia dini adalah kegiatan yang sering digunakan dalam kegiatan sehari-hari dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak. Maka dalam penelitian ini, pembelajaran akan difokuskan melalui kegiatan bermain kreatif dengan menerapkan metode bermain kreatifuntuk meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak kelompok B TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung. D. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Tujuan Umum Tujuan umum dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode bermain kreatif dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak di TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung serta untuk mengetahui efektifitas pembelajaran metode bermain kreatif pada outdoor study dalam meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak. 2. Tujuan Khusus

11 Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: a. Untuk mengetahui kemampuan motorik dan kreativitas anak di TK Al- Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung sebelum menerapkan metode bermain kreatif pada outdoor study. b. Untuk mengetahui profil kemampuan motorik kasar anak di TK Al- Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung setelah diterapkan metode bermain kreatif pada outdoor study. c. Untuk mengetahui profil kemampuan kreativitas anak di TK Al-Hikmah Kec. Kiaracondong Bandung setelah diterapkan metode bermain kreatif pada outdoor study. d. Untuk mengetahui pengembangan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak dalammetode bermain kreatif pada outdoor study. E. Manfaat Penelitian Dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoritis maupun manfaat secara praktis, berikut 2 manfaat dari penelitian ini: 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi secara teori dan metodologi serta memberikan informasi khususnya dalam bidang pengkajian dalam mengembangkan motorik serta kreativitas melalui pembelajaran dengan metode bermain kreatif pada outdoor study bagi anak usia dini. b. Dapat dijadikan rancangan dan strategi pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas pada anak usia dini.

12 c. Dapat dijadikan alternative pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas pada pendidikan anak usia dini. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Sekolah Memberikan inovasi metode pembelajaran guna meningkatkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak. b. Bagi Guru Guru memperoleh suatu metode pembelajaran yang lebih variatif terhadap pengembangan kemampuan dasar motorik kasar dan kreativitas anak dengan kegiatan bermain kreatif melalui metode bermain kreatif pada outdoor study. Selain itu guru dapat mengembangkan kegiatan bermain kreatif melalui metode bermain kreatif pada outdoor studydalam mengembangkan kemampuan dasar motorik kasar dan kreativitas anak maupun diluar kemampuan dasar motorik kasar dan kreativitas anak. F. Definisi Operasional 1. Metode bermain kreatif pada outdoor study adalah metode pembelajaran dengan melibatkan anak untuk mengunjungi langsung tempat yang menjadi objek yang mengandung nilai pembelajaran dan sesuai dengan kurikulum yang telah dirancang dan membiarkan anak melakukan kegiatan yang disukainya dengan melalui bermain yang bermakna. 2. Kemampuan motorik kasar adalah aktivitas yang menggunakan otot-otot besar meliputi gerak dasar lokomotor, non-lokomotor, dan gerak manipulative Kemampuan Motorik kasar yang ingin dikembangkan dari

13 penelitian ini adalah anak dapat menguasai 5 komponen gerak dasar yaitu lari, lompat, lempar, menangkap, dan menendang (Suherman, 2008-4). 3. Kreativitas adalah proses berpikir dan bertindak untuk menciptakan atau menyusun gagasan baru, baik yang benar-benar baru (belum ada sebelumnya) ataupun yang merupakan kombinasi dari unsur/elemen yang sudah ada sehingga menghasilkan sesuatu yang baru, dapat berupa ide pemikiran maupun produk, yang bersifat unik, orisinil, berbeda dari sebelumnya sehingga dapat dijadikan sebagai pemecahan masalah ataupun dirasakan, dilihat, dinikmati dan bermanfaat bagi dirinya sendiri dan atau orang lain.kreativitas sebagai kemampuan seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru baik berupa gagasan maupun karya nyata yang relative berbeda dengan apa yang telah ditemukan sebelumnya. Kreativitas dalam penelitian ini yaitu seorang anak yang memiliki cara berfikir yang orisinal, bersikap dan berkarya yang lain daripada anak yang lainnya. G. Penelitian Yang Relevan Pembelajaran aspek kemampuan motorik halus maupun kasar dan kreativitas anak pada pendidikan anak usia dini merupakan salah satu aspek perkembangan yang penting. Penelitian terdahulu yang berhubungan dengan pengembangan motorik halus maupun kasar melalui penerapan metode yang inovatif dan variatif memberikan beberapa kesimpulan yang mendukung penelitian ini. Berdasarkan hasil beberapa peneliti, diantaranya hasil penelitian yang dilakukan oleh Zahrah (2009) dengan judul penerapan belajar melalui metode bermain dalam meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak usia dini

14 dapat disimpulkan bahwa metode bermain dapat meningkatkan kreativitas dan motorik halus anak usia dini. Selain itu hasil penelitian Resti Utami (2012) tentang pengaruh pemainan tradisional ucing bal terhadap keterampilan gerak manipulative anak usia dini yang dilaksanakan di TK Al-Fitras Suruur Kecamatan Cidadap Kelompok B, menarik kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan terhadap keterampilan gerak manipulative anak sebelum dan sesudah tindakan. Peningkatan itu terihat dari perolehan skor postest yang mencapai 5,75 meningkat pada hasil postests mencapai 10,83 dengan peningkatan sebesar 5,083. Beberapa hasil penelitian terdahulu yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak melalui bermain kreatif pada outdoor study, maka pendapat dan penelitian di atas kiranya dapat dijadikanketerangan yang cukup kuat untuk menyatakan bahwa penerapan metode yang tepat dalam pembelajaran memberikan kontribusi yang sangat besar terhadaptercapainya kemampuan-kemampuan belajar anak Taman Kanak-kanak yangdiharapkan oleh guru maupun orang tua dari anak usia dini. Dalam hal ini metode bermain kreatif pada outdoor study dapat digunakan sebagai metode atau suatu rancangan pembelajaran dalam mengembangkan kemampuan motorik kasar dan kreativitas anak.