BAB I PENDAHULUAN. keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada. penyampaiannya laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diterima auditor atas jasa audit yang diberikan terhadap laporan keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan juga meningkat. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)

BAB I PENDAHULUAN. Besarnya fee audit yang ditetapkan oleh kantor akuntan publik merupakan. memihak, perusahaan menggunakan jasa akuntan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia saat ini sudah banyak perusahaan-perusahaan yang semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Laporan keuangan merupakan sasaran utama bagi seorang auditor

BAB I PENDAHULUAN. dikelompokkan di setiap akhir periode akuntansi perusahaan dan akhirnya menjadi sebuah

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian setiap negara. Tidak sedikit kegiatan perekonomian terutama di

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang relevan dan reliabel bisa kita dapatkan. informasi yang sudah ditetapkan harus dilakukan oleh pihak yang independen

: Tabel Distribusi Kuesioner pada KAP di Jakarta dan Tangerang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum auditing adalah suatu proses sistemik untuk memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan yang dilakukan oleh pihak luar sangat diperlukan, khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai perusahaan go public. Sehingga perkembangan perusahaan go

BAB 1 PENDAHULUAN. mempengaruhi pandangan masyarakat terhadap kualitas audit yang dihasilkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN Free Trade Area (AFTA) 2015 telah berlangsung. AFTA merupakan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Dengan terbentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun 2015,

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan sebagai suatu gambaran prestasi kerja mereka. Laporan ini

BAB I PENDAHULUAN. stabil dan menunjukkan perubahan positif dan signifikan, maka perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Laporan keuangan menurut PSAK no.1 revisi 2009 (IAI, 2012) adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi didefinisikan sebagai seni untuk mengumpulkan, kinerja keuangan suatu entitas. Laporan keuangan perusahaan disusun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kantor akuntan publik merupakan sebuah organisasi yang bergerak di bidang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 1.2 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dianggap sangat

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan audit yang dapat diandalkan (Kurnia, dkk, 2014). Profesi

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Obyek/Subyek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Era yang semakin maju mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak yang berkepentingan seperti investor, karyawan, kreditur, pemerintah serta

BAB I PENDAHULUAN. bisnis. Agar tetap bertahan dalam persaingan bisnis yang semakin tinggi para

BAB I PENDAHULUAN. kinerja perusahaan dalam suatu periode tertentu. Tujuan dari laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. sebelum para pengambil kebijakan mengambil keputusan. Auditor menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan yang belum atau tidak diaudit. keuangan yang terjadi akhir-akhir ini. Singgih dan Bawono (2010) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan pemakai laporan keuangan mengharapkan agar auditor dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memberikan penilaian atas kewajaran dari laporan keuangan. khususnya, memperoleh infomasi keuangan yang andal sebagai dasar

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik merupakan salah satu profesi yang dipercayai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan Pemerintah No. 64 Tahun 1999 menyatakan bahwa untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dan kompetitif, bukan hanya dengan perusahaan dalam negeri namun dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi ini dunia bisnis sudah tidak asing lagi bagi para pelaku

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan perlu dijaga dan hal itu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi memiliki dua fungsi dasar yang saling melengkapi, yaitu : untuk

BAB I PENDAHULUAN. atas kinerja perusahaan melalui pemeriksaan laporan keuangan. Laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. lain: pemilik (principal), investor, kreditur, lembaga keuangan pemerintah dimana

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan masing-masing. Pengertian laporan keuangan menurut Pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan usaha atau disebut going concern. Dalam menyusun laporan

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan adalah relevan (relevance) dan dapat diandalkan (reliable). Kedua

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat terutama dalam bidang audit terhadap laporan keuangan yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. pemegang saham yang berisi tentang informasi akuntansi yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2009:1). Tujuan laporan keuangan menurut Ikatan

BAB I PENDAHULUAN. tentang keadaan perusahaan. Hassan & Ahmed (2012) menyatakan bahwa laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. untuk mengaudit laporan keuangan perusahaan. Selain digunakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah jasa auditor. Profesi akuntan publik bertanggungjawab untuk menaikkan

BAB I PENDAHULUAN. Audit dapat dikatakan suatu proses untuk mengurangi ketidakselarasan

BAB I PENDAHULUAN. kode etik profesi. Snoeyenbos et al. (1983) telah menggambarkan ini sebagai

PENGARUH KUALITAS AUDITOR, INDEPENDENSI DAN OPINI AUDITOR TERHADAP KUALITAS LAPORAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. yaitu investor, kreditor dan pemerintah membutuhkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. maupun eksternal perusahaan. Menurut Financial Accounting Standards

BAB 1 PENDAHULUAN. kuantitatif tentang posisi keuangan serta hasil yang dicapai dalam periode berjalan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Audit adalah jasa profesi yang dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik dan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan Go Public adalah perusahaan terbuka yang melakukan kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara maka akan semakin kompleks masalah bisnis yang terjadi. Oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. Akuntan Publik (SPAP), SA Seksi 431 (2001: 431.1), disebutkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. menentukan atau menilai posisi dan kegiatan keuangan dari suatu perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai perusahaan yang sudah Go public, perusahaan tentunya

BAB 1 PENDAHULUAN. laporan keuangan dimana profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan digunakan untuk menjamin kelangsungan hidup perusahaan dan

BAB I PENDAHULUAN. badan usaha yang besar dimana para pemilik atau penanam modalnya sudah

keberlangsungan suatu perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan go public. Peningkatan jumlah perusahaan go public diikuti dengan tingginya

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan organisasi formal yang beroperasi dengan menjual atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Salah satu manfaat dari jasa akuntan publik yaitu memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Profesi akuntan publik dikenal oleh masyarakat dari jasa audit yang

BAB I. Pendahuluan. Laporan keuangan merupakan salah satu media terpenting dalam. perusahaan, investor, kreditur, pemerintah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. dalam laporan keuangan (Mulyadi, 2002: 2). Kepercayaan yang besar dari

BAB I PENDAHULUAN. yang akurat dan dapat dipercaya untuk pengambilan keputusan. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan semakin meningkat. Perusahaan go public diwajibkan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bergantung kepada kepercayaan publik. Masyarakat mengharapkan penilaian yang

BAB I PENDAHULUAN. informasi keuangan yang merugikan pihak-pihak yang berkepentingan. Padahal laporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian (

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan atau para stakeholder.

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan sumber dana yang akan digunakan untuk

BAB IV HASIL DAN ANALISIS DATA. keakuratan data dan penyimpangan pada data tersebut. Untuk variabel dummy (KAP. Tabel 4.1 Statistik Deskriptif

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Raymond (2014) tipe

BAB I PENDAHULUAN. keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih dapat

Abstrak. Kata Kunci: audit tenure, audit fee, rotasi auditor, spesialisasi auditor, umur publikasi perusahaan, kualitas audit.

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

PENDAHULUAN. Dengan dibentuknya ASEAN Economic Community (AEC) pada tahun karena AEC mensyaratkan adanya penghapusan aturan-aturan yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan yang telah diaudit oleh akuntan publik kewajarannya lebih

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Laporan keuangan merupakan salah satu informasi yang didapatkan dari suatu perusahaan. Perusahaan membuat laporan keuangan guna untuk memberikan informasi bagi pihak internal maupun eksternal tentang keadaan kondisi perusahaan terhadap laporan neraca, laporan arus kas, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas serta catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan dapat mempengaruhi pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada penyampaiannya laporan keuangan yang disampaikan oleh perusahaan harus menunjukkan informasi yang benar, jujur, akurat dan bebas dari tindakan atau kegiatan pemanipulasian angka-angka akuntansi. Manajer memiliki informasi menyeluruh terhadap kinerja perusahaan yang kemudian disajikan dalam bentuk laporan keuangan dan dilaporkan kepada pemilik perusahaan serta pihak eksternal seperti investor, kreditur dan masyarakat umum. Manajer pada perusahaan berperan sebagai agent yang mempunyai tanggungjawab untuk mengelola dan melaporkan aktivitas perusahaan kepada stakeholder. Stakeholder mempunyai peran sebagai principals, pemilik perusahaan atau yang menunjuk dan memberikan kepercayaan manajer untuk menjalankan perusahaan. Manajer tidak secara langsung 1

2 diawasi oleh stakeholder dalam menjalankan perusahaan, sehingga dapat terjadi kemungkinan manajer melakukan manipulasi laporan keuangan. Stakeholder pun tidak menginginkan terjadinya manipulasi laporan keuangan yang disengaja untuk keuntungan pribadi bagi manajer, maka kegiatan audit mempunyai peran penting untuk mengawasi hubungan antara manajer dan stakeholder. Proses audit pada perusahaan memerlukan jasa dari akuntan publik guna untuk memeriksa laporan keuangan. Akuntan publik yang memberikan jasa audit untuk memeriksa laporan keuangan perusahan adalah auditor eksternal. Menurut Mulyadi (2010) menyatakan auditor independen adalah auditor profesional yang menyediakan jasanya kepada masayarakat umum, terutama ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para pemakai informasi keuangan: kreditur, investor, dan instansi pemerintah (terutama instansi pajak). Dalam SA Seksi 110 (PSA 02) yang mengatur tentang Tanggung Jawab dan Fungsi Auditor Independen yang berkaitan dengan proses laporan keuangan perusahaan. Tujuan audit atas laporan keuangan oleh auditor independen pada umumnya adalah untuk menyatakan pendapat tentang kewajaran, dalam semua hal yang material, posisi keuangan, hasil usaha, perubahan ekutitas, dan arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Auditor eksternal merupakan salah satu pihak eksternal dari perusahaan. Perusahaan menggunakan jasa dari auditor untuk memberikan opini pada laporan keuangan dengan wajar. Perusahaan yang telah

3 menggunakan jasa dari auditor ekstenal akan mengeluarkan biaya untuk membayar jasa auditor eksternal. Terkait honorarium auditor eksternal telah dijelaskan dalam Kode Etik Akuntan Publik tahun 1986 Bab VII pasal 20 yang menyebutkan bahwa seorang akuntan publik berhak menerima honorarium untuk kemahiran pengetahuan yang ia berikan kepada pekerjaan profesional. Honorarium kepada akuntan publik atau auditor eksternal sering dikenal dengan istilah fee. Menurut Rimawati (2011) dalam Hapsari (2013), semakin besar jasa audit yang dilaksanakan oleh auditor eksternal, maka semakin besar fee yang akan diberikan oleh klien, dan indikasi berkurangnya independensi auditor semakin tinggi. Adapun kasus yang terjadi pada berkurangnya independensi auditor eksternal yaitu terjadi pada Kantor Akuntan Publik Arthur Andersen, yang mengaudit laporan keuangan perusahaan Enron. Kasus tersebut lebih dikenal dengan disebut kasus Enron. Penyebab pada kasus Enron, yaitu Arthur Andersen selaku auditor eksternal berperan juga sebagai auditor internal pada perusahaan Enron serta fee yang diberikan kepada Arthur Endersen melebihi fee yang seharusnya diterima oleh auditor eksternal. Pada November 2013 terkait isu fee audit di Indonesia, Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) mengusulkan kepada Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk menaikkan fee audit dana kampanye Pemilu 2014. Audit dana kampanye 2014 mengharuskan akuntan publik melakukan dua pekerjaan yaitu Agreed Upon Prosedur (AUP) dan malakukan audit

4 kepatuhan. Dua pekerjaan audit itu membutuhkan waktu dan biaya operasional akuntan publik meningkat dibandingkan dengan pemilu 2009 yang hanya mengaudit Agreed Upon Prosedur (AUP). Sementara pada saat itu KPU menetapkan fee audit sama dengan audit Pemilu tahun 2009 (Sumber: akuntanonline.com). Seharusnya dengan bertambahnya pekerjaan audit atau dengan adanya kompleksitas dalam proses audit maka akan meningkatkan fee audit yang diterima oleh auditor eksternal. Menurut Gatot dalam Aryani (2011), pasar audit di Indonesia sangat ketat dan tidak hanya didominasi oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar menjadi big four saja. Pasar audit di Indonesia juga masih bersifat cost focus dibandingkan brand/quality focus. Hal tersebut berarti bahwa perusahaan-perusahaan di Indonesia kebanyakan masih mempertimbangkan pemilihan Kantor Akuntan Publik (KAP) melalui fee audit daripada kualitas ataupun nama KAP. Indonesia memiliki Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) yang mengeluarkan kebijakan dan aturan terkait akuntan publik. IAPI mengeluarkan surat keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang kebijakan penentuan fee audit, panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktik sebagai akuntan publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa profesional yang diberikan dari kliennya. Ketentuan tersebut berlaku hingga sekarang, tetapi hingga saat ini pihak IAPI mengatakan bahwa surat keputusan No.

5 KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang kebijakan Penentuan fee audit belum dapat dilaksanakan dengan maksimal mungkin dan perlunya revisi terhadap kebijakan tersebut. Selain dengan adanya kebjikan dalam penentuan fee audit ada faktor-faktor lain yang ada pada suatu perusahaan dapat mempengaruhi besar kecilnya pemberian fee kepada akuntan publik. Fungsi audit internal secara tradisional dirancang untuk melindungi aset perusahaan dan membantu dalam memberikan informasi akuntansi yang dapat diandalkan untuk pengambilan keputusan pihak manajemen (Gay dan Simnett dalam Singh dan Newby, 2009). Dalam menjalankan tugasnya, auditor eksternal dan auditor internal memiliki pertanggungjawaban, sasaran, dan kualifikasi, serta tugas dalam aktivitas yang berbeda, tetapi keduanya memiliki kepentingan bersama untuk menuntut adanya koordinasi untuk kepentingan perusahaan. Jika tidak ada koordinasi yang baik diantara auditor eksternal dan auditor internal, maka akan terjadi tumpang tindih dan duplikasi yang tidak perlukan, sehingga akan mempertinggi fee audit dan membuat rumit pertanggungjawaban audit (Sawyer et al dalam Hapsari dan Laksito 2013). Penelitian Hapsari dan Laksito (2013) menunjukkan bahwa fungsi audit internal memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap fee auditor eksternal. Fungsi audit internal yang ada pada perusahaan akan menambah kompleksitas pekerjaan auditor eksternal karena tanggung jawab auditor eksternal semakin besar dalam hal menilai kompetensi dan objektivitas, serta menentukan relevansi dari pekerjaan auditor internal

6 yang berhubungan dengan struktur kontrol internal dan pengaruhnya terhadap laporan keuangan atau terhadap potensi salah saji dari laporan keuangan. Hazmi dan Sudarno (2013) menyatakan bahwa fungsi audit internal berpengaruh positif dan signifikan terhadap fee audit. Penelitian sebelumnya didukung oleh Goodwin-Stewart dan Kent (2006) mengatakan bahwa penggunaan audit internal mempunyai hubungan dengan fee audit eksternal yang lebih tinggi. Namun berbeda dengan penelitian Wibowo dan Rohman (2013), Nugrahani dan Sabeni (2013) serta Widiasari dan Prabowo (2008) yang mengatakan bahwa fungsi audit internal tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap fee audit. Kompleksitas menjadi faktor yang dapat mempengaruhi fee audit. Perusahaan yang memiliki anak perusahaan maka akan mempunyai kompleksitas yang rumit. Menurut Beams dalam Septianingrum (2014) menyatakan perusahaan yang memiliki jumlah anak perusahaan yang banyak di dalam negeri maka transaksi yang dilakukan perusahaan tersebut akan semakin rumit karena perlu membuat laporan konsolidasi, sedangkan perusahaan yang memiliki anak perusahaan diluar negeri juga akan memiliki transaksi yang semakin rumit karena perlu membuat laporan remeasurement dan atau membuat laporan translasi. Setelah proses pembuatan lapotan remeasurement dan atau laporan translasi maka akan dibuat laporan konsolidasi oleh perusahaan yang diaudit. Jumlah anak perusahaan yang dimiliki oleh perusahaan yang terdaftar di Bursa

7 Efek Indonesia (BEI) akan mempengaruhi besar dan kecilnya penetapan fee audit eksternal (Septianingrum, 2014). Kompleksitas pada perusahaan semakin tinggi maka akan meningkatkan waktu proses audit yang dibutuhkan oleh auditor semakin lama atau banyak sehingga akan mempengaruhi jumlah fee audit yang diberikan perusahaan kepada auditor eksternal. Penelitian terkait kompleksitas perusahaan telah diteliti oleh Hassan dan Naser (2013) mengatakan bahwa pada faktor penentu fee audit dalam penelitiannya, kompleksitas usaha menjadi faktor yang paling mempengaruhi fee audit. Penelitian terkait kompleksitas dilakukan juga oleh penelitian Siregar dan Lestari (2015) yang mengatakan bahwa kompleksitas entitas mempunyai pengaruh terhadap fee audit karena kompleksitas entitas berhubungan dengan banyaknya waktu dan pekerjaan tambahan auditor untuk memeriksa laporan keuangan yang menyebabkan tingginya fee audit yang dibayarkan. Namun, penelitian Ardianingsih (2013), Soyemi dan Kolawole (2013) serta Rusmanto dan Waworuntu (2015) menunjukkan hasil yang berbeda, penelitian tersebut mengatakan bahwa kompleksitas tidak mempunyai pengaruh terhadap fee audit. Faktor selanjutnya yang menyebabkan fee audit dapat dipengaruhi adalah ukuran perusahaan. Ukuran perusahan menjadi salah satu indikator pengukur dari suatu perusahaan. Auditor eksternal akan memperhatikan terlebih dahulu ukuran perusahaan yang akan diauditnya guna untuk menentukan fee yang akan dibayarkan oleh perusahaan. Semakin besar

8 ukuran perusahaan maka jumlah bukti yang harus dikumpulkan pun akan semakin banyak sehingga memerlukan prosedur audit tambahan dan secara otomatis waktu yang diperlukan untuk melakukan audit akan semakin banyak yang pada gilirannya akan berpengaruh pada fee audit yang lebih besar (Wibowo, 2012). Hassan dan Naser (2013) mengatakan bahwa pada faktor penentu fee audit dalam penelitiannya, ukuran perusahaan menjadi faktor yang paling mempengaruhi fee audit. Penelitian Siregar dan Lestari (2015) juga mengatakan bahwa ukuran perusahaan mempengaruhi fee audit. Tetapi pada penelitian yang dilakukan oleh Ferdiano, dkk (2015) membuktikan bahwa ukuran perusahaan tidak berpengaruh terhadap pergantian auditor yang menyebabkan tidak adanya pengaruh ukuran perusahaan terhadap biaya audit. Penelitian ini merupakan relipikasi modifikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Hassan dan Naser (2013) mengenai Determinants of Audit Fees: Evidence from an Emerging Economy. Persamaan dengan penelitian Hassan dan Naser (2013) yaitu penggunaan variabel ukuran perusahaan dan kompleksitas serta variabel dependen fee audit. Perbedaan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hassan dan Naser (2013), yaitu adanya penambahan variabel fungsi audit internal. Penelitian ini akan menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2013 sampai dengan 2015 sebagai objek penelitian. Penelitian ini dilaksanakan karena

9 terjadinya research gap dari penelitian-penelitian sebelumnya yang memberikan hasil yang berbeda-beda pada faktor yang mempengaruhi fee audit. Dari uraian diatas peneliti tertarik untuk meneliti Pengaruh Fungsi Audit Internal, Kompleksitas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Fee Audit. Motivasi dari penelitian ini dikarenakan tidak ada konsistensi dalam hasil penelitian terkait fee audit dengan menujukkan yang hasil berbeda antara peneliti satu dengan peneliti lainnya. Serta belum adanya keterbukaan pengungkapan pemberian fee audit oleh perusahaan dalam laporan keuangan. B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang hendak diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah Fungsi Audit Internal berpengaruh terhadap Fee Audit? 2. Apakah Kompleksitas berpengaruh terhadap Fee Audit? 3. Apakah Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Fee Audit? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mengetahui pengaruh dari Fungsi Audit Internal terhadap terhadap Fee Audit. 2. Mengetahui pengaruh dari Kompleksitas terhadap Fee Audit. 3. Mengetahui pengaruh dari Ukuran Perusahan terhadap Fee Audit.

10 D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat untuk Bidang Teoritis Penelitian ini diharapkan akan memberikan kontribusi tambahan bagi pengembangan teori perilaku di dalam literatur akuntansi yang menyangkut faktor- faktor dalam mempengaruhi fee audit dalam lingkungan Auditing. Penelitian ini pun dapat bermanfaat sebagai bahan referensi penelitian selanjutnya dan pembanding untuk menambah ilmu pengetahuan terkait Auditing khususnya fee audit. 2. Manfaat untuk Bidang Praktik Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan baru, pengetahuan, pengertian dan pemahaman lebih mendalam bagi para praktisi akuntansi dan auditor ekstenal maupun akuntan profesional tentang hubungan antara fungsi audit internal, kompleksitas dan ukuran perusahaan dengan fee audit.