BAB II GAMBARAN UMUM NEGARA JEPANG 2.1. Letak Geografis Kepulauan Jepang yang terletak lepas pantai timur benua Asia, membentang seperti busur yang ramping sepanjang 3.800 KM. Luas totalnya adalah 377.815 KM persegi-sedikit lebih luas dari Inggris. Kepulauan ini terdiri dari empat pulau utama, honshu, hokkaido, kyushu, dan shikoku (berurut dari besar sampai kecil), sejumlah gugusan pulau, dan sekitar 3.900 pulau yang lebih kecil lagi. Pulau honshu memiliki luas lebih dari 60% dari seluruh kepulauan Jepang. Jepang mengenal empat musim yaitu musim panas (natsu) Juni, Juli, Agustus. Musim gugur (aki) September, Oktober, dan november. Musim dingin (fuyu) Desember, Januari, dan Februari. Musim semi (haru) bulan Maret, April, dan bulan Mei. Tokyo, ibukota Jepang, terletak pada garis lintang yang hampir sama dengan Athena, Los Angeles dan Teheran. Kota ini menikmati musim dingin yang tidak terlampau dingin, kelembaban udara yang rendah dan sekali-sekali turun salju, berlainan dengan kelembaban dan suhu udara yang tinggi pada bulan-bulan musim panas. Curah hujan yang tinggi dan iklim yang sedang di sebagian besar dari kepulauan ini menyebabkan pertumbuhan hutan yang lebat dan vegetasi yang rimbun di seluruh daerah pedalaman.
2.2. Penduduk Jumlah penduduk di Jepang hingga akhir Maret 2009 melebihi 127 juta jiwa. Naik dibandingkan pada bulan yang sama tahun 2008. Naiknya jumlah penduduk dipengaruhi oleh banyaknya perusahaan Jepang yang mengurangi kegiatan bisnis di luar negeri akibat dari merosotnya perekonomian dunia. Karena situasi ini, jumlah penduduk Jepang yang kembali ke Jepang lebih banyak dibandingkan yang pergi ke luar negeri. Banyaknya jumlah penduduk Jepang yang kembali dari luar negeri serta karena beberapa faktor lainnya, berhasil mengimbangi penurunan jumlah penduduk akibat tingkat kematian yang melebihi tingkat kelahiran tahun 2009 yaitu sebanyak 45,914 jiwa. Berdasarkan data dari kementerian dalam negeri, jumlah keseluruhan penduduk Jepang (belum termasuk warga asing) sekarang mencapai 127,076,183 jiwa. Meningkat sebanyak 10,005 jiwa dibandingkan tahun 2008. Sekitar 76% rakyat Jepang hidup di kota-kota besar. Dari populasi kota ini, hampir 60% memadati empat kawasan metropolitan terbesar Jepang, yang mencakup 16 prefektur yang berpusat pada Tokyo, Osaka, Nagoya, dan Kita Kyushu. 2.3. Mata Pencaharian Jepang termasuk negara industri terbesar di dunia, dari barang keperluan sehari hari seperti sumpit, sampai industri berat seperti pembuatan kapal. Oleh karena itu, banyak orang Jepang yang bekerja sebagai karyawan. Para karyawan perusahaan banyak menghabiskan waktu di kantor, dan seringkali banyak yang
menempuh jarak yang jauh dari rumah ke tempat kerjanya. Sama seperti di Indonesia, terkadang perusahaan mengalih tugaskan karyawannya ke cabang di kota lain. Meskipun perindustrian sudah sangat maju, masyarakat Jepang tidak meninggalkan mata pencaharian primer seperti pertanian dan perikanan. Selain itu ada juga banyak bisnis kecil seperti usaha milik keluarga, sanggar seni, restoran kecil, serta toko di lingkungan perumahan. Bisnis demikian acapkali merupakan bisnis keluarga yang diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi. Banyak ibu rumah tangga dan orang orang yang sudah pensiunan yang melakukan pekerjaan paruh waktu misalnya sebagai petugas kebersihan, penjaga toko, kasir dan sebagainya. Ada juga siswa SMA yang bekerja paruh waktu namun tidak banyak karena kesibukan sekolah. 2.4. Agama Di Jepang, kebebasan agama dijamin bagi semua orang berdasarkan Undang-Undang Dasar. Pasal 20 menyatakan bahwa tidak satupun organisasi agama dapat menerima hak istimewa dari negara, dan tidak satupun dapat mempunyai wewenang politik apapun. Tidak seorangpun dapat dipaksa mengambil bagian dalam kegiatan, perayaan, upacara, atau praktek agama. Negara dan instansinya harus membatasi diri tidak melakukan pendidikan agama dan kegiatan agama apapun. Agama yang terbesar di Jepang dewasa ini ialah agama Buddha, yang pada akhir tahun 1985 mempunyai 92 juta pemeluk. Agama Kristen juga bergiat, pada tahun 1985 di jepang terdapat 1,7 juta orang Kristen. Di antara agama-agama lain,
orang muslim berjumlah sekitar 155.000, termasuk orang bukan Jepang yang bermukim sementara di negeri ini. Agama asli Jepang ialah Shinto, yang berakar pada kepercayaan animis orang Jepang kuno. Shinto berkembang menjadi agama masyarakat dengan tempat pemujaan setempat untuk dewa-dewa rumah tangga, dan pada dewa-dewa pelindung setempat. Pahlawan dan pemimpin-pemimpin masyarakat yang terkemuka didewakan dari generasi ke generasi, dan arwah nenek moyang juga di sembah. Mitos mengenai asal keturunan dewa Keluarga Kaisar pernah menjadi salah satu prinsip dasar Shinto, dan pada awal abad kesembilanbelas, gerakan patriotik Shinto mulai maju. Setelah restorasi meiji pada tahun 1868, dan khususnya selama Perang Dunia II, Shinto diangkat oleh penguasa menjadi agama negara. Namun, berdasarkan Undang-Undang Dasar, peran Shinto tidak lagi diberi dukungan resmi ataupun hak khusus, walaupun masih memegang peran pada upacara penting dalam berbagai segi kehidupan Jepang. Shinto berdampingan dengan agama Buddha dan kadang-kadang bertumpang tindih dengan agama Buddha dalam pemikiran rakyat. Banyak orang Jepang dewasa ini mengikuti upacara Shinto pada pernikahan dan upacara agama Buddha bila meninggal. Agama Buddha mempunyai 84 juta orang pengikut di Jepang dan Shinto sekitar 92 juta. Angka-angka ini merupakan bukti dari kecenderungan orang Jepang memeluk lebih dari satu kepercayaan agama sekaligus. Agama Kristen masuk ke jepang pada tahun 1549 dibawa oleh pastor Jesuit spanyol dan disiarkan secara resmi pada tahun 1589. Larangan ini
kemudian dicabut dalam masa Meiji. Dewasa ini terdapat sekitar 840.000 orang Kristen Jepang, dengan jumlah yang seimbang antara Katolik dan Protestan. Akhir-akhir ini timbul berbagai bentuk baru seperti sekte-sekte buddhis (terutama dari garis Hokke, atau Lotus Sutra), dan sekte-sekte campuran yang memadukan Buddha dan Shinto.