BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jihan Ade Daties, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. orang dan urutan kedua adalah China dengan jumlah pembelajar Bagi

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik secara konstruktif. Hal ini sejalan dengan Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Ghyna Amanda Putri, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Raysha Amanda, 2014

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU ANTARA MEDIA AUDIO-VISUAL DENGAN MEDIA GRAFIS (JURNAL) Oleh LUSIANA SIMAMORA

BAB I PENDAHULUAN. mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan kata pengajaran atau teaching. Pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan sumber daya manusia yang berkualitas. Penekanan dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan masyarakat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. namun tergantung dari profesi dan kesenangan masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. harus selalu dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu proses untuk mempengaruhi siswa agar memiliki

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. media pembelajaran yang sesuai, walaupun tentu masih ada aspek-aspek lain yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

SKRIPSI OLEH : VICKA AYU KRISTIANINGTYAS PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendapat yang dapat disampaikan baik secara lisan maupun tulisan. Bahasa merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting karena melalui bahasa manusia dapat berinteraksi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Afrilia Rahmani R, 2014

BAB I PENDAHULUAN. arti yang cukup penting. Karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi juga semakin mendorong usaha-usaha ke

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tugas dari Tuhan Yang Maha Esa untuk beribadah. Manusia sebagai makhluk

KOMPARASI HASIL BELAJAR KIMIA ANTARA SISWA YANG DIBERI METODE DRILL DENGAN RESITASI

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang- Undang tentang sistem pendidikan nasional No. 20 Tahun

MULTIMEDIA INTERAKTIF MODEL TUTORIAL UNTUK PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Brunner Dalam Romzah (2006:6) menekankan bahwa setiap individu pada waktu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang mencakup seluruh komponen yang ada. menonjolnya, terutama pada masyarakat dari negara-negara yang telah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran bahasa asing seperti bahasa Jepang, kita mengenal

BAB I PENDAHULUAN. secara keseluruhan. Bimbingan sebagai bagian dari pendidikan memiliki

I. PENDAHULUAN. konteks mengupayakan terciptanya jalinan komunikasi harmonis antara mengajar itu

BAB III METODE PENELITIAN. oleh Sugiyono (2012:109) penelitian eksperimen dapat diartikan sebagai metode

BAB I PENDAHULUAN. maupun tulisan. Menurut Haviland (dalam Fahrin, 2012), bahasa adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) dan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. pengaruhnya meningkatkan si anak ke kedewasaan yang selalu diartikan. diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal.

pilan tersebut saling berhubungan dan menjadi acuan dalam setiap pembelajaran bahasa Indonesia. Pada mata pelajaran bahasa Indonesia di kelas X

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting. Penguasaan kosakata akan mempengaruhi kualitas dan kuantitas keterampilan berbahasa

2015 PENERAPAN PELATIHAN CETAK SABLON DIGITAL DALAM MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS SISWA TUNARUNGU KELAS XII SMALBDI SLB BC YATIRA CIMAHI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. simpulan agar dapat memahami, menjelaskan, meramalkan, dan mengendalikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB 1 PENDAHULUAN. bidang keilmuan maupun sektor kehidupan kita selalu dihadapkan kepada masalahmasalah

BAB I PENDAHULUAN. Imam Munandar,2013

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI BERBANTUAN MEDIA BAGAN PECAHAN DI KELAS III SDN KALISARI

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

2013 PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE JIGSAW

Peningkatan Kemampuan Siswa Pada Materi Lambang Bilangan Dengan Menggunakan Kartu Bilangan di Kelas I SDN 2 Kabalutan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB II KAJIAN TEORITIS. mencapai tujuan yang telah ditetapkan. (Atmodiwiryo,2000:5). Selanjutnya

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan unsur yang tidak dapat dipisahkan dari diri manusia. Mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengimplementasikannya dalam proses belajar mengajar.

Universitas Syiah Kuala Vol. 3 No.3, April 2015, hal ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat

EKSPERIMENTASI MODEL PEMBELAJARAN MISSOURI MATHEMATICS PROJECT

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan alam mempelajari aspek aspek fisik manusia dan non

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan merupakan motor penggerak bagi pembangunan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh bagi keberhasilan belajar siswa yaitu: bahan ajar, suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pada abad 21 ini perkembangan teknologi informasi sudah. berkembang secara pesat, begitu juga dengan dunia pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah guru. Guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. kritis baik dalam bidang ekonomi, politik, budaya, termasuk juga didalam

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan tangguh bagi pembangunan nasional. Indonesia seperti adanya program sertifikasi, dan SM-3T.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di SMPN 6 Banjarmasin. Pemilihan lokasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Bandung penguasaan materi peserta didik kelas VIIC dalam mengidentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk membangun manusia dalam. mengembangkan potensi dirinya sehingga mampu menghadapi setiap

BAB I PENDAHULUAN. berbicara, membaca, dan menulis. Dari ke empat aspek berbahasa tersebut yang

Efektivitas Penggunaan Media Interaktif Berbasis ICT terhadap Hasil Belajar IPS Terpadu

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan manusia. Kita dapat mengembangkan kemampuan pribadi, daya

2015 PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS FILM TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sorotan tajam dari berbagai pihak. Hal ini disebabkan karena pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode quasi

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu kondisi yang dengan sengaja diciptakan oleh guru guna membelajarkan siswanya. Hal itu dapat diartikan bahwa guru yang mengajar dan siswa yang belajar. Seperti apa yang dikatakan oleh Ali (2004:1) bahwa inti dari proses pendidikan formal adalah mengajar, sedangkan inti proses pengajaran adalah siswa belajar. Perpaduan dari guru yang mengajar dan siswa yang belajar akan melahirkan interaksi edukatif dengan memanfaatkan bahan sebagai media perantaranya. Di sana semua komponen pengajaran diperankan secara optimal guna mencapai tujuan pengajaran yang telah direncanakan, termasuk di dalamnya lingkungan belajar. Lingkungan belajar yang mendukung dapat diciptakan agar proses belajar ini dapat berlangsung optimal. Proses menciptakan lingkungan belajar sedemikian rupa disebut dengan pembelajaran. Pembelajaran menurut Hamalik (2002:48) merupakan proses komunikasi yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Jadi, dapat diartikan bahwa pembelajaran merupakan suatu keadaan untuk menciptakan situasi yang mampu merangsang siswa untuk belajar yang di dalamnya terdapat proses komunikasi. Komunikasi tersebut tidak harus berupa pemberian materi dari guru kepada siswa saja, tetapi dapat dengan cara lain misalnya belajar melalui media pembelajaran yang sudah disiapkan. 1

Hamalik (2002:48) menyatakan bahwa guru menempati posisi kunci dan strategis dalam menciptakan suasana belajar yang menyenangkan untuk mengarahkan agar siswa dapat mencapai tujuan secara optimal. Oleh sebab itu, guru harus berusaha menciptakan suasana belajar yang memungkinkan terjadinya pengalaman belajar pada diri siswa, dengan mengerahkan segala sumber belajar dan menggunakan berbagai strategi belajar-mengajar yang tepat. Selain itu, guru juga harus mempunyai rencana tentang apa yang sebaiknya dilakukan untuk menciptakan suasana belajar mengajar yang dapat mengantarkan siswa ke tujuan yang ingin dicapai. Hal tersebut menunjukkan bahwa tugas guru berusaha menciptakan suasana belajar yang menggairahkan dan menyenangkan bagi siswa.. Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan suasana belajar mengajar. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap suasana belajar mengajar tersebut diantaranya faktor eksternal dan internal (Wibawa dan Mukti, 1991:1). Faktor eksternal meliputi media pembelajaran, guru, materi, metode belajar dan sistem pembelajaran. Sedangkan faktor internal adalah faktor dari dalam diri siswa itu sendiri misalnya saja gaya dia belajar. Selain itu, untuk menciptakan suasana belajar yang efektif dan menyenangkan dapat tercipta dari interaksi yang terjadi, yaitu interaksi dari semua komponen pembelajaran. Interaksi tersebut bisa terjadi antara lain, interaksi antara guru dan siswa, siswa dan siswa, siswa dan media, siswa dengan metode dan sebagainya. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa media sebagai salah satu komponen dalam proses pembelajaran mempunyai posisi yang penting, karena media bisa berfungsi sebagai alat bantu 2

dan sebagai sumber belajar. Sejalan dengan pendapatnya Bahri dan Zain (2002:136) yang menyatakan bahwa: Kehadiran media memang mempunyai arti yang cukup penting dalam suatu proses pembelajaran. Ketidakjelasan dalam proses pembelajaran dapat dibantu dengan menghadirkan media sebagai perantara. Kerumitan bahan yang akan disampaikan kepada siswa dapat disederhanakan dengan bantuan media. Media dapat membantu dan mewakili kurangnya ucapan guru melalui kata-kata atau kalimat tertentu. Bahkan keabstrakan bahan dapat dikonkretkan dengan kehadiran media. Dengan demikian, siswa lebih mudah mencerna bahan daripada tanpa bantuan media. Setiap materi dalam mata pelajaran memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda. Begitu pun dalam mata pelajaran Sejarah. Ada beberapa materi yang memerlukan imaginasi yang kuat untuk menggambarkan suatu peristiwa masa lalu, sehingga siswa harus mempunyai daya imaginasi yang tinggi. Akan tetapi, tidak semua materi dalam setiap mata pelajaran sukar untuk dicerna, sehingga memerlukan media sebagai perantaranya. Pada satu sisi ada materi pelajaran yang tidak memerlukan alat bantu, tapi ada juga materi pelajaran yang sangat memerlukan alat bantu berupa media pembelajaran, contohnya media peta untuk mata pelajaran Sejarah. Bahri dan Zain (2002:137) menyatakan bahwa: Media sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran adalah suatu kenyataan yang tidak dapat dipungkiri, karena memang gurulah yang menghendakinya untuk membantu tugas guru dalam menyampaikan pesanpesan dari bahan pelajaran yang diberikan oleh guru kepada siswa. Guru sadar bahwa tanpa bantuan media, maka bahan pelajaran sukar untuk dicerna dan dipahami oleh setiap siswa, terutama dalam materi yang rumit atau kompleks. Penjelasan guru yang sulit dipahami dapat menyebabkan siswa cepat merasa bosan. Guru yang baik tentu sadar bahwa kebosanan siswa tersebut bisa saja berpangkal dari penjelasannya yang kurang jelas. Maka, salah satu jalan keluar 3

jika guru tidak memiliki kemampuan untuk menjelaskan suatu materi dengan baik, tidak ada salahnya jika menghadirkan media sebagai alat bantu pengajaran guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelum pelaksanaan pengajaran. Sejalan dengan pendapatnya Bahri dan Zain (2002:138) yang menyatakan bahwa: Media sebagai alat bantu mempunyai fungsi melicinkan jalan menuju tercapainya tujuan pengajaran. Hal ini dilandasi dengan keyakinan bahwa proses belajar mengajar dengan bantuan media dapat mempertinggi kegiatan belajar siswa dalam tenggang waktu yang cukup lama. Jadi dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan proses dan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Pada kenyataannya, penggunaan media sebagai alat bantu atau sebagai sumber belajar memang jarang digunakan. Hal tersebut disebabkan karena berbagai kendala yang dimiliki oleh guru untuk membuat media dan sekolah pun tidak banyak yang dapat menyediakan media untuk menunjang proses belajar mengajar tersebut. Maka, tidak banyak guru yang dapat menggunakan media karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya, padahal penggunaan media sangat penting apalagi untuk materi-materi yang membutuhkan perantara dalam penyampaiannya. Seperti halnya yang terjadi di sekolah-sekolah, khususnya mata pelajaran Sejarah, yang dalam proses pembelajarannya jarang menggunakan media. Apalagi banyak materi-materi Sejarah yang memang dapat lebih dimengerti jika siswa dibantu dengan media. Contohnya dengan penggunaan media peta, karena peta tidak hanya membantu dalam mata pelajaran Geografi saja, tapi materi-materi tertentu dalam mata pelajaran Sejarah pun Peta sangatlah penting, walaupun peta yang digunakan dalam mata pelajaran Sejarah berbeda dengan peta-peta yang biasa digunakan pada umumnya. 4

Nasution S (1982:119) menyatakan bahwa media peta tidak hanya diperlukan untuk mata pelajaran Geografi. Geografi dan Sejarah akan pincang tanpa peta. Macam-macam peta harus disediakan tentang tiap bagian dunia, seperti peta ekonomi, penduduk, politik dan sebagainya. Maka dari itu, seperti halnya Geografi, dalam mata pelajaran Sejarah juga terdapat beberapa materi yang sangat membutuhkan media peta sebagai alat bantu dan bahkan sebagai sumber belajar. Seperti apa yang dikatakan oleh Bahri dan Zain (2002:138) bahwa kegiatan belajar siswa dengan bantuan media akan menghasilkan hasil belajar yang lebih baik daripada tanpa bantuan media. Jadi, Melalui penggunaan media peta diharapkan dapat mempertinggi kualitas proses suatu pembelajaran yang pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas hasil belajar siswa. Sejalan dengan Kurt Lewin yang mengembangkan teori motivasi manusia di sekitar teori medan yang dikemukakan oleh Gestalt, bahwa perilaku (Behaviour) siswa sebagai perolehan belajar adalah fungsi dari individu (Person) dan lingkungan (environment). Jadi lingkungan dapat mempengaruhi peningkatan hasil belajar siswa. Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan belajar, yang didalamnya terdapat berbagai macam komponen pembelajaran termasuk media. Maka, berdasarkan latar belakang di atas peneliti tertarik untuk menerapkan media peta dalam proses pembelajaran Sejarah dengan melakukan penelitian yang berjudul PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PETA PADA PROSES PEMBELAJARAN SEJARAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA (Penelitian Quasi Eksperimen di Sekolah Menengah Atas Negeri 14 Bandung). 5

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah: Apakah hasil belajar Sejarah siswa yang belajar dengan menggunakan media peta akan meningkat secara signifikan? Rumusan masalah di atas dapat dijabarkan menjadi beberapa pertanyaan penelitian, yaitu: 1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara tujuan penggunaan media peta dalam pembelajaran sejarah terhadap hasil belajar siswa? 2. Apakah terdapat pengaruh yang siginifikan antara pengembangan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa? 3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan antara penilaian pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa? 1.3 Keterkaitan Variabel Bebas dengan Variabel Terikat Gambar 1.1 Bagan Keterkaitan Variabel Bebas dan Variabel Terikat Tujuan penggunaan Media Peta (X 1 ) Pengembangan Media Peta (X 2 ) Hasil Belajar Siswa (Y) Penilaian Media Peta (X 3 ) 6

1.4 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Menemukan besarnya pengaruh tujuan penggunaan media peta dalam pembelajaran sejarah terhadap hasil belajar siswa. 2. Menemukan besarnya pengaruh pengembangan media peta dalam pembelajaran sejarah terhadap hasil belajar siswa. 3. Mengkaji besarnya pengaruh penilaian pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis Manfaat teoritis merupakan sumbangan pemikiran dalam melakukan inovasi pendidikan. Memperkaya kajian ilmiah tentang pentingnya media pembelajaran dalam pencapaian tujuan pembelajaran sejarah secara optimal. Berdasarkan pendapat para ahli media peta memiliki manfaat antara lain: 1. Belajar dengan menggunakan media peta dapat membantu siswa dalam menunjukkan hubungan-hubungan ruang antara unsur-unsur dalam isi materi (Arsyad, 2003: 20 ). 2. Belajar dengan menggunakan media peta dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan dan menumbuhkan minat siswa dalam memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata (Triyoto, 2003:39). 3. Melalui media peta, siswa mampu menghubungkan peristiwa, waktu dan tempat kejadian Sejarah secara visual (Jamil, 2004: i ). 7

1.5.2 Manfaat Praktis a. Bagi Guru Penelitian ini dapat menjadi bahan masukan bagi guru dalam proses pembelajaran Sejarah dengan menggunakan media yang bervariasi. Penggunaan media peta Sejarah dapat dijadikan salah satu alternatif variasi tersebut. Dengan demikian diharapkan guru dapat menjadikan media peta Sejarah sebagai salah satu alat bantu dan sumber belajar dalam belajar sejarah. b. Bagi Siswa Penelitian ini dapat memotivasi siswa untuk belajar, membantu menghubungkan materi dengan dunia nyata, dan dapat mempermudah dalam memahami dan mengkaji materi sejarah yang disampaikan. c. Bagi Peneliti Merupakan sebuah sumbangan pemikiran dalam proses pembelajaran sejarah, menambah wawasan dan pengalaman yang dapat dijadikan bekal sebagai calon pendidik dalam meningkatkan motivasi siswa terhadap mata pelajaran sejarah. d. Bagi Umum Manfaat bagi masyarakat umum khususnya yang ingin melakukan penelitian yang serupa dapat dijadikan salah satu bahan rujukan dalam pengembangan penelitian berikutnya. 8

1.6 Definisi Operasional 1.6.1 Tujuan Penggunaan Media Peta Pada umumnya peta dapat memberikan informasi mengenai keadaan permukaan bumi, tempat, data budaya, kemasyarakatan, dan ekonomi (Wibawa dan Mukti, 1991: 44). Media peta Sejarah merupakan media berbahan gambar yang dapat dilihat dan diamati langsung (media visual) serta berfungsi sebagai penghubung antar ruang atau unsur-unsur dalam materi, sehingga materi pelajaran akan terlihat lebih nyata. Hal tersebut sejalan dengan pemikiran Rahardjo dalam Arsyad (2003:78) tentang tujuan penggunaan media peta sebagai media visualisasi konsep. Selanjutnya, Triyoto (2003: 43) menjelaskan bahwa media peta bermanfaat karena memiliki kelebihan, yaitu dapat memperlancar pemahaman, memperkuat ingatan dan menumbuhkan minat siswa. Dengan kata lain, salah satu tujuan digunakannya media peta adalah siswa mampu menghubungkan peristiwa, waktu dan tempat kejadian Sejarah secara visual. 1.6.2 Pengembangan Media Peta Menurut Abdurachman dalam Triyoto (2003: 43) menyatakan bahwa pada waktu melaksanakan proses pembelajaran, guru sebaiknya dapat menggunakan peta pada waktu yang tepat. Guru meminta perhatian kepada siswa terhadap peta tersebut, sehingga para siswa dapat mengadakan organisasi peragaan peta. Maka peta akan berfungsi sebagai alat komunikasi. Penggunaan peta yang tergesa-gesa dan tidak mendalam akan menyebabkan menghilangnya kesempatan untuk memperluas dan memperdalam pengetahuan yang dapat dilakukan dengan gambar-gambar peta tersebut. Guru berkewajiban untuk menggunakan peta 9

tersebut sebagai alat komunikasi dalam pendidikan dengan sebaik-baiknya. Perlu diingat, selama menggunakan media pembelajaran harus dihindari kejadiankejadian yang dapat mengganggu ketenangan, perhatian dan konsentrasi siswa. Jika media peta dapat digunakan dengan baik, maka kualitas belajar pun akan lebih baik yang pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 1.6.3 Penilaian Media Peta Penilaian media peta yang dimaksud di sini adalah bertujuan untuk memantapkan pemahaman siswa terhadap pokok-pokok materi atau pesan pembelajaran yang ingin disampaikan melalui media peta. Langkah ini juga dimaksudkan untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan untuk penilaian ini dapat dilakukan dengan memberikan tes kepada siswa di akhir pembelajaran. Apabila setelah digunakannya media peta, hasil tes siswa meningkat, dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa pun lebih baik daripada tidak menggunakan media peta. 1.6.4 Pembelajaran Pembelajaran menurut Hamalik (2002:48) merupakan proses komunikasi yang bersifat timbal balik, baik antara guru dengan siswa, maupun antara siswa dengan siswa. Jadi, yang dimaksud dengan pembelajaran dalam penelitian ini yaitu suatu kegiatan yang bersifat edukatif, dimana di dalamnya terdapat interaksi antara guru dan siswa dengan menggunakan media peta sebagai perantaranya. Media peta yang digunakan adalah Peta Sejarah, yang berfungsi untuk membantu guru dalam menyampaikan materi. 10

1.6.5 Hasil belajar Hasil belajar yaitu perubahan-perubahan yang diharapkan terjadi pada perilaku dan pribadi siswa setelah melalui proses belajar (Syamsudin, 1995:34). Dengan kata lain hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pembelajaran atau hasil kognitif siswa yang dicapai setelah mengalami proses pembelajaran (perlakuan) yang dapat diukur dengan membandingkan hasil dari tes awal (pre test) dengan hasil dari tes akhir (post test). Alat yang digunakan untuk memperoleh hasil belajar siswa adalah tes dan angket. Tes yang digunakan adalah tes yang dibuat oleh guru berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal, sedangkan angket terdiri dari 24 pertanyaan. Jawaban yang diberikan siswa menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang telah diajarkan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media peta. 1.7 Asumsi Dan Hipotesis 1.7.1 Asumsi penelitian Asumsi yang diajukan dalam penelitian ini antara lain: 1. Media pembelajaran peta mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas (Sudjana dan Rivai, 1989:10 ). 2. Salah satu faktor yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah penggunaan media peta (Nasution, 1982: 52). 11

1.7.2 Hipotesis Hipotesis utama yang diajukan dalam penelitian ini adalah Terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar siswa sebelum dan sesudah diberikan treatment berupa media peta dalam pembelajaran sejarah. Hipotesis utama tersebut kemudian dibagi menjadi beberapa hipotesis kerja sebagai berikut: 1. Sub Hipotesis H 1 : Ada pengaruh yang signifikan antara minat siswa pada media peta dalam pembelajaran sejarah terhadap hasil belajar siswa. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara minat siswa pada media peta dalam pembelajaran sejarah terhadap hasil belajar siswa. 2. Sub Hipotesis H 1 : Ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara pengembangan pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa. 3. Sub Hipotesis H 1 : Ada pengaruh yang signifikan antara penilaian pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa. H 0 : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara penilaian pembelajaran sejarah dengan menggunakan media peta terhadap hasil belajar siswa. 12

1.8 Metode Penelitian Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen semu (Quasi Eksperimen). Metode ini merupakan metode penelitian yang sistematis, logis dan teliti di dalam melakukan kontrol terhadap suatu kondisi. Metode ini bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang telah diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan untuk mengontrol dan memanipulasi semua variabel yang relevan. Dalam penelitian ini, peneliti memanipulasikan suatu stimulasi, treatment atau kondisi-kondisi eksperimental, kemudian mengobservasi pengaruh yang diakibatkan oleh adanya perlakuan atau manipulasi tersebut. Desain yang diajukan pada metode ini, yaitu terdapat dua kelompok subjek penelitian yaitu kelompok eksperimen (perlakuan) dan kelompok kontrol. Setiap kelompok mendapat materi pelajaran yang sama dan diberikan oleh guru yang sama. Kelompok eksperimen mendapatkan pelajaran dengan menggunakan media peta (perlakuan berupa media peta) yang telah dipersiapkan guru sebelumnya. Sedangkan kelas kontrol mendapat pelajaran tanpa menggunakan media peta (tanpa perlakuan), cukup dengan penjelasan guru sebagaimana biasanya. Pada kedua kelompok tersebut, dilakukan pengukuran melalui pre test (tes awal) di awal pembelajaran lalu proses pembelajaran, kemudian pengukuran untuk kedua kalinya post test (tes akhir). 13

1.9 Sistematika Penulisan Bab I merupakan Pendahuluan yang berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah dan pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, asumsi dan hipotesis dan sistematika penulisan. Bab II merupakan Kajian Kepustakaan yang berhubungan dengan judul, permasalahan yang dibahas yaitu mengenai ruang lingkup media dan media peta, dan hasil belajar. Bab III merupakan Metodologi Penelitian yang berisikan tentang metode penelitian, desain penelitian, populasi dan sampel, alat pengumpul data, dan teknik pengolahan data. Bab IV Hasil Penelitian merupakan pembahasan hasil-hasil penelitian mengenai deskripsi hasil pengolahan data dan analisis hasil penelitian berdasarkan perhitungan statistik yang dilakukan di kelas X di SMA Negeri 14 Bandung. Bab V merupakan bab terakhir yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran. Kesimpulan merupakan interpretasi dari kajian yang penulis lakukan berdasarkan penelitian sebagai jawaban dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. Sedangkan saran merupakan rekomendasi hasil yang didapatkan di lapangan yang bertolak dari kekurangan yang didapat dari penelitian sehingga dapat memberi sumbangan bagi pihak-pihak yang terkait. 14