BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA A. Buku

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Nur S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Jakarta: Aufa Media, 2012, h. 4

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Simpanan Pelajar (SIMPEL) KSPPS BMT Al-Hikmah Ungaran

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank pembiayaan rakyat syari ah atau yang lebih dikenal dengan

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB 1 PENDAHULUAN. kenaikan yang baik. Lembaga Keuangan Mikro Syariah (LKMS) seperti. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) dan Koperasi JASA Keuangan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. 2014, h Mardani, Aspek Hukum Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia, Jakarta:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. ANALISIS PENERAPAN AKAD WADI AH PADA PRODUK TABUNGAN ZIARAH DI KOPENA PEKALONGAN

BAB III PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA

BAB I PENDAHULUAN. dikenal lembaga keuangan mikro syariah yang bernama BMT. 1 BMT. menyalurkannya sesuai dengan peraturan dan amanatnya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Mekanisme Pemberian Bonus Pada Produk Simpanan Mitra Sahabat

BAB I PENDAHULUAN. Nur Rianto Al Arif, LembagaKeuanganSyariah, CV PustakaSetia, Bandung,2012, hlm. 198.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hlm.3

BAB I PENDAHULUAN adalah Bank Muamalat (BMI). Walaupun perkembangannya agak. terlambat bila dibandingkan dengan Negara-negara muslim lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh ke Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. menyatakan ijab dan yang kedua menyatakan qabul, yang kemudian

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan masyarakat muslim Indonesia dapat menjalankan kegiatan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN TABUNGAN PAKET LEBARAN DI KJKS BMT-UGT SIDOGIRI CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Baitul Maal wat Tamwil dan Koperasi Syariah merupakan lembaga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keimanan dan ketakwaan melahirkan krisis politik sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Operasionalisasi BMI kurang menjangkau usaha masyarakat kecil. untuk mengatasi hambatan operasionalisasi BMI tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dan bank muamalat merupakan bank pertama yang ada di indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan pesat. Bahkan keberadaan bank syari ah saat ini menjadi salah

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat yang kelebihan dana (surplus of fund).

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan syariah merupakan salah satu inovasi yang baru dalam dunia

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan dimunculkannya sistem perbankan syari ah pada

BAB I PENDAHULUAN. dengan aktifitas lembaga keuangan secara halal. kemanfaatan yang sesuai dengan prinsip syari ah 1. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. dan menengah seperti pasar tradisional, wilayah usaha kecil dan menegah,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syari ah mapun lembaga keuangan syari ah pada akhir-akhir

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mendefinisikan koperasi sebagai kumpulan orang-orang atau badan hukum,

BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

BAB I PENDAHULUAN. Yogyakarta: Ekonomi, 2005, h Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syari ah, Cet. III, 2 Ibid. h. 96.

kebutuhan manusia. Uang yang beredar semakin banyak dan menjadi alat yang wajib disetiap transaksi jual beli. Penjual pada akhirnya bekerja mencari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kekayaan. Seperti halnya perbankan konvensional, perbankan syariah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. dua istilah, yaitu baitul maal dan baitul tamwil. Secara harfiah baitul maal

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. syariah, dalam menjalankan bisnis dan usahanya juga tidak terlepas dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan telah berperan besar dalam pengembangan dan. pertumbuhan masyarakat modern.baik kegiatan usaha yang berskala besar

BAB I PENDAHULUAN. tertarik olehnya. Sejak itu, berkembanglah bank dengan cara-caranya. 1

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. namanya bank. Baik negara maju maupun negara berkembang membutuhkan. melakukan berbagai macam aktivitas keuangan.

BAB I PENDAHULUAN. beroperasi sesuai dengan nilai-nilai dan Prinsip Ekonomi Islam (Islamic

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi, produk atau jasa yang bersaing dalam satu pasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah negara,

BAB I PENDAHULUAN. Ini pun dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang yang bersedia untuk

Nama : Agus Hermawan,SH. Jabatan : Ketua Sibrata. Alamat : Panggang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini menggunakan metode sebagai berikut: Penelitian yang peneliti gunakan adalah penelitian kualitatif yaitu

BAB I PENDAHULUAN. bank syariah dan Unit Usaha Syariah belum banyak seperti sekarang.

BAB I PENDAHULUAN. mikro yang dioperasikan dengan prinsip bagi hasil, menumbuh kembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari, baik kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. pesat, dimana Perbankan Syari ah mendapatkan respon yang positif oleh

BAB V PENUTUP. dapat disimpulkan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. pemecahan masalah atau mendapat jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan tertentu.

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, baik penelitian dengan paradigma kuantitatif maupun kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank,

BAB I PENDAHULUAN. ini, telah mendorong munculnya berbagai jenis produk dan system usaha

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan-kegiatannya dibidang keuangan, menarik uang dari dan. menyalurkannya kedalam masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Dan Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. (QS. Al- Baqarah : 275).

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. dan Jawa Timur menjadikan Koperasi Simpan Pinjam (KOSPIN) JASA

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat komprehensif dan

BAB I PENDAHULUAN. muslim dihadapkan pada sutu pilihan, yaitu penyimpanan dananya di bank

BAB II LANDASAN TEORI. yang harus dijaga dan dikembalikan kapan saja si penitip. Menurut pendapat lain, Wadi ah adalah akad penitipan

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. muamalah terdapat peluang bagi manusia untuk mengadakan pembaharuan,

BAB III PEMBAHASAN DAN ANALISIS. Sesuatu yang seseorang tinggalkan pada orang lain agar dijaga disebut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Pada awal periode 1980-an, diskusi mengenai bank syari ah

BAB I PENDAHULUAN. yang lainnya. Sebagai makhluk sosial manusia menerima dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. bagi hasil. Balas jasa atas modal diperhitungkan berdasarkan keuntungan atau

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU nomor 25 tahun 1992, koperasi adalah suatu bentuk. badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi

BAB I PENDAHULUAN. Bekasi Gramata Publising, 2014.hml 9. 1 Rahma Hidayat, Efesiensi Perbankan Syariah: Teori dan Prakteik,

BAB I PENDAHULUAN. konsep islam, yaitu kerja sama dalam skema bagi-hasil, baik untung

BAB IV ANALISIS PREFERENSI NASABAH TERHADAP SIMPANAN NUSA DAN SIMPANAN BERJANGKA MUDHARABAH

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data yang relevan. 1 Metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pesat seiring dengan semakin berkembangnya industri perbankan syariah.

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan

BAB 1 PENDAHULUAN. khususnya di negara-negara teluk sejak setengah abad yang lalu, mulai

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian lapangan yakni pengamatan

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. dapat digunakan saat masyarakat membutuhkannya. Bank Islam atau yang biasa disebut dengan Bank Tanpa Bunga, adalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam perkembangan masyarakat yang modern ini, membawa tendensi timbulnya bermacam-macam perjanjian jenis baru. Ini tidakmengherankan karena manusia itu selalu mencari kepuasan dengan berbagai cara dalam melakukan segala sesuatu. Begitu juga dalam lingkungan bermuamalah, semua dapat dilakukan demi tercapainya suatu maksud dantujuan tertentu. Melihat hal tersebut bank syariah membuat beberapa strategi pada beberapa produknya untuk meningkatkan minat masyarakat terhadap produk tersebut guna memenuhi kebutuhan mereka. Strategi pemasaran yang tepat dalam bisnis perbankan syariah sangat dibutuhkan dalam menarik minat, agar nasabah loyal dan menonjolkan produk serta jasa yang dimiliki bank, sehingga nasabah atau masyarakat mengetahui keunggulan dan fungsi produk dan berujung mengambil keputusan untuk menggunakan produk jasa bank syariah. Hal ini yang mendorong Artha Group mendirikan Simpanan yang 1

ditawarkan kepada masyarakat untuk memenuhi kebetuhan mereka dan memenuhi kepuasaan. Hal itu sejalan dengan tanggapan masyarakat tentang simpanan Artha Group, menurut mereka simpanan tersebut sangat membantu memenuhi sebagian kebutuhan mereka dan bonus yang diberikan sangatlah besar. Dengan bertambahnya anggota dan banyaknya masyarakat yang tertarik membuktikan bahwa simpanan Artha Group ini sangat dibutuhkan dan di minati masyarakat yang membuat simpanan yang di bentuk oleh Artha Group dapat berdiri selama 3 periode. Lembaga Keuangan Syari ah (LKS) merupakan lembaga keuangan yang berhubungan langsung dengan masyarakat kecil, maka LKS mempunyai tugas penting dalam mengembangkan misi keislaman dalam segala aspek kehidupan masyarakat. Dalam suatu lembaga keuangan syari ah pada umumnya penghimpunandananya berbentuk giro, tabungan dan deposito. Prinsip operasional syariah yang diterapkan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah prinsip Wadi ah. Wadi ah dapat diartikan sebagai titipan dari satu pihak ke pihak lain, baik individu maupun badan hukum yang harus dijaga dan dikembangkan kapan saja si penyimpan menghendakinya. Tujuan dari perjanjian tersebut adalah untuk 2

menjaga keselamatan barang itu dari kehilangan, kemusnahan, kecurian dan sebagainya. ان هللا يامركم ان تؤدوااالمنت الى اهلها...) النساء 85( Artinya: Sesungguhnya Allah menyuruh kamu untuk menyampaikan amanat (titipan), kepada yang berhak menerimanya. 1 (An-Nisa : 58) Tabungan Wadi ah merupakan tabungan yang dijalankan berdasarkan akad Wadi ah, yakni titipan murni yang harus dijaga dan dikembalikan setiap saat sesuai kehendak pemiliknya. Berkaitan dengan produk tabungan Wadi ah, bank syariah menggunakan akad Wadi ah yad aḍ-ḍamanah. Dalam hali ini, nasabah bertindak sebagai penitip yang memberikan hak kepada bank syariah untuk menggunakan atau memanfaatkan uang atau barang titipannya, sedangkan bank syariah bertindak sebagai pihak yang dititipi dana atau barang yang disertai hak untuk menggunakan atau memanfaatkan dana atau barang tersebut Bank sebagai penerima titipan tidak ada kewajiban untuk memberikan imbalan dan bank syariah dapat mengenakan biaya penitipan barang tersebut. Namun atas kebijakannya bank 1 Kementerian Agama RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, Jakarta Timur: PT. AL-MUBIN, 2013, hlm.87. 3

syariah dapat memberikan bonus kepada penitip dengan syarat sebagai berikut: 1. Bonus merupakan kebijakan hak prerogatif dari bank sebagai penerima titipan. 2. Bonus tidak disyaratkan sebelumnya dan jumlah yang diberikan baik dalam prosentase maupun nominal ( tidak ditetapkan dimuka). Jadi, bank syariah tidak pernah berbagi hasil dengan pemilik dana prinsip Wadi ah dan pemberian bonus atau imbalan kepada pemilik dana Wadi ah merupakan kebijakan bank syariah itu sendiri, sehingga dalam praktik bank syariah yang satu tidak sam dengan yang lain. 2 Dalam rangka penghimpunan dana suatu lembaga keuangan mempunyai cara tersendiri untuk melancarkan kegiatan operasionalnya, sebagiamana dalam ArthaGroup melakukan penghimpunan dana dengan cara mendirikan simpanan bersama Artha Group, dan diharapkan para nasabah tertarik kemudian dapat bergabung dalam simpanan tersebut. Simpanan bersama Artha Group dilaksanakan apabila peserta sudah mencapai batas minimal yaitu 400 anggota. Simpanan ini 2 Wiroso, Penghimpunan Dana dan Distribusi Hasil usaha Bank Syariah, Jakarta: PT Grafindo, 2005, hlm. 22. 4

dikemas dengan sistem arisan. Jangka simpanan ini adalah 4 tahun dengan setoran setiap bulan sebesar Rp. 250.000,00. Setiap penariakan nasabah yang beruntung tidak di wajibkan untuk membayar setoran pada bulan selanjutnya. Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka peneliti tertarik untuk membahas fenomena tersebut dan dikaji menjadi sebuah topik penelitian ilmiah. Kemudian masingmasing dikaji dan dievaluasi menggunakan hukum Islam. B. Rumusan Masalah Dengan mengamati latar belakang permasalahan yang ada, maka penulis tertarik untuk mengkaji dan meneliti beberapa pokok permasalahan yang dapat menjelaskan lebih mendetail untuk dibahas yaitu: 1. Bagaimana praktik penetapan bonus dalam akad Wadi ah di Artha Group Jepara? 2. Bagaimana Pandangan Hukum Islam terhadap praktik penetapan bonus dalam akad Wadi ah di Artha Group Jepara? 5

C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai penulis dalam menentukan judul skripsi ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana praktik penetapan bonus dalam akad Wadi ah di Artha Group Jepara. 2. Untuk mengetahui pandangan hukum islam terhadap penetapan bonus dalam praktik akad Wadi ah di Artha Group Jepara. D. Telaah Pustaka Telaah pustaka merupakan bagian terpenting dalam suatu penelitian, karena dengan telaah pustaka itu dapat diketahui hasil-hasil research terdahulu berkenaan dengan permasalahan-permasalahan yang serupa dan juga untuk melihat posisi penelitian ini dibandingkan dengan penelitian-penelitian terdahulu, di samping itu dengan telaah pustaka ini dimaksudkan untuk mengetahui keaslian tulisan hasil research ini dan untuk menghindari duplikasi. Berkaitan dengan persoalan Wadi ah sebenarnya telah banyak dilakukan penelitian oleh para peneliti terdahulu, mengingat persoalan Wadi ah bukanlah hal yang baru dalam terminologi Islam, akan tetapi bila dikaitkan dengan sistem arisan penulis belum banyak menjumpai hasil riset para 6

bank. 3 Skripsi yang ditulis oleh Abdul Malik dengan judul penulis terdahulu kecuali riset-riset di bawah ini: Adapun hasil penelitian yang mendekati permasalahan yang penulis akan teliti adalah sebagai berikut: Skripsi yang berjudul, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah (bonus) dalam Simpanan Wadi ah di PT. BPRS Sarana Prima Mandiri Pamekasan yang ditulis oleh Prayitno Ansyori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bonus pada simpanan Wadi ah di PT. BPRS Sarana Prima Mandiri Pamekasan tidak diperjanjikan sebelumnya dan bersifat suka rela dari pihak bank jadi tidak mengandung unsur riba. Selain itu pemberian bonus juga di prosentasekan sekitar 1-2% sesuai dengan kebijakan bank. Maka sistem pemberian bonus sudah sesuai dengan ketentuan hukum Islam karena pemberian bonus berupa ataya yang bersifat sukarela dari pihak Kupon Undian Berhadiah dalam Strategi Pemasaran ditinjau dari Sudut Etika Bisnis Islam(Studi Kasus di Kopma UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), yang didalam skripsinya dibahas mengenai korelasi kupon undian berhadiah dan spekulasi dalam 3 Prayitno Ansyori, Tinjauan Hukum Islam Terhadap Pemberian Hadiah (bonus) dalam Simpanan Wadi ah di PT. BPRS Sarana Prima Mandiri Pamekasan, Skripsi Sarjana Syariah, (Semarang: Perpustakaan STAIN Pamekasan, 2014), hlm.69. 7

bisnis dalam strategi pemasaran sangat erat sekali kerena pihak KOPMA berusaha untuk meningkatkan hasil omset dengan jalan kupon undian berhadiah, namun jika dilihat dari sudut masalahnya disamping untuk meningkatkan hasil penjualan hanyalah bertujuan untuk mempertahankan usaha bisnisnya, sehingga dalam tataran bisnis Islam dapat dibenarkan. 4 Penelitian yang dilakukan oleh M. Deddy Yudiar (2195130) S.1 FakultasSyari ah IAIN Walisongo Semarang dengan judul Tinjauan Hukum Islam terhadap Sistem Arisan Model Tabungan Pembangunan Kaitannya dengan Akad Wadi ah, di dalamnya membahas mengenai jumlahperolehan arisan antara putaran pertama sampai putaran terakhir tidak sama jumlahnya, perolehan arisan pada putaran pertama lebih banyak dari pada perolehan pada putaran berikutnya. Menurut peneliti ini arisan tabungan pembangunan tersebut sah dan boleh karena sudah memenuhisyarat dan Rukun dalam Wadi ah dan tidak adanya unsur-unsur penipuan,kejahatan atau yang lainnya. 5 4 Abdul Malik, Kupon Undian Berhadiah dalam Strategi Pemasaran ditinjau dari Sudut Etika Bisnis Islam (Studi Kasus di KOPMA IAIN UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta), skripsi Institut Agama Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004. 5 M. Deddy Yudiar Tinjauan Hukum Islam terhadap Sistem Arisan Model Tabungan Pembangunan Kaitannya dengan Akad Wadi ah. Skripsi 8

Jurnal yang ditulis oleh Indra Fajar Alamsyah, Penerapan Produk Perbankan Syari ah yang Menggunakan Akad Wadi ah Dihubungkan dengan Fiqih Muamalah. 6 Penelitian ini bertujuan untuk memahami wad i kepada muwaddi dalam akad Wadi ah dihubungkan dengan fiqih muamalah, untuk mengetahui penerapan produk perbankan syari ah yang menggunakan akad Wadi ah dihubungkan dengan fiqih muamalah. Hasil dari penelitian ini menyimpulkan bahwa Wadi ah adalah titipan, yaitu akad seseorang kepada yang lain dengan menitipkan benda untuk dijaganya secara layak. Apabila ada kerusakan pada benda titipan tidak wajib menggantinya, tetapi apabila kerusakan itu disebabkan karena kelalaian maka wajib menggantinya. Akad Wadi ah yang ada pada perbankan syari ah bukanlah Wadi ah yang dijelaskan dalam kitab-kitab fiqih. Wadi ah perbankan syari ah yang saat ini dipraktikkan, lebih relevan dengan hukum piutang, karena pihak bank memanfaatkan uang nasabah dalam berbagai proyek. Program S.1 Fakultas Syari ah Institut Agama Islam Negeri Walisongo Semarang. 6 Indra Fajar Alamsyah, Penerapan Produk Perbankan Syari ah yang Menggunakan Akad Wadi ah Dihubungkan dengan Fiqih Muamalah. Jurnal Sosial Humaniora( Hukum manajemen, Psikologi, Pendidikan, Komunikasi) Vol. 1 No. 2 di akses pada 29-8-2016 pukul 14.55 9

Jurnal yang ditulis Aswin Fatwa tentang Hadiah Lembaga Keuangan Syariah. 7 Jurnal ini bertujuan untuk menggali hukum tentang pemberian hadiah oleh Lembaga Keuangan Syariah kepada nasabah berupa cindera mata maupun hadiah meteril pada saat pembukaan rekening dengan cara undian. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa yang ditawarkan sebagai upaya pemasaran produk penghimpunan dana yang menggunakan akad Mu awadat yaitu giro mudharabah, tabungan mudharabah dan deposito mudharabah. Selanjutnya, pihak yang berhak menerima hadiah adalah pihak penyimpan sekaligus pemilik dana yang disimpan dalam bentuk tabungan giro deposito mudharabah. Berdasarkan berbagai hasil penelitian di atas, maka research yang akan dilaksanakan ini mempunyai karakter dan permasalahan yang berbeda dengan research sebelumnya, dimana penulis akan mengungkapkan lebih detail persoalan akad Wadi ah dalam arisan sistem gugur, dengan mengambil judul, Analisis Hukum Islam terhadap praktik penetapan bonus dalam akad Wadi ah di Artha Group Jepara. 7 Jaih Mubarok, dkk. Fatwa tentang Hadiah Di Lembaga Keuangan Syariah. Jurnal Ilmu-ilmu Keislaman, Vol XXXVII No. 2, hlm.327 di akses pada 28-8-2016 pukul 15.00 10

E. Metode Penelitian Dalam melakukan sebuah penelitian metode memiliki fungsi yang sangat penting untuk menentukan dan memecahkan masalah yang diteliti. Dengan metode yang tepat akan menghasilkan karya ilmiah yang baik dan terarah. Adapun metode yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research), yaitu mencari data dengan melakukan penelitian langsung di lapangan dengan pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis / lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. 8 Adapun lokasi penelitian ini adalah di gedung Artha Group jln. Mangunsarkoro No. 76 jepara. 2. Sumber Data Sumber data dalam penelitian adalah subyek darimana data diperoleh. 9 11 Penelitian yang dilakukan adalah penelitian kasus yaitu suatu penelitian yang 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Roda Karya, 2009, hlm. 4. 9 Suharsini Ari Kunto, Prosedur Penelitian (Suatu Pendekatan Praktik), Jakarta: PT. Rineka Cipta, Cetakan ke-12,,2002, hlm. 107.

dilakukan secara intensif, dan mendalam terhadap suatu transaksi. 10 Adapun sumber data yaitu terdiri dari: a. Data Primer Data primer adalah sumber data yang diperoleh secara langsung dari sumber data asli (tidak melalui media perantara). 11 Data primer ini berupa hasil wawancara langsung kepada Pengurus Artha Group ( Pimpinan BPR Nusumma Jateng Cabang Jepara, Pimpinan KJKS Artha Abadi), sekertaris simpanan Artha Group dan 3 anggota arisan Artha Group. b. Data Sekunder Data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara. 12 Umumnya, data sekunder ini sebagai penunjang data primer. Dalam kaitan ini data sekunder diperoleh melalui buku, Disertasi, jurnal, maupun dokumen yang berkaitan dengan penelitian tersebut. 13 10 Ibid, hlm.120. 11 Nur Indriantoro, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen, Yogyakarta:BPFE, 1999, hlm. 147. 12 Ibid, 13 Saefudin Azwar, Metodologi Penelitian, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, cetakan ke-1, 1998, hlm. 91. 12

3. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah mencari data-data yang digunakan dari obyek penelitian yang sebenarnya. Langkah-langkah dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut : a. Interview/Wawancara Interview ialah suatu upaya untuk mendapatkan informasi atau data berupa jawaban atas pertanyaan dari narasumber. 14 Interview ini di lakukan sebagai upaya penggalian data dari narasumber untuk mendapatkan informasi atau data secara langsung lebih akurat dari orang-orang yang berkompeten yaitu, kepada Pengurus Artha Group ( Pimpinan BPR Nusumma Jateng Cabang Jepara, Pimpinan KJKS Artha Abadi), sekertaris simpanan Artha Group dan 3 anggota arisan Artha Group. b. Dokumentasi Dokumentasi yakni metode pengumpulan data yang digunakan untuk menelusuri data historis. 15 Data 14 Lexy J Moleung, Metode Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1989, hlm.135 15 M Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi,Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya, Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2007, hlm. 124 13

tersebut mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, notulen rapat, dan sebagainya. 16 Adapun yang menjadi buku pegangan penulis dalam pengumpulan data adalah bukubuku fiqh terutama yang membahas akad Wadi ah dalam fiqh muamalah dan brosur Artha Group. 4. Analisis Data Dari data-data yang terkumpul, penulis berusaha menganalisis data tersebut.dalam menganilisa data, penulis menggunakan teknik analisa deskriptif yaitu data-data yang diperoleh kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata maupun gambar kemudian dideskripsikan sehingga dapat memberikan kejelasan yang realistis. Metode ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang menyangkut sesuatu pada saat berlangsungnya proses penelitian. 17 F. Sistematika Penulisan Skripsi Penulisan skripsi ini terdiri dari lima bab, masingmasing bab membahas permasalahan yang diuraikan menjadi beberapa sub bab. Untuk mendapatkan gambaran yang jelas 16 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,Jakarta: Rineka Cipta, 1998. hlm.206. 17 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Remaja Roda Karya, 2009, hlm. 47. 14

serta mempermudah dalam pembahasan, secara global sistematika skripsi ini adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian skripsi, telaah pustaka, metode penelitian skripsi dan sistematika penulisan skripsi. BAB II : KONSEP DASAR TENTANG WADI AH DAN HADIAH Bab ini menjelaskan tentang pengertian dan dasar hukum Wadi ah, rukun dan syarat Wadi ah, macam-macam akad Wadi ah, hukum menerima barang titipan, produk-produk Wadi ah dalam Lembaga Keuangan Syari ah dan Konsep dasar Hadiah. BAB III : PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA Bab ini membahas mengenai sejarah perkembangan Artaha Group, Struktur Organisasi Artha Group Jepara, Pelaksanaan simpanan di Artha Group Jepara dan Penetapan bonus di awal dalam simpanan. 15

BAB IV : TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENETAPAN BONUS DALAM AKAD WADI AH DI ARTHA GROUP JEPARA Bab ini merupakan bab analisis, yang meliputi analisa terhadap praktik penetapan bonus dalam akad Wadi ah di Artha Group Jepara dan tinjauan hukum Islam terhadap praktik penetapan bonus dalam akad Wadi ah di ARTHA GROUP Jepara. BAB V : PENUTUP Bab ini merupakan bab terakhir, penutup dari skripsi yang berisi tentang kesimpulan, saran saran, dan penutup. 16