BAB III METODE PENELITIAN. Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas, atau lazimnya dikenal dengan classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang difokuskan pada

BAB III METODE PENELITIAN. dengan Classroom Action Research. PTK merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai pembelajaran melalui model cooperative learning tipe

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pelajaran 2013/2014 selama 3 (tiga) bulan mulai dari bulan Juli sampai

BAB III METODE PENELITIAN. yang layak untuk melakukan PTK adalah guru di kelasnya sendiri. Lebih rinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga aktifitas dan hasil belajar

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian tindakan kelas (PTK) atau classroom

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. terkait dan berkesinambungan yaitu (1) Perencanaan (planning), (2)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. classroom action research Wardhani, dkk.( 2007: 1.3). Dalam setiap siklus

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 2 Sukoyoso

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas, atau disebut dengan Classroom Action Research (CAR).

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. diri dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja sebagai guru, sehingga hasil. saling terkait dan berkesinambungan, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN. yang lazim dikenal dengan classroom action research. Kunandar (2010: 46)

Prosedur penelitian dilaksanakan dengan menggunakan siklus-siklus

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan model pembelajaran AIR ( Auditory Intellectually

BAB III METODE PENELITIAN. keterbatasan waktu dana dan tenaga (Arikunto, 2006:104). Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. (Classroom Action Research), yaitu bentuk penelitian yang bersifat reflektif

III. METODE PENELITIAN. melakukan suatu perbaikan yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Dalam

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu siswa kelas V SD Negeri 01 Suka Agung Barat sebanyak 23 siswa

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas (PTK). Penulis

BAB III METODE PENELITIAN. bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat

BAB III METODE PENELITIAN. memperbaiki pekerjaannya, memahami pekerjaannya, serta memahami

BAB III METODELOGI PENELITIAN. memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi

BAB III METODE PENELITIAN. dimana tempat ini sekaligus tempat penulis melaksanakan tugas mengajar. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki

BAB III METODE PENULISAN

BAB III METODE PENELITIAN. perbaikan dalam berbagai aspek. Pada penelitian ini, peneliti menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Metode dalam penelitian ini adalah metode sosiodrama yaitu suatu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkapura ini menggunakan model cooperative learning Tipe TSTS dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan classroom action research, yaitu satu action research yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas (Classroom Action Research). Penelitian tindakan kelas adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dan pembelajaran secara aktif profesional dan merupakan penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research. Wardani (2007: 1.4)

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilakukan terhadap siswa kelas V SD Negeri 1

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, yaitu suatu Action Research yang dilakukan di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan terjemahan dari Classroom Action

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang difokuskan

BAB III METODE PENELITIAN. melakukan tindakan dengan dibantu oleh guru mitra yang bertugas sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. diungkapkan pada latar belakang, yaitu peneliti melakukan penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Lampung, selama 3 bulan mulai bulan Juli 2013 sampai dengan bulan

METODE PENELITIAN. Subjek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SDN 2

BAB III METODE PENELITIAN. Kelas (PTK) yang difokuskan pada situasi kelas atau yang dikenal dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dalam jangka waktu 4 bulan, dihitung dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode tindakan (action research) dengan penekanan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). PTK

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan jenis Penelitian Tindakan

BAB III METODE PENELITIAN. Tindakan kelas (PTK), artinya penelitian ini berbasis pada masalah di kelas

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dilalui, yaitu: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) observasi, dan (4)

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

BAB III METODE PENELITIAN. Metode adalah cara atau prosedur yang digunakan untuk menganalisa suatu. pada metode yang digunakan oleh penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Tahap-tahap

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan jenis penelitian tindakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. Classroom Action Research, Wardhani, dkk., (2007: 1.3), selain itu

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat bagi peneliti maupun pihak lain yang berkepentingan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal dengan Classroom

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan penelitian yang dilakukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom action research.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (Classroom

III. METODE PENELITIAN. adalah suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dikenal dengan Classroom Action Research. Menurut Arikunto (2007: 58)

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan kepada situasi kelas atau yang lazim dikenal dengan classroom. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan kelas ini dilaksanakan di kelas IV SDN Kali Awi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran.

BAB III METODE PENELITIAN. yang dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari tindakan-tindakan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang

BAB III METODE PENELITIAN. Tempat penelitian yang dipilih adalah SD Negeri 1 Gedong Air,

METODE PENELITIAN. Daryanto ( 2012: 1). Bagi mahasiswa terutama mereka yang mengambil

BAB III METODE PENELITIAN. lazim dikenal Classroom Action Research (Wardhani dkk, 2007: 13).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini termasuk dalam jenis

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dirancang dengan menggunakan metode penelitian tindakan

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian 1. Tempat penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Pakuan Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan.. 2. Subjek penelitian Subjek pada penelitian tindakan kelas ini adalah guru dan siswa kelas IV yang berjumlah 33 orang, yang terdiri dari 15 orang siswa laki-laki dan 18 orang siswa perempuan. 3. Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013-2014 yaitu dari bulan Juli 2013 sampai dengan bulan Oktober 2013. B. Faktor Yang Diteliti 1. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran 2. Peningkatan hasil belajar IPA siswa, yang diukur melalui tes dan di laksanakan di akhir siklus.

32 C. Data Penelitian Data dalam penelitian ini adalah : 1. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil obervasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung. 2. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh melalui tes dalam bentuk nilai (angka) hasil belajar. D. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, dan tes pada setiap akhir siklus. 1. Observasi Obsevasi dilakukan oleh sorang guru mitra. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan penyapuan setiap 10 menit selama proses pembelajaran. Data aktivitas di peroleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa menggunakan, Indikator yang diobservasi mencakup sebagai berikut: a. Memperhatikan penjelasan guru b. Bertanya /menjawab pertanyaan c. Memahami pemanfaatan alat peraga d. Mengerjakan LKS

33 2. Tes Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar/prestasi belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan metode pembelajaran examples non-examples. Tes diberikan setiap akhir siklus pembelajaran. E. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian yang digunakan adalah a. Lembar Observasi b. Lembar Tes. F. Teknik Analisis Data Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes pada setiap akhir siklus pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengganalisis data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut; 1. Data Kualitatif a. Menghitung jumlah check list ( ) pada lembar observasi berdasarkan indikator aktivitas siswa yang telah ditentukan. b. Menghitung jumlah check list ( ) untuk semua indikator aktivitas yang dilakukan oleh siswa. c. Menghitung persentase semua indikator aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Jika siswa melakukan lebih atau sama dengan 75% dan semua indikator aktivitas yang ditentukan dilakukan siswa secara aktif maka siswa dikategorikan aktif.

34 Indikator aktivitas siswa dinyatakan sebagai berikut : No Indikator Kategori 1 5 aktivitas Sangat Aktif 2 4 Aktivitas Aktif 3 3 Aktivitas Cukup Aktif 4 2 Aktivtas Kurang Aktif 5 1 Aktivitas Tidak Aktif Sumber: Diadopsi dari Muncarno (2001 : 126) 2. Data Kuantitatif a. Penilaian hasil belajar Nilai siswa diperoleh dengan persamaan Skor Perolehan (SP) NS = X 100 Skor Maksimal (SM) Keterangan : NS SP SM = Nilai skor yang dicari atau diharapkan = Skor mentah yang diperloleh siswa = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap (Sumber : adopsi dari Mulyasa, 2002: 16) Klasifikasi aktivitas siswa ditentukan sebagai berikut: No Interval Nilai (%) Tingkat Kemampuan 1 80,01 % - 100 % Sangat Tinggi (ST) 2 60,01 % 80,00 % Tinggi (T) 3 40,01 % 60,00 % Sedang (S) 4 20,01 % 40,00 % Rendah (R) 5 0,00 % - 20,00 % Sangat Rendah (SR) (Sumber: adopsi dari Purwanto, 2006: 102)

35 b. Penilaian ketuntasan belajar Dalam penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar individual didapat dari KKM mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu siswa dinyatakan tuntas dalam belajarnya jika telah mendapatkan nilai 60, sedangkan di bawah 60 dinyatakan belum tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar menyeluruh. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal menggunakan persamaan: Siswa Tuntas (ST) NP = X 100% Seluruh Siswa (SS) Keterangan : NP ST SS = Nilai persentase yang dicari atau diharapkan = Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar = Jumlah seluruh siswa dalam satu kelas 100% = Bilangan pengali tetap (Sumber : adopsi dari Mulyasa, 2002: 16) G. Pelaksanaan Tindakan Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam siklus, yakni dilaksanakan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan ( planning), tahap pelaksanaan tindakan ( acting), tahap pengamatan (observasing), dan tahap refleksi berdasarkan hasil pengamatan (reflecting), Keempat tahap dalam penelitian tersebut adalah unsur yang

36 membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula (dalam Arikunto, 2008: 16). SIKLUS I Merencanakan SIKLUS II Merencanakan selanjutnya Dst Melakukan Tindakan Melakukan Tindakan Observasi Observasi Refleksi Refleksi Gambar 1. Alur PTK Model Lewin menurut Elliot (Wiraatmadja, 2007: 67) Dalam pembelajaran siswa menggunakan alat peraga sebagai media pembantu untuk menjawab LKS. 1. Siklus I Materi siklus I adalah Hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dan fungsinya dan memelihara kesehatan kerangka tubuh. Materi ini diberikan dalam dua pertemuan, tahap-tahap yang dilakukan adalah : a. Perencanaan 1) Mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan teman sejawat atau guru mitra. 2) Membuat perangkat pembelajaran.

37 3) Menyiapkan lembar catatan lapangan serta menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai penunjang aktivitas dan hasil belajar sesuai dengan materi yang diberikan 4) Menyiapkan perangkat tes b. Pelaksanaan 1) Pertemuan pertama (2x35 menit) Kompetensi dasar : Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. Indikator : Mendiskripsikan hubungan antara struktur kerangka tubuh manusia dengan fungsinya. a) Kegiatan awal 1) Apersepsi dan aktivitas 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti 1) Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar makhluk hidup.. 2) Menjelaskan macam-macam organ tubuh. 3) Siswa mengerjakan Lembar Kerja yang diberikan oleh guru. 4) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. 5) Guru menyempurnakan dan menyimpulkan hasil kerja siswa.

38 c) Kegiatan akhir 1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan. 3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi. 4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya di rumah. 2) Pertemuan kedua (2x35 menit) Kompetensi dasar : Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. Indikator : Menerapkan cara memelihara kesehatan kerangka tubuh. a) Kegiatan awal 1) Apersepsi dan aktivitas 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti 1) Menjelaskan bagaimana cara memelihara kesehatan kerangka tubuh.

39 2) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. 3) Setiap siswa menyampaikan hasil kerjanya. 4) Guru menyempurnakan hasil kerja siswa. c) Kegiatan akhir 1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan. 3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi. 4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya dirumah. c. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan refleksi berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahannya. Kecenderungan yang terjadi di analisis sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Keberhasilan yang diperoleh lebih ditingkatkan dan kelemahan yang diperbaiki.

40 2. Siklus II Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan refleksi siklus I. Materi siklus II struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya. Materi ini ditentukan dalam dua pertemuan. Tahap yang dilakukan pada siklus ini adalah: a. Perencanaan 1) Mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan teman sejawat atau guru mitra. 2) Membuat perangkat pembelajaran. 3) Menyiapkan lembar catatan lapangan serta menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai penunjang aktivitas dan hasil belajar sesuai dengan materi yang diberikan. b. Pelaksanaan 1) Pertemuan pertama (2x35 menit) Kompetensi dasar : Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya Indikator : Mendiskripsikan hubungan antar struktur panca indera dengan fungsinya. a) Kegiatan awal 1) Apersepsi dan aktivitas 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

41 b) Kegiatan inti 1) Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang panca indera. 2) Siswa mengerjakan Lembar Kerja yang diberikan oleh guru. 3) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya. 4) Guru menyempurnakan dan menyimpulkan hasil kerja siswa. c) Kegiatan akhir 1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan. 3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi. 4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya dirumah. 2) Pertemuan kedua (2x35 menit) Kompetensi dasar : Memahami hubungan antara struktur organ tubuh manusia dengan fungsinya, serta pemeliharaannya Indikator : Menerapkan cara memelihara kesehatan panca indera.

42 a) Kegiatan awal 1) Apersepsi dan aktivitas 2) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti 1) Mengingatkan kembali tentang pentingnya panca indera. 2) Guru memberikan lembar kerja siswa yang diberikan siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas. 3) Setiap siswa menyampaikan hasil kerjanya. 4) Guru menyempurnakan hasil kerja siswa. c) Kegiatan akhir 1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran. 2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan. 3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi. 4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya dirumah. c. Refleksi Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan refleksi berguna untuk

43 mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahannya. Kecenderungan yang terjadi di analisis sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Keberhasilan yang diperoleh lebih ditingkatkan dan kelemahan yang diperbaiki. Kriteria keberhasilan didasarkan kepada pencapaian SK dan KD dengan memberdayakan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah dan pengetahuan sendiri yang difasilitasi sendiri oleh guru. Sehingga dengan belajar IPA, siswa dapat mempelajari dan memahami lebih mendalam tentang diri sendiri dan alam sekitar, serta mampu mengembangkan lebih lanjut dengan menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari secara ilmiah. Selain itu juga diharapkan siswa mempunyai pengalaman belajar yang cukup untuk merancang dan membuat suatu karya melalui penerapan konsep IPA dan kompetisi bekerja ilmiah secara bijaksana, agar tidak berdampak buruk pada lingkungan. Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan kelas secara umum menitik-beratkan pada dua aspek, yaitu aspek proses dan aspek produk yang berkuallitas. 1. Aspek Proses Pembelajaran Hal-hal yang akan ditelaah pada aspek ini adalah pencatatan tentang langkah-langkah dalam pembelajaran, yang meliputi: a) Aktivitas siswa, yaitu kegiatan belajar siswa selama pembelajaran berlangsung, kendala-kendala yang dihadapi siswa, interaksi antar siswa dan interaksi antar siswa dan guru.

44 b) Aktivitas guru, yaitu semua kegitan guru dalam pembelajaran, mulai dari perencanaan sampai pada akhir proses pembelajaran. 2. Aspek Produk yang Berkualitas Aspek ini meliputi peningkatan kemampuan siswa dalam belajar IPA khususnya pada materi makhluk hidup. Data yang diambil berupa latihan tugas-tugas yang diberikan, serta aktivitas siswa baik secara individu maupun kelompok. Nilai KKM yang harus ditempuh siswa adalah 60,0 untuk mata pelajaran IPA. Apabila sejumlah siswa yang mendapat nilai melebihi KKM mencapai 75%, maka proses pembelajaran IPA dianggap berhasil tetapi jika jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM kurang dari 75%, maka proses pembelajaran dianggap gagal dan harus dilakukan perbaikan untuk menuju siklus ke dua dan seterusnya. Penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas, maka pendekatannya yang utama dilakukan peneliti adalah kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, analisis dan penafsiran data merupakan proses yang tidak dapat dipisahkan. Oleh karena itu, dalam penelitian ini analisis dan penafsiranya dilakukan secara terus menerus sampai berhasil menemukan pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Pakuan Ratu Kecamatan Pakuan Ratu Kabupaten Way Kanan. Indikatornya adalah meningkatnya aktivitas belajar siswa serta minimal 75 % dari seluruh siswa telah mencapai tuntas belajar dengan KKM 60.

45 H. Indikator Keberhasilan Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran sekurang-kurangnya 75% berperan aktif dalam pembelajaran dengan metode examples non examples, dan minimal 75% dari seluruh siswa telah mencapai prestasi belajar/kkm 60.