SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 KERANGKA TEORI. 19 Universitas Indonesia

BAHASAN SEKITARNYA YANG MERUPAKAN DASAR ADANYA GERAK DARI GERAK SISTEM OTOT TULANG TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendeteksi secara dini disfungsi tumbuh kembang anak. satunya adalah cerebral palsy. Cerebral palsy menggambarkan

BAB I PENDAHULUAN. Masa tumbuh kembang anak merupakan masa yang penting. Banyak faktor

DRA. SRI WIDATI, M.Pd. NIP JURUSAN PENDIDIKAN LUAR BIASA FIP UPI BANDUNG 2009

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

Modul ke: Pedologi. Cedera Otak dan Penyakit Kronis. Fakultas Psikologi. Yenny, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.

SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA

ANAK DGN GANGG. FISIK & MOTORIK

BAB I PENDAHULUAN. progresif, tetapi perkembangan tanda-tanda neuron perifer akan berubah akibat. maturasi serebral (Mahdalena, Shella. 2012).

STUDI KOMPARASI DALAM MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SENI TARI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PENYANDANG CEREBRAL PALSY

INTERVENSI PADA ANAK DENGAN GANGGUAN MOTORIK. Oleh: Dra. Sri Widati, M.Pd.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Cerebral palsy (CP). CP merupakan gangguan kontrol terhadap fungsi motorik

SELF EFFICACY PADA ANAK TUNADAKSA DI SD NEGERI MARGOSARI, PENGASIH, KULON PROGO SKRIPSI

MODIFIKASI MODEL PEMBELAJARAN BAGI ANAK CEREBRAL PALSY (Suatu Tantangan Kreativitas Guru) Oleh: Hermanto SP )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENYANDANG TUNADAKSA DI SEKOLAH INKLUSIF ISLAM

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT (NDT) PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGIA DI YPAC SURAKARTA

Meja Mandiri Siswa untuk Interior Sekolah Dasar Luar Biasa YPAC Surabaya bernuansa modern.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA CEREBRAL PALSY SPASTIC QUADRIPLEGI DENGAN METODE NEURO DEVELOPMENTAL TREATMENT (NDT) DI YPAC SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BINA GERAK DISAMPAIKAN DALAM DIKLAT PENDIDIKAN LATIHAN PROFESI GURU 2009 OLEH: NIA SUTISNA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

EVALUASI PROGRAM ASESMEN BAGI ANAK TUNADAKSA DI SEKOLAH LUAR BIASA GANDA DAYA ANANDA

BAB I PENDAHULUAN. salah satunya adalah cerebral palsy (CP). CP merupakan kelainan atau

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KONSEP ANAK TUNADAKSA. Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

I. KONSEP DASAR GERAK 1. PENGERTIAN GERAK MANUSIA

BAB I PENDAHULULUAN. di masyarakat terhambat. Seseorang dikatakan mengalami ketunadaksaan apabila

STUDY KBNYAMANAN RUANG GERAK BERDASAllAN PERlLAKU SISWA SLB - D TUNA DAASA STUDY KASUSPADA SL8 - D KALffiAYRM JOGJAKAlUA BAB I PENDAHULUAN

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Cerebral Palsy (CP) adalah suatu kelainan gerak dan. kerusakan atau gangguan disel-sel motorik pada susunan

BAB I PENDAHULUAN. yang penyebabnya adalah virus. Salah satunya adalah flu, tetapi penyakit ini

hambatan fisik dan motorik terbagi atas :. gangguan sitem serebrospinal.dan. gangguan sistem musculo skeletal. gangguan cerebrospinal terdiri dari: ce

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kelainan berupa kecacatan bentuk dan atau fungsi tubuh. Salah

Kelasl-Dl SLB-D1 YPAC Surakarta. Nikmah. SLB/DYPAC Surakarta ABSTRAK. Rata kunci: drill, motorik halus, bunyi, menulis, cerebralpalsy (CP)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PRESTASI MAHASISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS DI IAIN SALATIGA SKRIPSI

Oleh: Hermanto SP, M.Pd. Hp / Telp Rumah (0274) atau

PENGARUH MOBILISASI TRUNK TERHADAP PENURUNAN SPASTISITAS PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK DIPLEGI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Noviana Martiana, 2013

A. Bagian-Bagian Otak

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan suatu anugerah yang Tuhan berikan untuk orangtua.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN METODE NEURO DEVELOPMENT TREATMENT PADA CEREBRAL PALSY SPASTIK ATETOID HEMIPLEGI DI YPAC SURAKARTA

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem saraf manusia mempunyai struktur yang kompleks dengan berbagai

Sistem Saraf Tepi (perifer)

PENINGKATKAN FLEKSIBILITAS ALAT GERAK BAWAH MENGGUNAKAN METODE STRETCHING PADA ANAK TUNADAKSA KELAS III DI SLB RELABHAKTI 1 GAMPING SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. khusus karena anak tersebut menandakan adanya kelainan khusus. Mereka

PENDIDIKAN BAGI ANAK TUNADAKSA. Oleh: Sri Widati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. otak yang menghambat tumbuh kembang anak. Brunner dan Suddarth mengartikan

DETEKSI DINI KETERLAMBATAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR PADA ANAK

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfitri Amelia Rahman, 2013

UKDW BAB Latar Belakang

ORTOPEDI DALAM PENDIDIKAN ANAK TUNADAKSA

Sistem Saraf pada Manusia

Rehabilitasi pada perdarahan otak

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MOTORIK HALUS DALAM MENULIS PERMULAAN SISWA CEREBRAL PALSY SEDANG (Single Subject Research di Kelas V SLB Amal Bhakti Sicincin)

BAB 1 PENDAHULUAN. Stroke dapat menyerang kapan saja, mendadak, siapa saja, baik laki-laki atau

BAHAN KULIAH PERKEMBANGAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS KE 5 PPS-PLB. Dr.Mumpuniarti, M Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ulfah Saefatul Mustaqimah,2013

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

Dr. Soeroyo Machfudz, Sp.A(K), MPH Sub.bag Tumbuh Kembang/Ped. Sosial INSKA RS. Hermina / Bag. IKA FK-UII Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tumbuh kembang anak yang optimal merupakan dambaan setiap orang tua dan orang tua harus lebih memperhatikan

BAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari

Hemiplegia : salah satu sisi dari anggota tubuhnya (lengan dan kaki pada salah satu sisi

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. adalah anak yang mengalami gangguan fisik atau biasa disebut tuna daksa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peran fisioterapi memberikan layanan kepada individu atau kelompok

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

Definisi Bell s palsy

MOTOR DEVELOPMENT OLEH : B. EVI S

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO), diperkirakan terdapat sekitar 7-10 % anak berkebutuhan khusus

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Sears, 2001). Kartono & Gulo (2000), self-disclosure adalah suatu

ANALISIS KESULITAN DALAM PEMBELAJARAN PENJAS KELAS INKLUSI SE-KECAMATAN MLATI SKRIPSI

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rosenbaum dkk, palsi serebral adalah gangguan permanen gerakan

- Seluruh perilaku, gerak dan aktivitas kita dikontrol oleh otak, yang terdiri dari bermilyard-milyard sel otak.

Gangguan Neuromuskular

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH

PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Otak merupakan organ yang sangat vital bagi seluruh aktivitas dan fungsi

BAB I PENDAHULUAN. menetap selama hidup, tetapi perubahan gejala bisa terjadi sebagai akibat. dalam kelompok CP (Hinchcliffe, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. maupun pada anak dengan hambatan tumbuh kembang. Pembangunan. tercapainya kesadaran, kemauan, dan kemampuan untuk hidup sehat bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional di bidang kesehatan adalah upaya yang. dilaksanakan oleh semua komponen bangsa yang bertujuan untuk

Ruang Terapi Okupasi Activities of Daily Living (ADL) Anak Tunadaksa dengan Pendekatan Klasifikasi Gangguan

Lampiran 1 Meningkatkan Refleks Menelan melalui Latihan Vokal pada klien Stroke Non Hemoragik a. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. sumbatan penyempitan dan pecahnya pembuluh darah. killer, diabetes mellitus, obesitas dan berbagai gangguan aliran darah ke otak.

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini, akan dijelaskan tentang metode penelitian yang digunakan

PENYESUAIAN SOSIAL REMAJA TUNADAKSA BUKAN BAWAAN LAHIR SKRIPSI

CEDERA KEPALA, LEHER, TULANG BELAKANG DAN DADA

SKRIPSI. Disusun oleh: Renni Puji Hasttuti NIM. K Pembimbing: Prof. Dr. Sunardi, M.Sc Drs. Munawir Yusuf, M.Psi

TINGKAT KONTROL SISTEM SARAF OTONOM

Transkripsi:

SETYO WAHYU WIBOWO, dr. Mkes Seminar Tuna Daksa, tinjauan fisiologis dan pendekatan therapiaccupressure, KlinikUPI,Nov 2009

TUNA DAKSA Tuna Daksa(cacat tubuh) adalah kelainan pada tulang, otot atau sendi anggota gerak dan tubuh, kelumpuhanpadaanggotagerakdantubuh, tidak ada atau tidak lengkapnya anggota gerak atas dan anggota gerak bawah sehingga menimbulkan gangguan gerak

B. KlasifikasiTunadaksa Pada dasarnya kelainan pada tunadaksa dapat dikelompokkan menjadi dua bagian besar, yaitu (1) kelainan pada sistem serebral (Cerebral System) (2) kelainan pada sistem otot dan rangka(musculus Skeletal System).

1. Kelaianpadasistemserebral (cerebral system disorders). Penggolongan tunadaksa kedalam kelainan sistem serebral (cerebral) didasarkan pada letak penyebab kelahiran yang terletak didalam sistem syaraf pusat (otak dan sumsum tulang belakang). Kerusakan pada sistem syarap pusat mengakibatkan bentuk kelainan yang krusial, karena otak dan sumsum tulang belakang sumsum merupakan pusat komputer dari aktivitas hidup manusia. Di dalamnya terdapat pusat kesadaran, pusat ide, pusat kecerdasan, pusat motorik, pusat sensoris dan lain sebagainya. Kelompok kerusakan bagian otak ini disebut Cerebral Palsy (CP). Cerebral Palsy dapat diklasifikasikan menurut : (a) derajat kecacatan (b) topograpi anggota badan yang cacat dan (c) Sisiologi kelainan geraknya.

DERAJATKECACATAN Golongan ringan adalah : mereka yang dapat berjalan tanpa menggunakan alat, berbicara tegas, dapat menolong dirinya sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Mereka dapat hidup bersama-sama dengan anak normal lainnya, meskipun cacat tetapi tidak mengganggu kehidupan dan pendidikannya. Golongan sedang : ialah mereka yang membutuhkan treatment/latihan khusus untuk bicara, berjalan, dan mengurus dirinya sendiri, golongan ini memerlukan alat-lat khusus untuk membantu gerakannya, seperti brace untuk membantu penyangga kaki, kruk/tongkat sebagai penopang dalam berjalan. Dengan pertolongan secara khusus, anak-anak kelompok ini diharapkan dapat mengurus dirinya sendiri. Golongan berat : anak cerebral palsy golongan ini yang tetap membutuhkan perawatan dalam ambulasi, bicara, dan menolong dirinya sendiri, mereka tidak dapat hidup mandiri ditengah-tengah masyarakat.

TOPOGRAFI CP Monoplegia, hanya satu anggota gerak yang lumpuh misal kaki kiri sedang kaki kanan dan kedua tangannya normal. Hemiplegia, lumpuh anggota gerak atas dan bawah pada sisi yang sama, misalnya tangan kanan dan kaki kanan, atau tangan kiri dan kaki kiri. Paraplegia, lumpuh pada kedua tungkai kakinya. Diplegia, lumpuh kedua tangan kanan dan kiri atau kedua kaki kanan dan kiri (paraplegia) Triplegia, tiga anggota gerak mengalami kelumpuhan, misalnya tangan kanan dan kedua kakinya lumpuh, atau tangan kiri dan kedua kakinya lumpuh. Quadriplegia, anak jenis ini mengalami kelumpuhan seluruhnya anggota geraknya. Mereka cacat pada kedua tangan dan kedua kakinya, quadriplegia disebutnya juga tetraplegia.

Penggolonganfisiologi 1) Spastik Type Spastik ini ditandai dengan adanya gejala kekejangan atau kekakuan pada sebagian ataupun seluruh otot. Kekakuan itu timbul sewaktu akan digerakan sesuai dengan kehendak. Dalam keadaan ketergantungan emosional kekakuan atau kekejangan itu akan makin bertambah, sebaliknya dalam keadaan tenang, gejala itu menjadi berkurang. Pada umumnya, CP jenis spastik ini memiliki tingkat kecerdasan yang tidak terlalu rendah. Diantara mereka ada yang normal bahkan ada yang diatas normal.

Penggolonganfisiologi 2) Athetoid Pada tipe ini tidak terdapat kekejangan atau kekakuan. Ototototnya dapat digerakan dengan mudah. Ciri khas tipe ini terdapat pada sistem gerakan. Hampir semua gerakan terjadi diluar kontrol. Gerakan dimaksud adalah dengan tidak adanya kontrol dan koordinasi gerak.

Penggolonganfisiologi 3) Ataxia Ciri khas tipe ini adalah seakan-akan kehilangan keseimbangan, kekakuan memang tidak tampak tetapi mengalami kekakuan pada waktu berdiri atau berjalan. Gangguan utama pada tipe ini terletak pada sistem koordinasi dan pusat keseimbangan pada otak. Akibatnya, mengalami gangguan dalam hal koordinasi ruang dan ukuran, sebagai contoh dalam kehidupan sehari-hari : pada saat makan mulut terkatup terlebih dahulu sebelum sendok berisi makanan sampai ujung mulut.

Penggolonganfisiologi 4) Tremor Gejala yang tampak jelas pada tipe tremor adalah senantiasa dijumpai adanya gerakan-gerakan kecil dan terus menerus berlangsung sehingga tampak seperti bentuk getaran-getaran. Gerakan itu dapat terjadi pada kepala, mata, tungkai dan bibir.

Penggolongan fisiologi 5) Rigid Pada tipe ini didapat kekakuan otot, tetapi tidak seperti pada tipe spastik, gerakannya tanpak tidak ada keluwesan, gerakan mekanik lebih tampak. 6) Tipe Campuran Pada tipe ini seorang anak menunjukan dua jenis ataupun lebih gejala CP sehingga akibatnya lebih berat bila dibandingkan dengan anak yang hanya memiliki satu jenis/tipe kecacatan.

2. KelainanpadaSistemOtotdan Rangka(MusculusSceletalSystem) Penggolongan anak tunadaksa kedalam kelompok system otot dan rangka didasarkan pada letak penyebab kelainan anggota tubuh yang mengalami kelainan yaitu: kaki, tangan dan sendi, dan tulang belakang. Kelainan: Poliomyelitis Muscle dystrophy

Gangguansistemmuskuloskeletal a. Poliomylitis Penderita polio adalah mengalami kelumpuhan otot sehingga otot akan mengecil dan tenaganya melemah, peradangan akibat virus polio yang menyerang sumsum tulang belakang pada anak usia 2 (dua) tahun sampai 6 (enam) tahun.

Gangguansistemmuskuloskeletal b. Muscle Dystrophy Anak mengalami kelumpuhan pada fungsi otot. Kelumpuhan pada penderita muscle dystrophy sifatnya progressif, semakin hari semakin parah. Kondisi kelumpuhannya bersifat simetris yaitu pada kedua tangan atau kedua kaki saja, atau kedua tangan dan kedua kakinya. Penyebab terjadinya muscle distrophy belum diketahui secara pasti. Tanda-tanda anak menderita muscle dystrophy baru kelihatan setelah anak berusia 3 (tiga) tahun melalui gejala yang tampak yaitu gerakan-gerakan anak lambat, semakin hari keadaannya semakin mundur jika berjalan sering terjatuh tanpa sebab terantuk benda, akhirnya anak tidak mampu berdiri dengan kedua kakinya dan harus duduk di atas kursi roda.

SISTEM SARAF PUSAT (Otak & Med.Spinalis) Bagian Aferen SISTEM SARAF TEPI Saraf Motorik Otonom Bagian Eferen Saraf Motorik Somatik Simpatis Parasimpatis Somatik Viseral Organ RESEPTOR 15 Otot Polos Otot Jantung Kelenjar Otot Rangka Organ EFEKTOR SSP_faal/ik un/2006

Skema Hubungan Berbagai Area di Korteks Input Sensori Dipancarkan dari reseptor & saraf aferen Area sensorik primer Area sensorik yang lebih tinggi Area asosiasi Area motorik yang lebih tinggi Area motorik primer Output motorik 16 Area korteks yang pertama memproses input sensori spesifik dari bagian tubuh yang dipetakan somatotopik Elaborasi & penglahan lebih lanjut input sensori spesifik Integrasi, penyimpanan, dan penggunaan bbg input Sensori untuk merencanakan tindakan yg bertujuan Pemrograman urutan gerakan dalam konteks bbg Informasi yang diberikan Memerintahkan neuron eferan untuk memulai gerakan Volunter Dipancarkan mll neuron eferen ke otot rangka yang Sesuai untuk menjalankan tindakan yang diinginkan SSP_faal/ik un/2006

17 SSP_faal/ik un/2006

A. Sebab-sebabSebelumLahir (FasePrenatal) Infeksi atau penyakit yang menyerang ketika ibu mengandung sehinggamenyerangotakbayiyang sedangdikandungnya, misalnyainfeksi, sypilis, rubela, dantyphus abdominolis. Kelainan kandungan yang menyebabkan peredaran darah terganggu, tali pusat tertekan, sehingga merusak pembentukan syaraf-syarafdidalamotak. Radiasi langsung mempengaruhi sistem syarat pusat sehingga strukturmaupunfungsinyaterganggu. Trauma (kecelakaan) yang dapat mengakibatkan terganggunya pembentukan sistem syaraf pusat. Misalnya ibu jatuh dan perutnya membentur yang cukup keras dan secara kebetulan mengganggu kepala bayi maka dapat merusak sistem syaraf pusat

B. Sebab-sebabpadasaatkelahiran(fase natal, perinatal) Proses kelahiran yang terlalu lama karena tulang pinggang ibu kecil sehingga bayi mengalami kekurangan oksigen, kekurangan oksigen menyebabkan terganggunya sistem metabolisme dalam otak bayi, akibatnya jaringan syaraf pusat mengalami kerusakan. Pemakaian alat bantu ketika proses kelahiran yang mengalami kesulitan sehingga dapat merusak jaringan syaraf otak pada bayi. Pemakaian anestasi yang melebihi ketentuan. Ibu yang melahirkan karena operasi dan menggunakan anestesi yang melebihi dosis dapat mempengaruhi sistem persyarafan otak bayi, sehingga otak mengalami kelainan struktur ataupun fungsinya.

C. Sebab-sebabsetelahProses kelahiran(fasepost natal) Fase setelah kelahiran adalah masa mulai bayi dilahirkan sampai masa perkembangan otak dianggap selesai, yaitu pada usia 5 tahun. Hal-hal yang dapat menyebabkan kecacatan setelah bayi lahir adalah: 1. Kecelakaan/trauma kepala, amputasi. 2. Infeksi penyakit yang menyerang otak. 3. Anoxia/hipoxia.