BAB I PENDAHULUAN. pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari. 1 Proses pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. masih banyak aspek yang harus diperbaiki secara terus-menerus. Diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fiqih merupakan sebuah cabang ilmu, yang tentunya bersifat ilmiyah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan pada hakikatnya merupakan kegiatan mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. mendorong dan memfasilitasi kegiatan belajar mereka. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. didik dapat meraih hasil belajar dan prestasi yang optimal 1. para guru dalam melaksanakan pembelajaran. Untuk pemilihan model ini

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut, terjadi interaksi antara siswa dengan

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi

Charlina Ribut Dwi Anggraini

BAB I PENDAHULUAN. yang tak terbantahkan. Aktivitas pendidikan sendiri telah mulai dikenal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya. Dengan kata lain, peran pendidikan sangat penting untuk. pendidikan yang adaptif terhadap perubahan zaman.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. kemajuan pendidikan adalah suatu determinasi. Dalam undang-undang sistem

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya menuju masyarakat global adalah kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. dianggap dominan dalam mempengaruhi pembelajaran adalah guru, karena guru

BAB I PENDAHULUAN. masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia memegang peranan yang sangat penting di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN. hakikatnya manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Siswa yang belajar akan mengalami perubahan baik dalam pengetahuan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seorang guru mengetahui cara melakukan identifikasi kebutuhan belajar, dan bagaimana melakukan pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik apa yang akan dilakukan dalam kelas selama pertemuan berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya pembelajaran adalah suatu proses yang tidak mudah. menggunakan pembelajaran dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pemebelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat baik negara maupun bangsa. Pendidikan merupakan wahana untuk

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan potensi diri menjadi kompetensi yang beragam, harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Dimana

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Pendidikan. Menurut Undang-Undang No 20 Tahun 2003:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. persoalan pelik, namun semuanya merasakan bahwa pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. mengharuskan mampu melahirkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan hubungan yang tidak linier antar pendidikan dengan lapangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Matematika merupakan pelajaran pokok tiap jenjang pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. aktif yaitu ditandai adanya rangkaian kegiatan terencana yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat kurikulum bahasa Indonesia yang wajib untuk diajarkan. (SD) sampai dengan Perguruan Tinggi (PT).

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

BAB I PENDAHULUAN. 1 Yunahar Ilyas, Kuliah Akhlaq, (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2006), hlm. 13.

Eksperimentasi metode pembelajaran TGT (Teams Games

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memahami peranan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode- metode tertentu sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB 1 PENDAHULUAN. kebudayaan, dan upaya lain yang dilakukan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan guru secara sadar dan dengan sistematis serta berpedoman pada

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

Kata kunci: Aktivitas, Hasil belajar Matematika, dan Kooperatif Tipe Team Game Tournament (TGT) PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. dengan berbagai fasilitas yang memudahkan untuk mengakses pengetahuan, maka

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. membaca,menyimak,menulis dan berbiacara.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN TGT PADA STANDAR KOMPETENSI PERBAIKAN SISTEM PENGAPIAN SISWA KELAS XI TKR 3 SMK NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN AJARAN

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan pada hakekatnya adalah usaha sadar yang dilakukan pemerintah melalui kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan yang berlangsung di sekolah dan diluar sekolah sepanjang hayat untuk mempersiapkan peserta didik agar dapat memahami peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat dimasa yang akan datang. 1 Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas tersebut merupakan prasarat mutlak untuk mencapai tujuan pembangunan. Salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia tersebut adalah melalui pendidikan. Namun, untuk mencapai peningkatan kualitas pendidikan ada satu hal yang harus diperhatikan yaitu penyelenggaraan proses pembelajaran, dimana proses pembelajaran itu merupakan suatu sistem atau proses membelajarkan subjek didik/pembelajar yang direncanakan atau didesain, dilaksanakan, dan dievaluasi secara sistematis agar subjek didik/pembelajar dapat mencapai tujuan tujuan pembelajaran secara efektif dan efisien. 2 Seperti yang dijelaskan dalam undang undang No.20 tahun 2003 bahwasannya pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribidaian, kecerdasan, akhlak, 1 Binti Maunah, Landasan Pendidika, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal 5 2 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual, (Bandung: PT. Rafika Aditama, 2011), hal 3 1

2 mukia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara 3 Proses pembelajaran merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan tidak akan dapat terlaksana tanpa adanya suatu proses pembelajaran yang ada disuatu lembaga pendidikan. inti dari proses pembelajaran adalah belajar, mengajar dan pembelajaran. Proses ini terjadi secara terus menerus sepanjang manusia hidup, belajar dapat diartikan sebagai suatu proses perubahan tingkah laku dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperoleh dalam jangka waktu yang lama dan dibawah bimbingan pengajar. Namun, maksud pengajar didalam belajar tidak harus berbentuk manusia atau guru tapi juga dalam bentuk pengalaman sehingga manusia yang mengalami sebuah pengalaman akan melakukan perubahan yang lebih baik dari sebelumnya baik dari sikap, pikiran maupun pandangan hidup. Inti dari proses pembelajaran selanjutnya adalah mengajar, menurut Arnie Fajar dalam Sulistyorini menjelaskan bahwa mengajar adalah memberikan sesuatu dengan cara membimbing dan membantu kegiatan belajar kepada peserta didik dalam mengembangkan potensi potensi intelektual, emosional serta spiritual sehingga potensi potensi tersebut dapat berkembang secara optimal. 4 Dalam menjalankan ketiga inti proses pembelajaran diatas, guru sebagai seorang pendidik memiliki peran yang sangat penting dalam 3 Undang-Undang No.20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), hal.3 4 Sulistyorini, Evaluasi Pendidikan dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (Yogyakarta: Teras, 2009), hal 33

3 kelasnya. Mulai memilih strategi, media pembelajaran, materi yang akan diberikan pada siswa hingga mengondisikan kelas. Seorang guru juga merupakan faktor penentu keberhasilan dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Itulah sebabnya setiap ada inovasi pendidikan, terutama dalam kurikulum dan peningkatan kualitas sumber daya manusia selalu bermuara pada faktor guru. Hal ini menunjukkan bahwa guru memiliki peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Demikian pula dalam membelajarkan peserta didik, guru dituntut untuk memiliki multi peran untuk menciptakan kondisi belajar mengajar yang efektif dan bermakna. Keberhasilan seorang guru dapat diukur dari keberhasilan hasil belajar siswanya. Saat hasil belajar siswa baik maka dapat dikatakan guru berhasil dalam mengatur proses pembelajarannya di kelas, namun sebaliknya jika hasil belajar siswanya kurang baik maka guru belum dikatakan berhasil dalam mengolah proses pembelajarannya. Harapan yang paling utama dalam proses pembelajaran di sekolah adalah peserta didik dapat mencapai hasil yang memuaskan, namun masih banyak kita jumpai peserta didik yang mendapat nilai yang kurang memuaskan karena mengalami kesulitan dalam belajar. Pada umumnya kesulitan belajar merupakan suatu kondisi yang ditandai adanya hambatan hambatan dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Kesulitan kesulitan yang dihadapi dalam dunia pendidikan di negara kita adalah lemahnya proses pembelajaran. Mereka sering tidak memperhatikan pelajaran bahkan mereka terkadang malah bermain atau berbicara dengan teman ketika proses pembelajaran sedang berlangsung sehingga kelas menjadi gaduh dan proses pembelajaran yang dilakukan oleh

4 guru menjadi tidak efektif. Untuk mengatasi hal tersebut diperlukan adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran. Guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang disampaikan akan membuat peserta didik merasa senang dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. Untuk merealisasikan hal tersebut guru harus mampu mengelola, mendesain ataupun menguasai kelas dengan baik termasuk didalamnya harus memiliki strategi pembelajaran yang sesuai dengan materi dan tujuan pembelajaran. Oleh karena itu kemampuan strategi pelaksanaannya memegang peranan penting. Strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru kadang kurang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan proses pembelajaran. Upaya yang seharusnya dilakukan agar pembelajaran dapat bermakna bagi peserta didik, guru harus mengetahui tentang objek yang akan diajarnya sehingga dapat mengajarkan materi tersebut. Demikian halnya dengan Aqidah Akhlak di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah, sebelum mengajarkannya guru perlu memahami hakekat dari Aqidah Akhlak. Mata pelajaran Aqidah Akhlak merupakan sebuah pelajaran yang membutuhkan ketelatenan dalam memberi contoh dan mengamalkan nilai nilai atau sikap beragama. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk mengatasi kurangnya keberhasilan belajar siswa adalah mencari sumber kesulitan belajar dan biasanya yang menjadi salah satu faktor kesulitan belajar anak adalah model pembelajaran yang digunakan oleh guru kurang menarik, banyak guru yang masih menggunakan metode ceramah saja sehingga siswa

5 akan jenuh, bosan dan cenderung kurang memperhatikan pelajaran bahkan bermain sendiri atau malah gaduh dengan temannya. Salah satu model pembelajaran yang dapat diterapkan dalam melibatkan peserta didik secara aktif dalam proses belajar mengajar adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif karena dengan adanya pembelajaran kooperatif terjadi interaksi antara peserta didik yang satu dengan yang lain. Pembelajaran kooperatif dapat melatih peserta didik mengungkapkan pendapat atau bertanya dengan peserta didik yang lain dan dapat melatih mental mereka untuk belajar bersama dan berdampingan dengan orang lain, selain itu dengan pembelajaran kooperatif dapat menekan kepentingan pribadi dan mengutamakan kepentingan kelompok. Pembelajaran kooperatif akan efektif digunakan apabila guru menekankan pentingnya usaha bersama disamping usaha secara individual. Guru menghendaki pemerataan perolehan hasil dalam belajar, guru ingin menanamkan tutor sebaya atau belajar melalui teman sendiri, guru menghendaki adanya pemerataan partisipasi aktif peserta didik, guru menghendaki kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan. 5 Sehingga dengan adanya pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran kooperatif, siswa mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pengalaman langsung dan menerapkan ide-idenya sehingga anak tidak jenuh dan bosan terhadap mata pelajaran ini. Selain itu, model pembelajaran ini dapat mengurangi sifat individualistis siswa, bersikap tertutup dengan teman, kurang memberi perhatian ke teman sekelas, bergaul hanya dengan orang 5 Rusman, Model-model Pembelajaran, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2011), hal. 206

6 tertentu, ingin menang sendiri, dan sebagainya. Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keberagaman, dan pengembangan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif belum dikatakan optimal, jika masih ada kekhawatiran bahwa pembelajaran kooperatif hanya akan mengakibatkan kekacauan di kelas dan peserta didik tidak mau belajar jika ditempatkan dalam kelompok. Selain itu, banyak orang yang masih mempunyai kesan negatif terhadap pembelajaran kooperatif mengenai kegiatan kerja sama atau kerja kelompok. Mereka menganggap bahwa hasil pekerjaan dari tugas kelompok itu tidak murni dari hasil kerja sama semua anggota kelompok tersebut, tetapi hasil kerja hanya sebagian anggota kelompok. Banyak peserta didik juga tidak senang jika disuruh bekerja sama dengan yang lain, hal itu terjadi karena peserta didik yang pandai merasa harus melebihi peserta didik yang lain, dan peserta didik yang kurang mampu merasa rendah diri atau minder. Mata pelajaran Aqidah Akhlak adalah sub mata pelajaran pada jenjang pendidikan dasar yang membahas ajaran agama islam dalam segi aqidah dan akhlak. Mata pelajaran Aqidah Akhlak juga merupakan bagian dari mata pelajaran pendidikan agama Islam yang memberikan bimbingan kepada siswa agar memahami, menghayati, menyakini kebenaran ajaran Islam serta bersedia mengamalkan dalam kehidupan sehari hari. 6 Dengan dilandasi akhlak yang baik, siswa dapat membedakan antara akhlak baik dengan akhlak 6 Abied., Pengertian Aqidah Akhlak, tersedia pada http://www.masbied.com/2011/02/22/aqidahakhlak/#more-205, diakses pada 12 Januari 2015

7 tercela atau perilaku yang tidak sesuai dengan ajaran agama Islam. Dengan pembekalan tersebut juga dapat mendorong siswa untuk berbuat kebaikan dan amal shaleh. Pembelajaran Aqidah Akhlak merupakan bagian dari pembelajaran agama Islam yang mampu mengarahkan dan menghantarkan peserta didik ke fitrah yang benar. Seseorang baru bisa dikatakan memiliki kesempurnaan iman apabila dia memiliki budi pekerti atau akhlak yang mulia. Oleh karena itu masalah akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam yang harus diutamakan dalam pendidikan agama Islam untuk diajarkan kepada anak didik. Hal tersebut mendapat perhatian penuh dari guru, orang tua, serta pihak pihak yang berkecimpung didalamnya. Oleh karena itu, pendidikan agama Islam hendaknya ditanamkan sejak kecil, sebab pendidikan pada masa kanak kanak merupakan dasar yang menentukan untuk pendidikan selanjutnya. 7 Menurut penuturan dari Ibu Supartin, Pembelajaran Aqidah Akhlak yang ada di MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung masih cenderung text book oriented, teacher book, pelaksanaan pembelajaran Aqidah Akhlak dikelas juga masih menggunakan metode ceramah, mencatat, dan menegerjakan buku Lembar Kerja Siswa (LKS) secara individual kemudian dikumpulkan kepada guru. Siswa kurang terlibat pada kegiatan pembelajaran, siswa takut bertanya mauapun mengeluarkan pendapat, siswa kurang memperhatikan pembelajaran yang disampaikan oleh guru, sehingga siswa menjadi kurang aktif dan hasil belajar siswa banyak yang masih dibawah KKM. Proses belajar mengajar selama ini hanya sebatas pada upaya 7 Abdul majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi Konsep dan Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya,2006), hal. 138-139

8 menjadikan siswa mampu dan terampil mengerjakan soal soal yang ada sehingga pembelajaran yang berlangsung kurang bermakna dan terasa membosankan bagi siswa. Hal ini apabila dibiarkan terus menerus akan mengakibatkan tidak tercapainya tujuan pembelajaran seperti yang telah diharapkan. 8 Adapun salah satu dari model pembelajaran kooperatif adalah tipe Team Games Tournament (TGT) dimana model pembelajaran kooperatif ini yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur-unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaraan kooperatif model Team Games Tournament (TGT) memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kerja sama, persaingan sehat, dan keterlibatan belajar. 9 Berdasarkan uraian yang telah diungkapkan diatas, maka penulis tertarik dan merasa perlu untuk melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) dengan alasan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dalam mempelajari materi akhlak terpuji, sehingga peserta didik dapat menguasai materi akhlak terpuji. Adapun judul skripsi peneliti adalah Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Aqidah Akhlak Materi Pokok 8 Hasil wawancara dengan Ibu Supartin, Guru Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Kelas V MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung, pada tanggal 27 Desember 2014 9 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual..., Hal. 67

9 Bahasan akhlak terpuji Siswa Kelas V MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan sebagaimana tersebut, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana kemampuan kerjasama siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament mata pelajaran Aqidah Akhlak materi pokok Akhlak Terpuji siswa kelas V di MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 2014/2015? 2. Apakah dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament hasil belajar siswa meningkat dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak materi pokok Akhlak Terpuji pada siswa kelas V di MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 2014/2015? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk menjelaskan kemampuan kerjasama siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi pokok Akhlak Terpuji siswa kelas V MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung tahun ajaran 2014/2015. 2. Untuk Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar siswa melalui penerapakan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi pokok Akhlak Terpuji kelas V MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung tahun ajaran

10 2014/2015. D. Manfaat Hasil Penelitian Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat berfungsi sebagai kontribusi dan sumbangan ilmiah untuk memperkaya khazanah ilmu pengetahuan khususnya tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament. 2. Secara praktis a. Bagi Kepala MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam menyusun program pembelajaran, sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya pembelajaran yang optimal, dan hasil penelitian dapat digunakan sebagai salah satu model referensi pembelajaran untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di sekolah. b. Bagi Guru MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan evaluasi dalam meningkatkan program kegiatan belajar mengajar dikelas, untuk mempermudah bagi guru untuk menyampaikan bahan ajar di kelas, dan dapat digunakan sebagai pedoman dalam penggunaan model yang sesuai dalam proses pembelajaran.

11 c. Bagi Siswa MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung Memberikan kemudahan bagi siswa untuk meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak khususnya materi Akhlak Terpuji dan memberikan motivasi dalam belajar agar memiliki kemampuan yang maksimal sebagai bekal pengetahuan dimasa yang akan datang. d. Bagi Perpustakaan IAIN Tulungagung Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi dan koleksi bagi para pembaca atau pengunjung perpustakaan. e. Bagi Peneliti lainnya Bagi penulis yang mengadakan penelitian sejenis, hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan tentang meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT). E. Hipotesis Penelitian Jika model pembelajaran kooperatif tipe team games tournament (TGT) diterapkan dalam proses belajar mengajar mata pelajaran Aqidah Akhlak materi pokok Akhlak Terpuji siswa kelas V MI Nurul Ulum Tunggangri Kalidawir Tulungagung, maka kerjasama dan kualitas hasil belajar siswa akan meningkat. F. Definisi Istilah Pembelajaran kooperatif merupakan sekumpulan strategi pembelajaran untuk mendidik kerjasama kelompok dengan tujuan pembelajaran

12 kooperatif ini adanya peningkatan hasil belajar, penerimaan keragaman dan pengembangan keterampilan sosial. Dari tujuan tersebut terdapat beberapa manfaat yang dilihat dari pembelajaran tersebut diantaranya: 1. Percaya pada guru 2. Kemampuan untuk berfikir 3. Mencari informasi 4. Menghormati siswa yang lebih pintar dan siswa yang lemah 5. Belajar dari siswa atau temannya Dalam penelitian ini pembelajaran kooperatif yang diterapkan adalah model pembelajaran koopertaif tipe team games tournament (TGT) dimana selain belajar tapi juga dapat diselingi dengan permainan yang dikemas menarik untuk meningkatkan hasil belajar yang cenderung masih kurang. Di dalam pembelajaran ini selain diajarkan tentang materi tapi juga kerjasama kelompok supaya kelompok mempunyai nilai yang tinggi dan mendapatkan reward atau sebuah penghargaan G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika yang dimaksud adalah keseluruhan isi dari pembahasan ini secara singkat, yang terdiri dari lima bab. Dari bab-bab itu terdapat subsub yang merupakan rangkaian dari urutan pembahasan dalam penulisan skripsi ini. Adapun sistematika pembahasan dalam kajian ini adalah sebagai berikut: Bab I: Pendahulan, ini merupakan langkah awal untuk mengetahui gambaran secara umum dari keseluruhan isi skripsi ini yang akan dibahas dan merupakan dasar, serta merupakan titik sentral untuk pembahasan pada

13 bab-bab selanjutnya, yang meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, hipotesis penelitian, definisi istilah dan sistematika penulisan skripsi. Bab II: pada bab ini merupakan kajian pustaka. Pada bab ini menjelaskan tentang kajian teori mengenai pengertian pembelajaran kooperatif, pembelajaran kooperatif tipe team game tournament (TGT), komponen-komponen pembelajaran, penerapan model pembelajaran kooperatif team game tournament (TGT), kelebihan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe team game tournament (TGT), pengertian kajian hasil belajar, faktor faktor yang mempengaruhi hasil belajar, kajian tentang pembelajaran Aqidah Akhlak, hakikat pembelajaran Aqidah Akhlak MI, faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan Akhlak, penanaman Aqidah Akhlak, ruang lingkup bidang studi Akhlak. Pada bab ini juga dijelaskan tentang penelitian terdahulu, hipotesis tindakan serta kerangka pemikiran peneliti. Bab III: Pada bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang diambil dari pendekatan dan jenis penelitian, lokasi dan subjek penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, indikator keberhasilan, tindakan, tahap-tahap tindakan penelitian yang terdiri dari 1) Tahap Pra Tindakan 2) Tahap Pelaksanaan Tindaka. Bab IV: merupakan bab yang memaparkan hasil penelitian hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi: deskripsi hasil penelitian (paparan data(tiap siklus) dan temuan penelitian) dan pembahasan hasil penelitian. Bab ini menjelaskan tentang pembahasan hasil penelitian yang didapatkan

14 oleh peneliti lapangan. Pada bab ini akan membahas temuan-temuan penelitian yang telah dikemukakan dalam bab sebelumnya, dan mempunyai arti penting bagi keseluruhan penelitian serta untuk menjawab permasalahan yang ada dalam penelitian ini. Bab V: Pada bab ini merupakan penutup dari penulisan skripsi atau hasil akhir yang mencakup kesimpulan dan saran.