BAB 1 PENDAHULUAN. diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi oleh negara berkembang termasuk Indonesia. Masalah kemiskinan

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

BAB I PENDAHULUAN. jelas dan tegas dari kehendak Tuhan untuk menjamin bahwa tidak seorang pun. ternyata mampu menjadi solusi bagi kemiskinan.

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa melaksanakan pembangunan yang bersifat fisik materil dan mental

BAB I PENDAHULUAN. yang mampu serta menjadi unsur dari Rukun Islam, sedangkan Infaq dan Shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

BAB I PENDAHULUAN. untuk kesejahteraan masyarakat, selain itu juga dapat berupa shodaqoh

BAB I PENDAHULUAN. Namun, pada kenyataannya, masih ada yang tidak mendapat bagian. Inilah yang

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB IV ANALISIS ZAKAT PADA PRODUK WADI <AH (TABUNGAN HAJI) DI BANK BPRS BAKTI MAKMUR INDAH KRIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan teknologi saat ini berkembang pesat begitu juga dengan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. disebut didalam Al-Quran, salah satunya pada surah Al-Baqarah ayat 43 : yang rukuk. (QS. Al-Baqarah Ayat 43)

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu ibadah kepada Allah SWT setelah manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Zakat merupakan salah zatu dari rukun Islam, seornag mukmin

BAB I PENDAHULUAN. Zaman sekarang bentuk pendapatan yang paling menonjol adalah

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Title: The Variables that Affect Compliance of Muslim Merchants for Zakat Maal in the District of Cianjur

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. pada Al-Qur an dan Hadist. Dana zakat yang terkumpul akan diberikan kepada

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. Menciptakan. Manifestasi dari kesadaran tersebut, bagi manusia akan tercapai

RUKUN ISLAM YANG JADI ANAK MAS DAN RUKUN ISLAM YANG MASIH JADI ANAK TIRI oleh: Drs. Syahro, M.Sy. Kasubbag Tu Kemenag Kota Metro

isempurnakan) PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KUNINGAN,

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

KEPUTUSAN KOMISI B-1 IJTIMA ULAMA KOMISI FATWA MUI SE INDONESIA III tentang MASAIL FIQHIYYAH MU'ASHIRAH (MASALAH FIKIH KONTEMPORER)

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV ANALISIS FAKTOR MINAT MASYARAKAT MENJADI MUZAKKI DI LAZ MASJID AL AKBAR SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. etimologis, zakat memiliki arti kata berkembang (an-namaa), mensucikan (atthaharatu)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad M. Saefuddin, Ekonomi dan Masyarakat dalam Perspektif Islam, (Jakarta: CV Rajawali, 1987), h.71.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam memahami zakat masih sedikit di bawah shalat dan puasa.

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. jangan beredar di antara orang-orang kaya saja diantara kamu. Dan juga Ibn. Abbas r.a dalam Laroche (1996) mengatakan bahwa:

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 83 TAHUN : 2008 SERI : E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 2 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. yaitu syahadat, shalat, zakat, puasa,dan haji. Melaksanakan zakat adalah wajib,

PERATURAN DAERAH KOTA SOLOK NOMOR : 13 TAHUN 2003 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA KUASA WALIKOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima Rukun Islam yang wajib dilaksanakan

PEMERINTAH KOTA PADANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. dijauhi. Diantara perintah-perintah tersebut adalah saling berbagi - bagi

BAB V PENUTUP. maka penulis dapat menarik kesimpulan mengenai Rekonstruksi Undang-Undang. No. 23 tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.

PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR... TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN DAN PENGELOLAAN ZAKAT, INFAK DAN SHADAQAH

BAB I PENDAHULUAN. warga non-muslim agar memeluk agama Islam. Hal ini diperlukan tujuan

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQOH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan bagian dari kedermawanan

PENYALURAN ZAKAT, INFAQ DAN SHADAQAH KEPADA PARA MU ALAF DI (BAZ) BADAN AMAL ZAKAT SUMSEL

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 30 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT INFAQ DAN SHADAQAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Tahun 2000, perwakilan dari 189 negara termasuk Indonesia menandatangi

BAB I PENDAHULUAN. 1 Syahruddin El-Fikri, Sejarah Ibadah, (Jakarta: Republika, 2014), hlm

Lampiran D UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V PEMBAHASAN. 1. Pemberdayaan Zakat oleh BAZNAS dalam Upaya Pengentasan Kemiskinan di. KabupatenTulungagung

Proposal. ZISWAF Ramadhan 1435 H. Jl. Beringin III, Margonda Raya, Depok. Web :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR NOMOR : 05 TAHUN 2007 T E N T A N G PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LUWU TIMUR,

الز كاة. وحج البيت. وصىم رمضان. 1

BAB I PENDAHULUAN. seperti Sabda Nabi yang menyatakan bahwa kefakiran itu mendekati pada

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG. Nomor 24 Tahun 2004 Seri E PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 24 TAHUN 2004 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KOTA PADANG PANJANG Tahun 200

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ZAKAT FITRAH DAN ZAKAT MAL

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

PEMERINTAH KABUPATEN BUOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari dua hal, yaitu pertama, kemiskinan itu sebagai akibat dari kemalasan

Gubernur Jawa Barat. PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 9 Tahun 2012 TENTANG

ZAKAT LEMBAGA PENDIDIKAN DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. Disusun oleh DAVID SATRIA I

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

PERSETUJUAN PEMBIMBING

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan praktik Lembaga Keuangan Syariah, baik dalam lingkup

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat Indonesia, yaitu kurang dari $ USA. Pada awal tahun 1997

A. Ringkasan atau Isi Penting dari Artikel

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V PEMBAHASAN. berpengaruh terhadap minat membayar zakat di Badan Amil. Zakat Nasional (BAZNAS) Kabupaten Gresik.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dalam menjaga kelangsungan hidup organisasi pengelola zakat

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

No (BAZNAS) yang secara kelembagaan mempunyai kewenangan untuk melakukan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat secara nasional

BAB I PENDAHULUAN. zakat sebagai salah satu rukun Islam (Al-Ba'ly, 2006:1). Hakzakat di berikan

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan oleh pemerintah bersama masyarakat.

BAB 1 PENDAHULUAN. itu juga berfungsi sebagai dana masyarakat yang dimanfaatkan untuk kepentingan

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Islam memandang bahwa sumber daya alam yang tersedia cukup untuk seluruh

BAB I PENDAHULUAN. zakat dan Infaq merupakan ibadah yang tidak hanya bersifat vertikal (hablun min

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS MAS}HLAH}AH TERHADAP ZAKAT BESI TUA

BAB I PENDAHULUAN. sedikit umat yang jatuh peradabannya hanya karena kefakiran. Karena itu

Tauhid untuk Anak. Tingkat 1. Oleh: Dr. Saleh As-Saleh. Alih bahasa: Ummu Abdullah. Muraja ah: Andy AbuThalib Al-Atsary. Desain Sampul: Ummu Zaidaan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang begitu pesat membuat perusahaan harus mampu mengelola sumber. politik, lingkungan sekitar dan kondisi ekonomi makro.

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan rukun Islam ketiga yang menjadi salah satu fondasi penting dalam

I. PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan sebuah fenomena umum yang terjadi pada negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan salah satu rukun Islam yang bercorak sosial-ekonomi

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Zakat menurut terminologi merupakan sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah SWT untuk diberikan kepada mustahik yang telah disebutkan di dalam Al Qur an. Kewajiban untuk membayar zakat juga disebutkan dalam sabda Rasulullah SAW yang artinya: Dari Abdullah r.a., katanya Rasulullah bersabda: Islam dibina atas lima perkara: Pengakuan (Syahadat) bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan Muhammad hamba-nya dan Rasul-Nya; Mendirikan Shalat; Membayar zakat; Puasa Ramadhan; Haji. (HR. Muslim). Zakat telah menempati posisi ketiga dalam rukun Islam. Ibadah zakat seringkali disebutkan di dalam Al Qur an untuk menunjukkan pentingnya melaksanakan rukun Islam ketiga tersebut. Allah SWT menyebutkan zakat selalu berdampingan dengan ibadah shalat, walaupun dalam bayangan masyarakat pada umumnya ibadah yang menempati posisi ketiga adalah puasa. Salah satu firman Allah tentang perintah zakat terdapat dalam Al Qur an surat Al Baqarah ayat 110 yang Artinya: Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Allah Maha Melihat apa-apa yang kamu kerjakan. 1

2 Menunaikan ibadah zakat merupakan kewajiban bagi umat Islam yang mampu yaitu memberikan harta yang dimiliki untuk diberikan kepada umat yang kurang mampu. Secara syari di dalam harta yang kita miliki terdapat hak orang yang tidak mampu. Untuk itu, Allah Swt memberi perintah untuk melakukan kewajiban zakat dengan tujuan meningkatkan keharmonisan hubungan antara orang mampu dengan orang yang tidak mampu. Syam dan Dewi (2008) berpendapat bahwa melakukan kewajiban zakat akan menimbulkan rasa saling melindungi, membutuhkan, menunjang, serta mewujudkan rasa kasih sayang di antara mereka. Zakat terdiri dari dua jenis yaitu zakat fitrah dan zakat maal. Zakat fitrah merupakan zakat yang wajib dibayarkan setiap umat muslim tanpa kecuali yang dibayarkan sebelum pelaksanaan shalat idul fitri sedangkan zakat maal adalah zakat harta yang dapat dibayarkan tanpa terikat waktu tertentu. Jadi apabila semua lapisan masyarakat yang telah memiliki harta melampaui nisab menyadari akan pentingnya dan wajibnya membayar zakat maka dana zakat yang terkumpul dapat tersalurkan kepada masyarakat yang tidak mampu atau kekurangan sehingga zakat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Dalam meningkatkan potensi zakat, perlu adanya lembaga yang amanah untuk mengelola dana zakat agar tujuan dari pengelolaan zakat yaitu menyejahterahkan masyarakat dapat tercapai. Proses dan pendistribusian zakat akan lebih baik apabila dana zakat dikelola melalui lembaga karena

3 seharusnya sebuah lembaga telah mempunyai daftar mustahik yang tepat untuk menerima dana zakat yang telah terhimpun. Pengelolaan zakat diatur dalam Undang undang nomor 38 tahun 1999 yang telah diperbarui dalam Undang undang nomor 23 tahun 2011. Lembaga Pengelola Zakat di Indonesia adalah Badan Amil Zakat (BAZ) dan Lembaga Amil Zakat (LAZ). Melalui Lembaga tersebut, masyarakat dapat membayarkan zakatnya untuk dikelola dengan tujuan membantu masyarakat yang kurang mampu. Hal ini juga sejalan dengan Undang-undang 1945 Pasal 34 Ayat 1 yang menyebutkan bahwa: Fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh Negara. Jika masyarakat mempercayakan BAZ ataupun LAZ dalam mengelola dana zakatnya maka masyarakat telah ikut serta membantu peran pemerintah untuk memelihara fakir miskin dan anak terlantar yang menjadi tanggung jawabnya. Lembaga Amil Zakat (LAZ) merupakan salah satu Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang bertugas untuk menghimpun dana zakat dari masyarakat kemudian didistribusikan kepada mustahik yang berhak menerimanya namun tidak berorientasi pada keuntungan, dengan kata lain LAZ merupakan Lembaga Keuangan Syari ah non profit. Dengan demikian, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan Lembaga Keuangan Syariah non profit berupa Lembaga Amil Zakat. Banyak faktor yang berpengaruh terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat maal di Lembaga Amil Zakat. Bentuk konsistensi dapat digambarkan melalui pembayaran zakat yang dilakukan secara terus menerus

4 yang dapat dipengaruhi oleh Religiusitas, Kepercayaan, Publikasi, Pengetahuan, Pendapatan, Peran Pemerintah, Peran Ulama, dan Akuntabilitas Keuangan. Religiusitas berhubungan dengan tingkah laku atau sikap yang dihubungkan dengan ajaran agama. Menurut Swari (2014) Religiusitas berpengaruh terhadap konsistensi masyarakat untuk membayar zakat sedangkan menurut Priaji (2012) menyatakan bahwa religiusitas tidak berpengaruh signifikan terhadap intensi nasabah untuk menabung di bank syariah. Kepercayaan berkaitan dengan rasa percaya masyarakat terhadap Lembaga Amil Zakat untuk menerima, mengelola, dan mendistribusikan zakat maal yang dibayarkan. Ellena (2011) dalam penelitiannya, menunjukkan bahwa kepercayaan berpengaruh terhadap loyalitas nasabah, sedangkan Jamil (2010) menyatakan bahwa masih kurangnya kepercayaan muzakki (PNS) atau instansi untuk membayar zakat melalui BAZDA. Publikasi berkaitan dengan cara yang dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat untuk mengenalkan lembaga kepada para calon muzakki untuk membayar zakat, dan meningkatkan tingkat konsistensi muzakki untuk membayar zakat. Yupitri dan Sari dalam (2012) menunjukan hasil bahwa sosialisasi dari Lembaga Keuangan Syariah berpengaruh positif terhadap keikutsertaan masyarakat dalam lembaga tersebut sedangkan Rahmadianti (2014) dalam penelitiannya menunjukkan hasil bahwa publikasi tidak berpengaruh terhadap minat untuk menjadi donatur di Lembaga Amil Zakat.

5 Pengetahuan berhubungan dengan kemampuan seseorang dalam mengetahui suatu hal. Fahluzy dan Linda (2014) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa pengetahuan berpengaruh terhadap kepatuhan membayar pajak sedangkan berdasarkan penelitian dalam Rahayu (2015) pengetahuan tidak berpengaruh terhadap motivasi muzakki membayar zakat. Pendapatan berkaitan dengan penghasilan yang diterima atau diperoleh seseorang atas barang, jasa, atau kegiatan yang telah dilakukan atau diberikan. Mus ab (2011) juga menunjukkan hasil bahwa pendapatan berpengaruh terhadap minat muzakki untuk membayar zakat sedangkan Priaji (2012) menyatakan bahwa pendapatan tidak berpengaruh terhadap intensi nasabah menabung di bank syariah. Peran ulama dan peran pemerintah berkaitan dengan sikap atau tindakan yang diberikan Ulama dan Pemerintah untuk mempengaruhi minat dan konsistensi muzakki untuk membayar zakat. Wikaningtyas dan Sulastiningsih (2015) menunjukkan hasil bahwa peran ulama dan peran pemerintah berpengaruh secara positif terhadap motivasi muzakki untuk berzakat sedangkan Swari (2014) dalam hasil penelitiannya menunjukkan bahwa peran pemerintah tidak berpengaruh signifikan terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat dan peran ulama berpengaruh negatif terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat. Akuntabilitas merupakan kewajiban dasar bagi sebuah badan (Negara, Bisnis, LSM) untuk memperhatikan masyarakat dan pemegang saham atas berbagai kegiatan dan prestasi yang dilakukan badan tersebut. Dalam prinsip

6 ini masyarakat dan pemegang saham mempunyai kesempatan untuk mengetahui siapa dan bagaimana suatu keputusan telah dibuat dengan alasan yang mendasar. Pada kondisi yang sama prinsip transparasi akan merujuk pada seseorang terhadap masyarakat untuk meberikan kemudahan dalam mengakses informasi. Masyarakat harus mengetahui sejumlah hal, antara lain: piagam organisasi, dan mekanisme kontrol internal dan eksternal. Audit eksternal harus dilakukan untuk mendorong transparansi organisasi-organisasi pengelola zakat, sesuatu yang sampai ini belum dilaksanakan. Dengan demikian, akuntabilitas organisasi-organisasi modern menjadi jelas Herlina dalam Muhammad (2006). Motivasi untuk melakukan penelitian ini adalah adanya penelitian sebelumnya yang menunjukan hasil hasil tidak konsisten. Selain itu, penelitian terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat maal di Lembaga Amil Zakat masih jarang dilakukan. Penelitian ini merupakan kompilasi dari artikel dengan judul faktor faktor yang mempengaruhi konsistensi muzakki dalam membayar zakat maal (studi kasus pada muzakki di BAZDA Wonogiri) yang dilakukan oleh Swari (2014), faktor faktor yang berpengaruh terhadap minat untuk menjadi donatur di Lembaga Amil Zakat (Rahmadianti, 2014), serta penelitian yang dilakukan oleh Boy dan Hotniar (2009) dengan judul analisis pengaruh akuntabilitas dan transparasi pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah terhadap partisipasi orang tua murid. Berdasarkan paparan latar belakang di atas, penulis berminat untuk melakukan penelitian tentang bagaimana pengaruh Religiusitas, Pengetahuan,

7 Pendapatan, Kepercayaan, Peran Ulama, Peran Pemerintah, Publikasi dan Akuntabilitas Keuangan terhadap konsistensi untuk membayar zakat maal di Lembaga Amil Zakat dengan mengambil judul FAKTOR FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KONSISTENSI MUZAKKI UNTUK MEMBAYAR ZAKAT MAAL DI LEMBAGA AMIL ZAKAT B. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan paparan latar belakang penelitian di atas, maka rumusan masalah penelitian adalah sebagai berikut: 1. Apakah religiusitas berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi 2. Apakah pengetahuan berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi 3. Apakah pendapatan berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi 4. Apakah kepercayaan berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi 5. Apakah peran ulama berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi 6. Apakah peran pemerintah berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi 7. Apakah publikasi berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi

8 8. Apakah akuntabilitas keuangan berpengaruh positif signifikan terhadap konsistensi C. Tujuan Penelitian 1. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh religiusitas terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat maal di Lembaga Amil Zakat. 2. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh pengetahuan terhadap 3. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh pendapatan terhadap 4. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh kepercayaan terhadap 5. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh peran ulama terhadap 6. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh peran pemerintah terhadap 7. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh publikasi terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat maal di Lembaga Amil Zakat. 8. Untuk menguji dan menjelaskan pengaruh akuntabilitas keuangan terhadap

9 D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Secara Teori a) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan pemikiran bagi Lembaga Amil Zakat dalam upaya memajukan pengelolaan zakat. b) Memberikan informasi tentang faktor faktor yang berpengaruh terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat sehingga Lembaga Amil Zakat terus meningkatkan kinerjanya. c) Bagi peneliti selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber informasi maupun wawasan keilmuwan untuk menunjang kegiatan akademis. 2. Secara Praktis a) Bagi Lembaga Amil Zakat Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan dalam upaya memajukan pengelolaan zakat. b) Bagi Masyarakat Mengembangkan ilmu secara praktis untuk ikut meningkatkan kesejahteraan masyarakat. c) Bagi Peneliti Peneliti dapat mengetahui keadaan yang sebenarnya tentang faktor faktor yang berpengaruh terhadap konsistensi muzakki untuk membayar zakat.