I. PENDAHULUAN. Fakta sejarah telah mencatat bahwa peran mahasiswa sebagai agent of change

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kelompok atau lapisan sosial di dalam masyarakat. Kebudayaan ini merupakan suatu cara

I. PENDAHULUAN. Keberhasilan penyelenggaraan pembangunan juga tidak terlepas dari adanya

BAB I PENDAHULUAN. Pemuda sebagai generasi penerus sebuah bangsa, kader Selakigus aset. pengawasan pelaksanaan kenegaraan hingga saat ini.

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. ini berada dalam genggaman anak bangsa Indonesia sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan negara yang dikenal dengan masyarakatnya

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

I. PENDAHULUAN. generasi muda untuk mempunyai jiwa kemanusiaan.

BAB IV PEMUDA DAN SOSIALISASI

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

PERATURAN KELUARGA BESAR MAHASISWA FAKULTAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG GARIS-GARIS BESAR HALUAN KERJA KELUARGA BESAR MAHASISWA

PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI KORUPSI DENGAN TATANAN PENDIDIKAN ANTI KORUPSI

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dengan jelas. Perubahan tersebut diantaranya perubahan dalam

I. PENDAHULUAN. Perjuangan bangsa Indonesia sejak perintisan pergerakan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembentukan watak atau karakter (character building), yang mencakup sikap

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

BAB I PENDAHULUAN. Budaya politik kampus dilakukan dan diperoleh dari sebuah pemikiran-pemikiran

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gejolak dalam dirinya untuk dapat menentukan tindakanya.

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. generasi-generasi muda menjadi generasi yang cerdas. Maksud dari generasigenerasi

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis

I. PENDAHULUAN. Sekolah menyelenggarakan proses pembelajaran untuk membimbing, mendidik,

ISLAM DI INDONESIA. Disampaikan pada perkuliahan PENDIDIKAN AGAMA ISLAM kelas PKK H. U. ADIL, SS., SHI., MH. Modul ke: Fakultas ILMU KOMPUTER

INTERAKSI SOSIAL PADA AKTIVIS IMM DAN KAMMI. Skripsi

I. PENDAHULUAN. tinggi yang mencapai puncaknya. Seiring berkembangnya zaman, rasa. nasionalisme dikalangan pemuda kini semakin memudar.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

I. PENDAHULUAN. membuat negera kita aman, bahkan sampai saat ini ancaman dan gangguan

BAB I PENDAHULUAN. aktivitasnya berada di luar lingkup universitas atau perguruan tinggi. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang memiliki masyarakat yang banyak. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. telah berupaya meningkatkan mutu pendidikan. Peningkatan pendidikan diharapkan

KONFERENSI CABANG KE IX HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM (HMI)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERAN PERSATUAN MAHASISWA DALAM PEMBANGUNAN INDONESIA. Dr. H. Marzuki Alie KETUA DPR-RI

I. PENDAHULUAN. dapat mengatur kehidupan dunia dengan memanfaatkan teknologi sebagai. sarana meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang amat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan satu dari sekian banyak hal yang tidak dapat

2015 PEMBINAAN KETERAMPILAN SOSIAL DALAM PENGGUNAAN MEDIA SEARCH ENGINE BAGI PENINGKATAN CIVIC INTELLIGENCE SISWA PADA MATA PELAJARAN PPKN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

ANGGARAN DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. individu sering melupakan bahkan mempertanyakan nilai-nilai yang ada dalam

BAB I PENDAHULUAN. dapat mencapai tujuan akhir dari proses pendidikan. dan ilmu pengetahuan yang mereka miliki sangatlah minim sekali.

PETUNJUK PENYELENGGARAAN POLA DAN MEKANISME PEMBINAAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS PADJADJARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara kita Indonesia sejak dua tahun belakangan ini banyak dihembusi oleh

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan pada dasarnya adalah untuk merangsang manusia agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pembelajaran di sekolah baik formal maupun informal. Hal itu dapat dilihat dari

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbicara dalam konteks pendidikan formal. Mahasiswa dalam peraturan

BAB V PENUTUP. disimpulkan bahwa KAMMI telah melakukan beberapa hal terkait dengan strategi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sistem yang harus dijalankan secara terpadu dengan

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan teknis (skill) sampai pada pembentukan kepribadian yang kokoh

5/31/2013. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

PEDOMAN PRAKTIKUM.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. karakter yang diimplementasikan dalam institusi pendidikan, diharapkan dapat

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

I. PENDAHULUAN. dan teknologi yang memadai. Untuk menuju pada kemajuan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. Akhlak sebagai potensi yang bersemayam dalam jiwa menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

TAFSIR INDEPENDENSI HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

Student Government (Pemerintahan Mahasiswa)

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

5 Contoh Sikap dan Perbuatan yang Mencerminkan Usaha Pelestarian Lingkungan Hidup sebagai Pengamalan Pancasila

BAB I PENDAHULUAN. tonggak majunya suatu negara. Diera globalisasi ini pendidikan semakin

BAB VI PENUTUP. visi bersama mahasiswa yang menjadi cita-cita atau arah perubahan yang hendak

2015 PEMBELAJARAN MUATAN LOKAL KE PUI AN PERSATUAN UMAT ISLAM SEBAGAI UPAYA MENANAMKAN KESADARAN SEJARAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang lain yang berbeda dari dirinya

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki intelektual, mahasiswa tentunya memiliki peran dan tanggung

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. ketuntasan belajar siswa. Moral merupakan nilai yang berlaku dalam suatu

PENDIDIKAN POLITIK BAGI PEMILIH PEMULA. Oleh RANGGA Kamis, 19 Juni :56

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. oleh masyarakat menunjukkan bahwa Indonesia sudah menjadi negara yang telah

BAB V PENUTUP. kemasyarakatan adalah kelompok kepentingan Asosiasonal. dibentuk atas tujuan yang eksplisit. Terorganisir dengan sangat baik pada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha yang dilakukan secara sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. selalu menjadi kebutuhan dasar bagi setiap manusia.

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR 01/TAP/BPM FMIPA UI/II/2016.

BAB I PENDAHULUAN. Mitra Pustaka, 2006), hlm 165. Rhineka Cipta,2008), hlm 5. 1 Imam Musbikiin, Mendidik Anak Kreatif ala Einstein, (Yogyakarta:

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

I. PENDAHULUAN. lain-lain. Perubahan itu merupakan kecakapan baru yang terjadi karena adanya

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 alinea keempat yang berbunyi: Melindungi

BAB I PENDAHULUAN. bisa menjadi bisa seperti yang terkandung dalam Undang-Undang Sistem. Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 1 yaitu:

Syafrizal Helmi Staff Ahli Rektor USU bidang Kemahasiswaan

6/11/2014. Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi PERAN MAHASISWA DALAM GERAKAN ANTI-KORUPSI. No impunity to corruptors. Bab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ketertinggalan akademik, tetapi lengah dalam membangun karakter. Pembentukan

Pendidikan Anti-Korupsi Untuk Perguruan Tinggi

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fakta sejarah telah mencatat bahwa peran mahasiswa sebagai agent of change telah terbukti sebagai salah satu pelopor perubahan penting dalam tatanan masyarakat, bangsa bahkan menjadi sebuah kekuatan utama dalam gerakan revolusi. Gerakan revolusi ini pada akhirnya melahirkan tatanan kehidupan yang baru dalam masyarakat. Sejarah berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah bagian dari sumbangsih peran strategis pemuda. Kontribusi pemuda tersebut berlangsung sejak era kebangkitan nasional, perjuangan lahirnya kemerdekaan, pengawalan transisi rezim orde lama (Orla) ke orde baru (Orba), penggulingan tirani orde baru menuju orde reformasi sampai akhirnya sumpah pemuda sebagai spirit building dalam proses penyatuan konsep berbangsa, berbahasa dan bertanah air. Realita peran pemuda di atas harus diakui karena memiliki semangat nasionalisme tinggi dalam memperjuangan tatanan demokrasi bangsa yang berorientasi pada gerakan pro-kerakyatan. Kondisi pemuda Indonesia pada saat itu merupakan aset bangsa yang sangat berharga. Optimistik gerakan pemuda lahir dari idealisme yang sangat kuat. Selain itu, pemuda memiliki mental kepribadian yang kuat, bersemangat, etos kerja yang tinggi, ulet, kritis,

2 disiplin, inovatif dan bekerja keras dalam menjadikan kehidupan bangsanya menjadi lebih baik. Gerakan pemuda saat itu merupakan gerakan yang terorganisir- teratur melalui organisasi, salah satunya adalah Organisasi Kepemudaan (OKP). Beberapa Organisasi Kepemudaan/Kemahasiswaan yang masih eksis adalah Gerakan Pemuda Ansor (GPM), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Pemuda Muhammadiyah, Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi (LMND), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Ikatan remaja Muhammadiyah (IRM) dan beberapa elemen kepemudaan lainnya. Kehadiran OKP pada zaman kemerdekaan merupakan kekuatan starategis yang luar biasa. Orientasi gerakan yang diterapkan berafiliasi pada intelektual-praksis menuju konsep kebangsaan dan good governence. Semangat dan arah gerakan OKP-OKP akan keluar dari gerakan idealisme jika pemuda yang ada di dalamnya baik struktural maupun non-struktural telah dirasuki oleh pola pikir praktis. Mereka bukan lagi berkonsep jangka panjang akan tetapi, memiliki konsep ide, gagasan hanya bersifat jangka pendek. Jelas, hal ini hanya akan mengotori semangat nasionalisme pemuda. Padahal, generasi muda adalah generasi penerus bangsa dalam menciptakan country building yang lebih baik, mapan dan berpihak pada rakyat. Pola pikir praktis juga disebabkan adanya arus besar globalisasi yang berimbas pada peralihan ruh gerakan pemuda dari agent of change menjadi agent of hedonis. Mereka tidak lagi berpikir tentang bagaimana membangun

3 bangsa dan menciptakan demokrasi pro-kerakyatan melainkan berjiwa konsumerisme dunia hedonis. Inilah virus terbesar yang sedang mejangkiti pemuda. Di media massa (Surat Kabar, Majalah, Radio Televisi) selalu menyajikan berita skandal video mesum, korban obat-obat terlarang, tawuran, dan subjeknya tak lain kebanyakan dari golongan pemuda. Pola pikir praktis hanya memiliki format gerakan jangka pendek (short time) dan kepentingan sesaat. Oleh karena itu, pemuda harus secepatnya menata diri agar semangat nasionalisme tetap menjadi painting of great movement. Apa yang diungkapkan Muhaimin Iskandar menjadi sebuah loncatan strategis, saatnya pemuda (dalam OKP baik struktural maupun non-struktural) menghilangkan tradisi politik kerumunan yaitu politik yang memilki arti gerak politik berbasis isu, ide, momentum dan kepentingan hanya berorientasi jangka pendek (baca: melampaui demokrasi). Bukti sejarah atas peranan mahasiswa mulai dari era sebelum kemerdekaan maupun dalam mengisi kemerdekaan merupakan hal yang harus terpatri dalam diri insan muda Indonesia khususnya mereka yang berada pada garda mahasiswa Kekuatan kolektif mahasiswa dan pemuda Indonesia adalah kekuatan yang terpatri secara nyata dalam diri setiap insan muda bangsa Indonesia (Hendry Indra Utama dalam Haris Kusworo,10: 2010). Ada dua hal yang menonjol pada diri pemuda dalam sebuah gerakan. Pertama, kedudukannya sebagai basis operasional dan kedua, perannya dalam proses

4 kaderisasi. Kekuatan dan kesemangatan membuat pemuda menjadi sangat cocok bagi peran operasional yang membutuhkan energi besar. Sedangkan kepolosannya memudahkan para penggerak untuk menanamkan nilai-nilai yang akan memotivasi aktivitas gerakan. Seiring perkembangan zaman, distorsi atas kesadaran mahasiswa untuk menjalankan perannya sebagai insan intelektual sekaligus sebagai agen of change mulai masuk pada zona-zona strategis basis pemuda yakni kampus. Budaya hedonisme, apatisme dan pragmatism telah mengesampingkan peran mahasiswa sebagai agen perubahan bagi rakyat Indonesia. Politisasi atas kampus seolah menjadi hal yang biasa bagi mahasiswa saat ini, bahkan organisasi-organisasi mahasiswa kampus terkesan sengaja membuat afiliasi politik dengan penguasa sehingga naturalistik dalam membangun perjuangan menjadi politisme. Proses kaderisasi dikemas dalam nuansa politis paling tidak backround politik dari senior mewarnai dalam setiap proses pengkaderan bagi anggotanya. Forum pengkajian dan pembinaan islam (FPPI) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung merupakan organisasi internal mahasiswa FKIP UNILA yang bidang kegiatanya pada nuansa islam atau keagamaan. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya FPPI berkoodinasu dengan badan eksekutif mahasiswa Fakultas serta organisasi mahasiswa islam pada tingkat Universitas. FPPI secara umum bertugas melakukan pembinaan moral dan menanamkan nilai-nilai keislaman pada lingkungan mahasiswa FKIP UNILA terutama kepada anggotanya. Pembinaan ini bertujuan untuk meningkatkan

5 kemampuan mahasiswa terutama anggotanya dalam Mengamalkan syare at islam atau dalam arti luas meningkatkan rasa keimanan dan ketakwaan bagi anggotanya. Pembinaan iman dan takwa yang dilakukan FPPI terhadap anggotanya mencakup berbagai aspek yang dijalani mahasiswa dan dilakukan melalui proses stabilisasi yang terstruktur serta menyeluruh bagi seluruh mahasiswa yang berkeinginan menjadi anggota FPPI. Perintisan dakwah di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung sudah dimulai sejak awal berdirinya FKIP. Geliat dakwah mulai bersemi dengan adanya kajian-kajian keislaman yang dilakukan oleh kelompok-kelompok mahasiswa FKIP Unila, yang kemudian berkembang ke pengajian-pengajian tingkat program studi, jurusan, dan gabungan antar jurusan yang ada di FKIP. Kemudian antar jurusan- jurusan tersebut membentuk forum-forum lintas jurusan yang konsentrasi kegiatannya kepada kegiatan pengembangan kegiatan-kegiatan keislaman yang harapannya dapat memberikan kesejukan di hati. Dengan adanya forum-forum lintas jurusan yang terus berkembang tersebut, tepatnya pada tahun 1992 terbentuklah lembaga resmi di tingkat fakultas yang pada waktu itu masih menginduk kepada Senat Mahasiswa (SM) FKIP di dalam departemen kerohanian yang diberi nama Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam Senat Mahasiswa (FPPI-SM) dengan ketua senat adalah Agus Sugianto (Pendidikan Kimia) dan ketua FPPI-SM adalah Syamsuddin (Pendidikan Kimia).

6 Seiring dengan dinamika perkembangan kampus, maka dengan izin Allah SWT dan usaha yang sungguh-sungguh, teratur, terencana dan terarah dengan harapan untuk mengoptimalkan gerakan dakwah, melalui Mubes I (Musyawarah Besar I) pada tanggal 22 Mei 1999 secara resmi terbentuklah Unit Pelaksana Teknis Forum Pembinaan dan Pengkajian Islam (UPT FPPI) yang merupakan lembaga kemahasiswaan yang independen di lingkungan FKIP Unila. Kemudian pada awal kepengurusan periode 2005/2006 sesuai dengan birokrasi kemahasiswaan istilah UPT diubah menjadi UKMF (Unit Kegiatan Mahasiswa Fakultas). FPPI didirikan dengan tujuan : (1) Membentuk masyarakat kampus yang memiliki pemahaman Islam, (2) Mewujudkan suasana kampus yang Islami, (3) Membentuk mahasiswa muslim yang bertakwa, berintelektual dan berakhlak Islami, (4) Berperan serta secara aktif dalam dakwah Islam di kampus, (5) Menumbuhkan dan membina kader dakwah Islam di kampus, (6) Mempererat silaturahim antar lembaga Intern dan ekstern kampus.

7 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah yang ada dalam penelitian ini dapat di identifikasi sebagai berikut: 1. Peranan FPPI dalam membina moral mahasiswa PPKN Tahun Akademik 20010/2011. 2. Adanya pembinaan yang terstruktur dan menyeluruh oleh FPPI terhadap mahasiswa menjadikan FPPI sebagai organisasi mahasiswa internal FKIP UNILA sebagai organisasi yang besar dan berkembang. 3. Faktor pendukung dan penghambat upaya pembinaan iman dan taqwa yang dilakukan oleh FPPI. C. Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, maka penulis membatasi masalahnya pada peranan Forum Pembinaan Pengkajian Ialam (FPPI) dalam membina moral mahasiswa PPKN Tahun Akademik 2010/2011. D. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah: 1. Bagaimanakah peranan pembinaan FPPI FKIP UNILA dalam membina moral bagi anggotanya? 2. Apa saja yang menjadi faktor pendukung dan penghambat pembinaan FPPI FKIP UNILA terhadap anggotanya dalam upaya meningkatkan moral mahasiswa?

8 E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana peranan FPPI sebagai organisasi mahasiswa islam FKIP UNILA dalam upaya membina moral mahasiswa bagi anggotanya. 2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis Penelitian ini berguna untuk mengembangkan konsep-konsep ilmu pendidikan terutama pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dimana salah satunya wilayah kajiannya adalah pendidikan moral. b. Kegunaan Praktis Penelitian ini berguna sebagai suplemen untuk bahan ajar mata pelajaran PPKN bagi penulis dalam memberikan pencerahan dan masukan kepada siswa ketika masuk pada dunia kerja sebagai tenaga pendidik. F. Ruang Lingkup Penelitian 1. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian Penelitian ini termasuk lingkup pendidikan pancasila dan kewarganegaraan dalam kajian pendidikan moral sebagaimana termaktub dalam buir-butir pancasila serta pokok-pokok pembelajaran yang menyangkut budi pekerti serta norma-norma.

9 2. Ruang lingkup Subjek Penelitian Objek penelitian ini adalah pengurus dan anggota FPPI tahun akademik 2010/2011. 3. Ruang Lingkup Objek Penelitian Ruang lingkup objek penelitian ini adalah peranan FPPI FKIP UNILA dalam upaya meningkatkan moral mahasiswa. 4. Ruang lingkup wilayah penelitian Wilayah penelitian ini adalah lingkungan kampus Universitas Lampung terutama pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 5. Ruang lingkup waktu penelitian Ruang lingkup waktu penelitian yaitu sesuai dengan surat izin penelitian pendahuluan oleh Dekan FKIP UNILA 2010/2011.