BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sedang terjadi dengan apa yang diharapkan terjadi.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. ketrampilan, penanaman nilai-nilai yang baik, serta sikap yang layak dan. Pendidikan diselenggarakan dengan memberi keteladanan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. dan norma-norma yang diakui. Dalam pernyataan tadi tersurat dan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembelajaran. Karena itu guru harus dapat membuat suatu pengajaran menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sarana yang dapat menumbuh-kembangkan potensipotensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama dan utama adalah pendidikan. Pendidikan merupakan pondasi yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bukan sekedar memberikan pengetahuan, nilai-nilai atau

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. merupakan satu usaha yang sangat penting dan dianggap pokok dalam

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sertifikasi untuk meningkatkan kemampuan profesional pendidik, kebijakan baik kurikulum maupun standar pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi yang diharapkan. Karena hal itu merupakan cerminan dari kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional menyatakan. bahwa:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan kecerdasan intelektualnya agar menjadi manusia yang terampil, cerdas,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki penetahuan dan keterampilan, serta manusia-manusia yang memiliki. latihan bagi peranannya di masa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar adalah ilmu-ilmu soasial terpadu yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi tuntutan wajib bagi setiap negara, pendidikan memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah pembelajaran, pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perubahan budaya kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bangsa dan negara. Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Pasal 3 Tahun tentang tujuan pendidikan nasional yaitu;

BAB I PENDAHULUAN. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan investasi yang paling utama bagi setiap bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TUTOR SEBAYA TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PELAJARAN IPS TERPADU DI SMP N 10 PADANG JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku pada diri pribadinya. Perubahan tingkah laku inilah yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 pasal 3 berfungsi untuk

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran berakar pada pihak pendidik. Anshari (1979:15) mengemukakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah segala usaha sadar yang dilakukan oleh keluarga, sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan dimana hal ini

BAB I PENDAHULUAN. secara optimal dan dapat mencapai tujuan pendidikan yang diharapkan.

BAB I PENDAHULUAN. aspirasi (cita-cita) untuk maju, sejahtera, dan bahagia menurut konsep

2015 PENERAPAN METODE COOPERATIVE SCRIPT UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

K. KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL SMPLB AUTIS

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Permendikbud No. 67 tahun 2013, kurikulum 2013 dirancang

BAB I PENDAHULUAN. Undang No.20 tahun 2003). Pendidikan memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

dasar hal itulah maka sudah sepantasnya mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diwajibkan dalam pendidikan jalur sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi. Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3

BAB I PENDAHULUAN. cara menjelaskan dan mendefinisikan makna belajar (learning). Di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karakter dan kreativitas siswa. Pendidikan memegang peranan penting dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu aspek kehidupan yang sangat mendasar bagi pembangunan suatu Negara. Dalam pelaksanaan pendidikan terdapat permasalahan yang menjadi penghambat keberhasilan pendidikan tersebut, salah satunya adalah redahnya hasil belajar siswa yang disebabkan oleh banyak faktor. Faktor yang dimaksud meliputi faktor Internal (dalam) dan faktor ekstrenal (luar). Banyak faktor yang menentukan keberhasilan proses pembelajaran, diantaranya adalah peserta didik, guru, kurikulum, media, metode, dan masalah lainnya. Proses belajar mengajar disekolah dimaksudkan untuk membantu murid memperoleh perubahan tingkah laku. Dalam membantu keberhasilan murid dalam belajar dipengaruhi oleh banyak faktor, selain guru faktor karakteristik murid itu sendiri dilihat dari hasil pengukuran dan evaluasi. Belakangan ini banyak dilakukan berbagai upaya perbaikan dan peningkatan mutu pembelajaran dalam proses pembelajaran disediakan rangkaian pengalaman berupa kegiatan nyata atau yang mudah dimengerti siswa dan memungkinkan terjadinya interaksi sosial. Dengan kata lain pada saat pembelajaran sedang berlangsung siswa terlibat secara langsung dalam kegiatan nyata tersebut. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah proses pembelajaran merupakan kegiatan yang paling pokok. Artinya, berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran itu dilaksanakan. Dalam rangka meningkatkan mutu di bidang pendidikan, bangsa indonesia menempatkan pendidikan sebagai sesuatu yang penting dan utama. Hal ini dapat dilihat dari isi pembukaan UUD 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain UUD 1945, sistem pendidikan nasional juga tercantum dalam Undang-Undang (UU) nomor 20 tahun 2003. 1

Pengertian pendidikan menurut undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 tahun 2003 pasal 1 yakni : Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengembangan diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara Pendidikan menjadi salah satu faktor utama dalam kemajuan suatu bangsa. Suatu bangsa memiliki sumber daya manusia yang berkualitas dan tidak mudah diperbudak oleh pihak lain, pendidikan merupakan kebutuhan utama bagi bangsa yang ingin maju dan berkembang. Oleh sebab itu peran pendidikan sangat penting pada suatu bangsa, didalam undang-undang sistem pendidikan nasional nomor 20 tahun 2003 bab II pasal 3 menyatakan bahwa: Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang berlaku dalam sistem pendidikan Indonesia. Kurikulum ini merupakan kurikulum yang diterapkan oleh pemerintah untuk menggantikan kurikulum 2006 yang sisebut juga kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang telah berlaku selama kurang lebih 6 tahun. Kurikulum 2013 masuk dalam masa percobaannya pada tahun 2013 dengan menjadikan beberapa sekolah menjadi rintisan. Kurikulum 2013 memiliki tiga aspek penilaian yaitu aspek keterampilan, aspek sikap dan aspek kognitif. Didalam kurikulum 2013 terutama didalam materi pembelajaran terdapat materi yang dirampingkan dan materi yang ditambahkan materi yang dirampingkan terlihat ada di materi Bahasa Indoesia, IPS,PPKn, dsb sedangkan yang ditambahakan adalah materi matematika. Adapun Kompetensi Inti yang dikembangkan pada kurikulum 2013 terdiri dari empat Kompetensi Inti yaitu Kompetensi inti I sampai dengan Kompetensi inti IV. Sebagaimana yang telah tercantum pada Peraturan Mentri Pendidikan Dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Pelajaran Pada Kurikulum 2013 Pada 2

Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah Tujuan Kurikulum mencakup empat kompetisi, yaitu (1) Kompetensi sikap spiritual, (2) sikap sosial, (3) pengetahuan, dan (4) keterampilan. Kompetensi tersebut dicapai melalui proses pembelajaran intrakrikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Rumusan Kompetensi Sikap Spiritual, yaitu Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya. Adapun rumusan kompetensi sikap sosial, yaitu Menunjukkan prilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya. Kedua kompetensi tersebut dicapai melalui pembelajaran tidak lansung (indirect teaching), yaitu keteladanan, pembiasaan, dan budaya sekolah dengan memperatikan karakteristik mata pelajaran serta kebutuhan dan kondisi peserta didik. Penumbuhan dan pengembangan kompetensi sikap dilakukan sepanjang proses pembelajaran berlansung dan dapat digunakan sebagai pertimbangan guru dalam mengembangkan karakter peserta didik lebih lanjut. Dalam proses pembelajaran diperan guru sebagai pengelola yang bertanggung jawab merencanakan program pembelajaran berdasarkan pedoman yang berlaku, menetapkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai siswa, melaksanakan kegiatan pembelajaran sekaligus mengasosiasikan sumber sumber belajar yang memungkinkan tujuan secara efektif dan efisien. Adapun proses pendidikan formal di indonesia, tingkat satuan pendidikan yang dianggap sebagai tahap awal pendidikan adalah sekolah dasar penyalenggara pendidikan dasar untuk membekali pengetahuan, sikap serta keterampilan kepada peserta didik. Pendidikan dasar ini akan dikembangkan untuk meningkatkan kualitas peserta didik. Untuk memiliki kecakapan dasar peserta didik peran guru sangatlah penting, dalam UU No. 14 Tahun 2005 guru dan dosen pasal 1, yakni: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama pendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah (Undang-undang tentang guru dan dosen No. 14 Tahun2005). Namun demikian untuk mencapai keberhasilan pembelajaran tidaklah mudah dan mungkin sekali dalam proses pembelajaran bisa saja tidak 3

mencapai tujuan yang di harapkan yang disebabkan adanya kesalahan dalam menggunakan metode, strategi, ataupun kesalahan dalam memlilih model pembelajaran. Situasi pembelajaran yang bermasalah itulah yang saat ini sedang dirasakan oleh penulis sehingga mendorong untuk melakukan suatu penelitian tindakan kelas. Ketidak berhasilan proses pembelajaran seperti yang dialami oleh penulis saat ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yang salah satunya disebabkan guru kurang tepat menggunakan metode, strategi maupun model pembelajaran sehingga proses pembelajaran berlansung tidak efektif, tidak efisien dan berdampak buruk terhadap hasil pembelajaran yang dicapai siswa. Selama ini menggunakan metode ceramah bervariasi dan model pembelajaran konvensional sehingga hasil belajar siswa rendah. Dalam tugasnya guru berkewajiban melakukan tugasnya, undang-undang RI nomor 14 tahun 2005 pasal 20 poin A menyatakan bahwa: dalam melaksanakan tugas keprofesian, guru berkewajiban merencanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran yang bermutu, serta menilai dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil pengamatan atau observasi yang dilakukan peneliti di SD Negeri Asmi pada bulan Januari dan Maret 2017 didapatkan hasil bahwa aktivitas peserta didik belum sesuai dengan apa yang diharapkan, di dalam proses pembelajaran yang dilakukan peserta didik diluar konteks pembelajaran salah satu penyebabnya yaitu pembelajaran yang kurang menarik sehingga peserta didik merasa jenuh dan kurang memahami pembelajaran. Materi yang disampaikan guru dengan menggunakan metode atau model pembelajaran yang tidak dapat menjadikan peserta didik lebih banyak bermain dari pada belajar. Diketahui bahwa kegiatan pada saat pembelajaran berlansung kondisi siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran, siswa hanya mendengarkan penjelasan dari guru, cenderung diam dan kurang bertanya. Terlihat pada aktivitas siswa dalam pembelajaran yang pasif. Bukan hanya aktivitas yang menjadi perhatian dalam penelitian ini, namun juga berhubungannya dengan hasil belajar pada ranah kognitif dapat diketahui dengan melihat kreteria ketuntasan Minimal (KKM) Standar KKM pada SD 4

Negeri Asmi kelas IV A 2 yang harus dicapai siswa yaitu 70. Berdasarkan pembelajaran dikatakan berhasil apabila mencapai ketuntasan hasil belajar sekitar 70%. Hasil belajar siswa selain dipengaruhi oleh model pembelajaran juga dipengaruhi leh aktivitas belajar siswa. Jika siswa aktif dalam proses pembelajaran maka tidak hanya aspek prestasi saja yang diraihnya namun ada aspek lain yang diperoleh yaitu aspek afektif. Berdasarkan pengamatan mengenai aspek afektif yang meliputi sikap peduli dan tanggung jawab yang ditunjukkan oleh siswa masih belum terlihat. Hal ini sesuai dengan pengamatan pada saat di lapangan masih kurang peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sekitar. Berdasarkan panduan penilaian untuk indikator sikap peduli Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dan Menengah (dalam buku Panduan Penilian untuk Sekolah Dasar 2016, hlm.25) menyatakan bahwa indikator peduli adalah sebagai berikut: 1. Ingin tahu dan ingin membantu teman yang kesulitan dalam pembelajaran perhatian keapda prang lain. 2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah. 3. Meminjamkan alat tulis kepada teman yang tidak membawa memiliki 4. Menolong teman yang mengalami kesulitan. 5. Menjaga keasrian keindahan dan keberhasilan lingkungan sekolah. 6. Melerai teman yang berselisih (bertengkar). 7. Menjenguk teman atau pendidik yang sakit. 8. Menunjukan perhatian terhadap keberhasilan kelas dan lingkungan sekolah. Berdasarkan sikap tanggung jawab Direktorat Pembinaan Sekolah Dasar dan Menengah (dalam buku Panduan Penilaian untuk Sekolah Dasar 2016, hlm.24) menyatakan bahwa indikator tanggung jawab adalah sebagai berikut: 1. Menyelesaikan tugas yang diberikan. 2. Mengakui kesalahan. 5

3. Melaksanakan tugas yang menjadi kewajibannya di kelas seperti piket kebersihan. 4. Melaksanakan peraturan sekolah dengan baik. 5. Mengerjakan tugas/ pekerjaan rumah dengan baik. 6. Mengumpulkan tugas/ pekerjaan rumah tepat waktu. 7. Mengakui kesalahan, tidak melemparkan kesalahan kepada teman. 8. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial di sekolah. 9. Menunjukkan prakarsa untuk mengatasi masalah dalam kelompok di kelas/ sekolah. 10. Membuat laporan setelah selesai melakukan kegiatan. Mengingat pentingya sikap siswa dalam pembelajaran, maka guru diharapkan dapat menciptakan situasi pembelajaran yang lebih banyak melibatkan siswa, sedangkan siswa hendaknya dapat memotivasi dirinya sendiri agar aktif di dalam proses pembelajaran. Dengan meningkatkannya aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran maka diharapkan hasil belajar siswa akan semakin menigkat. Untuk mencapai hasil belajar yang efektif maka peneliti mencoba menggunakan Model picture and picture dalam strategi dimana guru menggunakan alat bantu atau media gambar untuk menerangkan sebuah materi. Model picture and picture adalah salah satu model pembelajaran aktif yang menggunakan gambar dan dipasangkan atau diurutkan menjadi urutan yang sistematis, seperti menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan gambar dan menjelaskam gambar. Model ini memiliki keunggulan yang dapat melatih siswa berpikir logis dan sistematis siswa, dengan model ini siswa dapat mendorong siswa untuk aktif dalam pembelajaran, guru hanya sebagai pendamping dalam proses belajar, proses belajar ini akan dapat diikuti secara seragam oleh siswa. Dengan menggunakan alat bantu atau media gambar, diharapkan siswa mampu mengikuti pelajaran dengan fokus yang baik dan dalam kondisi yang menyenangkan sehingga, apa pun pesan yang disampaikan bisa diterima dengan baik dan mampu meresap dalam hati, serta dapat diingat kembali oleh siswa. 6

Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasang/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini gambar gambar ini menjadi menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran sehingga dalam proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk kata dalam ukuran besar dan yang menggunakannya adalah siswa. Dengan adanya gambar guru dapat mengetahui kemampuan siswa dalam memahami konsep materi dan melatih berpikir logis dan sistematis, dapat melihat kemampuan siswa dalam menyusun gambar secara berurutan, menunjukkan gambar, memberi keterangan dan menjelaskan gambar, sehingga siswa dapat menemukan konsep materi sendiri dengan membaca gambar. Adanya gambar gambar yang berkaitan dengan materi belajar siswa lebih aktif dan dapat tercapai tujuan akhir dari proses pembelajaran yaitu hasil belajar akan meningkat Dengan menggunakan Model pembelajaran picture and picture siswa diharapkan dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Berdasarkan uraian tersebut peneliti berupaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan mengaktifkan siswa dalam proses belajar mengajar menggunakan model pembelajaran picture and picture. Maka untuk itu peneliti ingin mencoba melakukan penelitian tindakan kelas dengan judul Penggunaan Model Picture and Picture Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Subtema Lingkungan Tempat Tinggalku (Penelitian Tindakan Kelas Pada Kelas IV A 2 SD Negeri Asmi Bandung) B. IDENTIFIKASI MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah sebagaimana telah dipaparkan maka masalah dalam penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut : 1. Sebagian besar siswa belum mencapai kreteria ketuntasan minimal KKM yang diharapkan? 2. Pembelajaran belum interaktif. Hal ini dikarenakan siswa tidak didorong untuk memiliki rasa keingintahuan pada objek yang dipelajari. 7

3. Pembelajaran belum berlansung sebagaimana mestinya. Guru masih mendominasi kegiatan pembelajaran sementara siswa pasif. Hal tersebut dikarenakan guru masih sering menggunakan metode ceramah yang menyebabkan siswa merasa jenuh. Karena metode ini siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan menghafal. Beberapa siswa tidak memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh guru sehingga menyebabkan sikap peduli social, rasa ingin tahu dan teliti pada siswa. Oleh karena itu agar berhasil belajar siswa tercapai maka peneliti membuat judul Penggunaan model picture and picture unruk meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema lingkungan tempat tinggalku Penelitian Tindakan Kelas dilakukan pada kelas IV A 2 SD Negeri Asmi Kota Bandung. C. RUMUSAN MASALAH DAN PERTANYAAN PENELITIAN 1. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang identifikasi masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, secara umum maka dapat dirumuskan permasalahan yaitu : Apakah model picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada Subtema Lingkungan Tempat Tinggalku Kelas IV A 2 SD Negeri Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung. 2. Pertanyaan Penelitian Permasalahan diatas merupakan masalah utama yang merupakan kajian utama dalam penelitian tindakan kelas ini. Mengingat rumusan masalah utama tersebut masih terlalu luas sehingga belum spesifik menunjukan batas-batas mana yang akan diteliti, maka permasalahan tersebut diuraikan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan pembelajaran dengan menggunakan model Picture And Picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku? 8

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran dengan model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku? 3. Apakah model pembelajaran picture and picture dapat meningkatkan hasil belajar siswa? D. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Dari rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini mempunyai tujuan sebagai berikut : Penelitian ini mempunyai tujuan secara umum yaitu untuk meningkatkan wawasan keilmuan dalam mengembangkan model picture and picture dan meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku. 2. Tujuan Khusus Berdasarkan permasalah di atas, maka penelitian tindakan kelas yang akan dicapai yaitu : a. Menggambarkan bagaimana perencanaan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran dengan penggunaan model picture and picture pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku pada kelas IV SDN Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung. b. Menggambarkan bagaimana pelaksanaan proses pembelajaran melalui model picture and picture pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku kelas IV SDN Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung. c. Untuk mengetahui hasil belajar siswa setelah mengikuti proses pembelajaran dengan menggunakan model picture and picture untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada subtema Lingkungan Tempat Tinggalku pada kelas IV SDN Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung. 9

E. MANFAAT PENELITIAN 1. Manfaat teori secara teoritis Secara teoritis dapat memberikan pemahaman yang lebih baik tentang pemberian informasi dan wacana keilmuan bidang pembelajaran dan dapat dimanfaatkan sebagai satu solusi untuk meingkatkan motivasi dan hasil belajar siswa khususnya tentang model pembelajaran picture and picture pada subtema lingkungan tempat tinggalku dikelas IV SDN Asmi Kecamatan Regol Kota Bandung. 2. Manfaat teori secara praktis secara praktis dapat dirasakan langsung dalam penyelesaian tugas yang dikerjakan di rumah. a. Bagi siswa 1) Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa 2) Untuk memotivasi siswa agar lebih aktif mengikuti proses pembelajaran 3) Menambah tingkat penguasaan materi pelajaran dari sebelumnya b. Bagi Guru 1) Dapat meningkatkan profisionalisme dalam proses belajar mengajar 2) Dapat melihat dimana kekurangan dan mengoreksi diri 3) Sebagai pertimbangan dalam menentukan model pembelajaran yang dapat memberikan manfaat bagi siswa c. Bagi Peneliti Dapat menambah pengetahuan peneliti dalam mengajar dan meningkatkan pemahaman pada subtema lingkungan tempat tinggalku dengan menggunakan model pembelajaran picture and picture. d. Bagi Sekolah Sebagai penentu kebijakan dalam meningkatkan kualitas belajar siswa khususnya pada subtema lingkungan tempat tinggalku 10

F. DEFINISI OPERASIONAL 1. Definisi Belajar Menurut Sunaryo (1989: 1, hlm.02) belajar merupakan suatu kegiatan dimana seseorang membuat seseorang membuat atau menghaslkan suatu perubahan tingkah laku yang ada pada dirinya dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sudah barang tentu tingkah laku tersebut adalah tingkah laku yang positif, artinya untuk mencari kesepurnaan hidup. Menurut Sardirman (2011, hlm.22). Mengatakan Belajar sebagai suatu proses interaksi antara diri manusia dengan lingkungannya, yang mungkin berwujud pribadi, fakta, konsep, ataupun teori. 2. Definisi Pembelajaran Menurut Undang-Undang No 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 20 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Sudjana (1988:1.23), mengemukakan bahwa pembelajaran pada hakekatnya adalah tindakan nyata dari guru dalam melaksanakan pembelajaran melalui cara tertentu yang dinilai lebih efektif dan lebih efisien Menurut Surya (2014, hlm. 111). :pembelajaran ialah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan secara menyeluruh, sebagai hasil dari interaksi individu itu dengan lingkungannya. 3. Definisi Model Pembelajaran Picture And Picture Menurut Supriono (2009), Picture and Picture merupakan strategi pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Example dengan Non Example, di mana gambar yang diberikan pada siswa harus dipasangkan atau diurutkan secara logis. Gambar gambar ini menjadi perangkat utama dalam proses pembelajaran. Menurut Shoimin (2014, hlm. 22) Model pembelajaran picture and picture adalah suatu model belajar yang menggunakan gambar dan dipasang/diurutkan menjadi urutan logis. Model pembelajaran ini 11

mengandalkan gambar sebagai media dalam proses pembelajaran. Gambargambar ini menjadi faktor utama dalam proses pembelajaran. Sehingga sebelum proses pembelajaran guru sudah menyiapkan gambar yang akan ditampilkan baik dalam bentuk kartu atau dalam bentuk kata dalam ukuran besar. 4. Definisi Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006) hasil belajar adalah hasil yang dicapai dalam bentuk angka angka atau skor setelah diberikan tes hasil belajar pada setiap akhir pembelajaran. Nilai yang diperoleh siswa menjadi acuan untuk melihat penguasaan siswa dalam menerima materi pembelajaran. Menurut Oemar Hamalik (2008) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku pada diri seseorang yang dapat diamati dan diukur bentuk pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Sudjana (1990: 22), mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya. Hasil peristiwa belajar dapat muncul dalam berbagai jenis perubahan atau pembentukan tingkah laku seseorang. 5. Definisi Pembelajaran Tematik Terpadu Menurut Sa ud (dalam Jacobs 1989, hlm. 8) Pembelajaran terpadu adalah sebuah pendekatan dalam pembelajaran sebagai suatu proses untuk mengaitkan dan mempadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, kebutuhan dan minat anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga. Menurut Kemendikbud (2013:7) Pembelajaran tematik terpadu adalah pembelajaran dengan memadukan beberapa mata pelajaran melalui penggunaan tema, dimana peserta didik tidak mempelajari materi mata pelajaran secara terpisah, semua mata pelajaran yang diikat dengan tema. Menurut Poerwadarminta (dalam Akhmad Sudrajat, 2008, http//akhmadsudrajat.wordpress.com) tema adalah pokok pikiran atau gagasan pokok yang menjadi pokok pembicaraan. 12

G. SISTEMATIKA SKRIPSI BAB I PENDAHULUAN a. Latar Belakang Masalah b. Identifikasi Masalah c. Rumusan Masalah dan pertanyaan penelitian d. Tujuan Penelitian e. Manfaat Penelitian f. Definisi operasional g. Sistematika Skripsi BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN a. Kajian Teoritis b. Penelitian Terdahulu c. Kerangka Pemikiran d. Asumsi Dan Hipotesis BAB III METODE PENELITIAN a. Metode Penelitian b. Desain Penelitian c. Subjek Dan Objek Penelitian d. Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian e. Teknik Analisis Data f. Prosedur Penelitian BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN a. Deskripsi Hasil dan Temuan Penelitian (Mendeskripsikan hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang ditetapkan) b. Pembahasan Penelitian (Membahas tentang hasil dan temuan penelitian sesuai dengan rumusan masalah pada bagian sesuai dengan teori yang sudah ditemukan di bab II) BAB V SIMPULAN DAN SARAN a. Simpulan b. Saran 13