NASKAH PUBLIKASI PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

dokumen-dokumen yang mirip
: THERESYA GATRA STERI

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI PERAN MEDIA VISUAL

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN TIDAK DIINGINKAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA 1 PUNDONG BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI USIA DINI TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS V SD MUHAMMADIYAH KOTA YOGYAKARTA TAHUN 2012

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP SEKS PRANIKAH SISWA DI SMAN 1 SEMIN GUNUNGKIDUL YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : RINI INDARTI PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK JENJANG DIPLOMA IV SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG HIV/AIDS PADA REMAJA SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011

NASKAH PUBLIKASI TRI NURIKA Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk yang

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP REMAJA PUTRI KELAS XI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI DI SMA NEGERI 1 TANGEN KAB.

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN TENTANG MENARCHE

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG DAMPAK PERNIKAHAN DINI PADA KESEHATAN REPRODUKSI DI TASIKMALAYA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG MENSTRUASI MELALUI PEER GROUP TERHADAP KESIAPAN MENARCHE SISWI SD MUHAMMADIYAH PURWODININGRATAN 2 YOGYAKARTA

Diyah Paramita Nugraha 1, Mujahidatul Musfiroh 2, M. Nur Dewi 2 INTISARI

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERSEPSI TENTANG PERNIKAHAN DINI PADA SISWA KELAS X DI SMK N 1 SEWON KABUPATEN BANTUL DIY

Nurul Fatimah, Isy Royhanaty, Sawitry Pasca Sarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, STIKES Karya Husada Semarang

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN MELALUI SMALL GROUP DISCUSSION

Dewi Puspitaningrum 1), Siti Istiana 2)

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Astrid Rusmanindar

PENGARUH PENDIDIKAN SEKSUAL TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA KELAS X TENTANG KEHAMILAN DI LUAR NIKAH DI SMA NEGERI 1 LUMBUNG KABUPATEN CIAMIS

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA DI SMK PIRI 3 YOGYAKARTA 2012

PENGARUH PENYULUHAN PENCEGAHAN HIV/AIDS TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA DI SMA MA ARIF KOTA YOGYAKARTA

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume 8, No. 1, Februari 2012

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. atau remaja awal (Monks, 2006). Masa pra pubertas ini memiliki banyak potensi

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TENTANG SEX EDUCATION

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : KIKI RIZKI ANANDA

METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu (quasi-experiment) pelatihan-pelatihan lainnya (Notoatmodjo, 2005).

PENGARUH PENYULUHAN MANFAAT POSYANDU TERHADAP SIKAP IBU BALITA TENTANG POSYANDU DI DUSUN NGANGKRIK SLEMAN TAHUN 2015 NASKAH PUBLIKASI

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Alma Ata Yogyakarta Jalan Ringroad Barat Daya No 1 Tamantirto, Kasihan, Bantul, Yogyakarta 2

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN HIV/AIDS TERHADAP SIKAP SEKSUAL REMAJA KELAS II DI SMA NEGERI 1 SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

Pengaruh Promosi Kesehatan Tentang HIV/AIDS Terhadap Tingkat Pengetahuan Remaja

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB III METODE PENELITIAN. (Quasi Experiment). Rancangan yang digunakan adalah One Group Design. Kelompok Eksperimen 01 X 02

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PUBERTAS PADA REMAJA DI SMP TAMAN DEWASA JETIS YOGYAKARTA TAHUN 2010

KARYA TULIS ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS AISYIYAH YOGYAKARTA 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN DENGAN AUDIOVISUAL TENTANG HIV/AIDS TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA KELAS X SMK N 1 BANTUL NASKAH PUBLIKASI

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA SMK TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMK MUHAMMADIYAH 3 GEMOLONG KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH PENYULUHAN KANKER SERVIKS TERHADAP MINAT PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) DI DUSUN SUKOHARJO SEDAYU BANTUL YOGYAKARTA

PENGARUH PENDIDIKAN SEKS TERHADAP PENGETAHUAN REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA NEGERI RONGKOP GUNUNG KIDUL TAHUN 2012

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PERILAKU PENANGANAN SINDROM PRA HAID PADA SISWI KELAS XI DI MADRASAH ALIYAH NEGERI YOGYAKARTA II TAHUN 2014

STUDI EKSPERIMEN PENGGUNAAN MEDIA LEAFLET DAN VIDEO BAHAYA MEROKOK PADA REMAJA

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE

PENGARUH PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN PADA SISWA DI SMK PUTRA SAMODERA YOGYAKARTA 2013

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Asti Listyani PROGRAM

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SYAMSUR RIJAL

(The Influence of Based Inquiry Learning Model Type of Guided Inquiry to The Students Learning Achievement on Ecosystem) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

ELSA PERNANDA UTARI NIM I

Maria Ulfa dan Ika Agustina STIKes Patria Husada Blitar

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : SURYATI

Disusun Oleh : Henni Nunung Vitasari

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : Nama Mahasiswa : Sri Setiyo Ningrum NIM :

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG DIARE TERHADAP PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS GAMPING 1 SLEMAN YOGYAKARTA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : NUR ALIEF MAHMUDAH

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP SIKAP TENTANG KEHAMILAN DINI PADA REMAJA KELAS VIII DI SMP N 1 SAPURAN KABUPATEN WONOSOBO

BAB I PENDAHULUAN. menarche sampai menopause. Permasalahan dalam kesehatan reproduksi

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN MOTIVASI UNTUK BERHENTI MEROKOK PADA SISWA KELAS VII DAN VIII SMP PGRI KASIHAN BANTUL

BAB I PENDAHULUAN. penduduk muda yaitu umur tahun. Menurut Badan Pusat Statistik DIY

PENGARUH PENGETAHUAN REMAJA TENTANG VULVA HYGIENE

Perbandingan pengaruh promosi kesehatan menggunakan media audio dengan media audio-visual terhadap perilaku kesehatan gigi dan mulut siswa SD

PENGARUH INTERVENSI PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI

PERBEDAAN PENGETAHUAN REMAJA SEBELUM DAN SETELAH DILAKUKAN PENYULUHAN TENTANG ABORSI DI SMPN 1 MULAWARMAN BANJARMASIN ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN SIKAP SISWA SMP TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DI SMP YANG MENERAPKAN PIK-R DAN TIDAK MENERAPKAN PIK-R

Jurnal Obstretika Scientia ISSN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN SEKSUAL PRANIKAH DENGAN PERILAKU SEKSUAL

PENGARUH PENYULUHAN TENTANG MENOPAUSE TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI MENOPAUSE PADA IBU PREMENOPAUSE DI DUSUN PANDES, BANTUL, YOGYAKARTA TAHUN 2011

PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Starta I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKS PRANIKAH REMAJA DI SMA N 1 KRETEK BANTUL YOGYAKARTA

EFEKTIVITAS LAYANAN INFORMASI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 PUNCU TAHUN AJARAN 2016/2017

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP SIKAP MENGENAI SEKS PRANIKAH PADA SISWA-SISWI KELAS X JURUSAN KIMIA INDUSTRI SMK N 1 PANJATAN KULON PROGO

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Sariyani, Purwati Kuswarini, Diana Hernawati ABSTRACT

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI TUNAGRAHITA DI SLB N 2 YOGYAKARTA

(Submited : 16 April 2017, Accepted : 28 April 2017) Dewi Nurhanifah

PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI SMA MUHAMMADIYAH 4 KARTASURA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENYULUHAN KELOMPOK TERHADAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) TATANAN SEKOLAH PADA SISWA KELAS V SDN SRIBITAN KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA

Muhammadiyah Semarang Kedung Mundu 50727, Semarang, Indonesia. 2. Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan, Universitas Muhammadiyah

Hubungan Penyuluhan Bahaya Merokok dengan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Bahaya Merokok di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEHAMILAN PADA REMAJA PUTRI DI SMK N 1 PUNDONG BANTUL TAHUN 2017

PENGARUH PENYULUHAN MENARCHE TERHADAP TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE SISWI KELAS V DAN VI DI SD NEGERI BERBAH 1 SLEMAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE QUESTION STUDENT HAVE (QSH) PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 5 TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH KONSELING KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP SEKSUAL REMAJA (STUDI DI SMAN 1 MARGAHAYU BANDUNG

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN OLEH PEER EDUCATOR TERHADAP PHBS PADA ANAK KELAS V SD N 2 DI JAMBIDAN BANGUNTAPAN BANTUL

JURNAL KEBIDANAN DAN KESEHATAN (JOURNAL OF MIDWIFERY AND HEALTH)

Transkripsi:

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMAMADIYAH 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan pada Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Disusun oleh : Septi Ismawati NIM: 060201072 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2010

PENGARUH PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA TERHADAP KESIAPAN MENGHADAPI PUBERTAS PADA SISWA KELAS VII DI SMP MUHAMAMADIYAH 2 GAMPING SLEMAN YOGYAKARTA TAHUN 2010 NASKAH PUBLIKASI Disusun Oleh: Septi Ismawati NIM: 060201072 Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui Guna Melengkapi Sebagian Syarat Mencapai Gelar Sarjana Program Pendidikan Ners-Program Studi Ilmu Keperawatan di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Yogyakarta Pada Tanggal: 22 Juli 2010 Oleh: Dosen Pembimbing Drs. Sugiyanto M.Kes PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN AISYIYAH YOGYAKARTA 2010

THE INFLUENCE OF THE COUNSELING OF TENAGER REPRODUCTION HEALTH TOWARDS TENAGERS READINESS TO FACE THEIR PUBERTY PERIOD OF THE STUDENTS AT THE YEAR VII AT MUHAMMADIYAH 2 GAMPING JUNIOR HIGH SCHOOL, SLEMAN, YOGYAKARTA IN 2010 1 Septi Ismawati 2, Sugiyanto 3 Abstract: in transition periods between chilhood and adult, there is an growing acceleration characterized by some secondary characteristic like fertility and other psycological changes that are commonly called puberty. This research aimed to find out the influence of counseling of teenager reproduction health on the readiness of teenagers to face their puberty for the students at Year VII at Muhammadiyah 2 Gamping Junior High School. the study was conducted at December 2, 2009 to july 30, 2010. The sampling tehcnique was total sampling. There were 59 students meeting the criteria. Of 59 students, 29 students became the experimental group and 30 students became the control group. Analysis techniques to test the hypothesis used t test. The result of the t-test is found out that the calculated t 4.609 with significant level 0.000 and the t table with significant level α = 0.05 is 2.000. Therefore, the calculated t is higher than t table. There is an influence of the counseling of teenager reproduction health towards the readiness of students of Year VII Muhammadiyah 2 Gamping Junior High School, Sleman in 2010. PENDAHULUAN Kesehatan reproduksi adalah keadaan sehat yang menyeluruh, meliputi aspek fisik, mental dan sosial, dan bukan sekedar tidak adanya penyakit atau gangguan disegala hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, fungsinya maupun reproduksi itu sendiri (WHO, 1992 dalam Pinem, 2009 hlm 29). Masa remaja adalah fase pertumbuhan dan perkembangan saat individu mencapai usia 10-19 tahun. Dalam rentang waktu ini terjadi pertumbuhan fisik yang cepat, termasuk pertumbuhan serta kematangan dari fungsi organ reproduksi. Seiring dengan pertumbuhan fisik, remaja juga mengalami perubahan jiwa. Remaja menjadi individu yang sensitif, mudah menangis, mudah cemas, frustasi tetapi juga mudah tertawa. Perubahan emosi menjadikan remaja sebagai individu yang agresif dan mudah bereaksi terhadap rangsangan (Tarwoto dkk, 2010 hlm 47). Masa transisi antara masa anak dan dewasa, dimana terjadi suatu percepatan pertumbuhan, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan psikologis yang menyolok disebut pubertas (Pardede, 2002 hlm 138). Pada masa tersebut terjadilah suatu perubahan organ-organ fisik secara cepat, dan perubahan tersebut tidak seimbang dengan perubahan kejiwaan (mental emosional) (Widiastuti, Rahmawati & Purnamaningrum, 2009 hlm 11).

Terjadinya perubahan besar ini umumnya membingungkan remaja yang mengalaminya. Dalam hal ini perlu adanya pengertian, bimbingan dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya, agar dalam perubahan tersebut terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sehat sedemikian rupa sehingga kelak remaja tersebut menjadi manusia dewasa yang sehat jasmani, rohani, dan sosial (Widiastuti, Rahmawati & Purnamaningrum, 2009 hlm 11). Permasalahan akibat perubahan fisik banyak dirasakan oleh remaja awal ketika mereka mengalami pubertas. Pada remaja yang sudah selesai masa pubertasnya (remaja tengah dan akhir) permasalahan fisik yang terjadi berhubungan dengan ketidakpuasan/ keprihatinan mereka terhadap keadaan fisik yang dimiliki yang biasanya tidak sesuai dengan fisik ideal yang diinginkan. Mereka juga sering membandingkan fisiknya dengan fisik orang lain ataupun idola-idola mereka. Permasalahan fisik ini sering mengakibatkan mereka kurang percaya diri (dalam Asrori A, 2009, diperoleh 4 november 2009). Perhatian pemerintah dalam bidang kesehatan ini, yaitu dengan mengeluarkan kebijakan dan program kesehatan reproduksi remaja dalam Rangka Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) yang disyahkan melalui Peraturan Presiden No. 7/ 2005, maka program KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) merupakan salah satu program prioritas dalam pembangunan nasional (BKKBN, 1999). Kebijakan pemerintah yang lain dalam menangani masalah kesehatan reproduksi remaja salah satunya adalah dengan menyediakan dan memberikan program pelayanan kesehatan reproduksi yang dibutuhkan oleh para remaja melalui puskesmas (BKKBN, 2003). Bagi pelajar di Indonesia, perhatian pemerintah dalam bidang kesehatan ini diwujudkan dengan dilaksanakannya program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disetiap sekolah atau instansi pendidikan terkait. Dalam program UKS ini terdapat berbagai macam usaha pelajaran kesehatan untuk para siswa, siswi, guru, karyawan dan berbagai pihak termasuk civitas akademik. Peran perawat dalam menghadapi masalah tersebut dapat diwujudkan melalui tugasnya yaitu sebagai pendidik sehingga dalam memberikan pelayanan kepada anak remaja dengan memberikan penyuluhan dengan melibatkan remaja itu sendiri. Pemberian pelayanan ini dapat diimplementasikan dengan mengkaji status dan kebutuhan anak remaja, menentukan diagnose dan kebutuhan pelayanan, serta memberikan tindakan sesuai prioritas pendidikan.

Berdasarkan Studi pendahuluan yang dilakukan di SMP Muhammadiyah 2 Gamping, Sleman, pada hari rabu tanggal 2 desember 2009. Dari hasil wawancara dengan kepala sekolah, bahwa jumlah siswa kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman berjumlah 75 siswa yang terbagi menjadi 2 kelas. Di SMP ini belum pernah di lakukan penyuluhan terkait dengan kesehatan reproduksi remaja dan pubertas, dan menurut laporan dari kepala sekolah kasus yang pernah terjadi meliputi perkelahian dan merokok. Dari hasil wawancara kepada siswa baik laki-laki atau perempuan yang berjumlah 24 orang bahwa mereka tidak mengetahui secara jelas tentang pubertas dan kesehatan reproduksi. Hanya 29, 17% siswa yang mengetahui adanya perubahan yang terjadi selama pubertas dan 70, 83% siswa tidak mengetahui adanya perubahan yang terjadi selama pubertas. Dengan perubahan yang terjadi pada saat pubertas semua siswa menyatakan cemas atau takut dalam menghadapinya. Hal ini terjadi karena mereka kurang mendapatkan informasi yang benar seputar kesehatan reproduksi remaja dan juga mereka tidak tahu dimana dapat memperoleh informasi yang benar. Maka sangat dibutuhkan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja agar mereka lebih siap dalam menghadapi masa pubertas. Tujuan penelitian ini adalah diketahuinya pengaruh penyuluhan kesehatan reroduksi remaja terhadap kesiapan menghadapi pubertas pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman Yogyakarta tahun 2010. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode eksperimen yaitu kegiatan percobaan yang bertujuan untuk mengetahui suatu gejala atau pengaruh yang ditimbulkan (kesiapan menghadapi pubertas), sebagai suatu akibat dari adanya intervensi atau perlakuan tertentu (Notoatmodjo, 2002). Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu (Quasi Experiment Design) dengan Non-Equivalent Control Group. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa siswi kelas VII SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman yang berjumlah 70 siswa dan siswi. Pada penelitian ini menggunakan sampel sebanyak 59 siswa dimana 29 sebagai kelompok eksperimen dan 30 sebagai kelompok kontrol yang memenuhi kriteria sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah instrumen dalam bentuk kuesioner yang dibuat oleh peneliti sendiri yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya yaitu

kuesioner tentang kesiapan menghadapi pubertas. Analisis data diuji dengan statistik parametrik yaitu uji t atau t test dengan nilai signifikan α > 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur pada Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Umur Kel Eksperimen Kel Kontrol F % F % 12 tahun 2 6,9 6 20 13 tahun 11 37,9 12 40 14 tahun 13 44,8 9 30 15 tahun 3 10,4 3 10 Jumlah 29 100 30 100 Tabel diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan umur, dapat diketahui bahwa responden pada kelompok eksperimen terbanyak adalah yang berumur 14 tahun yaitu sebanyak 13 responden (44,8%) dan yang paling sedikit pada umur 12 tahun sebanyak 2 responden (6,9%). Responden pada kelompok kontrol paling banyak berumur 13 tahun sebanyak 12 responden (40%) dan paling sedikit pada umur 15 tahun sebanyak 3 responden (10%). Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Pernah Tidaknya Mendapat Informasi Pubertas Mendapat Kel Eksp Kel Kontrol Informasi F % F % Pernah 23 79,3 24 80 Tidak pernah 6 20,7 6 20 Jumlah 29 100 30 100 Tabel diatas menunjukkan karakteristik responden berdasarkan pernah tidaknya mendapat informasi tentang pubertas, dapat diketahui bahwa pada kelompok eksperimen yang pernah mendapat informasi pubertas sebesar 23 responden (79,3%) dan yang belum pernah mendapat informasi pubertas sebesar 6 responden (20,7%), sedangkan pada kelompok kontrol yang pernah mendapat informasi sebesar 24 responden (80%) dan yang belum pernah mendapatkan informasi pubertas sebesar 6 responden (20%).

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Sumber Informasi No Sumber Informasi Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol F % F % 1. Orangtua 3 10,3 3 10 2. Teman - - - - 3. Guru 15 51,7 20 66,7 4. Majalah - - - - 5. Televisi - - - - 6. Lain-lain 5 17,3 1 3,3 7. Belum 6 20,7 6 20 pernah Jumlah 29 100 30 100 Tabel diatas menunjukkan bahwa sebagian besar responden pada kelompok eksperimen paling banyak mendapatkan informasi dari guru sebesar 15 responden (51,7%) dan paling sedikit informasi dari orang tua sebanyak 3 responden (10,3%). Pada kelompok kontrol informasi paling banyak diperoleh dari guru sebesar 20 responden (66,7%) dan paling sedikit informasi diperoleh dari lain-lain 1 responden (3%). Tabel 5. Distribusi Tingkat Kesiapan Menghadapi Pubertas pada Kelompok Eksperimen Sebelum dan Sesudah di berikan Penyuluhan Pre test Post test Kesiapan pubertas F % F % Siap 0 0 21 72,4 Cukup siap 18 62,1 8 27,6 Kurang siap 11 37,9 0 0 Tidak siap 0 0 0 0 Jumlah 29 100 29 100 Tabel diatas menunjukkan hasil pre test pada kelompok eksperimen, di dapatkan hasil sebagian besar responden mempunyai tingkat kesiapan pada kategori cukup siap dalam menghadapi pubertas yaitu sebanyak 18 responden (62,1%), Sedangkan tingkat kesiapan pada kategori kurang siap sebanyak 11 responden (37,9%). Pada kategori siap dan tidak siap 0 responden (0%). Hasil post test didapatkan tingkat kesiapan pada kategori siap meningkat sebanyak 21 responden (72,4%), sedangkan untuk kategori cukup sebanyak 8 responden (27,6%). Tidak ada reponden yang mempunyai tingkat kesiapan dengan kategori kurang siap dan tidak siap (0%).

Tabel 6. Distribusi Tingkat kesiapan Menghadapi Pubertas pada Kelompok Kontrol Saat Pre Test dan Post Test Kesiapan pubertas Pre test Post test F % F % Siap 1 3,3 3 10 Cukup siap 20 66,7 19 63,3 Kurang siap 9 30 8 26,7 Tidak siap 0 0 0 0 Jumlah 30 100 30 100 Tabel diatas menunjukkan hasil pre test pada kelompok kontrol, di dapatkan tingkat kesiapan menghadapi pubertas pada kategori siap 1 responden (3,3%), kategori cukup siap 20 responden (66,7%), kategori kurang siap 9 responden (30%), dan kategori tidak siap 0 responden (0%). Hasil post test di dapatkan hasil tingkat kesiapan menghadapi pubertas dengan kategori siap 3 responden (10%), cukup siap 19 responden (63,3%), kurang siap 8 responden (26,7%), dan tidak siap 0 responden (0%). Tabel 7. Uji Normalitas Data Kelompok Eksperimen Variabel KSZ Sig Keterangan Pre Test Eksperimen 1,309 0,065 Normal Post Test Eksperimen 0,624 0,831 Normal Tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai signifikansinya data pre test eksperimen sebesar 0,065. Data post test eksperiment diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,831. Berdasarkan hasil uji normalitas tersebut dapat diketahui kedua data mempunyai nilai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat disimpulkan data kelompok eksperimen dalam penelitian ini berdistribusi normal. Tabel 8. Uji Normalitas Data Kelompok Kontrol Variabel KSZ Sig Keterangan Pre Test Kontrol 1,279 0,076 Normal Pos Test Kontrol 1,317 0,062 Normal Tabel di atas dapat diketahui bahwa nilai signifikansi pada data pre test kontrol sebesar 0,080. Data post test kontrol diperoleh nilai signifikansi sebesar 0,095. Berdasarkan hasil uji normalitas data tersebut dapat diketahui kedua data mempunyai signifikansi yang lebih besar dari 0,05 (p>0,05), maka dapat disimpulkan data kelompok kontrol dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Tabel 9. Hasil Uji t Pre Test dan Post Test Kesiapan Menghadapi Pubertas Kelompok Eksperimen Sumber Data Rata-rata t hitung t tabel p Pre test Eksperimen 47,5 7,666 2,000 0,000 Post Test Eksperimen 62,2 Berdasarkan hasil uji t tersebut diketahui bahwa rata-rata pre test kesiapan menghadapi pubertas kelompok eksperimen adalah 47,5 dan post test kesiapan menghadapi pubertas kelompok eksperimen adalah 62,2. Hasil analisis didapat nilai t hitung sebesar 7,666 dengan signifikansi 0,000. Nilai t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah 2,000. Oleh karena nilai t hitung > t tabel. Hasil ini menunjukan ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test kesiapan menghadapi pubertas kelompok eksperimen. Tabel 10. Hasil Uji t Pre Test dan Post Test Kesiapan menghadapi Pubertas Kelompok Kontrol Sumber Data Rata-rata t hitung t tabel p Pre Test Kontrol 50,6 1,726 2,000 0,095 Post Test Kontrol 52,9 Rata-rata pre test kesiapan menghadapi pubertas kelompok kontrol adalah 50,6 dan post test kesiapan menghadapi pubertas kelompok kontrol 52,9 dan didapat nilai t hitung sebesar 1,726 dengan signifikansi 0,095. Nilai t tabel pada taraf signifikansi α = 0,05 adalah 2,000, maka nilai t hitung < t tabel, berarti bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara pre test dan post test kesiapan menghadapi pubertas kelompok kontrol. Perbandingan antara rata-rata tingkat kesiapan menghadapi pubertas hasil post test antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol sebagai berikut : Tabel 11. Hasil Uji t Kesiapan Menghadapi Pubertas Kelompok Eksperimen dan Kelompok Kontrol Sumber Data Rata-rata t hitung t tabel p Kelompok Ekperimen 62,2 4,609 2,000 0,000 Kelompok Kontrol 52,9

Berdasarkan hasil uji t diketahui bahwa rata-rata perilaku kesiapan menghadapi pubertas kelompok eksperimen adalah 62,2 dan kelompok kontrol adalah 52,9 dan didapat nilai t hitung sebesar 4,609 dengan signifikansi 0,000. Nilai t tabel dengan taraf signifkansi α = 0,05 adalah 2,000, maka nilai t hitung > t tabel, berarti ada perbedaan yang signifikan antara kesiapan menghadapi pubertas pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Hasil ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap kesiapan menghadapi pubertas pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman tahun 2010. Penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja dilakukan dengan memberikan ceramah, tanya jawab, dan leaflet. Pemberian penyuluhan memungkinkan penyampaian materi lebih mendalam. Dalam pemberian penyuluhan dengan metode ceramah dan tanya jawab dapat terjadi komunikasi dua arah sehingga responden dapat aktif bertanya tentang masalah yang dihadapi. Penyuluhan dapat mencakup materi secara lengkap, sehingga peserta didik akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Hal ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Natawijaya (1987, dalam Machfoed, 2008), bahwa dengan pemberian penyuluhan maka dapat terjadi hubungan timbal balik antara penyuluh dan klien untuk membantu masalah yang dihadapi klien. Penyuluhan yang dilakukan disertai dengan pemberian leaflet, sehingga responden dapat dengan mudah mengingat kembali tentang kesehatan reproduksi remaja yang telah disampaikan. Leaflet sangat mendukung penyuluhan yang diberikan. Responden dapat mempelajari lagi materi yang telah disampaikan pada saat penyuluhan dengan menggunakan leaflet (Machfoed,2007). Dalam penelitian ini penyuluhan dengan metode ceramah, tanya jawab, dan leaflet yang diberikan mempunyai tingkat efektifitas sebesar 72,4% dalam meningkatkan kesiapan siswa menghadapi pubertas. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Naharani (2007), yaitu efektifitas penyuluhan yang diberikan sebesar 75%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kesiapan menghadapi pubertas pada kelompok eksperimen pada saat pre test dalam kategori cukup siap dan kurang siap. Setelah dilakukan penyuluhan terjadi peningkatan sebesar 72,4% pada kategori siap. Hal ini menunjukkan adanya pengaruh penyuluhan terhadap tingkat kesiapan menghadapi pubertas. Hasil ini didukung dengan hasil analisis uji t yang diperoleh

nilai t hitung sebesar 7,666 dengan signifikansi 0,000. Nilai t tabel sebesar 2,000, oleh karena itu nilai t hitung lebih besar dari t tabel, hal ini juga didukung dengan nilai rata-rata pre test sebesar 47,5 dan post test sebesar 62,2, maka menunjukkan adanya perubahan antara pre test dan post test tingkat kesiapan menghadapi pubertas kelompok eksperimen sehingga hipotesis diterima, bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap kesiapan menghadapi pubertas pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Gamping Sleman. Setiap orang dalam memperoleh informasi tergantung pada individu masingmasing. Menurut Notoatmodjo (2003), menjelaskan komponen kognitif pada pengetahuan, sebagian besar penerimanya didapat dari hasil pengindraan mata dan telinga. Hal ini besar pengaruhnya penyuluhan yang diberikan pada responden, karena penyuluhan diberikan dengan cara ceramah jadi bisa dilihat dan didengar. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesiapan menghadapi pubertas pada kelompok kontrol pada saat pre test dan post test ada perubahan bahwa ada peningkatan pada kategori siap berjumlah yaitu 2 responden. Pada kelompok kontrol tidak diberikan penyuluhan hal ini bisa terjadi peningkatan karena tidak ada batasan dari mereka untuk memperoleh informasi dari manapun. Adanya perubahan kesiapan menghadapi pubertas ditunjukkan dengan rata-rata nilai pada saat pre test sebesar 50,6 dan saat post test 52,9. Hasil uji t menunjukkan bahwa nilai t hitung sebesar 1,726 dengan signifikansi α = 0,05 adalah 2,000 yang artinya bahwa tidak terdapat perubahan yang signifikan antara pre test dan pos test kesiapan menghadapi pubertas. Hasil penelitian ini sesuai dengan hipotesis yang telah dibuat dalam penelitian yaitu ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap kesiapan menghadapi pubertas pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Gamping tahun 2010. Hasil penelitian ini juga didukung penelitian yang dilakukan oleh Naharani (2007) dengan judul pengaruh penyuluhan tentang pubertas terhadap sikap menghadapi pubertas pada siswa kelas VII SMP N 1 Lendah, Kulon Progo tahun 2007, hasil penelitian dengan uji statistik dependent sampel menunjukkan taraf signifikan pada kelompok eksperimen 1 sebesar 0,000 sedangkan untuk kelompok eksperimen 2 diperoleh taraf signifikansinya sebesar 0,016 sehingga dapat disimpulkan bahwa pemberian penyuluhan tentang pubertas dapat berpengaruh terhadap sikap menghadapi pubertas. Penelitian ini juga didukung oleh penelitian Linarsih (2007) dengan judul hasil pre test dan post test penyuluhan kesehatan

reproduksi dalam meningkatkan pengetahuan perilaku seks pranikah pada remaja kelas XI A1 di SMA Muhammadiyah Gombong tahun 2007, hasil penelitian tersebut adalah pengetahuan para siswa tentang perilaku seks pranikah setelah diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi (pos test) hasilnya lebih besar dibanding dengan pengetahuan sebelum diberikan penyuluhan kesehatan reproduksi (pre test). Keterbatasan dalam penelitian ini adalah kelompok eksperimen dan kelompok kontrol berada pada satu sekolahan, sehingga dimungkinkan terjadi bias karena mereka saling berinteraksi walaupun peneliti sudah memberi pesan pada kelompok eksperimen agar tidak menyebarkan materi penyuluhan kepada kelompok kontrol. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan pada bab sebelumya, maka kesimpulan bahwa ada pengaruh penyuluhan kesehatan reproduksi remaja terhadap kesiapan menghadapi pubertas pada siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Gamping tahun 2010. Hal ini ditunjukkan dengan nilai t hitung sebesar 4,609 dan nilai p sebesar 0,000. Saran Berdasarkan kesimpulan penelitian diatas, maka dapat diberikan saran sebagai berikut : Bagi siswa kelas VII di SMP Muhammadiyah 2 Gamping, diharapkan untuk meningkatkan pengetahuan tentang pubertas sehingga mereka siap untuk menghadapi masa pubertas dan mampu mengatasi masalah yang terjadi pada masa pubertas. Bagi Institusi SMP Muhammadiyah 2 Gamping, hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan perencanaan pembelajaran tentang kesehatan reproduksi remaja yang berkaitan dengan kesiapan menghadapi pubertas supaya siswa dapat mempersiapkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi pada masa pubertas. Bisa bekerjasama dengan dinas kesehatan dan sekolah-sekolah kesehatan agar siswa bisa mendapat informasi terkait dengan kesehatan reproduksi remaja. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan bisa mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan kesiapan menghadapi pubertas

dengan melakukan penelitian pada variabel lain yang mempengaruhi tingkat kesiapan menghadapi pubertas. Mengambil kelompok kontrol dari sekolah lain yang memiliki karakiteristik hampir sama. DAFTAR PUSTAKA Asrori A, 2009. Psikologi Remaja, Karakteristik, dan Permasalahannya, 2, http://netsains.com /2009/04/ psikologi- remaja- karakteristik- danpermasalahannya/, diperoleh tanggal 4 november 2009 BKKBN, 1999, Kebijakan Teknis Program Kesehatan Reproduksi Remaja, www.bkkbn.go.id/hq web/pengelola ceria/pk kebijakan tekhnis program krr.html. Diperoleh pada tanggal 19 November 2009,2003, KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja), Kantor Menteri Kependudukan BKKBN. Jakarta. Linarsih, 2007. Hasil Pretest dan Postest penyuluhan Kesehatan Reproduksi Dalam Meningkatkan Pengetahuan Perilaku Seks Pranikah Pada Remaja Kelas XI A1 di SMA Muhammadiyah Gombong Tahun 2007. Karya Tulis Ilmiah DIII Kebidanan STIKes Aisyiyah Yogyakarta Machfoedz, 2007. Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Fitramaya. Yogyakarta, Suryani E. 2008. Pendidikan Kesehatan Bagian Dari Promosi Kesehatan. Fitramaya. Yogyakarta Naharani, 2007. Pengaruh penyuluhan tentang pubertas terhadap sikap menghadapi pubertas pada siswa kelas VII SMP N I Lendah, Kulon Progo Tahun 2006-2007. Karya Tulis Ilmiah D III Kebidanan Aisyiyah Yogyakarta. Notoatmodjo S, 2002. Metodologi Penelitian Kesehatan, Rineka Cipta, Jakarta., 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat Prinsip-Prinsip Dasar, Rineka Cipta, Jakarta Pardede N, 2002. Masa remaja. Sagung Seto. Jakarta Pinem S, 2009. Kesehatan Reproduksi dan Kontrasepsi. Trans Info Media. Jakarta Tarwoto dkk, 2010. Kesehatan Remaja Problem dan Solusinya. Salemba Medika. Jakarta Widyastuti Y, Rahmawati A, Purnamaningrum Y A. 2009. Kesehatan reproduksi. Fitramaya. Yogyakarta