BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jusuf Kalla dihadapan Forum Rektor menyatakan, Indonesia bangsa yang besar dan memiliki kekayaan yang luar biasa. Bangsa ini lambat kemajuannya bukan karena sistemnya. Negara boleh berbeda atau sama sistemnya, tetapi yang paling penting adalah soal kepemimpinan (Gunawan, Kompas, 20/01/2013). Peran dan tugas pimpinan dalam sebuah organisasi sangatlah vital. Hidup di abad informasi adalah sebuah tantangan besar bagi setiap orang. Dunia mengalami perubahan dengan sangat cepat pada setiap detiknya. Kebutuhan akan hadirnya seorang pemimpin pada sebuah organisasi yang selalu mempunyai daya kreativitas tinggi adalah sebuah hal yang wajib dan mendesak. Kemudian untuk bisa bertahan dan suksesnya sebuah organisasi, pemimpin harus selalu melakukan perubahan besar, berpikir cepat, bekerja lebih cerdik dan juga mempunyai mimpi yang lebih jauh dan melakukan tindakan dengan cara yang berbeda. Banyak pimpinan sekolah yang mengelola sekolah secara tradisional, memelihara tradisi masa lalu, merasa puas dengan keadaan sekarang, tidak berani membuat terobosan. Penyebabnya antara lain karena belum menyatunya pola pikir dan cara pandang antara kepala sekolah dengan anggota organisasi di sekolah. Padahal untuk mencapai visi dan misi sebuah sekolah dibutuhkan pemahaman yang sama tentang tujuan yang ingin dicapai dari sekolah tersebut. 1
Kepala sekolah sebagai pemimpin harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan kemauan dan kemampuan tenaga kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan tugas atau wewenang akan melahirkan tanggung jawab kolektif semua warga sekolah. Adakalanya pada saatsaat tertentu guru tidak mampu ataupun tidak mau melaksanakan tugasnya karena kurangnya komitmen organisasional guru terhadap sekolah. Kepemimpinan kepala sekolah melayani diyakini mampu meningkatkan komitmen guru terhadap tugasnya. Tugas kepala sekolah bukan lagi sebatas memerintah namun harus ikut terlibat dan mengajak anak buahnya untuk bergerak sesuai tujuan yang hendak dicapai oleh organisasi sekolah. Pemimpin itu harus melayani orang lain dengan memberdayakan potensi, kewenangan, maupun kekuasaan, yang dimilikinya. Dia bersedia menyingsingkan lengan baju untuk bekerja sehingga otomatis akan menjadi contoh bagi bawahannya. Kepemimpinan yang melayani dapat diwujudkan dalam kemampuan menyusun program, organisasi personalia, memberdayakan tenaga kependidikan dan mendayagunakan sumber daya sekolah secara optimal. Seorang pemimpin sekaligus mentor bagi bawahannya. Mentor bertugas membuat orang lain menjadi lebih baik lagi bagi kehidupannya. Kesalahan pemimpin ketika lebih sering mengedepankan emosi karena memiliki kekuasaan dan kekuatan. SMKN 2 Sewon adalah SMK kecil yang dikembangkan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan SMK di Kabupaten Bantul sejak tahun 2004 bersama dengan empat SMK kecil lainnya. Dalam arah perkembangannya, SMKN 2 2
Sewon mengalami kemajuan yang pesat, hal ini dilihat dari animo siswa baru yang mendaftar pada SMK ini dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan pada tahun 2009 SMKN 2 Sewon menambah program Keahlian Disain Komunikasi Visual untuk menjawab kebutuhan masyarakat akan jurusan ini. Dalam sembilan tahun perkembangannya, SMKN 2 Sewon telah mengalami pergantian kepala sekolah sebanyak tiga kali. Masa kepemimpinan yang relatif singkat ini nyatanya mampu membawa kemajuan yang berarti bagi SMK N 2 Sewon. Iklim persaingan yang terjadi antara SMK 2 Sewon sebagai SMK Kecil dengan SMK-SMK yang lainnya boleh dikatakan sudah mampu menunjukkan dampak yang positif. Dalam Lomba Kompetensi Siswa yang diselenggarakan setiap tahunnya, SMK 2 Sewon dapat memperoleh juara tiga besar dan lima besar pada Program Keahlian Kria Tekstil dan Multimedia di tingkat D.I. Yogyakarta. Namun demikian hal positif ini tidak diikuti oleh komitmen para guru di sekolah tersebut dalam melaksanakan tugasnya. Guru-guru seringkali ditemukan datang terlambat dan bahkan ada yang mangkir tidak menjalankan tugas tanpa ada pemberitahuan yang jelas. Berdasarkan presensi tahun 2012 dari total keseluruhan guru, ditemukan angka keterlambatan guru pada jam pertama mengajar sebesar 50 persen. Kemudian ditemukan juga tingkat ketidakhadiran guru tanpa keterangan yang jelas sebesar 25 persen. Rendahnya komitmen guru tersebut karena rendahnya rasa ikatan emosional, tanggung jawab dalam melaksanakan tugas. Hal lain yang juga berpangaruh pada rendahnya komitmen guru adalah kepemimpinan kepala sekolah yang kurang peduli dan melayani guru di sekolah tersebut. 3
Selain itu ditemukan juga ada beberapa guru yang merasa tidak nyaman dan betah di sekolah itu. Indikasinya mereka mengusulkan pindah dari sekolah tersebut. Hal ini menunjukkan para guru merasa masa depannya di sekolah tersebut tiadak memberikan sebuah harapan yang cerah. Agarwal et al., (1999) menyebutkan bahwa secara teoritis maupun empiris, komitmen organisasional dipengaruhi oleh kepemimpinan yang melayani yaitu servant leadership. Selanjutnya, penelitian Dessler (1999) menyebutkan bahwa pegawai yang memiliki komitmen tinggi memiliki nilai ketidakhadiran yang rendah, dan memiliki masa bekerja yang lebih lama dan cenderung untuk bekerja lebih giat serta menunjukkan prestasi yang lebih baik. Sementara, penelitian lainnya menyebutkan bahwa komitmen organisasional dipengaruhi berbagai hal, diantaranya: kepemimpinan dan persepsi karyawan terhadap gaji (Agrawal et al, 1999; Spector,1997). Penelitian Thomson (2010) menemukan bahwa ada pengaruh yang kuat keyakinan perilaku kepemimpinan pada kesuksesan pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan. Selanjutnya, pada penelitian Andrianto (2012), dan Laksamana (2012) ditemukan juga adanya pengaruh servant leadership terhadap komitmen organisasional. Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang pengaruh servant leadership pada komitmen organisasional guru di SMKN 2 Sewon, Bantul, Yogyakarta. 4
1.2 Rumusan Masalah Kemajuan dan perkembangan sekolah tidak dapat dipisahkan dari pimpinan dan komitmen organisasional seluruh anggota (pelaku pendidikan) yang terlibat didalamnya. Berdasarkan latar belakang, maka perlu dikaji lebih lanjut apakah guru-guru SMKN 2 Sewon mempunyai komitmen organisasional yang dibutuhkan untuk pengembangan sekolah menuju arah perbaikan. 1.3 Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, pertanyaan penelitian yang menjadi fokus penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah servant leadership berpengaruh positif pada komitmen afektif guru? 2. Apakah servant leadership berpengaruh positif pada komitmen kontinuan guru? 3. Apakah servant leadership berpengaruh positif terhadap komitmen normatif guru? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini sesuai dengan rumusan masalah yang telah diuraikan di atas yaitu: 1. Untuk menganalisis pengaruh positif servant leadership pada komitmen afektif guru. 2. Untuk menganalisis pengaruh poitif servant leadership pada komitmen kontinuan guru. 3. Untuk menganalisis pengaruh positif servant leadership pada komitmen normatif guru. 5
1.5 Manfaat Penelitian 1. Penelitian ini diharapkan akan memberikan informasi yang bermanfaat kepada sekolah SMKN 2 Sewon, dalam mengelola gurunya dan meningkatkan komitmen organisasional mereka. 2. Hasil penelitian ini juga bisa memperkaya penelitian bidang Sumber Daya Manusia, terutama berkaitan dengan servant leadership dan komitmen organisasional. 1.6 Batasan Penelitian Fokus penelitian ini hanya pada tiga buah pertanyaan penelitian yang disebutkan di atas dengan ruang lingkup pada guru-guru SMKN 2 Sewon. Penelitian ini didasarkan pada persepsi masing-masing guru yang bertugas di sana yang dijadikan sebagi responden tanpa ada evaluasi dari rekan ataupun atasan. 1.7 Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Pada pendahuluan ini berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup dan batasan penelitian. Bab II. Tinjauan Pustaka Pada bab ini dijelaskan teori-teori dan penelitian sebelumnya yang mendukung dan relevan dengan penelitian yang dilakukan, serta hipotesishipotesis yang diajukan. Bab III. Metode Penelitian 6
Pada bab ini peneliti menjelaskan desain penelitian, definisi istilah atau operasional, populasi dan sampel, instrumen penelitian, metode pengumpulan data dan metode analisis data. Bab IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini akan dibahas mengenai hasil temuan data di lapangan, deskripsi data, pengujian hipotesis, dan pembahasan. Bab V. Simpulan dan Saran Pada bab ini akan dibahas simpulan, keterbatasan, implikasi dan saransaran berdasarkan hasil temuan penelitian di lapangan. 7