BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan terdapat nilai-nilai yang baik, luhur, dan pantas untuk dikembangkan

BAB I PENDAHULUAN. bersaing di era global saat ini. Seiring perkembangan itu salah satu yang dihadapi

BAB I PENDAHULUAN. budaya, tetapi juga aspek ilmu pengetahuan termasuk di dalamnya pendidikan. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. penting dan menjadi salah satu tolok ukur keberhasilan pembelajaran. Prestasi

I. PENDAHULUAN. tujuan penelitian, asumsi penelitian, manfaat penelitian dan ruang lingkup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang sangat penting bagi setiap manusia.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang dibutuhkan dan melatih peserta didik dalam menjalani

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada era

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. antara lain dengan mengadakan perubahan serta perbaikan kurikulum guna

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar untuk menumbuh kembangkan. potensi sumber daya manusia melalui kegiatan pengajaran.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB I PENDAHULUAN. tingkat ASEAN sudah jauh tertinggal dari Singapura, Brunei, Malaysia, Thailand

2015 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. usaha (Depdikbud, 1997:343). Sedangkan pengertian belajar adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat berpengaruh untuk meningkatkan kemajuan suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. berbagai ilmu pengetahuan dan teknologi yang berguna bagi kehidupan bangsa itu

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran. Dengan kata lain prestasi belajar yang diperoleh peserta didik

2015 PENGARUH MINAT BELAJAR DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN NURUL FITRI ISTIQOMAH,2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan dan ilmu pengetahuan berperan penting dan meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa, karena dengan pendidikan suatu bangsa dapat mempersiapkan masa

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran siswa dapat memahami konsep yang dipelajarinya. mengingat dan membuat lebih mudah dalam mengerjakan soal-soal

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

BAB I PENDAHULUAN. perilaku yang inovatif dan kuantitatif. Pendidikan diselenggarakan berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang penting dalam pembangunan, karena

Oleh : Asrifah Imami NIM : K BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapinya dan mampu untuk melakukan sesuatu yang baru. untuk menunjang kemajuan kehidupan, baik bagi diri dan bangsanya.

BAB I PENDAHULUAN. akreditasi A dan menduduki cluster 3 di kota Bandung. Dilihat dari segi

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan ruang lingkup penelitian. Pembahasan hal-hal. tersebut secara rinci dikemukakan berikut ini.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Burton (1952) siswa yang dalam batas waktu tertentu tidak mencapai

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. kompleksitas zaman. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. ataupun Madrasah Aliyah (MA) bertujuan untuk menyiapkan siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. optimalnya nilai ulangan siswa di sekolah. Guru memberikan ulangan kepada. Permendiknas nomor 20 tahun 2007, menyatakan bahwa:

1. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang merupakan salah satu jalan

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan yang mampu mengembangkan potensi siswa, sehingga yang

BAB I PENDAHULUAN. (materi), strategi kegiatan, dan teknik penilaian yang sesuai (Suryosubroto, 2010: 2).

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Salah satu sarana untuk meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, sehingga menjadi seorang yang terdidik. Menurut Sagala (2009:1) Pendidikan berarti menghasilkan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam. Indonesia. Di samping itu, pendidikan dapat mewujudkan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU SPN) Pasal 3 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk kelangsungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa lain di dunia. Kualitas manusia Indonesia tersebut dihasilkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan Nasional

I. PENDAHULUAN. setiap jenis dan jenjang pendidikan. Menurut UU Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dapat tercapai. Adapun upaya peningkatan kualitas SDM. tersebut adalah melalui ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi dalam masyarakat, juga untuk menjawab tentang masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, mencerdaskan seluruh kehidupan bangsa dijadikan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), secara mendasar pendidikan

I. PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap perkembangan dunia pendidikan di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam proses kegiatan belajar mengajar, hasil belajar merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi saat ini telah memberikan manfaat yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. lebih tinggi maupun dalam masyarakat. Saat ini, dunia pendidikan kita masih

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana yang sangat penting

I. PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional diatur dalam pasal 3 Undang-undang No. 20 Tahun

Peningkatkan Prestasi Belajar Siswa Kelas Xii Ips 5 Sma Negeri Karangpandan Melalui Model Pembelajaran Sakadumen (One Case Two Minutes)

I. PENDAHULUAN. intelektual, spiritual, dan mandiri sehingga pada akhirnya diharapkan masyarakat kita

BAB 1 PENDAHULUAN. setiap perkembangan dunia pendidikan. Dengan adanya kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. budaya (Trianto, 2010:171). Tujuan utama dari pendidikan IPS adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keunggulan suatu bangsa tidak lagi tertumpu pada kekayaan alam,

BAB I PENDAHULUAN. Negara-negara yang maju seperti Amerika, Jepang, atau Korea menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Guru merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses belajar

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia pendidikan saat ini semakin berusaha untuk meningkatkan kualitasnya. Lahirnya Standar Nasional Pendidikan (SNP) sebagai kriteria minimal sistem pendidikan di seluruh wilayah hukum Republik Indonesia memberikan pembaruan ke arah yang lebih baik dalam bidang pendidikan. Dalam SNP tersebut terkandung Standar Penilaian Pendidikan yang digunakan sebagai pedoman untuk menilai hasil belajar peserta didik terhadap pencapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran. Dalam Panduan Lengkap Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Tim Pustaka Yustisia, 2007:475) dijelaskan bahwa : Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator dalam suatu kompetensi dasar (KD) ditetapkan antara 0% - 100%. Kriteria ideal untuk masingmasing indikator lebih besar dari 60%. Namun sekolah dapat menetapkan kriteria atau tingkat pencapaian indikator, apakah 50%, 60%, atau 70%. Penetapan itu disesuaikan dengan kondisi sekolah, seperti tingkat kemampuan akademis peserta didik, kompleksitas indikator dan daya dukung guru serta ketersediaan sarana dan prasarana. Berdasarkan hal tersebut, pendidik dapat menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) pada setiap mata pelajaran. Apabila nilai peserta didik sama atau lebih besar dari KKM, dapat dikatakan bahwa peserta didik itu telah menuntaskan indikator yang telah ditetapkan. Seorang peserta didik yang telah menuntaskan seluruh indikator, maka peserta didik tersebut dikatakan telah menguasai KD yang 1

2 bersangkutan. Namun, sebaliknya apabila nilai peserta didik lebih kecil dari KKM maka peserta didik tersebut belum dapat menuntaskan indikator yang telah ditetapkan. Apabila jumlah indikator dari suatu KD yang belum tuntas sama atau lebih dari 50%, peserta didik belum dapat mempelajari KD berikutnya. Setiap sekolah baik sekolah dasar maupun menengah, negeri maupun swasta dapat menentukan KKM sesuai kebijakan sekolah masing-masing. Hal tersebut dapat dipertimbangkan berdasarkan kebutuhan dan kualitas siswa di sekolah yang bersangkutan. Oleh karena itu, KKM yang ditetapkan masingmasing sekolah mungkin tidak sama. Dengan adanya KKM tersebut, pihak sekolah dapat dengan mudah mengontrol keberhasilan belajar siswa-siswanya. Siswa mana yang sudah menuntaskan kompetensi dasar dari suatu mata pelajaran tertentu yaitu siswa yang nilainya pada mata pelajaran tersebut sudah berada di atas KKM dan siswa mana yang belum dapat menuntaskannya yaitu siswa yang nilainya pada mata pelajaran tersebut masih di bawah KKM sehingga harus diberi tindakan lanjutan. Berkaitan dengan hal tersebut, penulis mengadakan observasi ke salah satu sekolah menengah atas terdekat dari lokasi penulis yaitu SMA Negeri 24 Bandung. SMA Negeri 24 Bandung merupakan salah satu sekolah menengah atas favorit di Kota Bandung berdasarkan passing grade yang diperoleh lulusannya. Namun demikian, berdasarkan hasil observasi, penulis menemukan permasalahan dalam perolehan prestasi siswa untuk mata pelajaran Akuntansi hasil UAS semester satu khususnya untuk kelas XI IPS yang baru mengalami kelas penjurusan selama satu semester. Data tersebut ditunjukkan dalam tabel 1.1.

3 Tabel 1.1 Nilai Ujian Akhir Semester 1 Mata Pelajaran Akuntansi Kelas XI SMAN 24 Bandung No. XI IPS-1 XI IPS-2 XI IPS-3 Rata-rata Seluruh Kelas 1 58 68 70 2 71 71 66 3 54 70 58 4 73 63 73 5 64 75 78 6 61 66 57 7 75 73 57 8 73 75 67 9 66 63 73 10 62 76 70 11 75 75 80 12 67 59 78 13 69 70 76 14 71 68 73 15 72 71 80 16 73 65 72 17 68 73 72 18 78 67 80 19 80 57 61 20 71 75 73 21 75 65 71 22 55 73 70 23 75 70 76 24 64 73 73 25 75 63 56 26 79 76 68 27 65 75 78 28 67 55 67 29 60 81 76 30 70 70 75 31 71 71 79 32 68 61 71 33 66 70 67 34 76 73 75 35 73 62 70 36 66 75 63 37 72 72 78 38 76 70 67 39 66 61 75 40 73 78 55 41 70 42 65 Rata-rata 69,28 69.32 70.61 69.73 KKM 70 70 70 70 Tuntas 55% 62% 67% 61.33% Tdk Tuntas 45% 38% 33% 38.67% Sumber : SMAN 24 Bandung

4 Berdasarkan data yang diperoleh, SMAN 24 Bandung menetapkan KKM mata pelajaran akuntansi untuk kelas XI IPS adalah 70. Nilai akhir mata pelajaran akuntansi pada semester satu tahun ajaran 2010-2011 yang disajikan pada tabel 1.1 menunjukkan bahwa rata-rata kelas untuk IPS-1 dan IPS-2 belum memenuhi KKM sedangkan kelas IPS-3 sudah memenuhi KKM. Namun demikian, apabila diteliti satu persatu, dapat diketahui bahwa di kelas XI IPS-1 ada 22 siswa atau sekitar 55% dari jumlah siswa yang nilainya melebihi KKM dan 18 siswa atau sekitar 45% dari jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM; di kelas XI IPS-2 ada 26 siswa atau sekitar 62% dari jumlah siswa yang nilainya melebihi KKM dan 16 orang siswa atau sekitar 38% dari jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM; dan di kelas XI IPS-3 ada 27 siswa atau sekitar 67% dari jumlah siswa yang nilainya melebihi KKM dan 13 siswa atau sekitar 33% dari jumlah siswa yang nilainya di bawah KKM. Secara keseluruhan, kelas XI IPS di SMAN 24 Bandung masih memiliki nilai rata-rata di bawah KKM yaitu sebesar 69,73. Terdapat 61,33% siswa yang sudah berhasil memiliki nilai di atas KKM dan 38,67% siswa sisanya memiliki nilai di bawah KKM. Gambaran nilai pada tabel 1.1 memperlihatkan bukti tingkat keberhasilan kegiatan pembelajaran akuntansi selama satu semester pertama pada tahun ajaran 2010-2011. Namun kenyataannya, masih ada siswa yang belum dapat memiliki kemampuan akuntansi sesuai dengan KD yang telah ditetapkan, terbukti dengan prestasinya yang belum memenuhi KKM. Bahkan, rata-rata nilai akuntansi masing-masing kelas pun masih ada yang dibawah KKM.

5 Berkaitan dengan perolehan prestasi siswa tersebut, penulis melakukan wawancara secara tidak formal dengan beberapa siswa yang memiliki nilai UAS akuntansi di bawah KKM. Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui bahwa beberapa siswa menyatakan mendapatkan nilai rendah karena tidak menyukai mata pelajaran akuntansi dan beberapa siswa yang lain menyatakan mendapat nilai rendah karena penjelasan dari guru sulit dimengerti, guru lebih sering memberi tugas daripada menerangkan materi, cara guru mengajar tidak menyenangkan, bahkan ada yang mengatakan tidak menyukai guru akuntansi karena kurang ramah. Alasan-alasan yang dikemukakan siswa berkaitan dengan perolehan prestasinya yang belum memenuhi KKM mendukung pendapat Muhibbin Syah (2010:129) bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar adalah : 1. Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa. 2. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa. 3. Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan mempelajari materi-materi pelajaran. (Muhibbin Syah, 2010:129) Berdasarkan hasil wawancara pada objek penelitian diketahui bahwa masalah prestasi mereka yang masih di bawah KKM berkaitan dengan minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi dan guru selaku pengelola proses pembelajaran yang dialami siswa. Apabila disesuaikan dengan pendapat Muhibbin Syah maka, yang menjadi faktor penyebab permasalahan pada prestasi siswa adalah minat sebagai faktor internal dan guru sebagai faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa.

6 Guru merupakan salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Selain itu, dalam proses pembelajaran, faktor penentu keberhasilan usaha pendidikan adalah guru, sesuai dengan perannya sebagai pendidik. Guru memiliki peran yang penting dalam kelangsungan proses pembelajaran. Baik buruknya kualitas pembelajaran dipengaruhi oleh kemampuan guru dalam mengelola kegiatan tersebut. Guru yang dapat menciptakan pembelajaran berkualitas baik adalah guru yang profesional dan kompeten. Salah satu ciri guru yang profesional dan kompeten adalah guru tersebut memiliki keterampilan dasar mengajar yang diperlukan untuk digunakan selama melaksanakan proses pembelajaran. Penelitian yang dilakukan Nana Sudjana (Nana Sudjana, 2009:42) menunjukan bahwa : Kinerja guru 76,6% hasil belajar siswa dipengaruhi oleh kompetensi guru, dengan rincian; kemampuan guru mengajar memberikan sumbangan 32,43%, penguasaan materi pelajaran memberikan sumbangan 32,58%, dan sikap guru terhadap mata pelajaran memberikan sumbangan 8,6%. Keterampilan dasar mengajar guru merupakan hal yang harus dimiliki setiap guru. Tanpa memiliki keterampilan, seorang guru tidak akan mampu mengelola proses pembelajaran dengan baik, sehingga informasi yang seharusnya diterima oleh siswa akan terhambat dan tentu akan menghambat proses pembelajaran itu sendiri. Jika, siswa tidak dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik karena terhambatnya informasi yang dia terima dan buruknya proses pembelajaran yang dialaminya, maka hal tersebut akan berpengaruh pula terhadap prestasi belajarnya. Hasil penelitian Septi Mariam (2009 : 74) menyatakan bahwa, Pengaruh persepsi siswa tentang keterampilan mengajar guru PLP (variabel X) terhadap prestasi belajar siswa pada mata diklat survey dan

7 pemetaan di SMKN 6 (variabel Y) adalah sebesar 28,28% dan sisanya sebanyak 71,72% merupakan pengaruh dari faktor-faktor lain terhadap prestasi belajar yang diperoleh siswa. Selain keterampilan dasar mengajar guru, ada pula minat sebagai faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Minat merupakan hal yang timbul dari dalam diri siswa. Namun, dapat diusahakan peningkatannya oleh guru. Minat merupakan ketertarikan siswa terhadap sesuatu hal. Khususnya dalam mata pelajaran akuntansi, minat berarti ketertarikan siswa dalam mempelajari akuntansi. Minat siswa terhadap suatu mata pelajaran tidak selalu sama. Ada yang memiliki minat dengan sendirinya, namun ada juga yang membutuhkan bantuan guru untuk menumbuhkan minat di dalam dirinya. Dalam hal ini, guru memerlukan kemampuan untuk dapat membantu siswa tersebut menumbuhkan minat belajarnya. Seorang siswa yang tidak berminat untuk mempelajari mata pelajaran tertentu kemungkinan akan berpengaruh terhadap prestasi belajarnya. Hal ini seperti dikemukakan oleh hasil penelitian Risa Indah Hapsari (2010:96) yang menyatakan bahwa : Dari hasil pengujian data menggunakan Eviews 3.1 terlihat bahwa minat belajar berpengaruh positif secara signifikan terhadap hasil belajar siswa. Artinya, jika minat belajar naik, maka hasil belajar siswa pun akan mengalami kenaikan. Berdasarkan data dan pembahasan yang telah diuraikan tersebut dapat diketahui bahwa untuk membantu siswa memperoleh prestasi yang baik diperlukan faktor-faktor pendukung keberhasilan dalam proses pembelajaran antara lain keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar dari siswa itu

8 sendiri, oleh karena itu penulis tertarik untuk menampilkan masalah dalam penelitian ini mengenai Pengaruh keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 1.2. Rumusan Masalah Rumusan masalah yang terbentuk berdasarkan fenomena yang telah disebutkan di atas adalah : 1. Bagaimanakah gambaran keterampilan dasar mengajar guru akuntansi di SMAN 24 Bandung. 2. Bagaimanakah gambaran minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 3. Bagaimanakah gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 4. Bagaimanakah pengaruh keterampilan dasar mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 5. Bagaimanakah pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 6. Bagaimanakah pengaruh keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung.

9 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Mengetahui gambaran keterampilan dasar mengajar guru akuntansi di SMAN 24 Bandung. 2. Mengetahui gambaran minat siswa terhadap mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 3. Mengetahui gambaran prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 4. Mengetahui pengaruh keterampilan dasar mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 5. Mengetahui pengaruh minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 6. Mengetahui pengaruh keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa secara bersama-sama terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran akuntansi di kelas XI IPS SMAN 24 Bandung. 1.4. Manfaat Penelitian Sesuai dengan penelitian yang akan dilaksanakan, penulis berharap penelitian ini dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis a. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai keterampilan dasar mengajar guru.

10 b. Hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan mengenai minat belajar siswa. c. Hasil penelitian ini dapat menambah konsep atas teori-teori mengenai pengaruh keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa d. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan bagi kalangan akademisi yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut berkaitan dengan pengaruh keterampilan dasar mengajar guru dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar. 2. Manfaat Praktis a. Bagi siswa, penelitian ini dapat memotivasi siswa untuk meningkatkan prestasi belajar dan mendukung guru untuk mengembangkan keterampilan mengajar dalam proses pembelajaran. b. Bagi guru, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan untuk menambah pengetahuan, membantu siswa meningkatkan minat belajarnya, dan memotivasi untuk mengembangkan keterampilan dasar mengajar yang sudah dimiliki. c. Bagi sekolah, penelitian ini dapat membantu memecahkan dan mengantisipasi masalah yang terjadi di SMAN 24 Bandung yang berhubungan dengan kajian penelitian ini.