III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas

dokumen-dokumen yang mirip
TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian Penelitian dilakukan di green house milik UMY dan Laboratorium

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Laboratorium Produksi Perkebunan Fakultas Pertanian Universitas Lampung

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Yogyakarta, GreenHouse di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pertanian, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Yogyakarta.

III. BAHAN DAN METODE. Fakultas Pertanian Universitas Lampung dari Febuari hingga April 2015.

III. TATA CARA PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Perkebunan Fakultas Pertanian, Unila dari Bulan Desember 2014 sampai Maret

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2015 sampai Mei 2016

I. TATA CARA PENELITIAN. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengamatan pertumbuhan tanaman kedelai Edamame dilakukan di rumah. B. Bahan dan Alat Penelitian

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan mulai 3 Juni Juli 2016 di Green House

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai pada bulan September 2015

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilaksanakan pada bulan September November 2016.

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium dan Lahan Percobaan Fakultas

III BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di areal perkebunan kelapa sawit PTPN 7 Unit Usaha

LAMPIRAN. B. Tahap aplikasi

BAHAN DAN METODE. Sumatera Utara, Medan. Penelitian dilakukan bulan Juni 2011 Oktober 2011.

III.TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Green House dan Laboratorium penelitian

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Lahan Percobaan, Laboratorium Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di GreenHouse dan di Laboratoriums Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Januari sampai Maret B. Penyiapan Bahan Bio-slurry

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian. Penah atau pensil, Buku pengamatan. C.

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Universitas

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Rencana Waktu dan Tempat. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni - Juli 2017 bertempat di

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan dengan percobaan rumah kaca pada bulan

I. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat Dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2016 Agustus 2016 yang

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian telah dilaksanakan di Green House Fakultas Pertanian UMY dan

TATA CARA PENELITIAN

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Green House, Lahan Percobaan, Laboratorium

Tata Cara penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta pada bulan Mei 2016 sampai bulan Agustus 2016.

III. METODE PENELITIAN A.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Agustus Analisa laboratorium dilakukan di Laboratorium Penelitian dan

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Agrobioteknologi,

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. pertumbuhan tanaman cabai merah telah dilakukan di kebun percobaan Fakultas. B.

III. BAHAN DAN METODE

UJI HAYATI MIKORIZA Glomus fasciculatum TERHADAP PATOGEN Sclerotium rolfsii PADA TANAMAN KACANG TANAH (Arachis hypogaea L. var.

A. Waktu dan tempat penelitian. B. Bahan dan Alat. C. Metode Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca dan di laboratorium dan rumah

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan akan dilaksanakan di Laboratorium Nematologi dan Rumah Kaca Jurusan Hama

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Tahap trapping mikoriza. jagung pada tiga media tanam yaitu indigenous tanah Mediteran

METODE PENELITIAN. 3 bulan dari bulan Juni sampai dengan bulan September 2016.

TATA CARA PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Greenhouse Universitas Muhammadiyah

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Percobaan ini dilaksanakan di rumah plastik, dan Laboratorium Produksi

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Kabupaten Bantul, Daerah istimewa Yogyakarta. Waktu pelaksanaan dimulai

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Muhammadiyah Yogyakarta di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Laboratorium Proteksi Tanaman dan di Green

BABHI BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan waktu penelitian. Penelitian dilaksanakan di lahan sawah di Dusun Tegalrejo, Taman Tirto,

METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan di Desa Tamantirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

TATA LAKSANA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu. Penelitian ini dilakukan di daerah Minggir, Sleman, Yogyakarta dan di

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai

TATA CARA PENELITIN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. B. Bahan dan Alat Penelitian

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 15 Maret sampai dengan 15 Juni 2015.

TATA CARA PENELTIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan lahan percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Green House, Lab.Tanah dan Lab.

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di lahan Percobaan dan Laboratorium

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Timur Kabupaten Semarang dan di Laboratorium Penelitian Fakultas Pertanian

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilakukan di Lapangan Terpadu Fakultas Pertanian, Universitas

III. BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Botani FMIPA Universitas

S Ket : Tan 1 = Tanaman 1 Tan 2 = Tanaman 2 Tan 3 = Tanaman 3 K= Perlakuan Kontrol A = Perlakuan A B = Perlakuan B C = Perlakuan C

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian pengaruh konsentrasi dan lama perendaman IAA (Indole Acetic

METODE Lokasi dan Waktu Materi Alat dan Bahan Rancangan percobaan Perlakuan Model

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca gedung Hortikultura Universitas Lampung

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Screen House, Balai Penelitian Tanaman Sayuran

Metode Penelitian. commit to user 100% 13,33% 50% 26,67% 30% 46,67% 25% 60,00% 15% 66,67% 10% 73,33% 4% 80,00% 2% 86,67%

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Oktober 2011 sampai Maret 2012 di Rumah Kaca

IDENTIFIKASI MIKORIZA INDIGENOUS DESA POTERAN, PULAU POTERAN, SUMENEP MADURA DAN APLIKASINYA SEBAGAI BIOFERTILIZER PADA TANAMAN CABAI RAWIT

III. BAHAN DAN METODE. laut, dengan topografi datar. Penelitian dilakukan mulai bulan Mei 2015 sampai

III. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Percobaan

komersial, pupuk SP 36, pupuk KCl, NaCl, Mannitol, K 2 HPO 4, MgSO 4.7H 2 O,

BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan STIPER Dharma Wacana Metro,

BAB III METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN. Kendalpayak, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang pada bulan Agustus

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Lapangan Terpadu Kampus Gedung Meneng Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu Pelaksanaan. Penelitian ini dilakukan di lahan percobaan dan laboratorium Fakultas

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Agrobioteknologi, Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE

TATA CARA PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kultur In Vitro Fakultas

BAB III METODELOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Lampiran 1. Layout Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. secara faktorial yang terdiri atas dua faktor dan tiga kali ulangan.

Transkripsi:

III. TATA CARA PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian telah dilaksanakan selama 6 bulan pada bulan Februari Juli 2017 di Laboratorium Bioteknologi dan Greenhouse Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Jl. Lingkar Selatan, Taman Tirto, Kecamatan Kasihan, Kabupaten Bantul, DIY. B. Bahan dan Alat Penelitian Bahan-bahan yang digunakan meliputi benih jagung sebagai tanaman inang, bibit singkong varietas Mentega, Kirik dan Ketan, pupuk kandang, air, Mikoriza indigenous Mediteran Gunungkidul, Mikoriza dari perakaran pandan pasir pantai Bugel, Mikoriza Komersial, tanah Mediteran, larutan KOH 10%, larutan HCl 1%, Acid Fuchsin, pupuk NPK, zeolit. Alat-alat yang digunakan meliputi polybag, timbangan analitik, kertas saring, mikroskop, saringan bertingkat, pisau, petridish, botol semprot, botol jam, pinset, timbangan, deglass, kaca preparat, penggaris. C. Metode Penelitian Penelitian ini terdiri dari dua tahap, yaitu tahap 1 adalah trapping Mikoriza dari berbagai sumber dengan tanaman jagung. Tahap 2 adalah uji kompatibilitas Mikoriza dari berbagai sumber pada tanaman singkong. 25

26 Tahap 1. Trapping Mikoriza dari berbagai sumber dengan tanaman jagung. Penelitian eksperimen disusun dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan rancangan percobaan faktor tunggal yang terdiri dari 3 perlakuan berbagai sumber Mikoriza sebagai berikut : A = indigenous Tanah Mediteran Gunungkidul B = Rhizosfer tanaman pandan pantai Bugel C = inokulum Mikoriza komersial Setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 9 unit, masing-masing terdiri dari 3 korban sehingga jumlah tanamannya adalah 27 polibag. (lampiran 4.1) Tahap 2. Uji kompatibilitas Mikoriza dari berbagai sumber pada Tiga varietas singkong pada tanah Mediteran. Penelitian eksperimen disusun dalam RAL (Rancangan Acak Lengkap) dengan rancangan percobaan faktorial (3x3). Faktor 1 adalah Mikoriza dari berbagai sumber terdiri dari 3 aras yaitu: A = indigenous Tanah Mediteran Gunungkidul; B = Rhizosfer tanaman pandan pantai Bugel; C = inokulum Mikoriza komersial. Faktor 2 adalah varietas singkong terdiri dari 3 aras yaitu : P= Mentega; Q= Kirik; R= Ketan. Ada 9 kombinasi perlakuan, setiap perlakuan diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 unit. Setiap unit terdiri dari 3 tanaman korban sehingga jumlah tanamannya adalah 81 polibag (lampiran 4.2). D. Tata Laksana Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 tahapan, yaitu :

27 1. Tahap Pertama : Trapping Mikoriza dari berbagai sumber dengan tanaman jagung a. Persiapan media tanam Persiapan media trapping Mikoriza dilakukan dengan cara membersihkan dan mengering-anginkan (lampiran 4.1a-lampiran 4.1f) lalu menimbang tanah Rhizosfer berbagai sumber (tanaman jagung di indigenous tanah Mediteran Gunungkidul, rhizosfer pandan pantai Bugel, dan tanah Mediteran dari Gunungkidul (lampiran 4.1). Tanah ditimbang sebanyak 2 kg/polibag pada masing-masing jenis tanah, dan menimbang pasir sebanyak 3 kg/polibag pada masing-masing jenis tanah. Pada rhizosfer pandan Gunungkidul dicampur dengan zeolite sebanyak 3kg/polybag (lampiran 4.1i). Teknik pengisian media adalah polibag diisi pasir steril 1,5 kg, kemudian diisi tanah rhizosfer 2 kg dan terakhir ditutup dengan pasir steril 1,5 kg, sehingga media tanam tersusun atas pasir-tanah rhizosfer-pasir steril (Nurhayati, 2012), kecuali pada rhizosfer panda Gunungkidul yang dicampur dengan zeolit. Selanjutnya media tanam diberi air sampai kapasitas lapang dan diinkubasi selama 1 minggu. Setelah itu, diberi pupuk urea dengan dosis 5 gram/tanaman, dosis pupuk SP-36 3,75 gram/tanaman, dan dosis pupuk KCl 3,12 gram/tanaman dengan cara ditugalkan sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari lubang tanam jagung (BALITBANG, 2016). b. Penanaman

28 Setiap polibag dimasukan benih jagung sebanyak 2 biji dengan kedalaman 2 cm (lampiran 4.1j) c. Pemeliharaan i. Pemupukan : pupuk susulan diberikan pada saat tanaman berumur 3 atau 4 minggu setelah tanam dengan dosis urea sebesar 5 gram/tanaman. (lampiran 4.1m dan lampiran 4.1n) ii. Pengairan Setelah benih ditanam, dilakukan penyiraman intensif selama 1 minggu, kecuali bila tanah telah lembab maka tidak perlu dilakukan penyiraman. Pengairan berikutnya diberikan secukupnya selama 2 bulan. Setelah itu pengairan dihentikan dan tanaman dijemur di bawah terik matahari selama sebulan, untuk memberikan kondisi stress agar terbentuk spora mikoriza (lampiran 4.1odan lampiran 4.1p) iii. Pengamatan Setiap bulan diambil tanaman korban dan diamati : infeksi Mikoriza, jumlah spora, identifikasi jenis spora mikoriza dan parameter perkembangan akar (lampiran 4.1q-lampiran 4.1t). 2. Tahap Kedua : Uji kompabilitas Mikoriza dari berbagai sumber pada berbagai varietas tanaman jagung a. Persiapan media tanam Persiapan media tanam dilakukan dengan cara membersihkan tanah Mediteran indigenous Gunungkidul, dikering anginkan (lampiran 4.2a), lalu menimbang sebanyak 3 kg lalu dicampur dengan pupuk kandang sebanyak 500 gram/tanaman (lampiran 4.2b) kemudian diberi air sampai

29 kapasitas lapang dan diinkubasi selama 1 minggu (BPPKP Magelang, 2017). Pemupukan selanjutnya yaitu dengan upuk Urea 20 gram/tanaman, SP36 10 gram/tanaman dan KCl 10 gram/tanaman (Lampiran 2) setelah 1 minggu media diinkubasi. Pupuk diberikan dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari lubang tanam dengan kedalaman 10 cm. b. Penanaman Setiap polybag ditanam bibit singkong (20 cm) sedalam 5-10 cm secara tegak lurus, sesuai perlakuan. Selama sebulan dipelihara hingga mulai muncul akar (lampiran 4.2d). c. Aplikasi Mikoriza Apabila dari perhitungan jumlah spora didapatkan kurang lebih 50-60 spora/gram dan persentase infeksi kurang lebih 80% maka cukup diinokulasikan sebanyak 40 gram crude/tanaman dengan cara dimasukkan dalam lubang sebelum bibit singkong ditanam. Inokulum mikoriza hasil perbanyakan dari berbagai sumber, diberikan dengan metode ring pada setiap polibag dengan dosis 40 g/tanaman sesuai perlakuan (lampiran 4.1c) d. Pemeliharaan : i. Pemupukan Pemupukan susulan diberikan setelah tanaman singkong berumur 3-4 bulan dengan dosis pupuk urea sebanyak 10 gram/tanaman, pupuk SP-36 5 gram/tanaman, dan pupuk KCl sebanyak 10 gram/tanaman. Pupuk

30 diberikan dengan cara ditugalkan pada jarak 15 cm dari tanaman dengan kedalaman 10cm. ii. Pengairan Kondisi lahan Singkong dari awal tanam sampai umur ± 4 5 bulan hendaknya selalu dalam keadaan lembab, tidak terlalu becek. Pada tanah yang kering perlu dilakukan penyiraman dan pengairan dari sumber air yang terdekat. Pengairan dilakukan pada saat musim kering dengan cara menyiram langsung akan tetapi cara ini dapat merusak tanah. Sistem yang baik digunakan adalah sistem genangan sehingga air dapat sampai ke daerah perakaran secara resapan. Pengairan dengan sistem genangan dapat dilakukan dua minggu sekali dan untuk seterusnya diberikan berdasarkan kebutuhan. e. Pengamatan Setelah tanaman Singkong dipelihara selama 1 bulan, maka kemudian diamati efektivitas Mikorizanya dengan menghitung persen infeksi Mikoriza dan jumlah spora, sebagai berikut : i. Isolasi spora MVA Isolasi spora Mikoriza dilakukan dengan mengamati sampel tanah yang berasal dari rizosfer akar tanaman. Metode yang digunakan adalah wet sieving (penyaringan basah), yakni menyaring spora dengan penyaring bertingkat dengan ukuran mess masing masing 500, 250,105, dan 53µm (Brundrett dkk., 1984). Sampel tanah sebanyak 10 g disaring dengan bantuan air mengalir. Spora selanjutnya dipindahkan pada kertas saring

31 yang telah diberi garis vertikal dan horizontal dengan ukuran kotak 2 cm x 2 cm untuk pengamatan. Spora spora ini diamati dan dihitung jumlahnya di bawah mikroskop dengan perbesaran 40x (Suharno dkk, 2014) dilarutkan dalm 1 liter aquades (1:4). Larutan dituang pada saringan, kemudian hasil saringan diamati di bawah mikroskop. ii. Pengamatan infeksi MVA pada akar Pengamatan infeksi spora MVA dilakukan dengan memotong akar tanaman singkong 1 cm sebanyak 3 x 20 potong per tanaman, kemudian direndam dengan larutan KOH 10% selama 24 jam, setelah itu akar dicuci dan direndam larutan HCl 1% selama 1 jam, dan direndam acid fuchsin selama 5 menit. Pengamatan ditujukan pada vesikula, hifa luaran, dan arbuskula dengan mikroskop perbesaran 40-400 kali (Kusumastuti, L. et.al, 2017). E. Parameter Pengamatan 1. Tahap 1. trapping Mikoriza dari berbagai sumber dengan tanaman jagung a. Persentase infeksi MVA (%) Persentase infeksi MVA dilakukan pada bulan ke 1. 2 dan 3 dengan mengambil sampel 10 potongan akar tanaman jagung, dicat dengan Acid Fuchsin, kemudian diamati dengan mikroskop tentang persentase infeksi dengan rumus :

32 b. Jumlah Spora (Spora/gram) Pengamatan jumlah spora dilakukan pada bulan ke 1. 2 dan 3 dengan teknik penyaringan basah yaitu spora ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan dengan 100 ml aquades. Setelah itu disaring di saringan bertingkat lalu hasil saringan dituang pada corong yang telah diletakkan kertas saring. Selanjutnya jumlah spora diamati pada garis kertas saring di bawah mikroskop perbesaran 40x400 kali. 2. Tahap 2. Uji kompatibilitas Mikoriza dari berbagai sumber pada berbagai varietas singkong pada tanah Mediteran a. Persentase infeksi MVA (%) Persentase infeksi MVA dilakukan pada bulan ke 1. 2 dan 3 dengan mengambil sampel 10 potongan akar tanaman jagung, dicat dengan Acid Fuchsin, kemudian diamati dengan mikroskop tentang persentase infeksi dengan rumus : b. Jumlah Spora (Spora/ml) Pengamatan jumlah spora dilakukan pada bulan ke 1. 2 dan 3 dengan teknik penyaringan basah yaitu spora ditimbang sebanyak 1 gram kemudian dilarutkan dengan 100 ml aquades. Setelah itu disaring di saringan bertingkat lalu hasil saringan dituang pada corong yang telah diletakkan kertas saring. Selanjutnya jumlah spora diamati pada garis kertas saring di bawah mikroskop perbesaran 40x400 kali.

33 c. Panjang akar (cm) Pengukuran panjang akar tanaman menggunakan penggaris danri pangkal batang hingga ujung akar terpanjang. Pengamatan panjang akar dilakukan pada bulan ke 1, 2 dan 3 setelah tanam dan setelah diberi mikoriza pada tanaman korban dan hasilnya dinyatakan dalam satuan cm. d. Tinggi Tanaman (cm) Tinggi tanaman sampel diukur dari permukaan tanah sampai dengan titik tumbuh tanaman. Alat yang digunakan adalah penggaris atau meteran dengan satuan cm. Pengamatan dilakukan setiap minggu hingga masa vegetatif maksimal dimulai satu minggu setelah tanam. e. Berat Segar Tanaman (gram) Berat segar tanaman dilakukan dengan cara mencabut tanaman korban bulan ke 1 2 dan 3 setelah aplikasi mikoriza lalu menimbang tanaman timbangan analitik dan dinyatakan dalam satuan gram. f. Jumlah Daun (helai) Pengamatan pertambahan jumlah daun dilakukan seminggu sekali dengan cara menghitung jumlah daun yang tumbuh pada masing-masing tanaman, dengan satuan helai.

34 3. Analisis Data Hasil penelitian secara periodik dianalisis secara deskriptif dengan menggunakan grafik dan histogram. Data hasil pengamatan agronomis ianalisis dengan menggunakan sidik ragam (Analisis of variance) pada α=5%. Apabila ada beda nyata antar perlakuan dilanjutkan dengan uji jarak berganda Duncan pada taraf α=5.