BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kepada para pemegang saham dalam bentuk aktiva atau saham perusahaan. lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada umumnya profitabilitas adalah kemampuan perusahaan dalam menghasilkan

II TINJAUAN PUSTAKA. Kebijakan dividen (Dividend Policy) merupakan keputusan mengenai laba yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pajak. Menurut Bastian dan Suhardjono (2006), net profit margin adalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS


BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut PSAk No. 31 (2007 : 31 pasal 1) sebagai berikut :

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Penelitian tentang pengaruh profitability dan investment opportunity set. (pada perusahaan property yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia) memiliki

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dividen adalah proporsi laba atau keuntungan yang dibagikan kepada para pemegang saham dalam jumlah yang sebanding dengan jumlah lembar saham yang

BAB II LANDASAN TEORI. secara global. Salah satu jenis investasi adalah investasi saham. Investasi

II. LANDASAN TEORI. laba ditahan (retained earnings) yang ditahan sebagai cadangan bagi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. LANDASAN TEORI. Robert Ang (1997) dalam Priono (2006:10) menyatakan bahwa dividen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laba bersih adalah kelebihan seluruh pendapatan atas seluruh biaya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN Debt To Equity Ratio (DER) dan Devidend Payout Ratio (DPR)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Teori mengenai kebijakan pembayaran dividen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh dengan mengadakan analisis atau interprestasi terhadap data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. variabel pengembalian yang akan menentukan nilai saham bagi pemilik dan

BAB I PENDAHULUAN. baik berupa pendapatan dividen (dividend yield) maupun pendapatan dari selisih

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian Budi Hardiatmo dan Daljono (2013) Penelitian ini mengambil topik tentang analisis faktor - faktor yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Dividen adalah pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan. Laporan keuangan merupakan laporan yang berisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Struktur modal merupakan perimbangan jumlah hutang jangka pendek yang

proses akuntansi yang dimaksudkan sebagai sarana mengkomunikasikan informasi keuangan terutama kepada pihak eksternal. Menurut Soemarsono

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diterbitkan oleh pemerintah, public authorities, maupun perusahaan swasta.

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 10 KEBIJAKAN DIVIDEN

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai harapan akan mendapatkan keuntungan dari modal yang

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II. Tinjauan Pustaka. baik dalam bentuk kas maupun saham kepada para pemegang saham suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Darmadji dan Fakhrudin (2006) Saham dapat didefenisikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, memantau dan mengendalikan risiko

BAB II LANDASAN TEORI. Kebijakan dividen (dividend policy) adalah keputusan apakah laba yang diperoleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ang (1997: 24), Price earning ratio merupakan perbandingan antara harga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk mengukur likuiditas atau kemampuan perusahaan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Salah satu kebijakan yang utama untuk memaksimalisasi keuntungan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2014). Stice et al (2005) dalam Suharli (2007) mengartikan dividen sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dibagikan perusahaan dapat berupa tunai (cash dividend) yaitu kepada setiapp

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akan terjadi. Dalam investasi, investor perlu terus menerus mempelajari berbagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selisih antara harga beli dan harga jual saham, sedangkan yield merupakan cash. biasanya dalam bentuk deviden (Jones, 2002:124).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penelitian. Telaah pustaka tersebut berasal dari berbagai sumber yaitu text book

lokal. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi, dalam hubungannya dengan leverage, sebaiknya menggunakan ekuitas sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Devidend Payout Ratio. being made better off financially (Prasanna Chandra;1997 dalam Azhagaiah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah

KEBIJAKAN DEVIDEN. 1. Beberapa Teori Kebijakan Dividen :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. saham dan akan diinvestasikan kembali atau ditahan di dalam perusahaan.

BAB II URAIAN TEORITIS. Suharli (2006) melakukan penelitian dengan judul Pengaruh profitability

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II VARIABEL YANG MEMPENGARUH DIVIDEND PAYOUT RATIO DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

KEBIJAKAN DEVIDEN. Kebijakan deviden yang optimal menyeimbangkan kedua hal tersebut dan memaksimalkan harga saham.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tunai adalah sumber aliran kas untuk pemegang saham dan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB I PENDAHULUAN. kas kepada para pemegang sahamnya (Grinblatt dan Titman, ). Kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tiga tujuan utama yaitu kelanjutan hidup perusahaan (going concern), laba

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. kebijakan dividen (Brigham dan Houston 2011:211), yaitu : perusahaan. Teori MM berpendapat bahwa nilai suatu perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tandelin (2010) pasar modal itu sendiri adalah pertemuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Investasi dalam suatu perusahaan merupakan suatu hal yang sangat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beberapa penelitian terdahulu oleh beberapa penulis, antara lain :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Dividen merupakan bentuk pengembalian (return) diluar capital gain yang

KEBIJAKAN DIVIDEN materi 5

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keuntungan bagi investor yaitu keuntungan berupa dividend. gain. Capital gain diperoleh dari selisih harga jual dan harga beli.

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Tujuan utama suatu perusahaan menurut theory of the firm adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi pengembalian investasi pada equity securities pada perusahaan

BAB II URAIAN TEORITIS. Penelitian mengenai dividend payout ratio atau kebijakan dividen telah

BAB I PENDAHULUAN. lurus dengan risiko yang diperoleh. Return setiap jenis asset akan dijadikan

LAPORAN KEUANGNAN DAN ANALISIS LAPORAN KEUANGAN. Febriyanto, S.E., M.M.

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dividen 2.1.1 Pengertian Dividen Dividen merupakan bagian dari laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning available for common stockholders) yang dibagikan kepada para pemegang saham biasa dalam bentuk tunai. Menurut Skoesen et al (2001:757), dividen adalah pendistribusian laba secara proporsional kepada para pemegang saham sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya. Distribusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang sahamnya disebut sebagai dividen tunai. Biasanya sebuah korporasi harus memenuhi 3 kondisi terlebih dahulu agar dapat membayar dividen tunai, yaitu: a. laba ditahan yang mencukupi, b. kas yang memadai, c. tindakan formal dari dewan komisaris. Intinya sebuah korporasi bisa membayar dividen jika laba korporasi tersebut cukup untuk operasi tahun berikutnya serta tidak mempunyai kendala dalam keuangan apabila pembayaran dividen dilakukan.

2.1.2 Jenis Dividen Ada beberapa jenis dividen yang dibagikan perusahaan kepada para pemegang saham, jenis dividen menurut Dyckman (2001:439), adalah sebagai berikut : a. dividen kas; yaitu distibusi laba dalam bentuk kas oleh sebuah korporasi kepada pemegang saham, b. dividen properti; yaitu dividen dalam bentuk aktiva non kas, berupa sekuritas perusahaan lain yang memiliki perseroan, real estate, barang dagang, atau setiap aktiva non kas lainnya, c. dividen saham; yaitu distribusi proporsional atas tambahan saham biasa atau saham preferen perseroan kepada pemegang saham, d. dividen likuidasi; yaitu pengembalian tambahan modal disetor dan bukan modal ditahan, e. dividen skrip atau wesel; yaitu dividen yang diberikan dalam bentuk wesel promes kepada pemegang saham dimana kondisi perseroan mengalami kekurangan kas. Dari jenis dividen diatas para investor menyukai dividen kas karena bersifat uang tunai, jika dibandingkan dengan dividen lain seperti dividen saham yang pembagiannya berjenis saham atau dividen properti yang pembagiannya berjenis surat berharga atau aktiva non-kas. 2.1.3 Prosedur Pembayaran Dividen Tanggal yang berkaitan dengan dividen adalah declaration date, date of record, ex-dividend date, dan date of payment. a. Declaration date, merupakan tanggal dimana dewan direksi mengumumkan dividen. Pada tanggal ini, pembayaram dividen akan merupakan kewajiban yang legal dari korporasi.

b. Date of record, merupakan tanggal dimana pemegang saham berhak untuk menerima dividen. c. Ex-dividend date, merupakan tanggal dimana hak atas dividen lepas dari saham. Hak atas dividen dari saham sampai 4 hari sebelum date of record. d. Date of payment, merupakan tanggal dimana korporasi akan membayar dengan membagikan cheque dividen kepada pemegang saham. Prosedur pembagian dividen berkaitan erat dengan tanggal atau waktu dikarenakan perusahaan dan para pemegang saham atau investor sama sama telah menentukan jadwal. 2.1.4 Kebijakan Dividen 2.1.4.1 Pengertian Kebijakan Dividen Kebijakan dividen merupakan keputusan pembayaran dividen yang mempertimbangkan maksimalisasi harga saham saat ini dan periode mendatang. Atmaja (1994:351) menyatakan bahwa: Manajemen mempunyai dua alternatif perlakuan terhadap penghasilan bersih sesudah pajak perusahaan, pertama, dibagi kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen, kedua, diinvestasikan kembali ke perusahaan sebagai laba ditahan. Pada umumnya pendapatan bersih dibagi dalam bentuk dividen dan sebagian lagi kembali diinvestasikan. Artinya, manajemen harus membuat keputusan tentang dividen, inilah yang disebut kebijakan dividen.

2.1.4.2 Kebijakan Dividen bagi Perusahaan Kebijakan dividen merupakan keputusan apakah laba yang diperoleh perusahaan pada akhir tahun akan dibagi kepada pemegang saham dalam bentuk dividen atau akan ditahan untuk menambah modal guna pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Menurut Tampubolon (2005:183), kebijakan dividen korporasi sangat penting untuk menjaga kepentingan investor dan kepentingan korporasi dalam hal program keuangan dan capital budgeting korporasi, cash flow perusahaan, dan nilai modal saham perusahaan". a. Menjaga kepentingan investor sebagai pemegang saham. Investor atau pemegang saham tidak mempunyai opini yang negative tentang korporasi, seandainya dividen dipotong karena keterkaitan antara potongan tersebut dengan persoalan keuangan korporasi. Dengan demikian kebijaksanaan keuangan korporasi dari pihak manajemen harus mampu meyakinkan serta memberi jaminan akan tercapainya tujuan-tujuan bagi pemegang saham. b. Kebijaksanaan dividen akan mempengaruhi program keuangan dan capital budgeting korporasi tersebut. c. Kebijakan dividen akan mempengaruhi cash flow korporasi. Suatu korporasi dengan likuiditas rendah akan dipaksa untuk membatasi pembayaran dividen. d. Kebijakan dividen dapat menurunkan nilai modal saham korporasi karena dividen akan dibayarkan dari laba yang ditahan sehingga akan meningkatkan utang/modal rasio korporasi. Tampubolon (2005:186) menyatakan bahwa faktor faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen adalah sebagai berikut : a. tingkat pertumbuhan korporasi, b. keterikatan dalam rapat, c. profitability, d. stabilitas laba, e. kontrol perbaikan, f. memahami pengungkit keuangan, g. kemampuan untuk kondisi eksternal, h. ukuran dan umur korporasi.

Perusahaan dapat menentukan kebijakan mana yang sesuai untuk mereka gunakan dalam pebagian dividen dengan cara membandingkan kebijakan dividen dengan faktor faktor diatas. 2.1.4.3 Jenis Kebijakan Dividen Menurut Indriyo dan Basri (2002:231), secara umum kebijakan dividen yang ditempuh perusahaan adalah salah satu dari 3 kebijakan dibawah ini. a. Stable Dividend policy, pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan selalu stabil dalam jumlah yang tetap, stabil yang makin naik dan stabil yang makin menurun. Jadi, besarnta dividen yang dibayarkan dalam jumlah yang selalu stabil walaupun terjadi fluktuasi dalam net income. b. Fluctuating Dividend Policy, pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan mendasarkan pada tingkat keuntungan pada setiap akhir periode, apabila tingkat keuntungan tinggi maka besarnya dividen yang akan dibayarkan relatif tinggi, juga sebaliknya. c. Kombinasi Stable Dividend Policy dan Flactuating Dividend Policy, pada kebijaksanaan ini besarnya dividen yang dibayarkan sebagian ada yang bersifat stabil atau tetap, tetapi sebagian lain bersifat proporsional dengan tingkat keuntungan yang dicapai. Apabila perusahaan tidak mendapatkan laba, para pemegang saham masih mendapatkan dividen tetap dan apabila didapatkan keuntungan dari hasil operasinya maka didapatkan bagian dividen dari keuntungan tersebut. Semua kebijakan dividen punya kesesuaian masing masing tergantung pada perusahaannya. Jadi setiap perusahaan harus bisa menentukan kebijakan mana yang paling sesuai dengan perusahaan mereka.

2.1.4.4 Teori kebijakan dividen Ada beberapa teori tentang kebijakan dividen yang dikemukan oleh Dr. Dermawan Sjahrial, M.M. (2002:312) seperti dibawah ini. a. Teori Dividen Tidak Relevan Nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh besar kecilnya persentase laba yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk uang tunai atau DPR, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak atau EBIT (Earning Before Interest and Tax) dan kelas resiko perusahaan. Jadi dividen adalah tidak relevan. Pernyataan ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti : 1) pasar modal sempurna dimana semua investor adalah rasional. Prakteknya sulit ditemui pasar modal yang sempurna, 2) tidak ada biaya emisi saham baru. Kenyataannya biaya emisi saham baru (flotation costs) itu pasti ada, 3) tidak ada pajak. Kenyataannya pajak pasti ada, 4) kebijakan investasi perusahaan tidak berubah. Prakteknya kebijakan investasi perusahaan pasti berubah. b. Teori The Bird In The Hand Gordon dan Lintner menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan naik jika DPR (Dividend Payout Ratio) rendah karena investor lebih suka menerima dividen dibanding capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti daripada capital gains yield. c. Teori Perbedaan Pajak Suatu teori yang menyatakan bahwa karena adanya pajak terhadap dividen dan capital gains maka para investor lebih menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak dengan alasan : 1) keuntungan modal dikenakan tarif pajak yang lebih rendah daripada untuk pembagian dividen, karena itu investor yang kaya mungkin lebih suka perusahaan menahan dan menanamkan kembali laba di dalam perusahaan, 2) pajak atas keuntungan tidak dibayarkan sampai saham terjual, Karena adanya nilai efek waktu, satu dolar pajak yang dibayarkan di masa mendatang mempunyai biaya efektif yang lebih rendah daripada satu dolar yang dibayarkan hari ini, 3) jika selembar saham dimiliki oleh seseorang sampai ia meninggal, sama sekali tidak ada pajak keuntungan modal

yang terutang, ahli waras dapat terhindar dari pajak keuntungan modal. d. Teori Signaling Hypothesis Bukti empiris menyebutkan bahwa jika ada kenaikan dividen sering diikuti dengan kenaikan harga saham. Sebaliknya penurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih menyukai dividen daripada capital gain. Menurut Modigliani dan Miller, kenaikan dividen biasanya merupakan suatu signal (tanda) kepada para investor bahwa manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik di masa mendatang. Sebaliknya suatu penurunan dividen atau kenaikan dividen yang dibawah normal (biasanya) diyakini investor sebagai pertanda (signal) bahwa perusahaan menghadapi masa sulit diwaktu mendatang. e. Teori Clientele Effect. Teori ini menyatakan bahwa kelompok (Clientele) pemegang saham yang berbeda akan memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu DPR yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian besar laba bersih perusahaan.jika ada perbedaan pajak bagi individu (misalnya orang lanjut usia dikenakan pajak lebih ringan) karena dapat menunda pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang kecil. Demikian maka kelompok pemegang saham yang dikenakan pajak tinggi lebih menyukai capital gains pula sebaliknya. 2.1.4.5Indikator Kebijakan Dividen Menurut Warsono (2003:275), indikator yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen ada dua, yaitu hasil dividen (Dividend Yield) dan rasio pembayaran dividen (Dividend Payout Ratio). Dividend Yield adalah suatu rasio yang menghubungkan suatu dividen yang dibayar dengan harga saham biasa. Dividend yield menyediakan suatu ukuran komponen pengembalian total yang

dihasilkan dividen, dengan menambahkan apresiasi harga yang ada. Beberapa investor menggunakan dividend yield sebagai suatu ukuran resiko dan sebagai suatu penyaring investasi, yaitu mereka akan berusaha menginvestasikan dananya dalam saham yang menghasilkan dividend yield yang tinggi. Dividen yield secara matematis diformulasikan sebagai berikut dibawah ini. dddddddddddddd pppppp llllllllllll sssshaaaa Dividend Yield = 100% haaaaaaaa pppppp llllllllllll sssshaaaa Indikator kedua yang digunakan untuk mengukur kebijakan dividen adalah rasio pembayaran dividen (dividend payout ratio). Besar atau kecilnya payout rasio ditentukan oleh kebijakan dividen suatu perusahaan. Dividend Payout Ratio lebih populer digunakan sebagai indikator kebijakan dividen dibandingkan dengan Dividend Yield. Menurut warsono (2003:275), Dividend Payout Ratio merupakan rasio hasil perbandingan antara dividen dengan laba yang tersedia bagi para pemegang saham biasa. dddddddddddddd pppppp llllllllllll sssshaaaa Dividend Payout Ratio = 100% llllllll pppppp llllllllllll sssshaaaa 2.2 Return On Investment (ROI) Warsono (2003:37) mengemukakan bahwa profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan perusahaan. Rasio keuangan yang lainnya hanya berguna untuk menilai keefektifan operasi perusahaan, tetapi

rasio profitabilitas (profitability ratio) menunjukkan pengaruh gabungan dari likuiditas, manajemen aktiva, dan utang terhadap hasil operasi. Return on Investment adalah salah satu bentuk dari rasio profitabilitas yang dimaksud untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan agar menghasilkan keuntungan. Sawir (2001:19) menyatakan bahwa Return on Asset (ROA) sering disamakan sebagai Return on Investment dengan pengertian bahwa rasio ini memperlihatkan sejauh manakah perusahaan mengelola aset secara efektif, mengukur tingkat keuntungan dari investasi yang telah dilakukan. Berdasarkan beberapa uraian tersebut maka Return on Investment merupakan salah satu alat pengukur prestasi pusat investasi perusahaan dengan melihat tingkat profitabilitas perusahaan yang dihasilkan atas pengelolaaan keseluruhan investasi yang telah ditanamkan. Syamsudin (2007:74), secara matematis ROI dirumuskan : LLLLLLLL BBBBBBBBBB h SSSSSSSSSSSS h PPPPPPPPPP ROI = TTTTTTTTTT AAAAAAAAAAAA 100% 2.3 Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang menyajikan informasi aliran arus kas masuk dan keluar bersih pada periode tertentu, misalnya bulanan atau tahunan. Aliran kas diperlukan terutama untuk mengetahui kemampuan perusahaan yang sebenarnya untuk memenuhi kewajiban perusahaan sehingga

dapat diketahui adanya perubahan aktiva lancar dan utang lancar. Laporan arus kas menjelaskan perubahan jumlah kas atau setara kas dalam periode tertentu. Dalam laporan arus kas, penerimaan dan pengeluaran kas diklasifikasikan menurut tiga kategori utama, yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi dan aktivitas pendanaan. Kegunaan informasi arus kas adalah untuk memberikan informasi yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan dan peluang. Informasi arus kas berguna untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara kas dan memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai perusahaan. Informasi tersebut juga meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai perusahaan karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan akuntansi yang berbeda terhadap transaksidan peristiwa yang sama. Laporan arus kas terdiri dari tiga aktivitas. 2.3.1 Arus kas dari aktivitas operasi Aktivitas operasi merupakan aktivitas perusahaan yang terkait dengan laba. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan dan aktivitas lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan pendanaan. Kas ini diperoleh dari penjualan, penerimaan piutang, dan untuk

pembayaran hutang usaha, pembelian barang, dan biaya biaya lainnya. Selain pendapatan dan beban yang disajikan dalam laporan laba rugi, aktivitas operasi juga meliputi arus kas masuk dan keluar bersih yang berasal dari aktivitas operasi yang terkait, seperti pemberian kredit kepada pelanggan, investasi dalam persediaan, dan perolehan kredit dari pemasok. Aktivitas operasi terkait dengan pos pos laporan laba rugi dan pos pos operasi dalam neraca, umumnya pos modal kerja seperti piutang, persediaan, pembayaran dimuka, utang dan beban akrual. Aktivitas operasi juga meliputi transaksi dan peristiwa yang tidak cocok dikelompokkan dalam aktivitas investasi atau pendanaan. Jumlah arus kas bersih dari aktivitas operasi dapat dihitung dan dilaporkan dengan menggunakan salah satu dari dua metode, yaitu metode langsung dan metode tidak langsung. Dalam metode langsung kelompok utama dari penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan, sedangkan dalam metode tidak langsung, laba atau rugi bersih disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi bukan kas, penangguhan atau akrual dari penerimaan atau pembayaran kas untuk operasi di masa lalu dan di masa depan, dan juga unsur penghasilan atau beban yang berkaitan dengan arus kas investasi atau pendanaan. Kedua metode tersebut menghasilkan jumlah yang sama, yaitu jumlah arus kas bersih yang disediakan oleh arus kas operasi.

Ikatan Akuntan Indonesia secara khusus mengatur arus kas dari bunga dan dividen yang diterima dan dibayarkan. PSAK No. 2 (IAI, 2007) menyatakan bahwa bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima oleh lembaga keuangan biasanya diklasifikasikan sebagai arus kas operasi. Namun demikian, bagi perusahaan lain belum ada kesepakatan mengenai klasifikasi arus kas ini. Bunga yang dibayarkan dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasikan sebagai arus kas operasi karena mempengaruh laba dan rugi bersih. Sebagai alternatif, bunga yang dibayar dan bunga serta dividen yang diterima dapat diklasifikasi, masing masing sebagai arus kas pendanaan, dan arus kas investasi karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan atau sebagai hasil investasi (Return On Investment). Dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai arus kas pendanaan karena merupakan biaya perolehan sumber daya keuangan. Sebagai altenatif, dividen yang dibayar dapat diklasifikasikan sebagai komponen arus kas dari aktivitas operasi dengan maksud membantu para pengguna laporan arus kas dalam menilai kemampuan perusahaan membayar dividen dari arus kas operasi. 2.3.2 Arus kas dari Aktivitas Investasi Aktivitas investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka panjang serta investasi lain yang tidak termasuk setara kas. Dalam aktivitas ini, kas berasal dari penjualan aktiva tetap atau investasi pada saham atau obligasi. Aktivitas investasi yang utama adalah pembelian dan penjualan

tanah, bangunan, peralatan, dan aktiva lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali. Aktivitas investasi juga termasuk pembelian dan penjualan instrument keuangan yang tidak ditujukan untuk diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas aktivitas tersebut terjadi secara rutin dan menyebabkan adanya penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi tidak dikelompokkan sebagai aktivitas operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung dengan aktivitas operasi bisnis yang berjalan. 2.3.3 Arus kas dari Aktivitas Pendanaan Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah serta kompetisi modal dan pinjaman perusahaan. Dalam aktivitas ini, kas berasal dari setoran modal, hutang jangka panjang, laba ditahan yang dikonversi ke dalam modal dan untuk pengembalian modal, pembayaran dividen, dan pembayaran pokok hutang bank. Termasuk dalam aktivitas pendanaan adalah transaksi dan kejadian dimana kas diperoleh dari dan dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau modal) dan para kreditor (pendanaan dengan utang). Contohnya kas yang dihasilkan dari penerbitan saham dan obligasi akan diklasifikasikan sebagai aktivitas pendanaan. Sifat aktivitas pendanaan adalah sama, apa pun jenis industrinya, tetapi aktivitas operasi dan aktivitas investasi berbeda untuk masing masing jenis industri. Sebagai contoh, aktivitas operasi dan investasi dari sebuah

jaringan supermarket sangat berbeda dibandingkan dengan perusahaan penjual pasir dan batu kerikil. Proses peminjaman uang, penjualan saham, pembayaran dividen kas, dan pembayaran pinjaman adalah hampir sama bagi kedua jenis perusahaan tersebut. 2.4 Tinjauan Peneliti Terdahulu Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya mengenai kebijakan dividen pada perusahaan dengan menggunakan beberapa variabel yang ditunjukkan dalam tabel 2.1 Tabel 2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu No Peneliti Variabel Peneltian 1 Ginting (2012) Independen : 1. Return On Investment 2. Investment Oppurtunity Set 3. Arus Kas Operasi Dependen : Kebijakan Dividen 2 Suharli (2007) Independen : 1. Return On Investment, 2. Fixed Asset, 3. Current Ratio Dependen : Kebijakan Hasil Penelitian Secara parsial diketahui bahwa variabel ROI dan arus kas operasi berpengaruh terhadap DPR, sedangkan variabel IOS tidak berpengaruh terhadap DPR. Secara simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh terhadap DPR. ROI berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan, fixed assets tidak berpengaruh terhadap kebijakan dividen tunai perusahaan dan CR dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan.

3 Manurung (2009) 4 Manurung (2010) Dividen Tunai Perusahaan Independen : 1. Laba Bersih dan 2. Arus Kas Operasi Dependen : Kebijakan Dividen Independen : 1. Return On Investment 2. Arus Kas Operasi viden Secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Kedua variabel independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, dan secara parsial return on investment tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, demikian juga halnya dengan arus kas operasi yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Ginting (2012) melakukan penelitian dengan objek perusahaan manufaktur mengenai pengaruh Return On Investment, Investment Oppurtunity Set, dan Arus Kas Operasi terhadap kebijakan dividen. Penelitian ini menunjukkan secara parsial diketahui bahwa variabel ROI, dan arus kas operasi berpengaruh terhadap DPR, sedangkan variabel IOS tidak berpengaruh terhadap DPR. Secara simultan menunjukkan bahwa ketiga variabel independen berpengaruh terhadap DPR. Suharli (2007) melakukan penelitian Pengaruh Profitabilitas dan Investment Oppurtunity Set terhadap kebijakan dividen tunai dengan likuiditas sebagai variabel penguat (Studi pada perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta periode 2002-2003). Penelitian ini menggunakan variable Return On Equity, Fixed Asset, Current Ratio dan Dividend Payout Ratio. Dan hasil

penelitian menunjukkan bahwa Return On Equity berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, Fixed Asset tidak berpengaruh terhadap dividen tunai perusahaan, sedangkan Current Ratio dapat digunakan sebagai variabel penguat karena mempunyai pengaruh yang signifikan. Manurung (2009) melakukan penelitian mengenai pengaruh laba bersih dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) dari perusahaan manufaktur go public sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2007. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial laba bersih tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio, sedangkan arus kas operasi berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio. Manurung (2010) melakukan penelitian mengenai pengaruh Return On Investment dan arus kas operasi terhadap kebijakan dividen (Dividend Payout Ratio) pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Dan hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel independen tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio secara bersama-sama, dan secara parsial return on investment tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio, demikian juga halnya dengan arus kas operasi yang tidak berpengaruh positif signifikan terhadap dividend payout ratio.

2.5 Kerangka Konseptual dan Hipotesis 2.5.1 Kerangka Konseptual Dividen pada prinsipnya adalah keuntungan perusahaan yang dibagikan kepada para investor. Pembayaran dividen merupakan salah satu cara untuk mengembalikan keuntungan perusahaan kepada para pemegang saham. Besarnya nilai dividen yang akan diterima pemegang saham sangat tergantung pada kebijakan dividen pada perusahaan yang bersangkutan. Oleh karena itu, investor dan investor potensial memiliki kepentingan untuk mampu memprediksi berapa besar tingkat pengembalian investasi mereka. Kebijakan dividen meliputi keputusan untuk membagikan keuntungan atau menahannya untuk investasi perusahaan. Kebijakan dividen yang optimal dapat menyebabkan keseimbangan antara pembayaran dividen dan pertumbuhan perusahaan untuk masa yang akan datang dimana hal tersebut dilakukan dengan tujuan memaksimalkan nilai perusahaan. Return On Investment merupakan salah satu ukuran dari kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Laba bersih setelah pajak yang diperoleh perusahaan sebagian dibagikan kepaga para pemegang saham sebagai dividen dan sebagian ditahan sebagai laba ditahan. ROI merupakan ukuran rate of return dari seluruh modal yang dipergunakan. Tingkat rate of return yang dicapai harus lebih besar dari tingkat biaya modal berupa bunga yang harus dibayar, agar memberi kontribusi positif. Perusahaan yang mempunyai ROI yang tinggi, cenderung untuk menggunakan modal pinjaman

yang relatif kecil, karena kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dari laba yang ditahan. ROI yang tinggi membawa pengaruh yang positif terhadap laba ditahan, karena proporsi laba bersih setelah pajak (EAT) untuk laba ditahan maupun kemampuan membayar dividen menjadi lebih besar. Semakin besar kemampuan memperoleh laba, maka laba yang tersedia untuk membayar dividen bagi para pemegang saham juga semakin besar. Semakin besar dividen yang diterima oleh para pemegang saham maka kemakmuran pemegang saham akan meningkat, dengan demikian tujuan perusahaan untuk memakmurkan pemegang saham dapat tercapai. ROI merupakan salah satu ukuran dari profitabilitas yang mempunyai pengaruh terhadap kebijakan dividen suatu perusahaan. Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan. Arus kas operasi oleh perusahaan diharapkan bernilai positif atau surplus dari tahun ke tahun. Hal ini karena arus kas dari aktifitas operasi yang surplus dapat menambah dana bagi perusahaaan dan menunjukkan bahwa perusahaan berupaya meningkatkan operasi dalam usahanya. Surplus arus kas dari aktifitas operasi ini dapat menyebabkan kinerja perusahaan menjadi lebih baik karena adanya kemungkinan perusahan akan membagikan dividen yang cukup besar bagi para pemegang saham. Suatu kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis antar variabel penelitian yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Return On Investment dan arus kas

operasi terhadap kebijakan dividen. Dalam memutuskan kebijakan dividen, perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa faktor yang secara teori dapat mempengaruhi kebijakan dividen. Faktor yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah profitabilitas yang akan diukur dengan ROI dan arus kas perusahaan yang berasal dari aktivitas operasi. Profitabilitas pada dasarnya merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Profitabilitas yang tinggi menggambarkan laba perusahaan yang meningkat yang berarti perusahaan mampu untuk membayar dividen atau bahkan dividen yang akan dibayarkan juga meningkat. Sebagaimana tertera pada penjelasan sebelumnya, teori yang mendukung bahwa profitabilitas yang tinggi akan membayar dividen dalam jumlah yang besar. Demikian juga dengan tersedianya kas perusahaan melalui operasinya yang berarti juga mampu menghasilkan kas bagi perusahaan dan kemudian akan dibagikan kepada para pemegang saham. Oleh karena itu, hubungan antara Return On Investment, arus kas operasi, dan kebijakan dividen dapat digambarkan dalam kerangka di bawah ini :

Return On Investment XX 1 H 1 H 3 Kebijakan Dividen (DPR) (Y) Arus Kas Operasi XX 2 H 2 Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Hubungan Return On Investment dengan Kebijakan Dividen (DPR) ROI adalah ukuran kinerja perusahaan. Perusahaan yang mempunyai ROI yang tinggi, cenderung untuk menggunakan modal pinjaman yang relatif kecil, karena kebutuhan dana tersebut dapat dipenuhi dari laba yang ditahan. ROI yang tinggi membawa pengaruh positif terhadap laba ditahan, karena proporsi laba bersih setelah pajak (EAT) untuk laba ditahan maupun kemampuan membayar dividen menjadi lebih besar. Semakin besar kemampuan perusahaan memperoleh laba, maka laba yang tersedia untuk membayar dividen para pemegang saham juga semakin besar. Semakin besar dividen yang dibayarkan maka Dividen Payout Ratio akan semakin besar. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan ROI memiliki pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio.

Hubungan Arus Kas Operasi dengan Kebijakan Dividen (DPR) Arus kas dari kegiatan operasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang mempengaruhi laba bersih. Contohnya transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang. Semakin tinggi arus kas operasi, maka cash inflow nya semakin tinggi dibandingkan cash outflow artinya cash inflow yang semakin tinggi dampak nya yaitu potensi membayar dividen akan semakin tinggi. Pembayaran dividen yang semakin tinggi maka Dividen Payout Ratio akan semakin tinggi. Berdasarkan penjelasan sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan arus kas operasi memiliki pengaruh positif terhadap Dividen Payout Ratio. 2.5.2. Hipotesis Penelitian Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi (Kuncoro, 2003:47). Menurut Sugiyono (2006 : 51), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan pada fakta fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empiris. Berdasarkan rumusan masalah, tinjauan teoritis, tinjauan penelitian terdahulu, dan kerangka konseptual sebelumnya, maka hipotesis penelitian ini

adalah Return On Investment dan arus kas operasi berpengaruh secara simultan maupun parsial terhadap kebijakan dividen pada perusahaan properti yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.