UJI KUALITAS TANAH LEMPUNG DAN BATU BATA MERAH GAREGEH BUKITTINGGI

dokumen-dokumen yang mirip
JURNAL RISET FISIKA EDUKASI DAN SAINS UJI KUALITAS TANAH LEMPUNG DAN BATU BATA MERAH GAREGEH BUKITTINGGI

PENGARUH PERENDAMAN AIR PANTAI DAN LIMBAH DETERGEN TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT LENTUR DINDING PASANGAN BATA MERAH.

BAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Karakterisasi Lumpur Sidoarjo

PENGARUH TEMPERATUR PEMBAKARAN PADA KOMPOSIT LEMPUNG/SILIKA RHA TERHADAP SIFAT FISIS (APLIKASI PADA BATA MERAH)

KUAT TEKAN (COMPRESSION STRENGTH) KOMPOSIT LEMPUNG/PASIR PADA APLIKASI BATA MERAH DAERAH PAYAKUMBUH SUMBAR. Oleh :

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. murah maka kebutuhan akan perumahan atau tempat tinggal, gedung

METODE PENELITIAN. 1. Sampel tanah yang digunakan merupakan tanah lempung lunak yang. diambil dari Desa Yosomulyo, Kecamatan Metro Timur, Kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH PECAHAN BATA PRESS SEBAGAI BAHAN PENGGANTI SEBAGIAN AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN BETON TERHADAP NILAI KUAT TEKAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan pertumbuhan penduduk yang semakin bertambah,

STUDI PENYIMPANGAN UKURAN BATU BATA MERAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata adalah bahan bangunan yang telah lama dikenal dan banyak

BAB III PROSEDUR DAN HASIL PERCOBAAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan diuji adalah jenis tanah lempung/tanah liat dari YosoMulyo,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini dilakukan dengan metode eksperimen.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu alternatif bahan dinding yang murah dan

KAJIAN PENAMBAHAN ABU SEKAM PADI DARI BERBAGAI SUHU PENGABUAN TERHADAP PLASTISITAS KAOLIN

Optimalisasi Tekanan Cetak Komposit Clay Brick menuju kualitas Standar Nasional Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI BAHAN CAMPURAN UNTUK MEMPERBAIKI SIFAT FISIK DAN MEKANIS BATA

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas kerja untuk dapat berperan serta dalam meningkatkan sebuah

PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan dasar dari suatu struktur atau konstruksi, baik itu

BAB I PENDAHULUAN. mencampurkan semen portland, air, pasir, kerikil, dan untuk kondisi tertentu

PEMANFAATAN LIMBAH KERAMIK SEBAGAI AGREGAT KASAR DALAM ADUKAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. dari bebatuan yang sudah mengalami pelapukan oleh gaya gaya alam.

penelitian yang diuraikan secara sistematis termasuk metode yang dipakai.

PENELITIAN PEMANFAATAN SERBUK BEKAS PENGGERGAJIAN KAYU SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI PEMBUATAN BATA BETON (BATAKO) UNTUK PEMASANGAN DINDING

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI. untuk bangunan gedung, jembatan, jalan, dan lainnya baik sebagai komponen

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sampel tanah asli di laboratorium didapatkan hasil :

METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung anorganik yang. merupakan bahan utama paving block sebagai bahan pengganti pasir.

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB III METODE PENELITIAN

PEMANFAATAN LIMBAH MARMER UNTUK PEMBUATAN PAVING STONE

2.8.5 Penurunan Kualitas Udara Penurunan Kualitas Air Kerusakan Permukaan Tanah Sumber dan Macam Bahan Pencemar

BAB III METODE PENELITIAN. sesuai dengan SNI no. 03 tahun 2002 untuk masing-masing pengujian. Kayu tersebut diambil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batu bata biasa digunakan sebagai bahan utama dalam pembuatan dinding

BAB I PENDAHULUAN. bangunan. Tanah yang terdiri dari campuran butiran-butiran mineral dengan atau

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam dunia konstruksi, tanah menduduki peran yang sangat vital dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SNI Standar Nasional Indonesia

Kartika Purwitasari, Achfas Zacoeb, Siti Nurlina ABSTRAK Kata Kunci : 1. Pendahuluan

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.4 Tahun Karakteristik Fisik Bata Merah dan Kaitannya dengan Analisa Harga Satuan Pekerjaan

PEMANFAATAN BETON DAUR ULANG SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT KASAR PADA BETON MUTU TINGGI

BAB III LANDASAN TEORI

STANDAR PENGUJIAN KUALITAS BATA PENGGANTI

I. PENDAHULUAN. Batu bata merupakan salah satu bahan yang sudah banyak dikenal oleh

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

KARAKTERISTIK MORTAR PADA LIMBAH ABU KELAPA SAWIT. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Kampus Binawidya Km 12,5 Pekanbaru, 28293, Indonesia

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh beratnya beban yang harus ditanggung oleh tanah berbutir halus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lempung lunak (soft cly) 2 Abu sekam padi diperoleh dari pembakaran sekam padi.

BAB IV HASIL PEMBAHASAN DAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gambar 1.1

VARIASI TANAH LEMPUNG, TANAH LANAU DAN PASIR SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATU BATA. Elianora*), M. Shalahuddin, Aljirzaid

BAB III EKSPERIMEN. 1. Bahan dan Alat

BAB IV METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. 1 Sampel tanah yang digunakan berupa tanah lanau yang berasal dari. Desa Yoso Mulyo, Kecamatan Metro Timur

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

Struktur Atas & Pasangan Batu Bata. Ferdinand Fassa

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

Bab IV Hasil dan Pembahasan

PEMANFAATAN LUMPUR LAPINDO SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR BETON

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. terhadap pergeseran cermin untuk menentukan faktor konversi, dan grafik

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

PENGARUH PENGGANTIAN SEBAGIAN AGREGAT HALUS DENGAN KERTAS KORAN BEKAS PADA CAMPURAN BATAKO SEMEN PORTLAND TERHADAP KUAT TEKAN DAN SERAPAN AIR

I. PENDAHULUAN. satunya pada konstruksi jalan raya. Stabilitas konstruksi perkerasan secara. baik yang mampu berfungsi sebagai daya dukung.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam membangun suatu jalan, tanah dasar merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGARUH PENGGUNAAN BATU DOLOMIT SEBAGAI AGREGAT KASAR TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada pembuatan dispersi padat dengan berbagai perbandingan

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Umum Dalam pengertian teknik secara umum, Tanah merupakan material yang

OPTIMALISASI PENGGUNAAN KOMPOSISI CAMPURAN MORTAR TERHADAP KUAT TEKAN DINDING PASANGAN BATA MERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Batako merupakan salah satu jenis batu yang biasanya digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. diimbangi oleh ketersediaan lahan, pembangunan pada lahan dengan sifat tanah

ANALISA KUAT LENTUR PADA BETON K-300 YANG DICAMPUR DENGAN TANAH KOHESIF

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat kasar

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. campuran tertentu. Beton merupakan satu kesatuan yang homogen. Beton

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat

Penelitian tugas akhir ini mencakup hal-hal yang berkaitan dengan topik

DAFTAR PENETAPAN STANDAR NASIONAL INDONESIA TAHUN 2008

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGGUNAAN PASIR DAN KERIKIL LOKAL DI KABUPTEN SUMENEP SEBAGAI BAHAN MATERIAL BETON DI TINJAU DARI MUTU KUAT BETON

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Universitas Sumatera Utara

1. Kontruksi Perkerasan Lentur (Flexible Pavement)

LIMBAH PADAT PABRIK KERAMIK SEBAGAI BAHAN CAMPURAN BATAKO DITINJAU TERHADAP KUAT TEKAN

Transkripsi:

UJI KUALITAS TANAH LEMPUNG DAN BATU BATA MERAH GAREGEH BUKITTINGGI Aidhia Rahmi 1, Azharie Syarief 2 1 Pendidikan Fisika, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat 2 Pendidikan Geografi, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat Email: aidhiarahmi@yahoo.co.id ABSTRAK Daerah Garegeh Bukittinggi merupakan salah satu sentral produksi batu bata di Sumatera Barat. Batu bata dibuat dengan bahan utama tanah lempung. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa kandungan mineral dan mengetahui struktur kristal dari tanah lempung yang digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata. Kajian terhadap kualitas batu bata hasil produksi juga dilakukan untuk mengetahui apakah kualitas memenuhi standar atau tidak. Uji kualitas batu bata meliputi: uji serapan air, ukuran, dimensi warna, serapan air dan kandungan garam. Hasil pengujian ini kemudian dibandingkan dengan mutu Standar Nasional Indonesia (SNI) batu bata. Dari hasil karakterisasi XRD menunjukkan tanah lempung daerah Garegeh mengandung mineral Al 2 H 2 K 0.7 O 12 Si 4 (Illite), Al 2 Si 2 O 5 (OH) 4 (Kaolit), Illite-smectite dan SiO 2 (Silicon Oxide). Dengan struktur kristal berbentuk monoclinic, anorthic dan hexagonal. Uji kulitas batu bata dilakukan dengan mengambil 10 sampel secara acak dari batu bata yang baru siap dibakar. Dari hasil uji serapan diperoleh persentanse serapan yang tinggi yaitu ± 80 %. Penyerapan yang tinggi terlihat dari batu bata yang kurang padat dan banyak terdapat rongga-rongga. Serta permukaan batu bata yang retak dan tidak rata. Ukuran batu bata memenuhi modul M-6 dengan rata-rata panjang, lebar dan tinggi masing-masingnya 22,2 cm, 11,3 cm dan 6,4 cm. Kata kunci: XRD, monoclinic, anorthic dan hexagonal

I. PENDAHULUAN Penggunaan batu bata dalam dunia kon-truksi baik sebagai pembentuk elemen struktur maupun non struktur belum dapat tergantikan. Hal ini dapat dilihat dari masih banyaknya proyek konstruksi yang memanfaatkan batu bata sebagai dinding pada pembangunan gedung dan perumahan, pagar, saluran, dan pondasi. Daerah Indonesia yang sering dilanda bencana gempa bumi, baik gempa vulkanik maupun tektonik. Bencana ini mengakibatkan korban jiwa, bangunan yang retak-retak bahkan ada yang sampai runtuh. Seiring dengan perkembangan teknologi dalam perencanaan bangunan tahan gempa, telah dikembangkan suatu pendekatan desain alternatif untuk mengurangi resiko kerusakan bangunan akibat gempa dan mampu mempertahankan integritas komponen struktural dan non-struktural terhadap gempa kuat [1]. Upaya non-struktural yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi agar tidak terjadinya kerusakan bangunan adalah memilih bahan bangunan yang berkualitas bagus dan tahan gempa [2]. Batu bata yang merupakan salah satu komponen bahan bangunan yang berhubungan dengan kekuatan sebuah bangunan permanen [3]. Upaya peningkatan kualitas batu bata telah banyak dilakukan diantaranya mengkaji pengaruh jenis bahan bakar serta campuran pasir terhadap kuat tekan bata dan optimasi suhu pembakaran [4]. Kelurahan Garegeh merupakan salah satu lokasi sentral pengrajin batu bata di Sumatera Barat. Namun sampai saat ini belum pernah dilakukan kajian untuk mengetahui kandungan mineral dan struktur kristal tanah lempung dari daerah tersebut. Masih kurangnya berbagai macam referensi mengenai kualitas batu bata yang layak dipakai, serta untuk mengetahui apakah batu bata yang diproduksi telah memenuhi standar SNI (Badan Standarisasi Nasional, 2002), maka penelitian ini penting dilakukan dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dapat lebih selektif membeli batu bata yang berkualitas. II. METODE Penelitian ini dilakukan melalui pengamatan secara langsung dan uji labolatorium terhadap batu bata hasil produksi dan tanah lempung yang digunakan sebagai bahan pembuatan batu bata. Uji kualitas batu bata dibatasi pada uji ukuran dan dimensi, uji kadar garam, uji penyerapan, uji dering, uji warna. Sedangkan terhadap tanah lempung dilakukan karakterisasi dengan menggunakan X-Ray Difraction (XRD) menggunakan menggunakan mesin XRD tipe e pert pro PW304/60 dari PANlytical. Sumber sinar-x dari sinar CuK α pada panjang gelombang (λ) = 0.1548 nm di laboratorium Fisika Universitas Negeri Padang. 2.1 Uji Ukuran dan Dimensi Sampel batu bata yang akan diukur panjang, lebar dan tinggi diambil 10 buah secara acak. Hasil pengukuran ini kemudian dibandingkan dengan ukuran standard SII-0021-78. Standard SII-0021-78 diperlihatkan pada Tabel 1. Tingkat penyimpangan ukuran batu bata standard menurut SK SNI S 04 1989 F diperlihatkan pada Tabel 2 Tabel 1 Modul standar ukuran batu bata menurut SII-0021-78 Modul Panjang Lebar Tebal M-5a 190 90 65 M-5b 190 140 65 M-6 220 110 55 Tabel 2 Tingkat penyimpangan ukuran batu bata merah menurut SK SNI S 04 1989 F Kelas Modul M-5a dan M- 5b Modul M-6 P L T P L T 25 2 3 5 2 3 5 50 2 3 4 2 3 5 100 2 3 4 2 3 4 2.2 Uji Kadar Garam (Abdullah, 2004) Batu bata diletakan berdiri dalam ember. Sebagian batu bata terendam dalam air dan sebagian lagi tidak. Perendaman dilakukan

selama seminggu. Pada proses ini air akan terserap ke dalam bata lewat bagian yang terendam di dalam air, kemudian mengalir ke atasnya dan menguap melalui permukaan bata yang berhubungan dengan udara. Dalam perjalanan air di batu bata dari bawah ke atas disertai pula dengan membawa garam yang telah terlarut. Apabila permukaan bata mengandung garam akan tampak bercakbercak putih. 2.3 Uji Penyerapan Uji penyerapan batu bata ini diawali dengan menimbang batu bata kering (M d ). Kemudian direndam dalam air selama 1 menit. Setelah direndam selama 1 menit, kemudian ditimbang lagi (M s ). Daya penyerapan dihitung dengan rumus: Daya penyerapan = (1) Dimana: L = luas permukaan batu bata 2.4 Uji Dering Pengujian bunyi dilakukan dengan memegang dua batu bata dan kemudian memukulnya satu sama lain, dengan pukulan tidak terlalu keras pada kedua bata tersebut. Bata yang baik akan mengeluarkan bunyi dering. 2.5 Uji Warna Karakterisasi ini dilakukan dengan melihat langsung warna batu bata yang telah dicetak sebelum dan sesudah dibakar. 2.6 Karakterisasi XRD Tanah lempung yang diperoleh dalam bentuk butiran yang kasar, untuk menghasilkan partikel berukuran kecil dilakukan top-down (pengecilan ukuran) yaitu memecah partikel berukuran besar menjadi partikel berukuran mikrometer (Enzo salami, 2010) melalui proses benefisiasi [4] setelah selesai baru dilakukan karakterisasi dengan Mesin XRD tipe e pert pro PW304/60 dari PANlytical. III HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Uji ukuran dan dimensi Setelah dilakukan pengukuran panjang, lebar, dan tebal dari 10 sampel batu bata yang diambil secara acak. Ukuran, keadaan permukaan dan dimensi dapat dilihat dari Tabel 3 Tabel 3 Ukuran, dimensi dan kesikuan batu bata daerah Garegeh N o P L T Permuka An Kesikua n 1 22,5 11,3 6,0 R dan TR B 2 22,3 11,2 6,2 R dan TR KB 3 22,8 11,3 6.5 R dan TR B 4 22,1 11,5 6,4 R dan TR B 5 22,6 11,0 6,3 R dan TR B 6 22,3 11,1 6,4 R dan TR KB 7 22,4 11,4 6,1 R dan TR 8 22,4 11,3 6,2 R dan TR B 9 22,3 11,6 6,2 R dan TR KB 10 22,5 11,2 6,4 R dan TR B Ket :R = Retak, TR = Tidak rata B= Baik dan KB kurang Baik Hasil pengukuran ini kemudian dibandingkan dengan modul batu bata SII- 0021-78 (Tabel 2.3). Setelah diukur rata - rata panjang, lebar dan tebal batu bata diperoleh modul 6. ukuran batu bata mendekati Sedangkan untuk dimensi batu bata meliputi keadaan permukaan, kesikuan, dan ketajaman. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, secara umum dapat disimpulkan dimensi batu bata kurang tajam. Pada saat ini pengrajin batu bata Garegeh mengalami kesulitan mendapat kualitas tanah lempeng yang berkualitas baik. Karena pengerukan tanah lempung dilakukan terus menerus dan sulit untuk mendapatkan sumber tanah lempung yang berkualitas baik. Ini mengakibatkan batu bata setelah dibakar pinggir-pinggirnya mudah pecahnya dan

adanya rongga-rongga pada permukaan batu bata. 3.2 Uji Serapan Daya serap ( gr/dm 2 /menit) 200 175 150 125 100 75 50 25 0 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Sampel Gambar 1 Perbandingan daya serap air antara kedua batu bata Dari gambar 3.1 daya serapan air batu bata. Koefisien penyerapan ini melebihi standard penyerapan batu bata yaitu 20 gr/dm 2 /menit [5]. Tingginya koefisien ini lebih dipengaruhi oleh kualitas tanah lempung yang digunakan. 3.3 Uji Kadar Garam Uji kadar garam menunjukkan bahwa batu bata daerah ini tidak mengandung kadar garam. Ini terlihat dari hasil pengamatan bahwa setelah batu bata direndam sampai dua minggu tidak terlihat adanya bercak-bercak putih. Ini didukung juga dengan hasil karakterisasi XRD menunjukkan bahwa unsur yodium tidak terkandung dalam tanah lempung. 3.4 Karakterisasi stuktur kristal Karakterisasi struktur kristal menggunakan sumber sinar X, dari pancaran CuK α pada panjang gelombang (λ) = 0.1548 nm. Analisis XRD pada penelitian ini digunakan untuk mengetahui komposisi jenis mineral dan struktur kristal yang ada pada sampel tanah lempung. Hasil uji difraktometer diperlihatkan pada Gambar 2. Gambar 2 Difraktokram sampel tanah lempung lambah Komposisi mineral lempung daerah Garegeh Al 2 H 2 K 0.7 O 12 Si 4 (Illite), Al 2 Si 2 O 5 (OH) 4 (Kaolit), Illite-smectite dan SiO2 (Silicon Oxide). Struktur kristal dari monoclinic, anorthic dan hexagonal Tabel 3.3 menunjukkan hasil konstanta kisi dari tanah lempung. Tabel 3 Konstanta kisi Mineral Hkl 2θ Konstanta kisi [110] 20,02 4,43 Illite [-131] 35,02 2,56 [112] 29,16 3,06 [-112] 24,29 3,66 Kaolinite Illite- Smectite [002] 24,84 3,58 [001] 12,34 7,16 [-202] 38,39 2,34 [131] 39,22 2,29 [-112] 24,39 3,64 [001] 8,83 10,01 [020] 19,74 4,49 [-131] 34,96 2,56 1. PENUTUP Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kualitas batu bata Garegeh lebih baik, tapi perlunya upaya peningkatan kualitas batu bata kedepannya. Juga kepada masyarakat dapat lebih hati-hati dalam membeli. 2. UCAPAN TERIMA KASIH

Terimakasih kepada unit UP3M Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumbar ynag telah membiayai penelitian ini. 3. DAFTAR PUSTAKA [1] Halauddin, M. Ginting, Irfan Gustian, dan Suhendra. 2011. Pengaruh Penambahan Polimer Emulsi Vinyl Acetate co Acrylic Pada Tanah Lempung Dengan Objek Pengujian Pada Kekuatan Batu Bata Menggunakan Metode Uniaxial. 7 (1) : 622-627. [2] Bandan Standarisasi Nasional P.U, 1991, SK SNI S-04-1991, Tentang Bata Merah Pejal, Yayasan Badan Penerbit Pekerjaan Umum, Jakarta [3] Tanarwanto M., dan Susanto T., 2003, Proyek Akhir : Uji Batu Bata Merah, Jurusan Teknik Sipil STTR Cepu, Blora. Enzo salami, Umberto tessari, Nicolo Colombia, Micol Mstrocico. 2010. Improved Gravitational Grain Size Separation Method. Applied Clay science.volume 48(4): 612-614. [4] Abdulloh. 2004. Evaluasi Teknik Uji Geser dan Uji Tekan dalam Kajian Pengaruh Kadar Air dan Penambahan Zat Limbun terhadap karakteristik Plastisitas lempung asal Dsn. Pandisari Ds. Sawoo Kec. Kutorejo Kab. Mojokerto, Bandung: Departemen Kimia Fakultas MIPA [5] Guntur R, Sulistia, Subandi.. Penelitian Kualitas Bata Dan Pengaruh Jenis Bahan Bakar Serta Campuran Pasir Terhadap Kuat Tekan Bata. Majalah Ilmiah STTR Cepu: ISSN 1693 7066 [6] Mardiyati dan Harjana, 2010, Optimasi suhu pembakaran batu bata merah dengan penambahan limbah batu bata untuk meningatkan kualitas batu bata. Prosiding pertemuan ilmiah XXIV. April 2010. 317-322