BAB III METODE PENELITIAN. (penelitian semu) dengan rancangan desain pretes-postes. dengan kelompok kontrol di RS PKU Muhammadiyah

dokumen-dokumen yang mirip
NASKAH PUBLIKASI EFEKTIVITAS VIDEO MODELLING HAND HYGIENE DALAM MENINGKATKAN KEPATUHAN HAND HYGIENE TENAGA KESEHATAN DI RS PKU MUHAMMADIYAH GAMPING

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif observasional. Penelitian dilakukan untuk melihat ketepatan dan

BAB III METODE PENELITIAN. usia, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan, tingkat pendidikan, ketersediaan

BAB III METODE PENELITIAN

.BAB III METODE PENELITIAN. intervensi, kemuadian diobservasi lagi setelah intervensi.

BAB III METODE PENELITIAN. observasi. Berdasarkan Arifin (2012) menyebutkan penelitian deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN

O1 (X) O2. BAB lll METODOLOGI PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini menggunakan desain penelitian quasi experimental design:

METODE PENELITIAN. observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya satu kali

BAB III METODE PENELITIAN. menilai pengaruh doa dan dzikir al-ma tsurat terhadap skor depresi pasien

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. rancangan penelitian Quasi Eksperimen with control group design (Sugiyono, O1 X O2 O3 - O4

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (Nursalam, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian pra-eksperimental dengan pendekatan one

BAB III METODE PENILITIAN. quasi eksperimen dengan times series design. Kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Faktor yang dipelajari adalah kecemasan pada anak, hospitalisasi pada anak,

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang. Panembahan Senopati Bantul Yogyakarta.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. ini menggunakan quasy eksperiment pre-test & post-test with control group

BAB III METODE PENELITIAN. korelasi dengan menggunakan pendekatan cross sectional yaitu pengumpulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian analitik korelasi yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengkaji perbandingan terhadap pengaruh (efek) pada kelompok

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan pre and post test control design. Pengambilan data

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. korelasi yang bertujuan untuk mengungkapkan perbedaan korelatif antar

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasy-experiment posttest

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan studi eksperimental dengan desain pre-test

BAB III METODE PENELITIAN. metode survei dengan pendekatan Cross Sectional. Cross Sectional adalah data

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental dengan rancangan pre-post test with control group design yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross-sectional. Pendekatan cross-sectional yaitu jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini menggunakan rancangan eksperimen semu(quasi

BAB III METODE PENELITIAN. tidak perokok pada mahasiswa program studi ilmu keperawatan semester 6

BAB III METODE PENELITIAN. Dengan menggunakan rancangan penelitian eksperimental semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. experiment menggunakan pendekatan pre-post test design with control group.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian deskriptif komparasi (Notoatmodjo, 2010). Melalui pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan membuktikan hubungan tingkat pengetahuan

BAB III METODE PENELITIAN. correlative dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu jenis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. desain deskriptif korelatif, yaitu mencari hubungan antara variabel bebas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan quasi eksperiment dengan time series.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dan waktu penelitian, identifikasi variabel dengan definisi operasional,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan desain penelitian Quasi

BAB III METODE PENELITIAN. dalam satu kelompok (One-group pre-post test design). Sebelum diberikan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan mempelajari hubungan antara faktor kepatuhan dengan angka kejadian

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan Quasy Eksperimental pretest-posttest with control

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah non eksperimen dengan metode kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional dimana peneliti menekankan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional. Metode cross sectionalmerupakan suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian quasy experimental, control group pre test post test design. Jenis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah quasi-experiment dengan rancangan nonrandomized

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. variabel yang mempengaruhi penelitian (Sastroasmoro & Ismael, 2011).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antar variabel untuk menjelaskan suatu hubungan, memperkirakan

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini menggunakan metode Quasy-Experiment (penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. intervensi diberikan pretest tentang pengetahuan stroke dan setelah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif. Metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode True Eksperiment Pre-

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu metode yang bertujuan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui hubungan mobilisasi dengan penyembuhan luka pada pasien. Subjek yang diteliti

BAB III METODE PENELITIAN. Desain pada penelitian ini adalah descriptive comparative

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian observasional dengan bantuan kuesioner. Desain penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. cross sectional (Sastroasmoro & Ismael, 2006). Desain penelitian ini dipilih

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah quasy eksperiment (penelitian semu) dengan rancangan desain pretes-postes dengan kelompok kontrol di RS PKU Muhammadiyah Gamping. Tabel 3. Desain Penelitian Desain Penelitian Subjek Pre observasi Perlakuan Post observasi KK O1 - O2 KI O3 I O4 Keterangan: KK KI : Kelompok Kontrol perawat bangsal Zaitun : Kelompok Intervensi perawat bangsal Naim, perawat IGD dan dokter IGD O1 O2 : pre observasi kepatuhan hand hygiene : post observasi kepatuhan hand hygiene tanpa intervensi video modeling hand hygiene 48

49 O3 I O4 : pre intervensi kepatuhan hand hygiene : Intervensi (video modeling hand hygiene) : post intervensi kepatuhan hand hygiene setelah dilakukan video modeling hand hygiene. B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek penelitian ini adalah perawat yang bekerja di bangsal Zaitun, Naim, IGD dan dokter IGD sedangkan objek penelitian ini adalah RS PKU Muhammadiyah Gamping. Waktu pelaksanaan penelitian yaitu bulan Maret sampai Agustus 2014. C. Populasi, Sampel, dan Sampling Populasi penelitian ini adalah semua perawat yang bekerja di bangsal Zaitun, Naim, IGD dan dokter IGD RS PKU Muhammadiyah Gamping. Sampel terdiri dari 14 perawat Zaitun, 16 perawat Naim, 13 perawat IGD dan 8 dokter IGD.

50 Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan metode menggunakan metode total sampling dalam penelitian tesis ini, namun Karu (kepala ruang) pada masing-masing kelompok penelitian tidak diikutsertakan karena menjadi asisten peneliti untuk mengambil data masing-masing kelompok penelitian ini. D. Variabel Penelitian Variabel penelitian ini terdiri dari: Variabel bebas (independen) : Video modelling hand hygiene. Variabel terikat (dependen) : Kepatuhan hand hygiene. E. Definisi Operasional 1. Video Modelling hand hygiene adalah pembuatan video tentang kebersihan tangan (hand hygiene), terdiri dari mencuci tangan (handwashing) dan handrubbing pada 5 momen hand hygiene yang benar sesuai standar WHO yang dibuat dengan melibatkan dokter dan perawat di RS,

51 serta hasil video tersebut di putar di ruang tunggu pasien di poli dan IGD selama 2 minggu. 2. Kepatuhan hand hygiene tenaga kesehatan adalah tingkat kepatuhan tenaga kesehatan pada 5 momen hand hygiene yang benar dengan cara mencuci tangan (handwashing) dan handrubbing sesuai standar WHO. Pengukuran kepatuhan hand hygiene menggunakan checklist hand hygiene dan skala pengukuran kepatuhan hand hygiene menggunakan interval. F. Instrumen Penelitian Instrumen penelitian ini menggunakan checklist tentang kepatuhan hand hygiene. Checklist ini digunakan untuk mengetahui tingkat kepatuhan tenaga kesehatan dalam melakukan hand hygiene. Checklist ini terdiri dari 3 bagian yaitu: 5 momen penting hand hygiene, tata cara handwashing, dan handrubbing menggunakan bahan berbasis alkohol. Checklist berupa ya atau tidak, dikatakan ya apabila dilaksanakan dinilai 1 dan dikatakan tidak apabila

52 tidak dilaksanakan dinilai 0. Pembuatan video kepatuhan hand hygiene yang melibatkan tenaga kesehatan RS. G. Tahapan Pengumpulan Data Penelitian Pada Penelitian ini dilaksanakan dengan beberapa tahapan: 1. Tahapan pertama Pada tahapan pertama ini peneliti melakukan pre observasi atau pre intervensi selama empat belas hari. Pada tahapan pertama ini peneliti melakukan pre observasi atau pre intervensi dengan cara melihat langsung kepatuhan hand hygiene pada responden (tenaga kesehatan). Peneliti menggunakan lembaran checklist hand hygiene dalam kegiatan observasi, mengamati dan menandai secara langsung pada lembar observasi terhadap responden yang melakukan hand hygiene. Apabila responden melakukan hand hygiene sesuai dengan 5 momen hand hygiene maka checklist pada lembar observasi diberi nilai 1 yang artinya responden

53 melakukannya. Namun, jika responden tidak melakukan hand hygiene sesuai dengan 5 momen hand hygiene maka diberi nilai 0 yang artinya responden tidak melakukannya. Pre observasi yang dilakukan pada kelompok perawat bangsal Zaitun, pre intervensi paada perawat bangsal Naim, serta perawat dan dokter yang bertugas di IGD. Peneliti sendiri yang melakukan observasi di ketiga tempat tersebut dengan pembagian waktu sebagai berikut : a. Hari pertama, pagi hari di bangsal Naim, kemudian menjelang siang hari di bangsal Zaitun dan pergantian shif sore di IGD. b. Hari kedua, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di IGD dan pergantian shif sore di bangsal Naim. c. Hari ketiga, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di bangsal Naim dan pergantian shif sore di IGD.

54 d. Hari keempat, pagi hari di bangsal Naim, kemudian menjelang siang hari di bangsal Zaitun dan pergantian shif sore di IGD. e. Hari kelima, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di IGD dan pergantian shif sore di bangsal Naim. f. Hari keenam, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di bangsal Naim dan pergantian shif sore di IGD. g. Hari ketujuh, pagi hari di IGD, kemudian menjelang siang hari di bangsal Zaitun dan pergantian shif sore di bangsal Naim. h. Hari kedelapan, pagi hari di bangsal Naim, kemudian menjelang siang hari di bangsal Zaitun dan pergantian shif sore di IGD. i. Hari kesembilan, pagi hari di bangsal Naim, kemudian menjelang siang hari di IGD dan pergantian shif sore di bangsal Zaitun.

55 j. Hari kesepuluh, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di bangsal Naim dan pergantian shif sore di IGD. k. Hari kesebelas, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di bangsal Naim dan pergantian shif sore di IGD. l. Hari keduabelas, pagi hari di bangsal Zaitun, kemudian menjelang siang hari di IGD dan pergantian shif sore di bangsal Naim. m. Hari ketigabelas, pagi hari di bangsal Naim, kemudian menjelang siang hari di IGD dan pergantian shif sore di bangsal Zaitun. n. Hari keempatbelas, pagi hari di bangsal Naim, kemudian menjelang siang hari di IGD dan pergantian shif sore di bangsal Zaitun. Pada saat peneliti berada di bangsal Naim dan di bangsal Zaitun, pada saat responden (perawat) melakukan tindakan masuk ke kamar pasien, maka peneliti melakukan pre observasi atau pre intervensi dengan

56 melihat apakah responden (perawat) melakukan 5 momen hand hygiene atau tidak pada saat sebelum dan sesudah tindakan terhadap pasien seperti tindakan perawat dalam memberikan obat, memperbaiki letak infus sesuai tempatnya, memegang tempat tidur pasien ataupun area tempat tidur pasien, mengganti alas tempat tidur pasien, memberikan injeksi obat melalui infus, melakukan pengukuran tekanan darah dan suhu terhadap pasien, ataupun kegiatan lainnya yang berhubungan dengan pasien. Pada saat tersebut dilakukan pengamatan apakah responden melakukan 5 momen hand hygiene atau tidak. Sedangkan pada saat peneliti berada di IGD, pada setiap saat responden (dokter dan perawat IGD) melakukan tindakan terhadap pasien, karena pasien di IGD datang sewaktu-waktu maka pada saat tindakan tersebut dilakukan pre intervensi dengan cara melihat apakah responden (perawat atau dokter) tersebut melakukan 5 momen hand hygiene atau tidak pada saat sebelum dan sesudah tindakan terhadap pasien.

57 Sistem pre observasi pada bangsal Zaitun dan pre intervensi pada bangsal Naim memakai sistem random, yaitu siapa saja responden (perawat) yang masuk ke kamar pasien untuk melakukan tindakan, maka pada saat tersebut peneliti langsung mengamati dan melihat banyaknya momen hand hygiene. Sedangkan di IGD semua tenaga kesehatan IGD diamati satu per satu momen hand hygiene, kemudian dituliskan dalam lembaran cheklistnya satu persatu (tidak secara random seperti di bangsal Zaitun dan Naim), dilihat dan diamati sebanyakbanyaknya momen hand hygiene. 2. Tahapan kedua Setelah tahapan pertama (pre observasi) selesai, kemudian dilakukan tahapan kedua yaitu tahapan melakukan kegiatan seminar dengan tema pentingnya hand hygiene dengan pembicara Bu Arifiana, dari bidang PPI RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta. Semua responden dalam penelitian ini (responden di bangsal Zaitun, Naim dan IGD) dikumpulkan dalam sebuah

58 ruangan untuk mendapatkan pengetahuan dari pembicara tentang hand hygiene. Dalam seminar ini diputarkan video hand hygiene yang didapat dari referensi luar negeri, setelah video tersebut selesai diputarkan kemudian dijelaskan tentang hand hygiene, pentingnya hand hygiene dalam melaksanakan tugasnya dan praktik secara bersama-sama melakukan 6 langkah hand hygiene yang baik dan benar pada 5 momen hand hygiene. Agar mencukupi kuota responden yang diteliti maka seminar tersebut dilaksanakan sebanyak dua kali. Pada saat seminar tersebut dijabarkan dan ditampilkan hasil pre observasi dari bangsal Zaitun, pre intervensi dari bangsal Naim dan IGD (unit penelitian ini). Tujuan dilaksanakan seminar ini adalah untuk memberikan pengetahuan yang sama, mengingatkan kembali, menyamakan persepsi, dan menghindari persepsi yang bias dari pentingnya 5 momen hand hygiene dan 6 langkah hand hygiene pada semua responden yang diteliti.

59 3. Tahapan ketiga Setelah seminar sebanyak dua kali tersebut selesai. Maka tahapan ketiga adalah melakukan video modelling. Untuk tahapan video modelling ini, maka akan diambil unit responden secara acak (random sampling) apakah responden (perawat) bangsal Zaitun atau responden (perawat) bangsal Naim yang diambil sebagai pemeran video modelling. Setelah dilakukan pengambilan secara acak (random sampling) maka didapatkan hasil yang memerankan sebagai model dalam video modelling hand hygiene ini adalah responden (perawat) pada bangsal Naim. Ternyata setelah dilihat dari hasil pre intervensi pada tahapan sebelumnya secara kebetulan responden pada bangsal Naim memiliki 5 momen hand hygiene yang paling rendah nilainya. Skenario video modelling hand hygiene ini dibuat sendiri oleh peneliti, Skenario terdiri atas beberapa adegan yaitu peran perawat (model) melakukan tindakan ke kamar pasien, peran perawat terhadap pasien dengan

60 lingkungan pasien (misalnya mengganti alas tempat tidur pasien, memberikan injeksi obat melalui infus, melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensimeter terhadap pasien, dan lainnya). Kemudian pada unit IGD, juga dilakukan peran video modelling oleh penaga kesehatan IGD. Model pada video modelling hand hygiene di unit IGD ini di ambil secara acak (random) oleh peneliti yaitu siapa saja perawat dan dokter IGD yang keluar nama-nama dalam pengambilan secara acak tersebut dan yang bersedia mengajukan diri untuk menjadi model video modelling ini dengan jumlah yang sudah ditentukan dalam skenario. Proses pelaksanaan semua syuting video modelling hand hygiene ini dilakukan selama dua minggu. Setelah semua proses syuting video selesai, kemudian video tersebut diedit dan diberikan kepada pembimbing penelitian ini yaitu dr.arlina untuk dinilai layak atau tidaknya untuk diujikan dalam penelitian ini.

61 Setelah dinilai oleh pembimbing akhirnya video tersebut layak untuk diujikan dalam penelitian ini. 4. Tahapan keempat Setelah video dinyatakan layak untuk diujikan dalam penelitian ini (diputarkan) maka selanjutnya file video tersebut dimasukkan ke dalam flasdisk kemudian diputarkan melalui televisi layar datar yang berada di ruang tunggu pasien yang berdekatan dengan poli spesialis dan ruang tunggu pasien yang berada di depan IGD serta tempat-tempat lainnya yang memiliki sarana televisi yang tersambung dengan pemutar video yang berhubungan dengan pasien dan petugas medis RS tempat penelitian ini dilaksanakan. Pemutaran video ini dilaksanakan selama dua minggu berturut-turut dan diputar secara terus-menerus dari tanggal 16-30 Juni 2014. 5. Tahapan kelima Setelah selesai pemutaran video hand hygiene ini selama dua minggu selanjutnya masa tenang selama satu

62 bulan untuk menghilangkan bias. Hal ini dilakukan untuk memastikan responden pada penelitian ini apakah masih mengingat semua pengetahuan tentang hand hygiene, 5 momen hand hygiene yang baik dan benar, dan 6 langkah hand hygiene pada handwashing dan handrubbing. 6. Tahapan keenam Setelah selesai satu bulan masa tenang selanjutnya masuk pada tahapan terakhir yaitu tahapan post observasi pada kelompok kontrol perawat bangsal Zaitun, post intervensi perawat bangsal Naim, perawat IGD dan dokter IGD. Peneliti meminta Karu (Kepala ruang) dari bangsal Zaitun, bangsal Naim dan IGD untuk mengisi checklist dari responden yang berada pada unit masing-masing dengan mengamati 5 momen hand hygiene terhadap pasien baik sebelum ataupun sesudah tindakan. Peneliti melakukan persamaan persepsi atau memberikan penjelasan kepada Karu (Kepala ruang) tentang cara melakukan pengisian checklist tersebut terhadap 5 momen

63 hand hygiene dan 6 langkah hand hygiene yang dilakukan oleh perawat dan dokter pada masing-masing unit. Post observasi atau post intervensi yang dilakukan oleh Karu (Kepala ruang) ini dilaksanakan selama empat belas hari dengan mengamati sebanyak-banyaknya momen hand hygiene yang ditemui pada responden. Setelah selama empat belas hari tersebut selesai, maka selesai tahapan penelitian lapangan terhadap penelitian video modelling hand hygiene. Dalam penelitian ini peneliti melakukan analisis data membandingkan hasil pre observasi atau pre intervensi dengan post observasi atau post intervensi. Intervensi/perlakuan dengan video modelling ini dimaksudkan untuk mengubah kebiasaaan responden yang tidak terbiasa menjadi biasa terhadap 5 momen hand hygiene. H. Uji Validitas dan Reabilitas Validitas adalah ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Uji validitas

64 digunakan untuk menguji apakah alat ukur pertanyaan yang dipakai dalam kuesioner dapat mengukur dengan cermat atau tidak. Pada penelitian ini uji validitas yang digunakan adalah uji validitas internal yaitu analisis butir dengan cara menghitung nilai koefisien validitas masing-masing butirbutir pertanyaan terhadap total skor faktor. Reliabilitas digunakan untuk mengukur konsistensi kuesioner apabila dipakai untuk penelitian berulang-ulang. Suatu kuesioner dikatakan reliable apabila memiliki koefisien keterandalan lebih dari 0,6. Pada penelitian ini tidak dilakukan uji validitas dan realibilitas karena instrumen yang digunakan untuk mengukur kepatuhan hand hygiene sudah baku. I. Analisis Data 1. Pengolahan Data Dalam proses pengolahan data terdapat langkah-langkah sebagai berikut:

65 a. Editing Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang diperoleh atau dikumpulkan. b. Coding Coding yaitu memberikan kode agar memudahkan dalam menganalisis data. c. Tabulating Tabulating merupakan memberikan skor pada kuesioner, yaitu skor 0 pada jawaban tidak patuh dan skor 1 pada jawaban patuh. Hasil skor dimasukkan kedalam tabel. d. Data Entry Data-data yang telah ada didalam tabel dimasukkan kedalam database komputer. e. Penyajian data Setelah data diolah, selanjutnya data tersebut disajikan dalam bentuk tabel. Untuk memudahkan pembaca, maka dijelaskan juga dengan menggunakan narasi.

66 2. Analisis Data Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah paired t-test dan man-whitney. Paired t-test untuk membandingkan perbedaan kepatuhan hand hygiene pre observasi dan post observasi pada kelompok kontrol bangsal Zaitun, pre intervensi dan post intervensi pada kelompok intervensi bangsal Naim, perawat IGD, dokter IGD. Man-whitney untuk mengetahui perbedaan hand hygiene pada kelompok kontrol perawat bangsal Zaitun dengan intervensi perawat bangsal Naim. Sebelum dianalisis terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan menggunakan Shapiro wilk, karena sampel yang digunakan kurang dari 50 orang. J. Etika Penelitian Peneliti berpegang pada etika penelitian yaitu tidak akan merugikan subjek penelitian (Nursalam, 2008; Notoatmodjo, 2010 cit. Diahekawati, 2014). Etika penelitian yang dilakukan peneliti antara lain:

67 1. Meminta surat izin penelitian ke Program Studi Magister Manajemen Rumah Sakit Program Pascasarjana, kemudian ke pejabat tempat penelitian. 2. Informed consent yaitu lembar persetujuan untuk menjadi responden yang diisi sebelum penelitian dilaksanakan. Responden berhak menerima atau menolak serta peneliti tidak akan memaksa. 3. Confidentiality yaitu menghormati hak responden dengan merahasiakan identitas, informasi yang diberikan responden dan hanya diketahui oleh peneliti saja temasuk tempat penelitian dilakukan peneliti tidak akan merugikan Rumah Sakit, nama Rumah Sakit hanya akan disebutkan untuk kebutuhan penelitian, jika pihak Rumah Sakit tidak menyetujui nama Rumah Sakit disebutkan, peneliti menampilkan nama Rumah Sakit dengan nama initial jika dipublikasikan. 4. Anonimity yaitu identitas seperti nama responden dan nama asli Rumah Sakit tidak diperlihatkan dalam pembahasan atau publikasi hasil penelitian.

68 5. Justice yaitu penelitian ini menerapkan psinsip keadilan, dimana semua perawat mempunyai hak yang sama untuk mengikuti kegiatan pelatihan ini.