PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION AUDITORY KINESTETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA

PENERAPAN METODE GROUP INVESTIGATION DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 3 DOROWATI TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 01 BOJONGSARI TAHUN AJARAN

Keywords: Scientific, concrete object media, Mathematics

PENGGUNAAN MODEL DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL COURSE REVIEW HORAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN DI KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

Keywords: Scientific, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN METODE DISCOVERY LEARNING

ilmiah serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan yang Maha Esa perlu ditanamkan kepada siswa. Hal tersebut dapat tercapai salah

KALAM CENDEKIA, Volume 5, Nomor 2.1, hlm

662 Aplikasi Model Sains...

Keywords: Open Ended Learning, multimedia, mathematic

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN GUMILIR 04 TAHUN AJARAN

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN BERPIKIR KRITIS PEMBELAJARAN IPA TENTANG CAHAYA PADA SISWA KELAS V SD

Keywords: Open Ended Learning Models, Multimedia, Learning, Natural Science.

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DENGAN MEDIA MUATAN DALAM PENINGKATAN

PENERAPAN METODE INDEX CARD MATCH DAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 2 GRENGGENG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) DENGAN MEDIA KONKRET

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR PADA SISWA KELAS V SDN 1 PEJAGOAN TAHUN AJARAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN IRINGAN MUSIK KLASIK DALAM MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPA UNTUK SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL ARIAS

PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MEDIA REALIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN 2 BANJURPASAR TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL RESEARCH BASED LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG GAYA PADA SISWA KELAS V SDN I SIKAYU TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

Keywords: Quantum Teaching, Concrete Media, Mathematics

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Keywords: Teams Games Tournament (TGT), visual media, social science

PENERAPAN TIPE TAI DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BANGUN RUANG PADA SISWA KELAS V SDN 2 KRANDEGAN TAHUN 2015/2016

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

Kata Kunci: Model Tari Bambu, Media Kartu, Hasil Belajar PKn.

Keywords: Concept Sentence, puzzle media, writing skills. menulis karangan deskripsi siswa kelas IV SDN Candiwulan.

278 Penerapan Metode Sosiodrama...

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL)

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MULTIMEDIA UNTUK MENINGKATKAN PEMBELAJARAN IPS TENTANG MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA DI KELAS V SD

Keywords : CIRC, Improving Skills, Reading Comprehension

Kata kunci: Talking Stick, Handout, IPS

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET

PENERAPAN MODEL VISUALIZATION, AUDITORY, KINESTHETIC (VAK)

kemajuan. Begitu pula sebaliknya, jika Pendidikan merupakan kebutuhan PENDAHULUAN pendidikan berkualitas buruk, bisa

PENGGUNAAN MODEL ROLE PLAYING UNTUK PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BAGI SISWA KELAS IV SDN 1 LUNDONG

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS IV SDN 1 PANJER TAHUN AJARAN 2014/1015

diartikan sebagai praktik menularkan informasi atau pengajaran. Untuk menjadikan pengajaran efektif, pembelajar hendaknya dipahami sebagai seseorang

PENERAPAN METODE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS IV SD

Keywords: RME, paper folding media, fraction

Keyword: think talk write, event picturer as visual media, poetry-writing skill

PENGGUNAAN MODEL AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION

PENERAPAN MODEL THINK TALK WRITE

PENERAPAN MODEL TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI)

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK TWO STAY TWO STRAY DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI GADUNGREJO

Keywords: CTL model, concrete objects, students creativity, learning outcomes

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

Keywords: bamboo dancing, visual media, persatuan dan kesatuan negeriku

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA UNTUK SISWA KELAS III SD NEGERI PONCOWARNO TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN MODEL RESOURCE BASED LEARNING

hidup; e) membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan ilmu IPS sesuai dengan

PENERAPAN TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DENGAN MULTIMEDIA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA TENTANG DAUR AIR KELAS V SD

PENERAPAN PENDEKATAN CTL DENGAN METODE EKSPERIMEN DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA TENTANG GAYA KELAS IV SD NEGERI 2 PANJER

PENERAPAN MODEL MAKE A MATCH

PENGGUNAAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DI KELAS V SEKOLAH DASAR

Keywords: Auditory Intellectually Repetition, manipulative media, Mathematics

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

386 Penggunaan Pendekatan Scientific

PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) DAN MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS III SDN 3 PANJER

MEDIA BENDA KONKRET DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS V SDN 5 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

3) Hasil pembelajaran yang menyangkut efektivitas, efisiensi, dan daya tarik pembelajaran

PENERAPAN MODEL CONCEPT SENTENCE DENGAN MEDIA GAMBAR DALAM PENINGKATAN

Kata kunci : Macromedia flash, sains teknologi masyarakat, IPA

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

PENERAPAN METODE BUZZ GROUP

PENGGUNAAN MODEL KOOPERATIF TIPE

PENGGUNAAN METODE GUIDED NOTE TAKING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS V SD

454 Penerapan Model Pembelajaran

Keywords: Make A Match model, Graphic Media, civic education learning

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

Keyword: concept sentence model, flashcard media, writing skills

PEGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS III SD NEGERI TANJUNGREJO TAHUN AJARAN 2012/2013

PENGGUNAAN METODE MENDONGENG DENGAN MEDIA SCRABBLE DALAM PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS I SD NEGERI 2 KALIREJO TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE KUMON DENGAN MEDIA GRAFIS DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS IV SDN 2 KUTOSARI TAHUN AJARAN

PENERAPAN MODEL TIME TOKEN DENGAN MEDIA PHOTO STORY UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERCERITA PADA SISWA KELAS IV SD

PENGGUNAAN MODEL COOPERATIVE SCRIPT DENGAN BAHAN BACAAN KORAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA INTENSIF DI KELAS IV SDN PENEKET TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN TEKNIK THINK PAIR SHARE DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPS SISWA KELAS IV SDN 1 SIDOGEDE

PENERAPAN MODEL MIND MAP DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SOKAWERA TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA PADA SISWA KELAS VI SDN 2 KALIREJO KECAMATAN KARANGGAYAM TAHUN AJARAN 2014/2015

PENGGUNAAN STRATEGI GIVING QUESTIONS AND GETTING ANSWERS

Keyword: Concept Sentence, Multimedia, Writting Skills

PENGGUNAAN MODEL MIND MAP

PENERAPAN MODELCIRC DENGAN MEDIA GAMBAR PERISTIWA DALAM PENINGKATANKETERAMPILAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS V SDN CANDIWULAN TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

Mulyati (2007 : 10) menyatakan ada empat aspek keterampilan berbahasa,

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING (PBL)

Transkripsi:

PENERAPAN MODEL GUIDED INQUIRY DENGAN SUMBER BELAJAR LINGKUNGAN DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SDN 1 SIKAYU TAHUN 2015/2016 Widi Windarwati 1, Triyono 2, Kartika Chrysti Suryandari 3 PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret, Jalan Kepodang 67 A Panjer Kebumen e-mail: widiwindarwati@student.uns.ac.id 1 Mahasiswa, 2, 3 Dosen FKIP UNS Abstract. The Application of Guided Inquiry Model Using Environmental Learning Resources in Improving Natural Science Learning for the Fourth Grade Students of SD Negeri Sikayu in the Academic Year of 2015/2016. The objectives of this research are to improve natural science learning through the application of Guided Inquiry using environmental learning resources for the fourth grade students of SD Negeri 1 Sikayu in the academic year of 2015/2016, and (3) to describe problems and solutions. This research is a collaborative Classroom Action Research (CAR) conducted within three cycles in two meetings. Each cycle consisted of planning, action, observation, and reflection. Subjects of the research were 30 students (16 boys and 14 girls). The conclusion of the application of Guided Inquiry using environmental learning resources through appropriate stages can improve natural science learning about natural resource for the fourth grade students of elementary school. Keywords: Guided Inquiry, environmental learning resources, learning, natural science Abstrak. Penerapan Model Guided Inquiry dengan Sumber Belajar Lingkungan dalam Peningkatan Pembelajaran IPA Siswa Kelas IV SDN I Sikayu Tahun 2015/2016. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu, dan mendeskripsikan kendala dan solusinya. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) kolaborasi. Penelitian dilaksanakan dalam tiga siklus dengan tiap siklus terdiri dari perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri 1 Sikayu yang berjumlah 30 siswa terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan model Guided Inquiry dengan sumber belajar lingkungan yang dilaksanakan sesuai langkah yang tepat dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang sumber daya alam pada siswa kelas IV SD. Kata kunci: Guided Inquiry, sumber belajar lingkungan, pembelajaran, IPA PENDAHULUAN Terlaksanakannya pembelajaran yang baik, tidak lepas dari peranan guru yang profesional. Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), menuntut perubahan paradigma pembelajaran, salah satunya adalah pembelajaran yang berpusat pada guru beralih pada siswa (student 158

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 2.1, hlm. 158 164 159 center). Pada sekolah dasar diberikan berbagai ilmu yang terbagi dalam beberapa mata pelajaran. Salah satu mata pelajaran yang ada di sekolah dasar adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran IPA di sekolah dasar merupakan interaksi antara siswa dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini mengakibatkan pembelajaran IPA perlu mengutamakan peran siswa dalam kegiatan belajar mengajar. Pembelajaran IPA tidak hanya memberikan bekal pengetahuan saja, tetapi juga keterampilan, sikap, dan nilai ilmiah. Namun berdasarkan observasi awal diperoleh hasil bahwa, proses pembelajaran IPA khususnya pada kelas IV SDN 1 Sikayu masih menggunakan model pembelajaran yang kurang mengaktifkan siswa. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan dengan merangkum materi dan mengerjakan soal-soal, sebagian besar kegiatan pembelajaran hanya didominasi oleh guru. Dalam mengajar, guru juga belum memanfaatkan sumber belajar secara optimal, padahal di lingkungan sekitar sekolah terdapat banyak potensi lokal yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar, seperti adanya sumber mata air di dekat pegunungan yang terdapat sumber daya alam yang kayunya banyak dimanfaatkan penduduk sekitar, begitu juga berbagai macam tanaman yang memang menjadi potensi lingkungan tersebut. Selain itu, berdasarkan hasil analisis nilai siswa menunjukkan hasil yang masih rendah. Analisis hasil nilai ulangan harian yang diperoleh yaitu, nilai rata-rata siswa kelas IV pada mata pelajaran IPA yaitu 60,3. Siswa yang mencapai nilai KKM sebanyak 12 siswa atau 40%. Siswa yang mendapatkan nilai di bawah KKM sebanyak 18 siswa atau 60%. Data analisis tersebut menunjukkan bahwa hasil nilai ulangan siswa masih rendah dari KKM mata pelajaran IPA yaitu 72. Berdasarkan masalah yang ditemui dalam pembelajaran tersebut, diperlukan suatu solusi untuk mengatasi permasalahan. Salah satunya dengan penerapan model pembelajaran yang inovatif, yaitu memanfaatkan alam sekitar dalam belajar, melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran di dalam kelas maupun di luar kelas serta membimbing siswa untuk menemukan dan merekonstruksi pengetahuannya sendiri, yaitu dengan model pembelajaran Guided lingkungan. Model Guided Inquiry merupakan salah satu tingkatan dari model pembelajaran inkuiri, dimana pada tahap ini siswa bebas menentukan gaya belajar, namun tetap sesuai dengan bimbingan dari guru (Anam, 2015: 16-19). Dalam menerapkan model Guided Inquiry dapat didukung dengan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar. Sesuai dengan salah satu karakteristik IPA yang dijelaskan oleh Sri Sulisyorini (2007), bahwa IPA bukan hanya penguasaan kumpulan sistematis dan IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsi-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Arahman,dkk, 2012). Sehingga guru

160 Penerapan Model Guided Inquiry... sangan cocok bila memanfaatkan lingkungan sekitar sekolah sebagai sumber belajar sehingga siswa bisa menemukan sendiri atas permasalahan yang mereka dapati. Asyhar (2011: 11) menjelaskan bahwa, lingkungan sebagai sumber belajar adalah situasi dan kondisi lingkungan belajar baik yang berada di dalam sekolah maupun lingkungan yang ada di luar sekolah, baik yang sengaja dirancang, maupun yang tidak secara khusus disiapkan, namun dapat digunakan oleh guru dalam pembelajaran, seperti: laboratorium, kebun sekolah lapangan,dan lingkungan alam sekitar yang digunakan sebagai sumber belajar. Langkah-langkah penerapan model Guided Inquiry menurut Megawati (2013: 38-39) terdiri dari 5 tahap, yaitu menyajikan masalah atau pertanyaan, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data, analisis data, dan membuat kesimpulan. Dalam penggunaan sumber belajar lingkungan, menurut Sudjana dan Rivai (2013: 214-217) ada 3 langkah yang perlu di tempuh, yaitu persipan, pelaksanaan, dan tindak lanjut. Berdasarkan pendapat para ahli tersebut, peneliti menyimpulkann langkah penerapan model Guided Inquiry dengan sumber belajar lingkungan terdiri dari 5 langkah yaitu (1) menyajikan pertanyaan atau masalah dan mempersiapakan peralatan untuk belajar di lingkungan; (2) merumuskan hipotesis berdasarkan pengetahuan awal siswa tentang lingkungan yang akan digunakan sebagai sumber belajar; (3) mengumpulkan data dengan penyelidikan atau observasi langsung terhadap lingkungan yang menjadi sumber belajar; (4) analisis data berdasarkan penyelidikan atau observasi terhadap lingkungan; (5) membuat kesimpulan dan tindak lanjut. Berdasarkan uraian di atas maka rumusan masalahnya adalah: (1) Apakah penerapan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan pembelajaran IPA? dan (2) Apa kendala dan solusinya? Tujuan penelitian berdasarkan rumusan masalah di atas yaitu: (1) meningkatkan pembelajaran IPA dengan menerapkan model Guided lingkungan dan (2) mendeskripsikan kendala dan solusinya. METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan di kelas IV SD Negeri 1 Sikayu Kecamatan Buayan, Kabupaten Kebumen, dengan jumlah 30 siswa yang terdiri dari 14 siswa perempuan dan 16 siswa laki-laki. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Waktu penelitian dilaksanakan mulai bulan November 2015 sampai dengan bulan Mei 2016 semester dua tahun ajaran 2015/2016. Sumber data dari penelitian ini adalah Siswa, Guru, Peneliti, Observer (Teman Sejawat), Dokumen. Pelaksana penelitian adalah guru kelas IV di SD Negeri 1 Sikayu. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Untuk menjamin keabsahan data dalam penelitian ini dilakukan dengan triangulasi. meliputi

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 2.1, hlm. 158 164 161 triangulasi teknik dan triangulasi sumber. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis kuantitatif dan analisis kualitatif. Analisis kuantitatif digunakan untuk menganalisis data berupa angkaangka. Analisis kualitatif digunakan untuk menganalisis data berupa informasi berbentuk kalimat, yang menggunakan model Miles dan Huberman yaitu reduksi data penyajian data, penarikan kesimpulan (Sugiyono: 2012: 337). Indikator kinerja yang diharapkan tercapai dalam penelitian ini adalah sebesar 85% untuk penerapan langkah penerapan model Guided Inquiry dengan sumber belajar lingkungan, proses pembelajaran IPA siswa kelas IV sebesar 85%, dan kentuntasan hasil belajar IPA sebesar 85%. Prosedur penelitian ini menggunakan metode penelitian tindakan kelas kolaboratif. Rencana pelaksanaan penelitian akan dilaksanakan sesuai dengan bagan dari Mulyasa (2013: 73). Setiap siklus terdiri dari dua pertemuan dan setiap pertemuan terdiri dari empat tahapan, yaitu rencana, tindakan, observasi dan refleksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian dari siklus I sampai siklus III diperoleh bahwa langkah-langkah model Guided Inquiry dengan sumber belajar lingkungan dalam pembelajaran IPA sudah sesuai dengan skenario, yaitu sebagai berikut: (1) menyajikan pertanyaan atau masalah dan mempersiapakan peralatan untuk belajar di lingkungan; (2) merumuskan hipotesis berdasarkan pengetahuan awal siswa tentang lingkungan yang akan digunakan sebagai sumber belajar; (3) mengumpulkan data dengan penyelidikan atau observasi langsung terhadap lingkungan yang menjadi sumber belajar; (4) analisis data berdasarkan penyelidikan atau observasi terhadap lingkungan; (5) membuat kesimpulan dan tindak lanjut. Berdasarkan hasil observasi dalam menerapkan langkah model pembelajaran model Guided Inquiry dengan sumber belajar lingkungan mengalami peningkatan tiap siklusnya, siklus I mencapai 77%; siklus II mengalami peningkatan dari siklus I menjadi 84,5% namun masih belum mencapai target indikator kinerja penelitian; dan siklus III meningkat lagi menjadi 94% telah memenuhi target indikator kinerja penelitian yaitu sebesar 85%. Adapun persentase hasil observasi siswa pada siklus I baru mencapai 76,5%; pada siklus II meningkat menjadi 84,5% sudah mengalami peningkatan dari siklus I, tetapi masih belum mencapai target indikator kinerja penelitian; dan pada siklus III meningkat menjadi 92,5% telah memenuhi target indikator kinerja penelitian yaitu sebesar 85%. Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa langkah model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru dan siswa sudah dilaksanakan dengan sangat baik sesuai dengan skenario. Adapun presentase ketuntasan pembelajaran IPA yang meliputi proses dan hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III dapat dilihat pada tabel 2 berikut.

162 Penerapan Model Guided Inquiry... Tabel 1. Ketuntasan Pembelajaran IPA Tiap Siklus Siklus Presentase Ketuntasan (%) Prasiklus 26,7 Siklus I 60 Siklus II 84 Siklus III 88 Berdasarkan tabel 2, dapat diketahui bahwa hasil persentase ketuntasan pembelajaran IPA pada prasiklus hanya 26,7%, pada siklus I yang mencapai 60%, pada siklus II meningkat menjadi 84%, dan pada siklus III meningkat menjadi 88%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa persentase ketuntasan pembelajaran IPA mengalami peningkatan dari siklus I sampai siklus III. Sesuai dengan pendapat Megawati (2013: 40-41), bahwa kelebihan dari inkuiri terbimbing antara lain yaitu: pembelajaran menjadi berpusat pada siswa dan lebih bermakna dan dapat mendorong siswa untuk berfikir dan bekerja atas inisiatifnya sendiri, bersikap objektif, jujur, dan terbuka. Selain itu juga Uno dan Muhammad (2012: 146-147) menjelaskan kelebihan dari penggunaan lingkungan sebagai sumber belajar antara lain yaitu peserta didik disajikan materi yang sifatnya konkret tentang penanaman konsep belajar, selain itu juga peserta didik tidak akan jenuh ketika menerima materi. Berdasarkan kelebihan dari model guided Inquiry dan sumber belajar lingkungan di atas, terbukti bahwa model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan pembelajaran IPA pada siswa kelas IV yang tercantum pada tabel 2. Kendala yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran IPA dalam penerapan model Guided lingkungan yaitu: (a) masih ada siswa yang main sendiri dan tidak ikut berdiskusi, (b) siswa masih malu untuk menyampaikan presentasi kelompok, (c) cuaca yang tidak mendukung (hujan) sehingga pembelajaran tidak bisa dilakukan di luar kelas. Solusi dari kendalakendala yang muncul yaitu (a) memberi penjelasan kepada siswa agar ikut dalam diskusi, (b) memberi hadiah kepada siswa yang sudah berani maju untuk presentasi, (c) peneliti sebelum pembelajaran sudah harus menyiapkan antisipasi jika cuaca tidak mendukung berupa foto atau sumber belajar lain yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Kendala-kendala tersebut sesuai dengan kekurangan model guided inquiry yang disampaikan Megawati (2013: 41), antara lain, bahwa model guided inquiry kurang berhasil bila diterapkan dalam kelas besar, waktu yang dibutuhkan cukup lama, pembelajran sulit diimplementasikan oleh guru selama kriteria keberhasilan belajar ditentukan oleh kemampuan siswa dalam menguasai konsep. Jadi jika kemampuan kognitif siswa rendah maka model guided inquiry sulit diterapkan, karena model guided inquiry merupakan model kontruktivisme yang mengarahkan siswa membentuk pengetahuannya sendiri, sehingga sulit jika kemampuan berfikir kognitif siswa sendiri masih rendah. Kendala-kendala tersebut juga sesuai dengan kekurangan dalam menggunakan sumber belajar lingkungan yang disampaikan oleh

KALAM CENDEKIA, Volume 4, Nomor 2.1, hlm. 158 164 163 Uno dan Muhamad (2012: 147-148), antara lain, adalah: perbedaan kondisi lingkungan di setiap daerah, adanya pergantian musim yang menyebabkan perubahan kondisi lingkungan setiap saat. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil tindakan, analisis, dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan Model Guided Inquiry dengan sumber belajar lingkungan dapat meningkatkan pembelajaran IPA tentang SDA pada siswa kelas IV SDN 1 Sikayu. Kendala yang muncul selama pelaksanaan pembelajaran IPA dalam penerapan model Guided lingkungan yaitu: (a) masih ada siswa yang main sendiri dan tidak ikut berdiskusi, (b) siswa masih malu untuk menyampaikan presentasi kelompok, (c) cuaca yang tidak mendukung (hujan) sehingga pembelajaran tidak bisa dilakukan di luar kelas. Solusi dari kendalakendala yang muncul yaitu (a) memberi penjelasan kepada siswa agar ikut dalam diskusi, (b) memberi hadiah kepada siswa yang sudah berani maju untuk presentasi, (c) peneliti sebelum pembelajaran sudah harus menyiapkan antisipasi jika cuaca tidak mendukung berupa foto atau sumber belajar lain yang berasal dari lingkungan sekitar sekolah. Berdasarkan simpulan telah diuraikan, perlu disampaikan saransaran sebagai berikut: (1) guru dalam pembelajaran dengan menerapkan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan terlebih dulu harus menguasai keadaan kelas dengan baik; (2) saat pembelajaran IPA dalam menerapkan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan, hendaknya siswa lebih terlibat aktif dalam sehingga proses belajar dan hasil belajar siswa dapat mencapai hasil yang maksimal, siswa harus memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi saat mengikuti kegiatan belajar mengajar; (3) bagi sekolah, sebagai bahan masukan bagi sekolah dalam melaksanakan pembelajaran khususnya pembelajaran IPA untuk menerapkan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan, sehingga pembelajaran menjadi lebih baik dan hasil belajar siswa menjadi lebih optimal, sehingga dapat meningkatkan citra sekolah; (4) bagi penelitian selanjutnya, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai referensi dalam memberikan wawasan tentang pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model guided inquiry dengan sumber belajar lingkungan. DAFTAR PUSTAKA Anam, K. (2015). Metode dan Aplikasi Pembelajaran Berbasis Inkuiri. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Asyhar, R. (2011). Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada. Megawati, R. (2013). Penerapan Metode Inkuiri Terbimbing untuk Peningkatan Keaktifan Belajar IPA pada Siswa Kelas IV SD. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Mulyasa, E. (2011). Praktik Penelitian Tindakan Kelas.

164 Penerapan Model Guided Inquiry... Bandung: Remaja Rosdakarya. Parijo, Zainuddin, & Arahman. (2012). Melalui Pemanfaatan Alam Sebagai Sumber Belajar IPA Kelas IV SDN 27 Kecamatan Sungai Kakap. Artikel Penelitian. Diperoleh 23 November 2015, dari jurnal.untan.ac.id/index.php/j pdpb/article/viewfile/1508/p df. Sudjana dan Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Uno dan Mohamad. (2012). Belajar dengan Pendekatan PAILKEM. Jakarta: Bumi Aksara.