A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dilakukan berdasarkan rancangan yang terencana dan terarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi manusia. Pendidikan sangat berperan dalam membentuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL STANDAR KOMPETENSI GURU KURIKULUM 2006 (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERSEPSI GURU TENTANG PENILAIAN SIKAP PESERTA DIDIK DALAM KURIKULUM 2013 DI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

KOMPETENSI GURU SEKOLAH DASAR. Oleh: Anik Ghufron FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam pembangunan, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang maju, modern dan sejahtera. Sejarah bangsa-bangsa telah menunjukkan bahwa bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

I. PENDAHULUAN. kehidupan tersebut maka seseorang harus banyak belajar. Proses belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-undang pendidikan menyebutkan bahwa pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana yang dapat mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. formal atau nonformal. Kedua pendidikan ini jika ditempuh dan dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Hal ini berkaitan dengan ha kikat pendidikan yaitu sebagai upaya

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. Sosiologi pada dasarnya mempunyai dua pengertian dasar yaitu sebagai

BAB I PENDAHULUAN. persoalan-persoalan tersebut di atas,melalui pembaharuan dalam sistim pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kelas, tapi seorang guru juga harus mampu membimbing, mengembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

I. PENDAHULUAN. ini karena tanpa pendidikan manusia akan sulit berkembang dan akan

Arif Rahman ( ) Eny Andarningsih ( ) Nurul Hasanah ( ) Rahardhika Adhi Negara ( )

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

BAB I PENDAHULUAN. I.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

diidentikkan dengan pendidikan formal. Pendidikan formal diupayakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pada

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku yang baik. Pada dasarnya pendidikan merupakan proses untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 2 TAHUN 2011 TENTANG PENDIDIKAN DINIYAH DI KOTA TASIKMALAYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

menyatakan bahawa Guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggis Nusantri, 2014 Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. dalam menjalankan kerangka dan tujuan organisasi.masalah kompetensi itu menjadi penting,

BAB I PENDAHULUAN. sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dalam Undang-Undang tentang

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang ditekankan pada upaya pengembangan aspek-aspek

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah adalah bagian dari dunia pendidikan yang membuat program

I. PENDAHULUAN. baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Bangsa Indonesia dengan jumlah

BAB I PENDAHULUAN. diperbincangkan, baik dari kalangan praktisi pendidikan, politisi, masyarakat

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Hampir

2015 PENGARUH IKLIM ORGANISASI SEKOLAH TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana karakteristik dari negara tersebut. Pendidikan merupakan kunci untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan eksistensi guru itu sendiri. meningkatkan pendidikan nasional ternyata masih banyak yang harus di

I. PENDAHULUAN. Guru sains adalah salah satu komponen penting dalam meningkatkan mutu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki eksistensi yang lebih bermartabat. Pendidikan formal pada hakikatnya

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. mengatur lingkungan supaya anak belajar (Sanjaya, 2006:103). Karena dari peran

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

I. PENDAHULUAN. seharusnya dicapai melalui proses pendidikan dan latihan. mendidik, melatih dan mengembangkan kemampuan peserta didik guna

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan tuntutan dunia kerja yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan. negara (Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah, 2013: 1).

MODEL LEADER CLASS SMA MENINGKATKAN KUALITAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN CILACAP. Oleh : Duki Iskandar

2015 KONTRIBUSI PROGRAM PEMBINAAN KESISWAAN TERHADAP PEMENUHAN STANDAR KOMPETENSI LULUSAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI 1 CIMAHI

Permendiknas No.16 Tahun 2007 Standar Kualifikasi Akademik Dan Kopetensi Guru

BAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan anak bangsa. Pendidikan yang bermutu atau berkualitas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. pihak. Pendidikan seperti magnet yang sangat kuat karena dapat menarik berbagai

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Formal dalam memasuki era globalisasi ditandai dengan adanya

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Profil Lulusan Program Studi Ilmu Pendidikan Agama Islam Tahun dan Relev Ansinya dengan Penyerapan Dunia Kerja

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan semakin banyak menghadapi masalah yang perlu. mendapatkan perhatian serius dari berbagai pihak baik pemerintah,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh pelbagai faktor, dan salah satu yang paling menentukan ialah pendidikan. Kualitas pendidikan sangat berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia dalam suatu bangsa. Kunandar (2007, hlm. 3) mengatakan bahwa pendidikan adalah investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Bahkan pada negara-negara maju seperti Jepang, Amerika, Jerman, dan Negara Eropa lainnya dapat dilihat bahwa kemajuan yang dicapai berbanding lurus dengan tingkat pendidikannya. Yamin (2005, hlm. 21) mengemukakan bahwa peningkatan kualitas manusia telah dicoba di dunia melalui proses pendidikan, karena pendidikanlah yang membuat kesejahteraan umat akan tercapai. Kesadaran akan pentingnya pendidikan turut disadari oleh pemerintah Indonesia. Hal ini ditunjukkan dengan menjadikan pendidikan sebagai salah satu prioritas dalam kebijakan pemerintah, salah satunya dengan penambahan anggaran pendidikan setiap tahunnya. meski alokasi dana belum sepenuhnya mampu mencapai 20% seperti yang amanatkan dalam undang-undang. Akan tetapi, peningkatan anggaran tiap tahunnya diharapkan akan bisa mencapai angka tersebut. Bahkan pendidikan gratis telah dicanangkan oleh pelbagai daerah di Indonesia, tentunya dengan harapan program yang telah dicanangkan ini mampu membuat masyarakat dari semua kalangan dapat mengenyam pendidikan yang baik dan berkualitas sehingga program wajib belajar sembilan tahun dapat terwujud seutuhnya dan bahkan kedepan dapat ditingkatkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi lagi. Selain dengan meningkatkan anggaran pendidikan, upaya lain pun turut dilakukan oleh pemerintah mulai dari perbaikan kurikulum, sistem

2 pendidikan, sarana dan prasarana, serta salah satu komponen penting dalam pendidikan yakni guru. Guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan yang besar dan strategis. Hal ini karena gurulah yang berada di barisan terdepan dalam pelaksanaan pendidikan, gurulah yang langsung berhadapan dengan peserta didik untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi serta sekaligus mendidik dengan nilai-nilai positif melalui bimbingan dan keteladanan. Lebih lanjut Malihah (2014, hlm. 363) menyatakan bahwa dalam proses pendidikan guru memegang peranan sangat strategis untuk keberhasilan tujuan pendidikan tersebut, karena guru baik dalam pembelajaran konvensionl maupun kontemporer tetap menjadi pengarah (penggerak dan fasilitator) artinya sampai kapanpun peran dan keberadaan guru di lingkungan belajar tetap diperlukan dan tidak bisa dihilangkan. Apalagi jika dikaitkan dengan belajar bukanlah semata-mata transfer ilmu pengetahuan tetapi belajar adalah menyiapkan siswa untuk menjadi manusia yang berakhlakul karimah, maka guru memiliki peran sebagai pendidik tidak hanya pengajar karena itu guru pun menjadi role of model bagi para siswanya. Selanjutnya Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 1 dinyatakan pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kompetensi sebagai seorang pendidik. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat sedangkan kompetensi guru lebih lanjut dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 14 Tahun 2005 dinyatakan bahwa kompetensi guru meliputi kompetensi kepribadian, kompetensi padagogik, kompetensi sosial dan profesional. Hal itu diperkuat dengan lahirnya Permendiknas No. 16 Tahun 2007 tentang standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru, yang menjelaskan Empat jenis kompetensi guru beserta sub kompetensi dan indikator esensialnya diuraikan sebagai berikut: 1. Kompetensi Kepribadian

3 Kompetensi kepribadian merupakan kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, serta menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. 2. Kompetensi Pedagogik Kompetensi padagogik meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan pelbagai potensi yang dimilikinya. 3. Kompetensi Sosial Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga pendidikan, orang tua/wali siswa, serta masyarakat sekitar. 4. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional merupakan penguasaan dari empat kompetensi guru, yakni penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam dengan penguasaan SK dan KD yang mencakup penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaunginya, penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuanya dengan mengkreatifkan pembelajaran dengan tujuan menciptakan suasana pembelajaran yang aktif dan menyenangkan, memanfaatkan teknologi dan informasi serta mengaplikasikannya dalam pembelajaran dan pengembangan keprofesionalan dengan mengikuti kegiatan-kegiatan yang menunjang untuk selalu berusaha meningkatkan keprofesionalannya. Terwujudnya sistem pendidikan sebagai pranata sosial yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sesuai dengan isi paragraf

4 kedua dari pendahuluan Permendiknas No. 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses, menyatakan : Pendidikan diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Dalam proses tersebut diperlukan guru yang memberikan keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi dan kreativitas peserta didik. Implikasi dari prinsip ini adalah pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, dinilai, dan diawasi agar terlaksana secara efektif dan efisien. Guru haruslah mampu mempersiapkan pengelolaan pembelajaran dengan baik meliputi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran. Hal ini dilakukan supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Kurikulum yang baru secara otomatis juga mempengaruhi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan pembelajaran, termasuk mata pelajaran Sosiologi. Namun, di lapangan berdasarkan observasi pendahuluan yang penulis lakukan diberbagai sekolah menengah atas negeri di kota Bandung, guru pengampu yang berlatar belakang pendidikan Sosiologi masih sangat terbatas. Hal ini menyebabkan mata pelajaran sosiologi diampu oleh guru dari pelbagai disiplin ilmu lain seperti Sejarah, Kewarganegaraan, Ekonomi, Bahkan guru yang berasal dari rumpun ilmu alam seperti Biologi hingga Bahasa Indonesia, Bahasa arab dan lain sebagainya. Sosiologi sebagai sebuah disiplin ilmu sudah relatif lama berkembang di lingkungan akademis. Secara teoritik idealnya memiliki posisi strategis dalam membahas masalah-masalah sosial yang berkembang dalam masyarakat. Jadi, pelajaran Sosiologi harus semakin tanggap dan peka terhadap perkembangan di masyarakat dan selalu siap dengan pemikiran kritis untuk menjawab tantangan dan masalah yang ada. Sosiologi semakin dituntut untuk tanggap terhadap isu globalisasi. Sosiologi yang termasuk dalam ilmu sosial ternyata dianggap kurang menarik oleh sebagian siswa karena sajiannya yang monoton dan terlalu abstrak. Adapun untuk menguasainya dibutuhkan kemampuan menghafal

5 yang tinggi. Stereotip yang tidak menyenangkan ini terbentuk sebagai akibat masa lampau (pengajaran konvensional) yang dalam penyajiannya tidak relevan dengan konteks sosial siswa. Sesuatu fenomena menarik yang penulis temui dalam observasi, sehingga penelitian ini pun dirasakan semakin menarik. Keberadaan guru sosiologi yang sebagian besar berlatar belakang bukan dari disiplin sosiologi memang tidak bisa dipungkiri. Hal ini disebabkan perguruan tinggi keguruan yang terdapat disiplin ilmu sosiologi masih terbatas. Jadi lulusannya tidak seimbang dengan tenaga guru sosiologi yang dibutuhkan di sekolah-sekolah. Jika kita telaah kembali, sejatinya guru memiliki peranan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, bahwa: Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Hal ini tentunya dapat dipahami karena gurulah yang langsung berhubungan dengan peserta didik. Pada intinya guru merupakan sentral dari upaya peningkatan mutu pendidikan. Oleh sebab itu, upaya untuk membenahi pendidikan akan dan senantiasa harus melibatkan guru, dimulai dengan peningkatan kualitas dan kompetensi guru sendiri sebagai pendidik profesional. Atas dasar itulah penulis kemudian merasa tertarik untuk meneliti mengenai fenomena kompetensi guru ini, dan mengingat kajiannya yang cukup luas penelitian ini kemudian difokuskan pada kompetensi pedagogik hingga diangkatlah judul ANALISIS KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU MATA PELAJARAN SOSIOLOGI (Studi Kasus di Sekolah Menengah Atas Negeri 24 Bandung). Adapun pemilihan lokasi SMA Negeri 24 Bandung ini

6 didasari oleh pelbagai hal. Pertama, terdapat guru sosiologi yang berlatar belakang pendidikan non sosiologi. Kedua, status sekolah sebagai salah satu sekolah terbaik di Bandung dan berada dalam klaster pertama bersama sekolah-sekolah terbaik lainnya, dan dapat dijadikan sebagai standar yang cukup baik. Yang ketiga, ialah keterjangkauan peneliti terhadap lokasi, waktu, resiko kegagalan serta biaya dalam pelaksanaan penelitian ini. B. IDENTIFIKASI MASALAH PENELITIAN Peningkatan kualitas pendidikan dalam suatu bangsa harus dimulai salah satunya dengan meningkatkan kualitas dari para guru. Dalam peraturan pemerintah No. 19 Tahun 2005 pasal 28 ayat 1 dinyatakan pendidik wajib memiliki kualifikasi akademik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kompetensi sebagai seorang pendidik. Penjelasan butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan pelbagai potensi yang dimilikinya. Daya tarik permasalahan dalam penelitian ini, serta urgensi mengapa perlu diadakannya penelitian adalah realitas yang menunjukkan bahwasanya dengan posisi sosiologi sebagai mata pelajaran yang telah lama berkembang dan diharapkan mampu idealnya secara teoritik membahas masalah-masalah sosial yang ada dalam masyarakat justru di bangku sekolah sebagian besar diampu oleh guru dari pelbagai latar belakang pendidikan non sosiologi dan hal ini kemudian secara langsung berdampak pada proses pembelajaran dan peserta didik seperti yang telah dijabarkan sebelumnya. Namun. Mengingat kompetensi guru merupakan kajian yang cukup luas, penulis dalam penelitian ini memfokuskan masalah hanya pada kompetensi pedagogik dari para guru sosiologi. hal ini agar penelitian ini memiliki batasan masalah yang jelas dan tidak terjadinya perluasan dalam penelitian. C. PERUMUSAN MASALAH PENELITIAN

7 Agar penelitian ini dapat bermuara pada tujuan yang diharapkan, maka perumusan masalah dalam penelitian ini secara umum ialah Bagaimanakah kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi di SMA Negeri 24 Bandung?. Dari rumusan masalah pokok tersebut, Penulis kemudian merinci kembali rumusan masalah dalam penelitian ini ke dalam beberapa sub permasalahan sebagai berikut berdasarkan indikator kompetensi pedagogik yang telah dijabarkan sebelumnya: 1. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam memahami peserta didik? 2. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam merancang pembelajaran? 3. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam pelaksanaan pembelajaran? 4. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran? 5. Bagaimana kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam mengembangkan pelbagai potensi peserta didik? D. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam memahami peserta didik 2. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam merancang pembelajaran

8 3. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam pelaksanaan pembelajaran 4. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam merancang dan melaksanakan evaluasi pembelajaran 5. Memperoleh gambaran serta mengkaji kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi SMA Negeri 24 Bandung dalam mengembangkan pelbagai potensi peserta didik E. MANFAAT PENELITIAN Penulis berharap dengan dilakukannya penelitian terhadap topik yang telah diangkat mengenai kompetensi pedagogik guru mata pelajaran sosiologi ini dapat memberikan manfaat setidaknya berupa : 1. Manfaat Teoritis a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan sumbangsih terhadap dunia pendidikan berkaitan dengan kajian dari ilmu pendidikan sosiologi. b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu bahan pembelajaran untuk mengembangkan pengetahuan penulis terhadap bidang ilmu pendidikan sosiologi yang menjadi bidang ilmu yang ditempuh oleh penulis. c. Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai media aplikasi dari teoriteori sosial sehingga dapat memberikan solusi dari fenomena yang ada di lingkungan sosial. 2. Manfaat Praktis a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan evaluasi bagi seluruh masyarakat khususnya guru untuk dapat memperhatikan masalah pendidikan.

9 b. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi pemerintah tingkat lokal untuk dapat menindaklanjuti atau mengambil keputusan guna melakukan peningkatan kompetensi dari para guru. F. STRUKTUR ORGANISASI SKRIPSI Sistematika penulisan dalam penelitian ini terdiri dari lima Bab sesuai dengan penulisan karya tulis ilmiah yang telah ditentukan oleh Universitas Pendidikan Indonesia, dengan uraian sebagai berikut: 1. BAB I PENDAHULUAN Bab ini berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi ini yang terbagi dalam beberapa bagian yakni latar belakang penelitian, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. 2. BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini dijelaskan tentang pelbagai konsep, dalil, hukum, serta teori yang berkaitan dengan topik yang akan dibahas dalam skripsi ini yakni berkenaan dengan kompetensi pedagogik. Selain itu pada bab ini juga memaparkan penelitian terdahulu yang relevan dengan bidang atau topik yang dibahas dalam skripsi ini termasuk prosedur, objek dan temuannya. 3. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menjelaskan mengenai penjabaran yang rinci mengenai metode penelitian, termasuk komponen didalamnya yaitu lokasi dan subjek populasi/sampel penelitian, desain penelitian dan justifikasi pemilihan desain penelitian, metode penelitian dan justifikasi penggunaan metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan instrumen, teknik pengumpulan data dan alasan rasionalnya, serta analisis data.

10 4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada BAB IV membahas mengenai hasil penelitian dan pembahasan, yang terdiri atas dua hal utama, yaitu pengolahan atau analisis data dan pembahasan atau analisis temuan. 5. BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada BAB V menjelaskan mengenai simpulan dari hasil penelitian dan kajian penulis serta rekomendasi terhadap hasil analisis temuan penelitian.