BAB I PENDAHULUAN. Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif Islam, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Taqwa, (Yogyakarta: Teras, 2012), hlm. 1. Nasional, (Jakarta: Sinar Grafika, 2011), hlm. 7.

A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. murid, siswa, mahasiswa, pakar pendidikan, juga intektual lainnya.ada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. A. Latar Belakang Penelitian. sistem yang lain guna mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. Dari ketiga hal tersebut terlihat jelas bahwa untuk mewujudkan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. mendidik anak-anak bangsa untuk taat kepada hukum (Azizy, 2003: 3).

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha membina kepribadian dan kemajuan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi kehidupan manusia merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda bangsa. Kondisi ini sangat memprihatinkan sekaligus menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini dilanda era informasi dan globalisasi, dimana pengaruh dari

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm. 3.

BAB I PENDAHULUAN. Pembinaan moral bagi siswa sangat penting untuk menunjang kreativitas. siswa dalam mengemban pendidikan di sekolah dan menumbuhkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm. 6. 2

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era globalisasi dan tuntutan zaman. Perkembangan ilmu

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini masalah kenakalan remaja menjadi semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan matematika dapat diartikan sebagai suatu proses yang

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum pendidikan mampu manghasilkan manusia sebagai individu dan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat lokal, nasional, maupun internasional. Persoalan yang muncul di

BAB I PENDAHULUAN. adalah generasi penerus yang menentukan nasib bangsa di masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memimpin jasmani dan rohani ke arah kedewasaan. Dalam artian,

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. didik kurang inovatif dan kreatif. (Kunandar, 2007: 1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Bangsa Indonesia sebagai bagian dari dunia, apabila

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu wahana untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. sikap, perilaku, intelektual serta karakter manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu, sedangkan ayat 5. mendapatkan pendidikan sesuai dengan minat dan bakatnya tanpa

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamika perubahan sosial budaya masyarakat. mengembangkan dan menitikberatkan kepada kemampuan pengetahuan,

BAB I PENDAHUHUAN. solusinya untuk menghindari ketertinggalan dari negara-negara maju maupun

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah mempunyai tugas penting dalam menyiapkan siswa-siswi untuk

BAB I PENDAHULUAN. pribadi dalam menciptakan budaya sekolah yang penuh makna. Undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Bab Pendahuluan Ini Memuat : A. Latar Belakang, B. Fokus Penelitian,C. Rumusan

I. PENDAHULUAN. kebutuhan yang paling mendasar. Dengan pendidikan manusia dapat mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Isu tentang lingkungan hidup merupakan salah satu perhatian utama dunia

BAB I PENDAHULUAN. didik, sehingga menghasilkan peserta didik yang pintar tetapi tidak

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya zaman dan kemajuan ilmu teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Bahasa Indonesia, Matematika, IPA, IPS dan PKn

BAB I PENDAHULUAN. BP. Dharma Bhakti, 2003), hlm Depdikbud, UU RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta :

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang MasalahPendidikan di Indonesia diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. antara lain pemerintah, guru, sarana prasarana, dan peserta didik itu sendiri.

BAB I PENDAHULUAN. Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan suatu bangsa. Pendidikan menjadi sarana dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beberapa tahun terakhir ini sering kita melihat siswa siswi yang dianggap

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam kehidupan suatu bangsa guna

BAB I PENDAHULUAN. rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi

BAB I PENDAHULUAN. menegaskan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. membangun banyak ditentukan oleh kemajuan pendidikan. secara alamiah melalui pemaknaan individu terhadap pengalaman-pengalamannya

BAB I PENDAHULUAN. mengalir begitu cepat ini memberikan pengaruh terhadap perilaku peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan karakter merupakan salah satu upaya kebijakan dari pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. pada terhambatnya kemajuan negara. Menurut Nata (2012: 51) pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap anak mempunyai hak yang sama untuk mendapatkan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring berkembangnya zaman memberikan dampak yang besar bagi

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Feni Maelani, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan kapasitas baru bagi semua orang untuk. pengetahuan dan keterampilan baru sehingga dapat diperoleh manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dipandang sebagai cara yang tepat untuk membentuk sumber

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan hal penting dalam sistem pendidikan Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dan masa kini. Sebagai implikasinya terkandung makna link and match yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semakin tingginya kasus amoral/asusila yang terjadi di Indonesia, mulai dari korupsi, kolusi, penggunaan narkoba, sampai dengan tawuran antar sekolah, MBA (Married By Accident), merupakan fenomena yang membuat masyarakat Indonesia prihatin. Bahkan, menurut Mohammmad Nuh dalam rapat pimpinan yang diselenggarakan di ruang sidang lantai lima gedung keluhan masyarakat bahwasanya tata krama etika, dan kreativitas anak, pendidikan budaya dan karakter bangsa perlu dimasukkan dalam kebijakan pembangunan pendidikan nasional. 1 Dalam hal ini Peran pendidikan sangatlah penting, karena pada dasarnya Pendidikan adalah bimbingan yang diberikan kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal. 2 Sedangkan Ahmad Qodry Azizy Mengemukakan bahwasanya pendidikan merupakan proses melatih dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan, pikiran, karakter, dan lain-lain, terutama oleh sekolah formal, pendidikan dalam pengertian ini, dalam kenyataannya, sering dipraktekkan dengan pengajaran yang 1 Masnur Muslich, Pendidikan Karakter ; Menjawab Tantangan Krisis Multidimensional, (Jakarta: PT Bumi Aksara.2011), Hlm. 14. 2 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Dalam Perspektif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2005 ), Cet. 20, Hlm. 27 Islam, 1

sifatnya verbalistis. 3 Jadi, pendidikan mempunyai peran yang sangat menentukan bagi perkembangan individu untuk mengembangkan bakat dan kemampuannya secara optimal, sehingga ia dapat mewujudkan dirinya dan berfungsi sepenuhnya, sesuai dengan kebutuhan dirinya dan kebutuhan masyarakat. Dalam UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 3 disebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional juga bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Dalam hal ini pendidikan karakter berarti menanamkan karakter tertentu sekaligus memberikan lingkungan kondusif agar peserta didik mampu menumbuhkan karakter khasnya pada saat menjalani kehidupan. Pendidikan karakter akan dianggap berhasil bila seorang murid atau peserta didik tidak hanya memahami pendidikan nilai sebagai sebuah bentuk pengetahuan, namun 3 Azizy, A. Qodry, Pendidikan (Agama) Untuk Membangun Etika Sosial, (Semarang: CV. Aneka Ilmu, 2003), Cet. 2, Hlm. 18. 2

menjadikannya sebagai bagian dari hidup dan secara sadar hidup berdasarkan pada nilai-nilai tersebut. 4 Dalam islam, ada dua istilah yang menunjukkan penekanan mendasar pada aspek pembentukan karakter dalam pendidikan: yakni Al-Ta dib, dan Al-Tarbiyah. Al-Ta dib berarti usaha untuk menciptakan situasi yang mendukung dan mendorong anak didik untuk berprilaku baik dan sopan sesuai dengan yang diharapkan. Sementara Al-Tarbiyyah berarti merawat potensipotensi baik yang ada di dalam diri manusia agar tumbuh dan berkembang. Hal ini berarti pendidikan islam meyakini bahwa pada dasarnya setiap peserta didik memiliki bibit potensi kebenaran dan kebaikan, dan proses pendidikan merupakan fasilitas agar peserta didik tersebut menyadari dan menemukan potensi tersebut dalam dirinya dan lalu mengembangkannya. Seorang guru bertugas merawat dan menjaga agar karakter kebaikan tersebut muncul serta mendorong agar menjadi aktual dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan pengertian dasar pendidikan dalam islam tersebut (Al-Ta dib dan Al-Tarbiyyah), maka bisa digarisbawahi sejumlah prinsip-prinsip penting dalam pendidikan yang tujuan utamanya adalah membangun karakter peserta didik. 5 4 Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur an, (Bandung: Simbiosa Rekatama Media,2008), Hlm. 103 5 Bambang Q-Anees dan Adang Hambali, Pendidikan Karakter Dalam Al-Qur an, Hlm. 104 3

Disebutkan dalam, Pasal I UU Sisdiknas Tahun 2003 menyatakan bahwa diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga kepribadian atau karakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa serta agama. 6 Berakar dari UU sisdiknas Tahun 2003 mengenai kepribadian atau karakter, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menilai perlu dikembangkan kurikulum berbasis penguatan penalaran, bukan hafalan semata. Kurikulum pendidikan di Indonesia dipandang perlu disesuaikan dengan tuntutan zaman. Pola pembelajaran harus diarahkan untuk mendorong murid mencari tahu dan mengobservasi, bukan diberi tahu. Kurikulum sendiri merupakan ruh sekaligus guide dalam praktek pendidikan di lingkungan satuan sekolah. Gambaran kualifikasi yang diharapkan melekat pada setiap lulusan sekolah akan tercermin dalam racikan kurikulum yang dirancang pengelolaan sekolah yang bersangkutan. Kurikulum yang dirancang harus berisi grand desing pendidikan karakter, baik berupa kurikulum formal maupun hidden curriculum. Kurikulum 6 Fihris, Pendidikan Karakter di Madrasah Salafiah: Study Kasus Madrasah Salafiyah Girikusumo Demak,(Semarang:Pusat Penelitian IAIN Walisongo Semarang, 2010) hlm 2. 4

yang dirancang harus mencerminkan visi, misi dan tujuan sekolah yang berkomitmen terhadap pendidikan karakter. 7 Dewasa ini berkembang tuntutan untuk perubahan kurikulum pendidikan yang mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda. Perubahan kurikulum pendidikan merupakan agenda yang secara rutin berlangsung dalam rangka peningkatan kualitas pendidikan di negara berkembang. Dewasa ini mengedepankan perlunya membangun karakter bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi masyarakat tentang menurunnya kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda. Yang diperlukan sekarang adalah kurikulum pendidikan yang berkarakter; dalam arti kurikulum itu sendiri memiliki karakter, dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik. Alasan perubahan kurikulum itu juga merujuk pada hasil sejumlah survei internasional tentang kemampuan siswa Indonesia. Misalkan Programme for International Student Assessment (PISA) tahun 2009, Indonesia menempati peringkat 10 besar terbawah dari 65 negara peserta PISA. Diadakan tiga tahun sekali sejak 2000, PISA menyertakan siswa berusia 15 tahun dari 65 negara, baik negara maju maupun negara berkembang. Kriteria penilaian PISA 7 Novan Ardy Wiyani Manajemen Pendidikan Karakter, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), hlm. 94 5

mencakup kemampuan kognitif, dan keahlian siswa dalam membaca, matematika, dan sains. PISA 2009 memperlihatkan, hampir semua siswa Indonesia hanya menguasai pelajaran sampai level 3 saja, sementara banyak siswa negara lain yang menguasai pelajaran sampai level 4, 5, bahkan 6. Survei Global Institute 2007 dan hasil PISA 2009 dalam dirangkum dalam satu kesimpulan: prestasi siswa Indonesia rendah dibanding negara lain. 8 Paparan tersebut di atas mendorong penulis fokus pada Manajemen Kurikulum Pendidikan Karakter di SMK Roudlotul Mubtadiin Balaekambang Gemiring Nalmusari Jepara yang beralamat di Dukuh Balekambang Desa Gemiring Kecamatan Nalumsari Kabupaten Jepara, SMK Roudlotul Mubtadiin didirikan pada tahun 2003, dan membuka beberapa jurusan yaitu Jurusan Teknik Komputer, Jurusan Elektronika, Jurusan Mekanik dan Jurusan Tata Busana. SMK Roudlotul Mubtadiin menerapkan sistem pendidikan karakter yang mana para peserta didik di tanamkan nilai-nilai luhur yang dapat membangun karakter para peserta didik menggunakan pembiasaan penanaman nilai-nilai dengan menggunakan perpaduan antara pendidikan sekolah dan pesantren. Sehingga SMK Roudlotul Mubtadiin mendapatkan 8 Anggi Kusumadewi, Kurikulum Pendidikan 2013, Apa yang baru?, dalam http://fokus.news.viva.co.id/news/read/371744-kurikulumpendidikan-2013--apa-yang-baru-, di akses pada tanggal 10 April 2013 pukul 14:12. 6

penghargaan dari Mendiknas M. Nuh sebagai Sekolah Perintis Pelaksana Pendidikan Karakter. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang peneliti paparkan di atas, maka peneliti merumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana Perencanaan Kurikulum Pendidikan Karakter Siswa Di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara? 2. Bagaimana Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter Siswa Di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara? 3. Bagaimana Evaluasi Kurikulum Pendidikan Karakter Siswa Di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana Perencanaan Manajemen Kurikulum Pendidikan Karakter yang ada di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara 2. Untuk mengetahui bagaimana Implementasi Kurikulum Pendidikan Karakter Siswa Di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara 7

3. Untuk mengetahui bagaimana Evaluasi dari Kurikulum pendidikan Karakter Siswa Di SMK Roudlotul Mubtadiin Balekambang Nalumsari Jepara pada peserta didiknya. Dan dari sebuah tujuan pastilah ada sebuah manfaat yang ingin diharapkan, adapun manfaat yang ingin dicapai oleh penulis, antara lain : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah ilmu pengetahuan mengenai pentingnya pendidikan karakter dalam kegiatan pembelajaran di lembaga-lembaga pendidikan. Selain itu, implementasi manajemen kurikulum pendidikan karakter dalam dunia pendidikan dapat menjadi solusi yang tepat untuk meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Hasil dari penelitian ini dapat menambah pengetahuan, bahwa betapa pentingnya sebuah manajemen kurikulum dalam pendidikan, terutama bagi kepala sekolah agar dapat mengelola lembaga pendidikan dan kurikulum dengan sebaik-baiknya. b. Bagi peneliti adalah sebagai tambahan ilmu pengetahuan tentang manajemen kurikulum pendidikan karakter di SMK Raudlotul Mubtadiin khususnya. c. Menjadikan rujukan jika hasil dapat dikembangkan. d. Membantu pengembangan kurikulum nasional, guna memperbaiki sistem pendidikan. 8