BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Neng Sri Nuraeni, 2013

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu modal pembangunan karena sasarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan proses pembelajaran yang baik adalah mengenai hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik mengenai isi pembelajaran yang disampaikan disekolah.

BAB I PENDAHULUAN. maksimal, hendaknya guru mempunyai kompetensi yang memadai.

BAB I PENDAHULUAN. Minat dalam belajar siswa mempunyai fungsi sebagai motivating force

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

2016 PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DENGAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN GURU SEBAGAI VARIABEL MODERATING

BAB I PENDAHULUAN. kualitas seseorang. Semakin baik hasil belajar matematika yang dimiliki

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

I. PENDAHULUAN. pendidikan sangatlah penting untuk memajukan kesejahteraan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, berbagai lembaga pendidikan baik formal maupun. menghasilkan siswa dengan prestasi yang baik.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Japar Umar, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ghitha Sukma Dewi, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

I. PENDAHULUAN. yang memiliki kualitas sumber daya manusia yang rendah, terutama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. saat ini, manusia lebih mudah menerima informasi yang melimpah, cepat, praktis

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yoga Sidik Permana, 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan suatu negara sangatlah ditentukan oleh kualitas

I. PENDAHULUAN. pembelajaran. Dalam perkembangan selama ini SMP Negeri 1 Way Bungur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak mengalami perubahan, misalnya dalam menghadapi perubahan zaman,

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari melalui sekolah, baik dalam lingkungan, di rumah maupun

I. PENDAHULUAN. dan dapat menyesuaikan secara aktif dalam kehidupannya. melalui pendidikan yang baik akan dihasilkan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpikir yang melibatkan berpikir konkret (faktual) hingga berpikir abstrak tingkat

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pertama ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan saat ini adalah kualitas hasil pembelajaran di sekolah, dimana sekolah

I. PENDAHULUAN. Teknologi (IPTEK) yang semakin kompleks di berbagai bidang kehidupan. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan keterampilan siswa perlu ditingkatkan. Dalam kamus umum

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

I. PENDAHULUAN. Bagian pertama ini akan membahas beberapa hal mengenai latar belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. siswa Sekolah Menengah Atas (SMA) dan SMK di Indonesia. Karena

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor. Disamping itu

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

BAB I PENDAHULUAN. seamkin baik pula kualitas sumber daya manusianya.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk yang tinggi. Salah satunya adalah negara Indonesia. Pertumbuhan

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini, dihadapkan pada berbagai sumber masalah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Teknologi merupakan solusi permasalahan kehidupan manusia

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu komponen penting yang mutlak diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN. ASEAN, seperti AFTA (Asean Free Trade Area) dan AFLA (Asean Free Labour

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembentukan sumber daya manusia yang baik sangatlah penting dilakukan

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran kewirausahaan adalah salah satu mata pelajaran yang memegang peranan

2014 PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN KEADAAN EKONOMI KELUARGA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang berkualitas. Melalui pendidikan akan dapat dihasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas tinggi akan membawa kemajuan suatu negara dan pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan yang kreatif, inovatif, dinamis, dan proaktif terhadap tantangan yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah merupakan kewajiban bagi seluruh. pendidikan Nasional pasal 3 yang menyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

I. PENDAHULUAN. suatu wadah yang disebut sebagai lenbaga pendidikan. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) di SMP dan MTs

BAB I PENDAHULUAN. (Sumber Daya Manusia), terutama peningkatan dalam bidang pendidikan. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan berperan penting dalam pembangunan masyarakat suatu bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN TEORI. Kajian tentang Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

BAB I PENDAHULUAN. dan perkembangan masyarakat ke arah yang lebih kompleks sehingga

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih tinggi dari pada yang tidak berpendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas tinggi. Peningkatan kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Tinggi rendahnya prestasi yang diperoleh siswa dapat dipengaruhi oleh banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik

BAB I PENDAHULUAN. mandiri serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. pergaulan Pasar Bebas seperti GATT, WTO, AFTA dan pergaulan dunia yang

BAB I PENDAHULUAN. di masa depan, karena dengan pendidikan manusia dididik, dibina dan dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Salah satu masalah yang menarik untuk dikaji dari penyelenggaraan pendidikan pada level mikro adalah mengenai hasil belajar siswa. Menurut Slameto (2010) dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung kepada bagaimana proses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. Sebagai bagian dari Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan menengah kejuruan merupakan salah satu lembaga pendidikan yang bertanggung jawab untuk menciptakan sumber daya manusia yang memiliki kemampuan, keterampilan dan keahlian, sehingga lulusannya dapat mengembangkan ilmu yang dipelajarinya apabila terjun dalam dunia kerja. Kelebihan dari Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan selain lulusannya dapat mengisi peluang kerja pada dunia usaha/industri, lulusan pendidikan menengah kejuruan juga dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, sepanjang lulusan tersebut memenuhi persyaratan baik nilai maupun program studi atau jurusan sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan. Kebijakan Depdiknas mengenai perbandingan SMK: SMA dengan rasio 70:30 diharapkan dapat mengurangi pengangguran karena SMK mempersiapkan lulusan yang siap bekerja, bahkan mampu menciptakan lapangan pekerjaan. Menurut Danuhadimedjo (1998 : 29) Lahirnya para wirausahawan berarti semakin banyak pula terciptanya lapangan kerja. Terciptanya lapangan kerja akan memiliki kontribusi positif bagi pengentasan pengangguran dan kemiskinan. Begitu juga keberhasilan pembangunan ekonomi suatu Negara sebenarnya sangat ditentukan oleh keberadaan wirausahawan yang memadai dan mampu berpikir inovatif dan kreatif, sebab menurut Schumpeter (dalam Thomas dan Mueller 2000) meningkatnya aktivitas kewirausahaan masyarakat dapat memberi sumbangan terhadap pembangunan.

2 Melihat kenyataan di atas kita dapat melihat peran besar dan strategis bagi SMK untuk mengubah Sikap Siswa dari Mencari Kerja menjadi Menciptakan lapangan kerja/wirausaha. Maka dari itu guru kewirausahaan di SMK memegang peranan yang sangat strategis dalam menanamkan sikap kewirausahaan bagi siswa, sehingga mindset siswa SMK berubah dari lulus dan mencari pekerjaan menjadi lulus SMK menciptakan lapangan pekerjaan atau menjadi wirausaha. Peran yang bisa dilakukan oleh Guru Wirausaha sangatlah strategis, karena mata pelajaran kewirausahaan dipandang paling erat kaitannya dengan hal tersebut. Upaya yang dilakukan sekolah untuk dapat mewujudkan kemampuan siswa dalam berwirausaha adalah dengan meningkatkan kualitas Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) di kelas guna meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan. Pada jenjang pendidikan SMK, suatu proses belajar dikatakan berhasil apa bila nilai para siswa berada di atas nilai standar yang sudah ditentukan oleh guru yang disebut dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Setiap sekolah pasti mempunyai KKM yang berbeda dengan sekolah lain disesuaikan dengan kondisi sekolah masing-masing. KKM adalah nilai batas minimal yang harus dicapai oleh siswa sebagai ukuran keberhasilan proses pembelajaran. SMK Negeri 2 Sukabumi menetapkan KKM untuk mata pelajaran kewirausahaan yaitu 78. Kriteria ketuntasan minimal ini paling tinggi di antara sekolah lainnya yang merupakan bidang keahlian Bisnis dan Manajemen. Di SMK Terpadu Ibaadurrahman menetapkan KKM untuk mata pelajaran kewirausahaan yaitu 73. Di SMK Pasundan 2 Sukabumi menetapkan KKM untuk mata pelajaran kewirausahaan yaitu 75. Sedangkan di SMK Pelita YNH menetapkan KKM untuk mata pelajaran kewirausahaan yaitu 70. Adapun tabel persentase jumlah siswa SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen kota Sukabumi yang mendapat nilai di bawah dan di atas KKM, sebagai berikut:

3 Tabel 1.1 Persentase Siswa Kelas XI Jurusan Pemasaran Yang Mendapatkan Nilai Rapor Semester 1 Pada Mata pelajaran Kewirausahaan Tahun Pelajaran 2012/2013 No. Nama Sekolah KKM Siswa yang berada di bawah KKM (%) Siswa yang berada di atas KKM (%) 1 SMK Negeri 2 Sukabumi 78 38,02 61,98 2 SMK 2 Pasundan 75 64,29 35,71 3 SMK Terpadu Ibaadurrahman 73 53,57 46,43 4 SMK Pelita YNH 70 55,81 44,19 Jumlah rata-rata 52,92 47,08 Sumber : SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. Berdasarkan tabel 1.1 dapat dilihat bahwa persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM cukup banyak yaitu 52,92 % atau hampir setengahnya dari siswa yang berada di atas KKM yaitu 47,08 % dari total jumlah siswa kelas XI jurusan pemasaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi yaitu sebanyak 220 orang. SMK Negeri 2 sebanyak 46 orang atau 38,02% siswa yang nilainya di bawah KKM dan 75 orang atau 61,98 % siswa yang nilainya di atas KKM dari total siswa adalah 121. SMK Pasundan 2 persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM adalah sebanyak 64,29 % atau 18 siswa dan yang mendapat nilai di atas KKM adalah 35,71 % atau 10 siswa dari total 28 siswa. SMK Terpadu Ibaadurrahman persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM adalah sebanyak 53,57 % atau 15 siswa dan yang mendapat nilai di atas KKM adalah 46,43 % atau 13 siswa dari total 28 siswa. SMK Pelita YNH persentase jumlah siswa yang mendapat nilai di bawah KKM adalah sebanyak 55,81 % atau 24 siswa dan yang mendapat nilai di atas KKM adalah 44,19 % atau 19 siswa dari total 43 siswa. Dan ini bisa dikatakan

4 masih banyak siswa kelas XI jurusan pemasaran di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi nilainya belum mencapai nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Pencapaian nilai rata-rata sekolah maupun masing-masing siswa yang sebagian besar masih berada di bawah nilai KKM mengindikasikan bahwa hasil belajar yang di raih belum memuaskan. Belum optimalnya hasil belajar siswa perlu segera dicarikan solusi, karena akan berdampak pada kualitas lulusan. Kondisi ini akan mengakibatkan lulusan yang kurang mampu menghadapi tuntutan jaman sedangkan Perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat cepat akan membuat keadaan ini lebih parah jika tidak diantisipasi dengan cepat dan tepat. Implikasinya akan terjadi kesenjangan antara supply dan demand tenaga kerja yang memberi dampak pada pengangguran. Dengan demikian pemecahan masalah ini secara praktis akan berguna bagi peningkatan kualitas tenaga kerja yang diharapkan oleh dunia usaha dalam menghadapi persaingan. Secara normatif hal ini dilakukan dalam rangka mewujudkan amanat Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 15, yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Kondisi ini memberikan peluang kepada peneliti untuk melakukan studi mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Slameto (2010:54) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor intern meliputi faktor jasmaniah, faktor psikologis, dan faktor kelelahan. Sedangkan yang termasuk ke dalam faktor ekstern yaitu faktor keluarga, faktor sekolah, dan faktor masyarakat.

5 Mengacu pada pendapat Slameto (2010) di atas Pendekatan yang digunakan untuk memecahkan masalah belum maksimalnya hasil belajar siswa adalah teori belajar dari Gagne. Menurut Gagne (dalam Schunk: 2012) belajar terdiri dari tiga komponen penting, yakni (1) kondisi eksternal yaitu stimulus dari lingkungan dalam acara belajar; (2) kondisi internal yang menggambarkan keadaan internal dan proses kognitif siswa; dan (3) hasil belajar yang menggambarkan informasi verbal, keterampilan intelektual, kemampuan motorik, sikap dan siasat kognitif. B. Identifikasi Masalah Hasil belajar dipengaruhi oleh faktor internal (faktor yang berasal dari diri siswa) yang meliputi kondisi fisiologis (kondisi jasmani siswa), dan aspek psikologis (intelegensi, sikap, minat, bakat, dan motivasi), faktor eksternal (faktor yang berasal dari luar diri siswa) yang meliputi lingkungan sosial (keluarga, guru, masyarakat, dan teman), dan lingkungan non-sosial (rumah, sekolah, alam, dan peralatan), dan pendekatan belajar, yaitu meliputi segala upaya yang dilakukan siswa untuk mencapai tujuan belajarnya. Faktor-faktor tersebut diduga bermasalah di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. Dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas penulis hanya membatasi pada faktor minat, kompetensi guru dan lingkungan masyarakat saja. Karena tanpa adanya minat belajar yang tumbuh dari diri siswa tersebut pembelajaran tidak akan berjalan sesuai dengan yang diinginkan, begitu pun pembelajaran tanpa adanya seorang guru yang berperan sebagai pendidik maka proses pembelajaran tidak akan berlangsung. Faktor masyarakat atau lingkungan tempat siswa tinggal juga akan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Karena siswa yang latar belakangnya tinggal di tempat yang nyaman dan tenang akan berbeda dengan siswa yang terbawa lingkungan masyarakat yang tidak kondusif. Siswa yang tinggal di lingkungan yang berpendidikan biasanya akan terbawa untuk rajin

6 belajar berbeda dengan siswa yang lingkungan dan teman pergaulan di lingkungan masyarakat yang kurang kondusif akan terbawa ke dalam hal-hal yang kurang positif. Selain itu juga kaitannya dengan mata pelajaran kewirausahaan, tempat tinggal bisa menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar, jika tempat tinggal siswa dekat dengan lokasi industri maka minat belajar kewirausahaan khususnya akan menjadi tinggi dan nantinya akan berdampak pada hasil belajar. C. Rumusan Masalah Secara lebih rinci pokok masalah di atas dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran tingkat hasil belajar siswa SMK bidang Keahlian 2. Bagaimana gambaran tingkat kompetensi guru kewirausahaan di SMK bidang Keahlian 3. Bagaimana gambaran kualitas lingkungan masyarakat siswa SMK bidang Keahlian 4. Bagaimana gambaran tingkat minat belajar siswa SMK bidang Keahlian 5. Adakah pengaruh t i n g k a t kompetensi guru terhadap t i n g k a t minat belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian 6. Adakah pengaruh k u a l i t a s lingkungan masyarakat terhadap minat b e l a j a r siswa pada pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian 7. Adakah pengaruh tingkat kompetensi guru terhadap tingkat hasil belajar siswa pada pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan M a n a j e m e n Kota Sukabumi?

7 8. Adakah pengaruh kualitas lingkungan masyarakat terhadap tingkat hasil b e l a j a r siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian 9. Adakah pengaruh tingkat minat belajar terhadap tingkat hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menganalisis : 1. Hasil belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 2. Kompetensi guru kewirausahaan di SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 3. Lingkungan masyarakat siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 4. Minat belajar siswa SMK bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 5. Pengaruh kompetensi guru terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 6. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap minat belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 7. Pengaruh kompetensi guru terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. 8. Pengaruh lingkungan masyarakat terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi.

8 9. Pengaruh Minat belajar terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran kewirausahaan di SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen Kota Sukabumi. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Memperkaya khazanah ilmu pengetahuan dan untuk memberikan sumbangan pemikiran mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa. 2. Manfaat Praktis Diharapkan dari hasil penelitian ini menjadi sumbangan bagi berbagai pihak: a. Guru, dapat menambah pengetahuan, serta menjadi bahan renungan (refleksi) dalam upaya memperbaiki profesionalisme dan kompetensi guru. b. Kepala sekolah, dapat mengembangkan suasana kondusif bagi proses pembelajaran. c. Masyarakat, dapat menciptakan lingkungan masyarakat yang peduli terhadap pendidikan. d. Bagi kegiatan penelitian, untuk menjadi informasi dan dasar pengembangan penelitian selanjutnya.