Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Menurut Djamarah (2000: 22) Pendidikan

Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan seseorang, baik dalam keluarga, masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. penting sebagai bagian dari upaya mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

Disusun Oleh : LINA FIRIKAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

SKRIPSI. Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi adalah Sumber Daya Manusia (SDM) terutama pada. suatu organisasi atau instansi pemerintah maupun swasta.

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas menentukan masa depan bangsa. Sekolah. sekolah itu sendiri sesuai dengan kerangka pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. hanya memberikan informasi saja atau mengarahkan ke satu tujuan saja.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi dan informasi dituntut kemampuan ilmu. pengetahuan dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas baik melalui pendidikan informal di rumah

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS E-LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT SISWA TERHADAP MATEMATIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KREATIVITAS DALAM BELAJAR EKONOMI MELALUI PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS VII SMP N 2 GATAK SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SISWA KELAS III SDN 01 PANDEYAN

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan secara umum bertujuan untuk membentuk generasi

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas pendidikan. daya manusia dan merupakan tanggung-jawab semua pihak, baik

PENGARUH REWARD TERHADAP MOTIVASI BERPRESTASI DAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sasaran Pendidikan adalah manusia. Pendidikan bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan dasar dalam pengaruhnya kemajuan dan kelangsungan

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi anggota masyarakat yang memiliki kemampuan akademik atau

BAB I PENDAHULUAN. terus berkembang pesat sekarang ini, akan membawa berbagai dampak

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Prasyaratan Guna Mencapai Drajat Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Matematika. Disusun oleh:

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan suatu tujuan pendidikan sebagaimana yang telah tercantum dalam

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai Negara yang berkembang dengan jumlah penduduk besar, wilayah

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas,

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi berkembang semakin pesat. Manusia dituntut dengan segala

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

PENGARUH KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATAKULIAH AKUNTANSI BIAYA II MAHASISWA FKIP AKUNTANSI UMS ANGKATAN 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. dan sebagian besar rakyatnya berkecimpung di dunia pendidikan. Maka dari. menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Secara umum pendidikan dipandang sebagai faktor utama dalam bidang

SKRIPSI Umtuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Program Pendidikan Studi Akuntansi. Disusun Oleh :

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

BAB I PENDAHULUAN. adanya perhatian pemerintah terhadap pendidikan, antara lain : disahkannya UU

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: WAHYUSIH WARDANI A

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pemakaian seragam sekolah terhadap siswa di dalam suatu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia maka perlu dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. persesuaian dengan perkataan khalq yang berarti kejadian, serta erat hubunganya

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat. Hal ini menuntut adanya sumber daya manusia yang. berkualitas, dengan begitu perkembangan yang ada dapat dikuasai,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa belajar maka tidak ada ilmu

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sangat pesat dari waktu ke waktu. Sehingga saat ini. semakin maju taraf hidup dan kesejahteraan penduduknya.

BAB I PENDAHULUAN. lambatnya pembangunan bangsa sangat tergantung pada pendidikan. Oleh karena. sangat luas terhadap pembangunan di sektor lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu sehingga orang. tentang sistem pendidikan nasional bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Kewarganegaraan merupakan salah satu fondasi yang

BAB I PENDAHULUAN. tetap diatasi supaya tidak tertinggal oleh negara-negara lain. pemerintah telah merancang Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 3 tentang System Pendidikan Nasional bahwa: Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan adalah salah satu aspek kehidupan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Tujuan pendidikan berdasarkan di dalam tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pendidikan adalah manusia.pendidikan bertujuan untuk. menumbuh kembangkan potensi sumber daya manusia (SDM) agar menjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. peradapan bangsa yang bermartabat. untuk terus-menerus belajar. Seorang mahasiswa dalam meraih tujuan

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA SIKAP TERHADAP PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KEMAMPUAN AKADEMIK DENGAN PERILAKU BELAJAR SISWA Skripsi Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai gelar derajat sarjana S-1 Psikologi Oleh : SURYA SANDRA DEWI SANTOSA F 100 030 166 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia semakin maju. Seiring dengan lajunya pembangunan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi tersebut, ternyata dalam dunia pendidikan saat ini juga mengalami perkembangan yang sangat pesat. Modal utama untuk mengikuti perkembangan dan kemajuan pengetahuan tersebut adalah melalui pendidikan dan belajar (Triyanto, 2001). Oleh karena itu sewajarnyalah bagi negara Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang harus mengikuti atau memberi perhatian yang serius di sektor pendidikan. Pendidikan adalah masalah yang sangat penting, karena merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat ditinggalkan. Hampir semua sikap, keterampilan dan pengetahuan yang kita miliki diperole h melalui pendidikan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan membangun kemauan, dan mengembangkan kreativitas peserta didik dalam proses pembelajaran (UU RI, 2003). Pemerintah berharap agar masyarakat dapat memanfaatkan fasilitas dengan baik sehingga usaha untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dan mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud. Salah satu arah kebijakan pendidikan di Indonesia adalah mengembangkan kualitas Sumber Daya Manusia sendiri secara terarah, terpadu dan menyeluruh melalui berbagai upaya proaktif oleh seluruh komponen bangsa agar generasi

2 muda dapat berkembang secara optimal disertai dengan hak dukungan dan lindungan sesuai dengan potensinya. Pendidikan juga merupakan sarana untuk mencerdaskan kehidupan bangsa sekaligus merupakan salah satu cara untuk meningkatkan taraf hidup manusia. Dengan adanya pendidikan akan terwujud manusia sebagai generasi penerus yang dapat diandalkan. Hal ini sesuai dengan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang pendidikan nasional bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab. Pada hakekatnya, pendidikan merupakan proses pengembangan kemandirian peserta didik sesuai dengan perkembangan dan pertumbuhan fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan. Interaksi dengan orang dewasa seperti guru di sekolah, orang tua di rumah dan orang dewasa lain di masyarakat. Dalam interaksi itu terjadilah sosialisasi nilai, norma dan komunikasi berupa informasi tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditujukan pada pembentukan dan pengembangan kepribadian peserta didik sebagai manusia dewasa. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam pemanfaatan hasil teknologi untuk proses pembelajaran para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat

3 disediakan oleh sekolah dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat dalam proses pembelajaran tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Keberhasilan proses pembelajaran merupakan hal utama yang didambakan dalam pelaksanaan pendidikan di sekolah. Dalam proses pembelajaran, komponen utama adalah guru dan siswa. Supaya proses pembelajaran berhasil, guru harus membimbing siswa sedemikian rupa sehingga mereka dapat mengembangkan pengetahuannya sesuai dengan struktur pengetahuan mata pelajaran yang dimilikinya. Guru diharapkan mampu menumbuhkembangkan kesadaran siswa untuk belajar, sehingga pengalaman yang diperoleh siswa selama mengikuti proses pembelajaran dapat dirasakan manfaatnya secara langsung bagi perkembangan pribadinya ( Rohani & Ahmadi, 1991). Untuk mencapai keberhasilan tersebut, disamping harus memahami sepenuhnya materi yang diajarkan, guru dituntut mengetahui secara tepat posisi pengetahuan siswa pada awal atau sebelum mengikuti pelajaran. Banyak sekolah lanjutan yang mempraktekkan ability grouping dimana anak-anak dipisahkan dalam kelompok-kelompok berdasarkan IQ dan kelompok ini disebut homogeneous group, dibentuk dengan maksud menambah efisiensi pendidikan. Secara ideal anak-anak dalam kelompok utama memperlihatkan kemajuan yang lebih cepat daripada kelompok-kelompok lainnya. Tapi salah satu diantara kesukaran-kesukaran yang tidak akan tampak pada pandangan pertama dalam cara ini adalah bahwa suatu kelompok itu tidak akan mungkin dapat benarbenar homogen (Partowisastro, 1993). Pengelompokan siswa menurut kemampuannya adalah salah satu cara yang banyak dipakai untuk menangani perbedaan-perbedaan yang mempunyai arti

4 penting bagi proses belajar mengajar ia lah mengelompokkan siswa atas dasar tingkat kemampuan umum mereka, dengan demikian ada kelompok-kelompok siswa dengan tingkat kemampuan tinggi, dengan tingkat kemampuan sedang dan dengan tingkat kemampuan rendah (Mahmud, 1990). Sikap terhadap pengelompokan menurut kemampuannya merupakan suatu usaha mengelompokkan yang ditujukan untuk mengetahui siswa mana yang berhak masuk pada kelas unggulan. Untuk masuk kelas unggulan maka prestasi belajarnya harus tinggi, jadi harus dilandasi oleh perilaku belajar yang baik pula. Perilaku belajar adalah wujud dari perubahan tingkah laku dalam diri individu atas dasar pengalaman. Semakin tinggi sikap siswa terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik maka semakin tinggi perilaku belajarnya, begitu sebaliknya semakin rendah sikap terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik maka semakin rendah perilaku belajarnya. Perilaku belajar merupakan suatu tindakan nyata dalam belajar sebagai wujud dari tingkah laku. Kegiatan belajar yang sering dilakukan akan memberikan hasil yang memuaskan bagi siswa. Hal ini memungkinkan apabila siswa tersebut memiliki semangat untuk belajar. Apabila ditinjau dari segi kekuatan dan kemantapannya, maka semangat yang timbul dari dalam siswa akan lebih stabil dan mantap. Oleh karena itu dapat dikatakan semakin sering seseorang melakukan kegiatan belajar maka akan semakin baik hasil yang didapatkannya. Oleh karena itu sedikit banyak kegiatan belajar akan mempengaruhi prestasi belajar anak sebagai siswa.

5 Di SMPN 2 Sambi menerapkan pengelompokan kelas yang dilakukan pada saat siswa naik kelas dan berdasarkan atas kemampuan akademik masingmasing siswa. Pengelompokan ini dilakukan dengan cara mengambil siswa-siswa yang memiliki nilai akademik tertinggi untuk ditempatkan di kelas unggulan yaitu kelas A dan B. Jumlah siswa tiap kelasnya sesuai dengan daya tampung tiap-tiap kelasnya. Bagi siswa yang tidak masuk kelas unggulan maka ditempatkan di kelas C hingga kelas terakhir. Dengan diadakan pengelompokan kelas diharapkan siswa dapat termotivasi dalam belajar dan juga diharapkan dapat mengetahui perilaku dan perkembangan siswa di dalam lingkungan sekolah. Rumusan permasalahan mengenai sikap siswa terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik, menimbulkan pertanyaan bagi peneliti apakah sikap terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dapat mengubah perilaku belajar siswa kearah yang lebih baik, sehingga siswa bisa memperoleh prestasi yang membanggakan dari sebelumnya, yaitu dengan siswa menjadi giat belajar, dapat menghargai waktu dengan datang tidak terlambat, selalu mengerjakan tugas, memperhatikan setiap penjelasan guru, rasa percaya dirinya bertambah, mereka memiliki tanggung jawab terhadap pelajaran, siswa dapat bersikap kritis dan kreatif. Berdasarkan latar belakang diatas maka yang menjadi pertanyaan peneliti adalah Apakah ada hubungan antara sikap siswa terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dengan perilaku belajar siswa? sehingga penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang HUBUNGAN ANTARA

6 SIKAP SISWA TERHADAP PENGELOMPOKAN BERDASARKAN KEMAMPUAN AKADEMIK DENGAN PERILAKU BELAJAR SISWA. B. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah arah atau sasaran yang ingin dicapai setelah kegiatan penelitian ini dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui hubungan antara sikap terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dengan perilaku belajar siswa 2. Mengetahui sumbangan efektif bagi penelitian hubungan antara sikap terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik dengan perilaku belajar siswa 3. Mengetahui sikap siswa terhadap pengelompokan 4. Mengetahui perilaku belajar siswa C. Manfaat Penelitian Penelitian ini berusaha mengungkapkan hubungan sikap siswa terhadap pengelompokan berdasarkan kemampuan akademik terhadap perilaku belajar siswa. Penelitian ini diharapkan: 1. Bagi guru atau pihak sekolah Lebih meyakinkan pihak sekolah bahwa pengelompokan memang perlu diadakan,jika penelitian ini terbukti 2. Bagi siswa Mengetahui faktor yang berhubungan dengan perilaku belajar 3. Sebagai bahan pertimbangan dan literatur untuk penelitian selanjutnya