BAB I PENDAHULUAN PENGARUH KOMITMEN DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP KINERJA GURU DI SMK KENCANA BANDUNG

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Indonesia menduduki posisi sentral dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Anissa Dwi Ratna Aulia, 2014

2015 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI TERHADAP LOYALITAS PEGAWAI DI KANTOR DINAS PENDIDIKAN KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. yang diperoleh peserta didik. Menurut pendapat Nurkencana (1986:92) bahwa

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Madrasah Tsanawiyah Kifayatul Achyar

BAB I PENDAHULUAN. kinerja karyawan. Peningkatan kinerja karyawan yang baik diperoleh dari upaya

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Shandy Fauzan, 2014

BAB I PENDAHULUAN. maupun organisasi yang berorientasi pada laba, namun human assets-lah yang

I. PENDAHULUAN. karakter suatu bangsa dibangun dari proses pendidikan. Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

PENGARUH PENEMPATAN TERHADAP EFEKTIVITAS KERJA KARYAWAN DI DINAS PENDIDIKAN KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAH ULUAN 1.1 Ga G mb m a b ra r n n Umu m m m Obj b ek k Pene n lit e ian a. Pro r fil Org r anis n a is sis

BAB I PENDAHULUAN. Upaya pembangunan pendidikan di Indonesia dilaksanakan dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. aset utama dari suatu instansi maupun perusahaan. Setiap sistem organisasi baik

BAB I PENDAHULUAN. tantangan di era global semakin kompleks. Seiring melesatnya ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan. Bisa dilihat saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian SMK Telkom Pariwisata Bandung (SMK TPB)

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan merupakan makhluk sosial yang menjadi kekayaan utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan adalah SMK (Sekolah Menengah Kejuruan) menuntut. meningkatkan minat belajar siswa yaitu SMK Bina Wisata Lembang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memegang peranan yang sangat dominan dalam aktifitas organisasi, karena

BAB I PENDAHULUHUAN. A. Latar Belakang Masalah. UU No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. Mulyasa (2008:28) mengemukakan guru sangat menentukan keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian RESTU NURPUSPA, 2015

BAB I PENDAHULUAN. maju dapat dilihat dari mutu pendidikannya. Menurut data Organisasi Pendidikan,

LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2 DI SMK NEGERI 5 SEMARANG

Research and Development Journal of Education Vol. 3 No.1 Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Upaya peningkatan mutu pendidikan menjadi agenda penting pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan pendidikan untuk semua atau Education For All (EFA) di Indonesia menurun.

2015 IMPLEMENTASI SISTEM D UAL MOD E UNIVERSITAS TERBUKA

2015 PENGARUH KOMUNIKASI INTERPERSONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI KERJA GURU DI SMK PGRI 2 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Syah, tersebut (Wahab dan Umiarso, 2011: 138).

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Unsur sumber daya manusia memegang peranan sangat penting dalam

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Absen Guru Tahun Diklat /2013. Presentasi Kehadiran (%) 2010/ / /2013 Keterangan

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan untuk mempertahankan nilai-nilai agama, kebudayaan nasional

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Veithzal Rivai (2004:309) mendefinisikan penilaian kinerja

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Peran dari pendidikan tersebut adalah sebagai sarana dalam. meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas dan dapat bersaing secara global. Sebagai suatu sistem

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar perkembangan pendidikannya (Sanjaya, 2005). Menurut UU RI No

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna untuk meningkatkan mutu bangsa secara. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

2015 PROGRAM PENINGKATAN KINERJA GURU BIMBINGAN DAN KONSELING BERDASARKAN HASIL ANALISIS KINERJA PROFESIONAL

DISIPLIN KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI (SMK N) KOTA SOLOK

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam jasa outsourching, terutama dalam hal manpower supply. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. PT. Kereta Api (Persero) DAOP II Bandung dituntut agar selalu

I. PENDAHULUAN. penelitian. Adapun pembahasan secara lebih rinci ditunjukkan pada bagian-bagian

I. PENDAHULUAN. mencapai kualitas pendidikan adalah guru. Guru adalah figur yang

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator kemajuan suatu negara tercermin pada kemajuan bidang

I. PENDAHULUAN. identifikasi masalah, pembatasan masalah dan rumusan masalah. Untuk

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan kemajuan ekonomi suatu Negara tidak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 735 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN INKLUSI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. agar dapat berkembang. Sehingga perusahaan dapat memperoleh keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Rendahnya mutu lulusan dapat dilihat dari rendahnya daya saing sumber

BAB I PENDAHULUAN. individunya saling menunjang sehingga dapat dikatakan bahwa kepuasan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan merupakan salah satu prioritas utama yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. sebab itu hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Permasalahan pendidikan nasional adalah bagaimana meningkatkan mutu

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDIDIKAN GRATIS

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dan berjalan sepanjang perjalanan umat manusia. Hal ini mengambarkan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam rangka memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembangunan. Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan unsur terpenting dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Memasuki dekade kedua dalam kiprah usahanya, PT. Industri

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Guru sebagai salah satu sumber daya sebuah sekolah yang merupakan

2015 HUBUNGAN PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN KARIER DENGAN MOTIVASI KERJA KARYAWAN DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nurul Hakimah, 2013

I. PENDAHULUAN. Organisasi adalah sebuah unit sosial yang dikoordinasikan secara sadar oleh

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan metode pengajaran yang tepat. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan, sudah seharusnya memberikan pelayanan maksimal kepada

2016 PENGARUH KEPUASAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU-GURU YANG TELAH TERSERTIFIKASI DI SMK NEGERI 11 BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. sangat memperihatinkan. Berdasarkan data penelitian Human Development Index

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

I. PENDAHULUAN. diperlukan modal intelektual, modal sosial dan kredibilitas bangsa sehingga

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

NOMOR : % TAHUN 2017

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan salah satu negara yang dewasa ini sedang giat membangun. Salah satu sektor penting dalam pembangunan adalah sektor pendidikan. Undang-Undang Dasar tahun 1945 menyatakan bahwa, setiap warga negawa Indonesia berhak mendapatkan pendidikan. Pemerintah Indonesia melalui Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan telah melakukan usaha-usaha perbaikan dalam pencapaian yang ada dan untuk mempersiapkan sumber daya manusia. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa: Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Namun melihat kondisi nyata, terdapat informasi bahwa kualitas pendidikan di Indonesia masih rendah. Hal tersebut dinyatakan dalam website disdikpora.palangkaraya.go.id bahwa, kualitas Pendidikan Indonesia berada dalam posisi ke-69 tingkat dunia. Berdasarkan data dalam Education For All (EFA) Global Monitoring and Education yang dikeluarkan oleh Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNESCO) yang diluncurkan di New York, Senin (1/3/2011), Indeks Pembangunan Pendidikan atau Education Development Index (EDI) berdasarkan data tahun 2008 adalah 0,934. Nilai tersebut menempatkan Indonesia di posisi ke- 69 dari 127 negara. Jumlah nilai Indeks Pembangunan Pendidikan diperoleh dari empat kategori diantaranya, angka partisipasi pendidikan dasar, angka melek Page 1

huruf pada usia 15 tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender serta angka bertahan siswa hingga kelas V Sekolah Dasar (SD). Sangatlah prihatin, apabila melihat kondisi tersebut. Karena menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 5 ayat 1 tentang Hak dan Kewajiban Warga Negara, Orang Tua, Masyarakat, dan Pemerintah bahwa, setiap warga negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang bermutu. Oleh karena itu, perlu adanya pembaharuan baik dari sistem pendidikan, kualitas sumber daya manusia serta sarana dan prasarana yang mendukung kelancaran proses belajar mengajar di dalam kelas. Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah sumber daya manusia. Sumber daya manusia adalah salah satu penggerak utama atas kelancaran jalannya kegiatan usaha, bahkan maju mundurnya organisasi ditentukan oleh keberadaan sumber daya manusianya. Setiap organisasi perlu memperhatikan dan mengatur keberadaan anggotanya sebagai usaha meningkatkan kinerja yang baik. Salah satu masalah yang saat ini sedang terjadi yaitu rendahnya tingkat kinerja guru di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Salah satu organisasi yang dituntut untuk memiliki kinerja yang tinggi adalah SMK Kencana Bandung. SMK Kencana Bandung yang beralamat di Jl. Babakan Surabaya No. 44 Kota Bandung merupakan sekolah di bawah naungan Yayasan Wastukancana Mandiri dengan rumpun bisnis dan manajemen dan teknik informatika komputer. Hal ini membuat SMK Kencana harus menjadi contoh yang baik dalam menangani tugas dan pekerjaan khususnya untuk para pelajar dan umumnya bagi masyarakat luas. Sebagaimana telah dijelaskan dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 39 ayat 1 dan 2 menyatakan bahwa: 1. Tenaga kependidikan berugas melaksanakan administrasi, pengelolaan, pengembangan, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses pendidikan pada satuan pendidikan. 2. Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, Page 2

melakukan pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi. Di dalam melaksanakan tugas dan jabatannya, seseorang diharuskan memiliki sikap profesional. Bila tidak mungkin ia akan dianggap sebagai orang yang tidak kompeten di bidangnya. Begitu pun menjadi seorang guru bukan hanya mengajar di dalam kelas, tetapi ia juga harus menjaga hubungannya dengan sesama pendidik, ketenaga pendidikan bahkan dengan masyarakat luas. Menurut Surya (2004, hlm. 21) mengemukakan bahwa: dalam pengertian yang terbatas, guru diartikan sebagai satu sosok individu yang berada di depan kelas untuk mengajar siswa. Secara lebih luas, guru mempunyai makna sebagai seseorang yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mendidik peserta didik dalam mengembangkan kepribadiannya, baik yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah. Selain itu, menurut Kunandar (2007, hlm. 46) guru profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya sebagai guru dengan kemampuan maksimal. Sudah jelas bahwa, guru adalah sosok yang digugu dan ditiru serta paling dinantikan kehadiran di dalam kelas oleh para murid. Berdasarkan survei awal telah ditemukan kondisi kinerja guru yang masih belum optimal digambarkan dalam tingkat kedisiplinan pegawai seperti tingkat ketidakhadiran guru tanpa alasan, masih ada guru yang telat mengajar dan terlalu cepat pulang. Secara lebih rinci, indikasi belum optimalnya kinerja guru di SMK Kencana Bandung diantaranya: 1. Terdapat 20% guru yang telat mengajar ke kelas. Misalnya jadwal mengajar pukul 07.00 WIB, namun masih ada guru yang datang lebih dari waktu yang ditentukan. 2. Terdapat 18% guru yang pulang sebelum beres jadwal mengajar yaitu secepat-cepatnya pukul 13.00 WIB. Page 3

3. Fluktuatifnya tingkat ketidakhadiran guru tanpa alasan. Data tingkat tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 1.1 Persentase Ketidakhadiran Guru SMK Kencana Tahun 2014 Bulan Jumlah Guru Tanpa Alasan (Orang) Persentase Januari 50 4 8 Februari 50 7 14 Maret 50 5 10 April 50 8 16 Mei 50 3 6 Juni 50 10 20 Juli 50 9 18 Agustus 50 9 18 September 50 6 12 Oktober 50 8 16 November 50 8 16 Desember 50 10 20 Sumber: Tata Usaha SMK Kencana Kota Bandung, 2014 Tabel 1.1 memberikan informasi bahwa, tahun 2014 terdapat persentase ketidakhadiran guru tanpa alasan dan terlihat di setiap bulan masih ada guru yang tidak hadir ke sekolah. Padahal harapannya jumlah kehadiran guru bisa mencapai 100%. Page 4

Selain tingkat kedisiplinan guru, adapula kondisi hasil belajar di SMK Kencana Bandung dapat dilihat dari nilai terendah UN selama 3 tahun berturutturut seperti berikut: Tabel 1.2 Nilai Terendah Ujian Nasional (UN) 3 Tahun Terakhir No. Nilai Terendah UN Tahun Pelajaran 2011/2012 2012/2013 2013/2014 1. Matematika 5,25 2,00 2,75 2. Bahasa Indonesia 6,80 4,20 3,60 3. Bahasa Inggris 7,00 3,00 4,40 4. Kompetensi Keahlian 7,33 7,11 7,62 Sumber: Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat, 2014 Dari tabel 1.2 terlihat bahwa, masih terdapat siswa yang nilainya di bawah standar kelulusan yaitu 6,00. Setiap tahun pelajaran, seperti nilai UN matematika dan UN bahasa Indonesia menurun sedangkan nilai UN bahasa Inggris dan nilai UN kompetensi keahlian fluktuatif. Salah satu keberhasilan seorang murid ditentukan oleh kinerja guru. Tentunya seorang guru harus kompeten di bidangnya. Hal tersebut didukung oleh Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang menyatakan Page 5

bahwa, kompetensi guru adalah seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Selain kita perhatikan kondisi empirik tersebut, peningkatan kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung dapat didasarkan pada argumen teoritik. Menurut Mangkunegara (2007, hlm. 67) mengemukakan bahwa, kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan. Sebagai dasar landasan teori yang mendukung dugaan, faktor yang mempengaruhi kinerja guru bertitik tolak pada Grand Theory MSDM dari Flippo. Grand Theory MSDM yang dikemukakan Flippo (1996, hlm. 5-7), fungsi operasional MSDM terdiri dari pengadaan, pengembangan, kompensasi, integrasi, pemeliharaan dan pemutusan hubungan kerja. Menurut Wukir (2013, hlm. 53), fungsi pemeliharaan mencakup keselamatan kerja, konseling kerja, fasilitas makan, fasilitas kesehatan, kegiatan rekreasi dan program transportasi. Variabel komitmen dan variabel motivasi berprestasi termasuk kedalam kategori konseling kerja. Dengan adanya konseling kerja, diharapkan guru mampu meningkatkan komitmen dan motivasi berprestasi agar kinerja guru semakin lebih tinggi. Berdasarkan uraian-uraian tersebut, maka penulis merasa tertarik untuk mengkaji dan mengadakan penelitian lebih lanjut dalam skripsi yang berjudul: Pengaruh Komitmen dan Motivasi Berprestasi terhadap Kinerja Guru di SMK Kencana Kota Bandung. 1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah Faktor yang menunjukkan rendahya kinerja guru diduga disebabkan oleh rendahnya komitmen dan rendahnya keinginan untuk berprestasi. Rendahnya komitmen yang tertanam dalam diri guru dapat disebabkan oleh ketidaknyamanan guru berada di sekolah tersebut dan rendahnya keinginan berprestasi bisa Page 6

disebabkan oleh kurangnya kemauan dari dalam diri untuk unggul dalam setiap pekerjaan. Menurut Locke dan Latham (2002, hlm. 705-717), setiap individu, kelompok atau organisasi memiliki kriteria penilaian tertentu atas kinerja dan tanggung jawab yang diberikan. Secara individual, kinerja seseorang ditentukan oleh beberapa bidang sebagai berikut: (a) kemampuan (ability), (b) komitmen (commitment), (c) umpan balik (feedback), (d) kompleksitas tugas (task complexity), (e) kondisi yang menghambat (situational constraint), (f) tantangan (challenge), (g) tujuan (goal), (h) fasilitas, (i) keakuratan dirinya (self-efficacy), (j) arah (direction), (k) usaha (effort), (l) daya tahan/ketekunan (persistence), (m) strategi khusus dalam menghadapi tugas (task specific strategies). Kemudian menurut Keith Davis (Mangkunegara, 2000, hlm. 67)bahwa, kinerja seseorang adalah gabungan dari kemampuan dan motivasi. Adapun menurut Sutermeister (1999, hlm. 7): Secara garis besar faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan yaitu, motivasi, kemampuan, pengetahuan, keahlian, pendidikan pengetahuan, pelatihan, minat, sikap, kepribadian, kondisi-kondisi fisik, kebutuhan fisiologis, kebutuhan sosial dan kebutuhan egoistik. Dari berbagai faktor di atas penulis membatasi faktor yang akan diteliti sebagai pembatasan masalah yang akan diidentifkasi yaitu faktor komitmen dan faktor motivasi berprestasi. Disini penulis mengambil komitmen sebagai variabel independen pertama terhadap fokus permasalahan yaitu kinerja guru. Menurut Becker (1960) (Panggabean, 2004, hlm. 135), komitmen sebagai kecenderungan untuk terikat dalam garis kegiatan yang konsisten karena menganggap adanya biaya pelaksanaan kegiatan yang lain, penulis mengkerucutkan komitmen guru sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kinerja guru dengan memilih komitmen sebagai variabel bebas karena hal tersebut menunjukkan adanya kepedulian terhadap kemajuan sekolah. Page 7

Selain itu variabel motivasi berprestasi atau keinginan untuk berprestasi tertanam dari dalam diri seseorang karena orang tersebut ingin selalu unggul di semua kegiatan organisasi. Disini penulis menganggap bahwa seseorang individu membutuhkan dorongan untuk berprestasi agar tugas yang sedang ia laksanakan dapat selesai dengan hasil yang memuaskan. McClelland (Robbins, P dan Judge, A, alih bahasa Angelica, dkk, 2012, hlm. 230) juga mendefinisikan bahwa, kebutuhan prestasi adalah dorongan untuk melebihi, mencapai standar-standar, dan berjuang untuk berhasil. Pemilihan kedua variabel bebas ini diduga karena komitmen dan motivasi berprestasi mempunyai pengaruh dan satu sama lain berhubungan dengan fokus permasalahan penelitian ini yaitu kinerja guru di sekolah. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penelitian tentang Pengaruh Komitmen dan Motivasi Beprestasi terhadap Kinerja Guru di SMK Kencana Bandung dapat dirumuskan dalam pertanyaan (research question) sebagai berikut: 1. Bagaimanakah gambaran tingkat komitmen guru di SMK Kencana Kota Bandung? 2. Bagaimanakah gambaran tingkat motivasi berprestasi guru di SMK Kencana Kota Bandung? 3. Bagaimanakah gambaran tingkat kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung? 4. Seberapa besar pengaruh komitmen terhadap kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung? 5. Seberapa besar pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung? 6. Seberapa besar pengaruh komitmen dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung? Page 8

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk memperoleh pengetahuan dan kajian secara ilmiah tentang komitmen dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru. Analisis tersebut diperlukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel-variabel yang diteliti terhadap pelaksanaan tugas para guru di SMK Kencana Kota Bandung. Secara khusus, tujuan yang ingin dicapai melalui penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan tingkat komitmen pada guru di SMK Kencana Kota Bandung 2. Mendeskripsikan tingkat motivasi berprestasi pada guru di SMK Kencana Kota Bandung 3. Mendeskripsikan tingkat kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung 4. Mengukur pengaruh komitmen terhadap kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung 5. Mengukur pengaruh motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung 6. Mengukur pengaruh komitmen dan motivasi berprestasi terhadap kinerja guru di SMK Kencana Kota Bandung 1.4 Kegunaan Penelitian Apabila tujuan penelitan tersebut di atas tercapai, maka akan ada dua kegunaan penelitian ini yaitu kegunaan teoritis dan kegunaan praktis. 1. Kegunaan Teoritis Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah sebagai sarana untuk menambah ilmu pengetahuan khususnya pengetahuan tentang komitmen, motivasi berprestasi dan kinerja guru. Page 9

2. Kegunaan Praktis Secara praktis kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan masukan (informasi) bagi para pengambil keputusan dalam memahami sifat-sifat yang berkaitan dengan kinerja guru dalam menyelesaikan tugas dan pekerjaannya. Page 10