BAB III METODE PENELITIAN. komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan

dokumen-dokumen yang mirip
PERBEDAAN REGULASI EMOSI ANTARA PENGHAFAL QURAN 1-15 JUZ DAN PENGHAFAL QUR'AN JUZ DI PONDOK PESANTREN NURUL QUR AN KRAKSAAN, PROBOLINGGO

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif. Metode penelitian menurut Sugiyono (2009),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Unsur yang paling penting di dalam suatu penelitian adalah metode penelitian,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. diolah dengan metode statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif. yang diteliti (Saifudin Azwar, 2003: 5).

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh jawaban untuk pertanyaan-pertanyaan penelitiannya.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran angka tersebut, serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Menurut Sugiyono (2013) metode penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN. adalah penelitian yang dalam prosesnya banyak menggunakan angka-angka dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian kuantitatif dan (b). Penelitian kualitatif (Azwar, 2007: 5). Dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian agar peneliti memperoleh data yang tepat dan sesuai dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

BAB III METODE PENELITIAN. bisa dikatakan sebagai faktor-faktor yang berperan dalam peristiwa atau gejala

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif deskriptif korelasional. Penelitian kuantitatif adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. serta penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2002, p. 12)

BAB III METODE PENELITIAN. dengan variasi dalam variabel lain (Trianto, 2010: 201). Penelitian ini terdiri dari 2 variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan mengenai metode yang akan digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengkaji tentang hubungan sense of humor dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. jenis penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif dengan skala dan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif korelasional. Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan locus of control dengan stres kerja karyawan CV. Duta Malang. Metode

BAB III METODE PENELITIAN. kalimat-kalimat yang bersifat kualitatif maka teknik ini disebut teknik deskriptif. Tabel 1 Rancangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan pada penelitian deskriptif atau dalam rangka pengujian hipotesis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian adalah proses yang sistematik, terencana, dan dan terkontrol

BAB III METODELOGI PENELITIAN. A. Pendekatan dan Rancangan Penelitian. atas dua macam, yaitu : penelitian kualitatif dan penelitian kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. banyak menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap data, serta. penampilan dari hasilnya (Arikunto, 2006; 12).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang betul dan mudah

BAB III METODE PENELITIAN. statistika. Pada dasarnya, pendekatan kuantitatif dilakukan oleh penelitian dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numeric (angka) yang diolah dengan metode statistik (Azwar, 2001:5).

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan angka-angka dari mulai pengumpulan data, penafsiran terhadap

BAB III METODE PENELITIAN. prosedur penelitian, serta metode analisis data. Rancangan penelitian merupakan pedoman dan langkah-langkah yang

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti memperoleh data yang tetap sesuai dengan karakteristik dan tujuan penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN. dibuat secara sistematis dan logis, sehingga dapat dijadikan pedoman yang. betul-betul dan mudah diikuti secara mendasar.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang ini menggunakan pola pendekatan kuantitatif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. peneliti. Angka-angka yang terkumpul sebagai hasil penelitian kemudian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. informasi yang bermanfaat untuk meningkatakan mutu suatu hal yang menarik minat

BAB III METODE PENELITIAN. penafsiran terhadap data, serta penampilan dari hasilnya. Serta mengunakan

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif (komperatif). Desain

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, definisi operasional variabel penelitian, populasi dan metode

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan deduktif yang berangkat dari permasalahan-permasalahan dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dikategorikan sebagai jenis penelitian kuantitatif karena data

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. untuk melihat perbedaan (kepercayaan diri) ditinjau dari jenis kelamin.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, variabel-variabel yang diteliti yaitu komunikasi

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan (Hadi, 2000). Oleh karena itu,

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. yang banyak menggunakan angka-angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan dari hasilnya.

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif, yaitu penelitian yang prosesnya banyak menggunakan angkaangka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menekankan analisisnya pada data-data numerikal (angka) yang diolah dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data serta penampilan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian yang Digunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara dua atau beberapa variabel (Arikunto, 2005: 247). Penelitian dengan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan pendekatan komparasi, yaitu penelitian yang menekankan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan sikap warga terhadap peran polisi dengan

BAB III METODE PENELITIAN. sejauhmana perbedaan harga diri dan perilaku asertif siswa korban bullying

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. disusun oleh peneliti untuk memperoleh jawaban atas pertanyaan-pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap data, serta penampilan dari hasilnya 1. Dari jenis masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menjelaskan atau

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa variabel dapat dikatakan sebagai suatu sifat yang

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap hasil penelitian. Kegiatan penelitian harus mengikuti langkah-langkah

METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengunakan metode penelitian kuantitatif sebagai upaya

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Arikunto penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. nilai yang berbeda-beda. Menurut Sugiyono (2003), variabel adalah suatu

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian komparasi. Menurut Dra. Aswani Sudjud (dalam Arikunto, 2006: 267) mengatakan jika penelitian komparasi akan dapat menemukan persamaan-persamaan dan perbedaanperbedaan tentang benda-benda, tentang orang, tentang prosedur kerja, tentang ide-ide, kritik terhadap orang, kelompok, terhadap suatu ide atau suatu prosedur kerja. Dalam hal ini, peneliti menggunakan rancangan penelitian komparasi untuk menemukan perbedaan regulasi emosi antara Penghafal Qur an 30 Juz dengan penghafal Qur'an 5 juz di Pondok Pesantren Nurul Qur an, Patokan, Kraksaan, Probolinggo. Adapun penedekatan penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, yaitu penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerical (angka) yang diolah dengan metoda statistika (Azwar, 1998: 5). B. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian sosial dan psikologi, satu variabel tidak mungkin hanya berkaitan dengan satu variabel lain saja melainkan selalu saling pengaruhi dengan banyak variabel lain. Oleh karena itu seorang peneliti perlu melakukan 32

33 identifikasi terlebih dahulu terhadap variabel penelitiannya (Azwar, 1998: 60-61). Penelitian ini menggunakan variabel tunggal, yakni regulasi emosi. Dimana kedua kelompok dalam penelitian ini akan sama-sama diukur regulasi emosinya. Kelompok pertama yakni Penghafal Qur an 1-15 Juz dan Penghafal Qur'an 16-30 juz di Pondok Pesantren Nurul Qur an Kraksaan, Probolinggo. C. Definisi Operasional Azwar (1998: 74) menyatakan jika definisi operasional merupakan suatu definisi mengenai variabel yang dirumuskan berdasarkan karakteristikkarakteristik variabel tersebut yang dapat diamati. Adapun definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Regulasi Emosi : Suatu proses intrinsik dan ekstrinsik yang dapat mengontrol serta menyesuaikan emosi yang muncul pada tingkat intensitas yang tepat untuk mencapai suatu tujuan yang meliputi kemampuan mengatur perasaan, reaksi fisiologis, cara berpikir seseorang, dan respon emosi (ekspresi wajah, tingkah laku dan nada suara) serta dapat dengan cepat menenangkan diri setelah kehilangan kontrol atas emosi yang dirasakan. 2. Penghafal Qur an 1-15 Juz : Santri yang tinggal di sebuah Pondok Pesantren, yang di dalam aktivitas kesehariannya ia belajar dan mengaji serta menghafal al-qur an minimal 1 juz dan maksimal 15 juz, sebagai seorang santri yang menghafal al-qur an, ia memiliki kewajiban untuk

34 menambah dan mengulang hafalannya, untuk kemudian meyetorkan hafalannya kepada seorang Ustadz. 3. Penghafal Qur an 16-30 Juz : Santri yang tinggal di sebuah Pondok Pesantren, yang di dalam aktivitas kesehariannya ia belajar dan mengaji serta menghafal al-qur an minimal 16 dan maksimal 30 juz, sebagai seorang santri yang menghafal al-qur an, ia memiliki kewajiban untuk menambah dan mengulang hafalannya, untuk kemudian meyetorkan hafalannya kepada seorang Ustadz. D. Populasi dan Sampel 1. Populasi Sugiyono (2010: 61) menyatakan jika populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh santri penghafal qur an di Pondok Pesantren Nurul Qur an, Patokan, Kraksaan, Probolinggo. Santri Penghafal Qur an di Pondok Pesantren Nurul Qur an berjumlah 643. Jumlah tersebut terdiri dari para santri dengan hafalan yang beragam. Berikut daftar jumlah santri penghafal qur an berdasarkan hafalan qur annya: Tabel 3.1 Data Populasi Penelitian No Kamar Jumlah Santri tiap Jumlah santri berdasarkan Hafalan

35 Kamar 1-15 Juz 16-30 Juz 1 50 3 2 2 50 2 5 3 50 4 3 4 50 3 2 5 50 4 4 6 50 2 2 7 50 4 0 8 50 3 2 9 43 2 4 10 40 3 2 11 40 5 1 12 40 2 1 13 40 5 0 14 40 2 1 Total Populasi 643 29 44 2. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono, 2010: 62). Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling jenis purposive sampling, karena pengambilan sampel dalam penelitian ini tidak memberikan kesempatan sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah santri Penghafal Qur an Pondok Pesantren Nurul Qur an yang memiliki jumlah hafalan 1-15 juz dan 16-30 juz. Tabel di bawah ini menunjukan jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini: Tabel 3.2 Data Sampel Penelitian Jumlah Hafalan Jumlah

36 Santri 1-15 Juz 31 16-30 Juz 31 Total Sampel 62 E. Teknik Pengumpulan Data Menurut Arikunto (2006: 222) metode pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Adapun metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala dan Dokumentasi, berikut pemaparannya: 1. Skala Skala merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan tertulis yang digunakan untuk mengungkap suatu konstruk atau konsep psikologis yang menggambarkan aspek kepribadian individu (Azwar, 2006). Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala Skala Regulasi Emosi yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek regulasi emosi yang telah dikemukakan Gross (2007). Jenis skala yang digunakan dalam alat ukur ini adalah skala Likert, yaitu suatu skala yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengekspresikan sikap atau konstruk psikologi lainnya (Anastasi & Urbina, 1997). Subjek atau responden dapat mengidentifikasikan dirinya terhadap pertanyaanpertanyaan yang mengukur konstruk psikologi tersebut melalui pilihan jawaban yang biasanya berupa suatu skala yang gradual. 2. Wawancara

37 Wawancara adalah suatu dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh informasi yang terwawancara (Arikunto, 2011: 137). Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini betujuan untuk menggali informasi terkait deskripsi lokasi penelitian dan penggalian data sekunder terkait regulasi emosi para penghafal qur an di Pondok Pesantren Nurul Qur an. Dimana wawancara tersebut ditujukan kepada pemik dan pengasuh pondok Nurul Qur an Kraksaan, Probolinggo. 3. Dokumentasi Selama tahap persiapan dan proses penelitian, peneliti juga mengumpulkan dokumen-dokumen yang berupa dokumen publik (seperti koran, makalah, laporan kantor) ataupun dokumen private (seperti buku harian, diary, surat, e-mail). (Creswell, 2013: 270). Peneliti memfokuskan data dokumentasi yang berupa arsip, riwayat data santri, buku profil Pondok Pesantren, dan dokumentasi lain yang relevan dengan data penelitian.

38 F. Instrumen Penelitian Intrumen dalam penelitian ini menggunakan Skala Regulasi Emosi yang disusun oleh peneliti berdasarkan aspek-aspek regulasi emosi yang telah dikemukakan Gross (2007). Jenis skala yang digunakan dalam alat ukur ini adalah skala Likert, yaitu suatu skala yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang dapat mengekspresikan sikap atau konstruk psikologi lainnya (Anastasi & Urbina, 1997). Subjek atau responden dapat mengidentifikasikan dirinya terhadap pertanyaan-pertanyaan yang mengukur konstruk psikologi tersebut melalui pilihan jawaban yang biasanya berupa suatu skala yang gradual. Alat ukur dalam penelitian ini meliputi dua jenis pernyataan yang meliputi pernyataan berkonotasi positif (favourable) dan pertanyaan berkonotasi negatif (unfavourable). Kedua jenis pertanyaan tersebut diberikan dalam skala ini untuk menguji kekonsistenan jawaban responden ketika dihadapkan pada pernyataan yang konotasinya berbeda. Skala regulasi emosi yang disusun oeneliti memiliki empat pilihan jawaban yang gradual, mulai dari sangat ttidak sesuai hingga sangat sesuai. Dalam proses skoringnya, pilihan jawaban pada tiap pernyataan positif (favourable) ditransformasi ke dalam bentuk angka dengan cara memberikan skor satu (1) untuk jawaban sangat tidak sesuai (STS), kontinu hingga jawaban sangat sesuai (SS) yang diberi skor empat (4). Untuk pernyataan negatif (unfavourable), pilihan jawaban sangat tidak sesuai (STS) diberi skor 4, tidak sesuai (TS) diberi skor 3, sesuai (S) diberi skor

39 2, dan sangat sesuai (SS) diberi skor 1. Alat ukur regulasi emosi ini menggunakan skala ukur yang genap untuk menghindari jawaban netral dan dibatasi hanya pada empat pilihan jawaban agar tidak ada jawaban yang ekstrim. Tabel berikut memaparkan uraian indikator perilaku dari aspek-aspek regulasi emosi yang menjadi dasar disusunnya aitem-aitem dalam penelitian ini: Tabel 3.3 Blue Print Skala Regulasi Emosi (Adaptasi Gross & John, 2003) Variabel Aspek Indikator Perilaku Regulasi Emosi Strategies to emotion regulation (strategies) Engaging in goal directed behavior (goals) Control emotional responses (impulse) Acceptance of emotional response (acceptance) Keyakinan individu untuk dapat mengatasi suatu masalah. Memiliki Kemampuan untuk menemukan suatu cara yang dapat mengurangi emosi negatif. Mampu dengan cepat menenangkan diri kembali setelah merasakan emosi yang berlebihan. Kemampuan untuk tidak terpengaruh oleh emosi negatif yang dirasakan. Mampu tetap berpikir dan melakukan sesuatu dengan baik. Kemampuan untuk dapat mengontrol emosi yang dirasakan. Merespon emosi yang ditampilkan (respon fisiologis, tingkah laku dan nada suara). Mampu menunjukkan respon emosi yang tepat. Kemampuan individu untuk menerima suatu peristiwa yang menimbulkan emosi negative. Jumlah Aitem F UF 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 Tidak merasa malu saat merasakan emosi negative 3 3 Total Aitem 24 24

40 G. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan sesuatu instrument (Arikunto, 2006, 168). Sebuat instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud. Peneliti menggunakan validitas konstruk karena peneliti ingin melihat seberapa tepat instrumen yang disusun dapat mengukur sampel tingkat laku berdasarkan konstruk yang diukur. Rumus korelasi yang digunakan adalah yang dikembangkan oleh Pearson (dalam Arikunto, 2006: 170) yang dikenal dengan rumus korelasi product moment sebagai berikut: Dengan pengertian : r xy y X = Koefisien Korelasi antara X dan Y = Jumlah perkalian antara X dan Y = Jumlah kuadrat X

41 Y N = Jumlah kuadrat Y = Jumlah sampel Suatu alat ukur dinyatakan valid apabila nilar r yang diperoleh dari hasil perhitungan (r xy ) lebih besar daripada nilai r tabel dengan taraf signifikan 5%. 2. Uji Reliabilitas Uji reliabilitas merujuk pada satu pengertian bahwa sesuatu alat ukur cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena alat ukur tersebut sudah baik. Alat ukur yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu (Arikunto, 2006: 176). Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan teknik rumus Cronbach Alpha, dikarenakan alat ukur yang akan diuji memiliki skor pilihan jawaban 1 sampai 7. Adapun rumus Alpha sebagai berikut : r 11 k = reliabilitas instrumen = banyaknya butir pertanyaan = jumlah varians butir = varians total

42 H. Prosedur Penelitian Berikut adalah prosedur penelitian yang digunakan oleh peneliti : 1. Tahap Persiapan Sebelum peneliti turun ke lapangan untuk menggali data, peneliti terlebih dahulu melakukan studi dokumentasi untuk mempelajari setting lingkungan di Pondok Pesantren Nurul Qur an Kraksaan, Probolinggo. Studi dokumentasi yang dimaksud adalah dengan mempelajari kepustakaan terkait situasi dan kondisi Pondok Pesantren Nurul Qur an, keadaan santri penghafal qur an, rekapitulasi data jumlah santri penghafal qur an berdasarkan tingkatan sekolahnya, hingga riwayat santri yang bermasalah. Studi dokumentasi ini peneliti lakukan untuk mempelajari sepenuhnya keadaan dan setting lingkungan Pondok Pesantren Nurul Qur an berdasarkan data yang terdokumentasikan. 2. Tahap Perizinan Setelah merumuskan masalah dan sebelum turun ke lokasi penelitian, peneliti meminta surat izin penelitian dari Fakultas Psikologi UIN Maliki Malang untuk selanjutnya diberikan kepada Pengasuh Pondok Pesantren Nurul Qur an, Patokan, Kraksaan, Probolinggo.

43 3. Tahap Pelaksanaan Sebelum peneliti menyebarkan skala penelitian, peneliti terlebih dahulu menguji-cobakan alat ukur berupa skala Regulasi Emosi di Pondok Pesantren Nurul Huda, Situbondo. Setelah mendapatkan Skala Regulasi Emosi dengan validitas dan reliabilitas yang baik, barulah peneliti turun ke lokasi peneltian yang sebenarnya untuk menggali data penelitian terkait perbedaan regulasi emosi antara Penghafal Quran 1 15 Juz dengan penghafal Qur'an 16 30 juz di Pondok Pesantren Nurul Qur an, Patokan, Kraksaan, Probolinggo. 4. Tahap Pasca Pelaksanan Pada tahap ini, peneliti melakukan pengolahan data dari hasil skala Regulasi Emosi. Pengolahan data tersebut meliputi pengumpulan data, skoring, kategorisasi data, hingga pendeskripsian data dengan menggunakan rumus-rumus yang telah disebutkan sebelumnya. I. Teknik Analisis Data Untuk mengetahui apakah ada perbedaan regulasi emosi antara penghafal qur an 1-15 juz dengan penghafal qur an 16-30 juz, maka digunakannya teknik analisis uji beda atau t-test. Aplikasi program Statistical Program for Social Science (SPSS) versi 20 berfungsi sebagai media bantu untuk menganalisa data secara keseluruhan.

44 Data-data hasil penelitian yang telah didapat selanjutnya dianalisis sebagai upaya menjawab rumusan masalah dan hipotesis yang telah dipaparkan sebelumnya. Berikut analisis data yang digunakan dalam penelitian ini: 1. Uji Independent Sample T-test Teknik analisis statistik t-test adalah merupakan teknik statistik parametris yang digunakan untuk menguji komparasi data ratio atau interval (Sugiyono, 2010: 137). Sedangkan Uji independent sample t-test digunakan untuk membandingkan rata-rata dari dua kelompok yang tidak berhubungan satu dengan yang lain, apakah kedua group tersebut mempuyai rata-rata yang sama ataukah tidak secara signifikan. Jika dilihat dari rancangan penelitian ini, maka teknik analisis independent sample t- test merupakan analisis data yang sesuai dengan penelitian komparasi ini. Teknik analisis Uji Beda atau t-test digunakan peneliti untuk menjawab hipotesis penelitian yang bertujuan untuk mencari perbedaan tingkat regulasi emosi antara penghafal qur an 1-15 juz dengan penghafal qur an 16-30 juz di Pondok Pesantren Nurul Qur an, Patokan, Kraksaan, Probolinggo. Rumus Uji Independent Sample T-test : t 1 2 X SD1 n1 2 1 X 2 2 SD 2 n 1 1 2

45 2. Analisis Deskriptif Teknik analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subjek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subjek yang diteliti (Azwar, 1998: 126). Data deskriptif berguna untuk mendukung interpretasi terhadap teknik analisis lainnya. Pendeskripsian ini dilakukan dengan cara mengklasifikasi skor subjek sesuai dengan norma kelompok sebelum dilakukan perhitungan prosentase. Pengklasifikasian dilakukan dengan menggunakan norma kelompok yang disusun penulis menggunakan mean (rata-rata) dan standar deviasi (Azwar, 2005). Kategorisasi variabel berjenjang dengan mengacu pada skor standar deviasi digunakan untuk mengetahui tingkat regulasi emosi dari masingmasing penghafal qur an 1-15 juz dan penghafal qur an 16-30 juz. Selanjutnya, untuk mengetahui deskripsi masing-masing aspek, maka perhitungannya didasarkan pada distribusi normal yang diperoleh dari mean dan standar deviasi. Dari hasil ini kemudian dilakukan pengelompokan menjadi 3 kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah. Tabel 3.4 Rumus Kategorisasi Analisis Deskriptif Kategori Tinggi Sedang Rendah Rumus X > (M+1SD) (M-1SD) < X < (M+1SD) X < (M-1SD)

46 3. Analisis Prosentase Rumus prosentase digunakan untuk menghitung jumlah prosentase dari masing-masing kategori yang ada pada subjek penelitian, sehingga akan muncul prosentase tingkatan regulasi dari masing-masing kategori tinggi, kategori sedang, dan kategori rendah. Betikut rumusnya : Keterangan : p = f x 100 N p f N : Prosentase : Frekuensi : Jumlah Subjek