BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Anak usia dini memiliki kreativitas yang sangat penting untuk dikembangkan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK KELOMPOK B DI TK SERUNI KECAMATAN BATUDAA KABUPATEN GORONTALO JURNAL

SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna memperoleh gelas Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. yaitu TPA, Playgroup dan PAUD sejenis (Posyandu). Pendidikan formal yaitu. Taman Kanak-kanak (TK) maupun Raudhatul Athfal (RA).

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

kreatif yang dimiliki oleh anak. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Salah

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, rohani (moral atau spritual), motorik, akal pikiran, emosional, sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latarbelakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. halus). Oleh karena itu untuk menciptakan generasi yang berkualitas, dini disebut juga dengan The Golden Age ( Usia Emas ).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Endang Permata Sari, 2014

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk berkembang. Pada masa ini anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar

BAB I PENDAHULUAN. layanan pendidikan diperoleh setiap individu pada lembaga pendidikan secara

PENERAPAN IPTEKS. Nasriah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan bagi anak-anak usia

HUBUNGAN MENGGAMBAR BEBAS TERHADAP KREATIVITAS ANAK DI KELOMPOK B2 TK AL-KHAIRAAT III PALU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia dini memiliki peran penting bagi perkembangan individu dan

UPAYA PENINGKATAN KREATIVITAS ANAK MELALUI ALAT PERMAINAN EDUKATIF DARI KARDUS BEKAS DI TK GESI I, SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Juwita Mega Ningsih, 2015 Meningkatkan Kreativitas Menari Anak D engan Menggunakan Properti Tari

BAB I PENDAHULUAN. aspek fisik dan non fisik. Secara alamiah, perkembangan anak berbeda-beda, baik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memasuki pendidikan lebih lanjut (Suyadi, 2010).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Neuneu Nur Alam, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan potensi sumber daya manusia serta penerus cita-cita perjuangan bangsa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI. Dalam merancang pendidikan untuk anak usia prasekolah memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan masalah yang cukup kompleks dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar (SD) terdapat dalam mata

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan dengan tujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ketika anak lahir. Tidak semua masyarakat Indonesia menyadari pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang tepat bagi anak sejak masa usia dini. aspek perkembangan kecerdasan intelektual, emosional, dan spiritual mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara luas diketahui bahwa periode anak dibagi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. tahun. Pendidikan Taman Kanak-Kanak memiliki peran yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. dapat menemukan potensi tersebut. Seorang anak dari lahir memerlukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. anak belajar menguasai tingkat yang lebih tinggi dari aspek-aspek gerakan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Liestia Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah, serta merupakan wadah pendidikan pertama di jalur formal yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan dasar yang diberikan kepada

BAB I PENDAHULUAN. bermain dan juga berbagai alat permainan anak-anak. Salah satu lembaga pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. disebut sebagai masa keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala

maupun kemampuan mengadaptasi gagasan baru dengan gagasan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR

BAB I PENDAHULUAN. setiap anak didik dikaruniai potensi kreatif sejak lahir. Hal ini dapat dilihat

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Program Studi PG-PAUD

BERMAIN SEBAGAI SARANA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini merupakan pendidikan yang. diselenggarakan untuk mengembangkan kepribadian, pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia sepanjang hidupnya dan dapat terjadi kapan di mana saja, proses

BAB I PENDAHULUAN. Kanak- kanak. TK adalah tempat anak belajar, anak berkembang lewat

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berpikir kritis dan kreatif. Berpikir kritis untuk menganalisis

BAB I PENDAHULUAN. semakin banyak dilakukan berbagai kalangan, baik oleh instusi-instusi pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Anak Usia Dini dimulai masa usia 0 6 tahun. Masa ini

BAB I PENDAHULUAN. berbangsa dan bernegara. Hal ini terdapat dalam Undang-Undang Nomor 20

Modul 3 PPG-Konten Kurikulum 1

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.dalam standar

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya untuk

PENGGUNAAN METODE BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA LISAN PADA ANAK DIDIK KELOMPOK B DI TK AISYIYAH 1 DIBAL NGEMPLAK BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.2 Tahun 1989 pasal 4. Untuk mencapai tujuan Pendidikan Nasional tersebut, perlu

BAB I PENDAHULUAN. usia kanak-kanak mulai dari 0-6 tahun adalah masa the golden age atau masa usia. sehingga potensi yang dimilikinya semakin terasah.

BAB I PENDAHULUAN. lahir sampai dengan usia enam tahun. Pemberian rangsangan pendidikan tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.I. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prasekolah yang ada di jalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi yang sangat penting bagi sumber daya manusia yang berkualitas. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. masa peka dalam perkembangan aspek berpikir logis anak. Usia 4-6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

UPAYA PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK USIA DINI MELALUI BERMAIN SAINS TINTA TRANSPARAN

BAB1 PENDAHULUAN. dalamnya pendidikan Taman Kanak-kanak. Hal ini di maksudkan selain mencerdaskan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi yang berupa sistem lambang bunyi yang

I. PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan amanat pembukaan Undang-Undang Negara. kehidupan bangsa. Salah satu wahana dalam mencerdaskan setiap warga

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Taman Kanak- Kanak termasuk jenjang Pendidikan Anak Usia

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB 1 PENDAHULUAN. komunikasi sesuai dengan keunikan dan tahap tahap perkembangan yang. dilalui oleh anak usia dini (Saputra, 2005: 11)

PENGEMBANGAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERMAINAN FINGER PAINTING (Studi Kasus di BA Aisyiyah Nur Qomariyah, Kenokorejo, Polokarto, Sukoharjo) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia dini (0 6 tahun) merupakan usia peka dimana pada usia ini anak memiliki

BAB I PENDAHULUAN. yang kreatif, mandiri dan professional dibidangnya masing-masing, hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Renni Rohaeni, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Media audio visual merupakan salah satu jenis media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran diperlukan dengan asumsi bahwa anak dengan segala karakteristiknya memilikikecerdasan, kreatifitas yang dapat dikembangkan sebagai anak yang unggul.upaya meningkatkan kreatifitas melalui penggunaan media audio visual dilakukan anak sebagai bagian dari upaya untuk mengembangkan nalar anak dalam memahami konsep yang dibelajarkan. Penggunaan media audio visual diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada anak tentang suatu konsep yang dikaji. Media audio visual dalam dunia pembelajaran diartikan sebagai bahan pembelajaran yang dapat disajikan dalam bentuk auditif yang dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemampuan anak sehingga terjadi proses belajar mengajar (Riyana, 2012: 133). Berdasarkan pengembangan pembelajaran, media audio visualdianggap sebagai bahan ajar yang ekonomis, menyenangkan, dan mudah disiapkan dan digunakan oleh guru dan anak. Materi pelajaran dapat diurutkan penyajiannya, serta bersifat tetap, pasti, dan juga dapat digunakan untuk media instruksional belajar secara mandiri (Anderson, 1987: 127). Penggunaan media audio visual dalam pembelajaran dilakukan sebagai upaya untuk mengembangkan kreativitas anak. Kreativitas anak usia dini adalah kreativitas alamiah yang dibawa dari sejak lahir. Kreativitas alami seorang anak usia dini terlihat dari rasa ingin tahunya yang besar. Hal ini terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan kepada orang tuanya terhadap sesuatu yang dilihatnya. Para ahli menegaskan bahwa kreativitas mencapai puncaknya di usia antara 4 sampai 4,5 tahun. Anak usia prasekolah memiliki imajinasi yang amat kaya sedangkan imajinasi merupakan dasar dari semua jenis kegiatan kreatif. Mereka memiliki kreativitas alamiah yang tampak dari perilaku seperti sering bertanya, tertarik untuk mencoba segala sesuatu, dan memiliki daya khayal yang kuat (Seto, 2004:11). (Riyana, 2012: 134) mengemukakan bahwa kreativitas anak adalah kemampuan untuk menghasilkan pemikiran-pemikiran yang asli, tidak biasa, dan sangat fleksibel dalam merespon dan mengembangkan pemikiran dan aktivitas. Pada anak usia dini kreativitas akan terlihat jelas ketika anak bermain, di mana ia

menciptakan berbagai bentuk karya, lukisan ataupun khayalan spontanitas dengan alat mainannya. Adapun ciri-ciri kreativitas alamiah meliputi: imajinatif, senang menjajaki lingkungan (exploring), banyak mengajukan pertanyaan, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, suka melakukan eksperimen, terbuka untuk rangsanganrangsangan baru, berminat untuk melakukan macam-macam hal, ingin mendapatkan pengalaman-pengalaman baru, dan tidak pernah merasa bosan. Menurut Rogers (dalam Munandar, 2008:2) bahwa pada setiap anak ada kecenderungan atau dorongan untuk mewujudkan potensi dirinya, dorongan untuk berkembang dan menjadi matang, dorongan untuk mengungkapkan dan mengaktifkan semua kapasitas seorang anak. Anak yang kreatif biasanya lebih terorganisasi dalam setiap tindakan, spontanitas, demikian pula keinginan yang besar untuk mencoba aktivitas yang baru dan mengasikkan, memiliki kemampuan untuk bermain dengan ide, konsep sehingga timbul produk-produk yang baru.sebagai pendidik yang merupakan ujung tombak dan fasilitator dalam pembelajaran di Taman Kanak-Kanak, hendaknya memiliki pemahaman yang memadai dan menyeluruh mengenai penggunaan media audio dalam pembelajaran Untuk meningkatkan kreativitas anak dapat dilakukan dengan melalui penggunaan media audio visual. Hal ini senada dengan pendapat Sunaryo (2012:1) yang mengemukakan bahwa pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Media audio visual sebagai salah satu media pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai edukatif dalam pembelajaran sehingga mampu meningkatkan kreativitas anak melalui tayangan edukatif. Pendapat tersebut menunjukkan bahwamedia audio visual dinilai merupakan cara yang dapat meningkatkan kreativitas anak mengingat bahwa anak pada usia dini sangat tertarik dengan hal-hal yang bersifat visual. Eksistensi media audio visual memiliki keunggulan untuk digunakan dalam mengembangkan kreativitas anak. Keunggulan tersebut antara lain karena media ini mampu menyajikan tayangan visual dan audio yang sesuai dengan keadaan aslinya sehingga sangat menarik anak. Anak pun memperoleh kesempatan untuk mengamati secara berulang objek yang ditampilkan pada media audio visual sehingga anak dapat memahami suatu objek secara mendetail. Keunggulan ini pula yang dapat mengembangkan kreativitas anak. Dalam konteks ini anak biasanya memiliki fantasi yang tinggi dengan melihat tayangan visual. Hal ini yang dapat merangsang peningkatan kreativitas anak. Melalui penggunaan media audio visual,

maka anak dapat meningkatkan kreativitasnya, memanfaatkan imajinasi atau ekspresi diri, dapat memuaskan tuntutan dan kebutuhan perkembangan motorik, kognitif bahasa, emosi, sosial, nilai dan sikap hidup. Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada anak kelompok B TK Seruni Kecamatan Batudaa KabupatenGorontalo menunjukkan bahwa kreativitas anak belum berkembang dengan maksimal. Dari 16 anak kelompok B TK Seruni Kecamatan Batudaa menunjukkan bahwa hanya terdapat 7 anak atau 43.75% yang menunjukkan kreativitas, sedangkan sebanyak 56,25% yang menunjukkan kreativitas rendah. Rendahnya kreativitas anak tersebut antara lain ditunjukkan dengan indikator kurang mampunya anak dalam membuat sesuatu yang berbeda dari yang dicontohkan guru, kurangnya perhatian anak terhadap contoh yang diberikan guru, serta rendahnya inisiatif anak untuk melakukan sesuatu yang baru. Kondisi riil yang ada menunjukkan bahwa anak masih sangat tergantung pada contoh yang diberikan guru dan tidak dapat berbuat sesuatu yang lebih kreatif dari yang dicontohkan guru. Bahkan anak sering tidak dapat melakukan kegiatan belajar jika sebelumnya tidak difasilitasi dan dibimbing guru secara berkelanjutan. Hasil pengamatan bahwa kegiatan yang dilakukan guru selama ini dalam mengembangkan kreativitas anak yaitu melalui kegiatan bongkar pasangan permainan maupun melalui kegiatan menggambarbentuk dan kegiatan bermain peran. Dalam kegiatan pembelajaran tersebut anak diharapkan mampu menunjukkan kemampuan dalam melakukan bongkar pasang permainan secara mandiri, menggambar bentuk tertentu sesuai dengan daya imajinasinya, melakukan gerakan motorik kasar dan motorik halus sesuai dengan kreativitasnya. Hasil observasi awal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak yang ada pada kelompok B TK Seruni Kecamatan Batudaa belum berkreativitas dalam melakukan aktivitas belajar.terkait dengan kondisi tersebut maka perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan kreativitas anak antara lain dengan memperbaiki kualitas pembelajaran melalui penggunaan media audio visual. Kaitan antara kreativitas anak dengan penggunaan media audio visual yaitu bahwa melalui penggunaan media audio visual maka anak akan termotivasi untuk mengembangkan kreativitasnya lebih optimal. Hal ini terjadi sebagai konsekuensi dari ketertarikan anak terhadapmedia audio visual sehingga kreativitas anak akan berkembang dengan baik. Pelunya pengembangan kreativitas anak dilakukan mengingat bahwa anak sebagai individu memiliki potensi untuk dikembangkan kemampuannya sehingga

memiliki kamampuan yang baik dalam memahami kompetensi yang diharapkan dapat dicapainya. Jika kreativitas anak dibiarkan maka anak tidak dapat berkembang dengan baik dan dikhawatirkan anak tidak mampu berkembang secara optimal. Akibat lainnya jika kreativitas anak tidak dikembangkan yaitu anak akan selalu tergantung pada contoh yang diberikan guru. Terkait dengan hal tersebut maka penulis tertarik untuk mengkajinya melaluipenelitian yang di formulasikan dengan judul Analisis Penggunaan Media audio visualdalam PengembanganKreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: 1. Anak masih sangat tergantung pada contoh yang diberikan guru dan tidak dapat berbuat sesuatu yang lebih kreatif dari yang dicontohkan guru. 2. Anak sering tidak dapat melakukan kegiatan belajar jika sebelumnya tidak difasilitasi dan dibimbing guru secara berkelanjutan 3. Anak kurang memahami penjelasan guru karena nalar dan kreativitasnya kurang berkembang dengan baik 4. Proses pembelajaran yang dilaksanakan guru belum menggunakan media audio visual sebagai salah satu alternatif media yang dapat digunakan dalam pembelajaran. 1.3 Rumusan Masalah Permasalahan dalam penelitian ini difokuskan pada bagaimana penggunaan media audio visual dalam pengembangan kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo? 1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untukmendeskripsikan penggunaan media audio visual dalam pengembangan kreativitas anak kelompok B di TK Seruni Kecamatan Batudaa Kabupaten Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya yang berhubungan dengan peningkatan kreativitas anak. 2. Bermanfaat dalam mengembangkan wawasan dalam pembentukan sikap ilmiah tentang pengembangan kreativitas anak 3. ebagai bahan informasi bagi pelaksanaan penelitian selanjutnya terutama yang berkaitan dengan pengembangan kreativitas anak. 1.5.2 Manfaat Praktis Penelitian ini secara praktis diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Melatih keterampilan dalam meningkatkan kreativitas anak dengan menggunakan media audio visual 2. Membiasakan anak dalam belajar dengan kreatif melalui penggunaan media audio visual 3. Memberikan pengalaman serta pengetahuan baru dalam menyelesaikan karya tulis ilmiah