BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. satu sama lain agar mereka tolong-menolong dalam semua kepentingan hidup

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGULANGAN PEKERJAAN BORONGAN PEMBUATAN TAS DI DESA KRIKILAN KECAMATAN DRIYOREJO KECAMATAN GRESIK

MUZARA'AH dan MUSAQAH

BAB IV ANALISIS HUKUM BISNIS ISLAM TERHADAP PENGAMBILAN KEUNTUNGAN PADA PENJUALAN ONDERDIL DI BENGKEL PAKIS SURABAYA

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME PENGUPAHAN PEMOLONG CABE DI DESA BENGKAK KECAMATAN WONGSOREJO KABUPATEN BANYUWANGI

BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya dan selalu bekerja sama. Allah berfirman tengan surat Al-Mai dah

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan akhirat yang kekal abadi. Namun demikian, nasib seseorang di akhirat nanti

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI HUTANG PUPUK DENGAN GABAH DI DESA PUCUK KECAMATAN DAWARBLANDONG KABUPATEN MOJOKERTO

BAB IV ANALISIS AKAD IJA>RAH TERHADAP PERJANJIAN KERJA ANTARA TKI DENGAN PJTKI DI PT. AMRI MARGATAMA CABANG PONOROGO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERJANJIAN BAGI HASIL PENGOLAHAN TANAH DI DUSUN DARAH DESA SADENGREJO KEC. REJOSO KAB.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI BARANG SERVIS DI TOKO CAHAYA ELECTRO PASAR GEDONGAN WARU SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGUPAHAN DI DESA SUMBERREJO KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO. Kecamatan Wonoayu Kabupaten Sidoarjo

BAB IV. A. Analisis terhadap Sistem Bagi Hasil Pengelolaan Ladang Pesanggem Antara

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM PENETAPAN HARGA PADA JUAL BELI AIR SUMUR DI DESA SEBAYI KECAMATAN GEMARANG KABUPATEN MADIUN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI SAWAH BERJANGKA WAKTU DI DESA SUKOMALO KECAMATAN KEDUNGPRING KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENUKARAN UANG DENGAN JUMLAH YANG TIDAK SAMA JIKA DIKAITKAN DENGAN PEMAHAMAN PARA PELAKU

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi maksud-maksudnya yang kian hari makin bertambah. 1 Jual beli. memindahkan milik dengan ganti yang dapat dibenarkan.

Pembiayaan Multi Jasa

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTEM JUAL BELI IKAN DENGAN PERANTAR PIHAK KEDUA DI DESA DINOYO KECAMATAN DEKET KABUPATEN LAMONGAN

BAB I PENDAHULUAN. ajaran yang sangat sempurna dan memuat berbagai aspek-aspek kehidupan

BAB IV ANALISIS TERHADAP JUAL BELI IKAN BANDENG DENGAN PEMBERIAN JATUH TEMPO DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berpasang-pasangan termasuk di dalamnya mengenai kehidupan manusia, yaitu telah

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP OPERASIONALISASI DANA DEPOSITO DI BNI SYARI AH CAB. SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah saw. diberi amanat oleh Allah swt. untuk menyampaikan kepada. tercapainya kehidupan yang bahagia dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

MURA<BAH{AH BIL WAKA<LAH DENGAN PENERAPAN KWITANSI

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV\ ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN PERJANJIAN SEWA SAWAH NGGANTUNG PARI DI DESA BECIRONGENGOR KECAMATAN WONOAYU KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. Daya Dan Lingkungan Pereira. (Kanisius: Yogyakarta. 2003), Hal 5. 1 Hefni Effendi, Telaah Kualitas Air 8agi Pengelolaan Sumber

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN UPAH DENGAN KULIT HEWAN KURBAN DI DESA JREBENG KIDUL KECAMATAN WONOASIH KABUPATEN PROBOLINGGO

BAB I PENDAHULUAN. manusia guna memperoleh kebahagian di dunia dan akhirat. Salah satu aspek

ZAKAT PENGHASILAN. FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 3 Tahun 2003 Tentang ZAKAT PENGHASILAN

BAB III KAJIAN TEORITIS TENTANG SISTEM BAGI HASIL

KAIDAH FIQH. Disyariatkan Mengundi Jika Tidak Ketahuan Yang Berhak Serta Tidak Bisa Dibagi. حفظه هللا Ustadz Ahmad Sabiq bin Abdul Lathif Abu Yusuf

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Narasumber: DR. Ahmad Lutfi Fathullah, MA Video kajian materi ini dapat dilihat di

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN WASIAT DENGAN KADAR LEBIH DARI 1/3 HARTA WARISAN KEPADA ANAK ANGKAT

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENERAPAN AKAD QARD\\} AL-H\}ASAN BI AN-NAZ AR DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

PAKET FIQIH RAMADHAN (ZAKAT FITRAH)

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 285

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELAKSANAAN SEWA MENYEWA POHON UNTUK MAKANAN TERNAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Makalah hingga Skripsi dan tesis baik dalam bentuk copy maupun dalam bentuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PEMBIAYAAN MURA<BAH{AH DI BMT MADANI TAMAN SEPANJANG SIDOARJO

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK JUAL BELI CEGATAN DI DESA GUNUNGPATI KECAMATAN GUNUNGPATI KOTA SEMARANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HAK KHIYA>R PADA JUAL BELI PONSEL BERSEGEL DI COUNTER MASTER CELL DRIYOREJO GRESIK

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP AKAD JASA PENGETIKAN SKRIPSI DENGAN SISTEM PAKET DI RENTAL BIECOMP

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. wawancara kepada para responden dan informan, maka diperoleh 4 (empat) kasus

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT MELALUI LAYANAN M-ZAKAT DI PKPU (POS KEADILAN PEDULI UMAT) SURABAYA

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan. Tema: Mengganti Puasa Yang Ditinggalkan

BAB IV. PENYELESAIAN MASALAH PERJANJIAN KERJA ANTARA PEMILIK APOTEK DAN APOTEKER DI APOTEK K-24 KEBONSARI SURABAYA DAlAM PRESPEKTIF HUKUM ISLAM

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

BAB I PENDAHULUAN. sejak dini, karena tiada ilmu yang lebih utama untuk dipelajari oleh umat

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dalam ilmu ekonomi. Terpenuhinya kebutuhan material inilah yang

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

Derajat Hadits Puasa TARWIYAH

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK PENGEMBALIAN SISA PEMBAYARAN DI KOBER MIE SETAN SEMOLOWARU

MUZARA AH DAN APLIKASINYA PADA PERBANKAN SYARI AH

PANDUAN ISLAMI DALAM MENAFKAHI ISTRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

TAFSIR SURAT AL-BAYYINAH

BAB I PENDAHULUAN. Undang No. 20 Tahun 2003 Bab II Pasal 3 sebagai berikut. Hal ini sejalan pula dengan Hadist Rasulullah SAW dari Abu Hurairah r.a.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an ialah kitab suci yang merupakan sumber utama bagi ajaran

A. Analisis Tentang Tata Cara Akad Manusia tidak bisa tidak harus terkait dengan persoalan akad

Solution Rungkut Pesantren Surabaya Perspektif Hukum Islam

MUZARA AH, MUKHABARAH, DAN MUSAQAH. Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas pada mata kuliah Fiqih. Dosen Pengampu: Saifullah, M.

DANA TALANGAN H A J I. خفظ اهلل Oleh: Ustadz Dr. Erwandi Tirmidzi, MA. Publication: 1433 H_2012 M DANA TALANGAN HAJI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN HADIAH JALAN SEHAT DARI HASIL PENJUALAN KUPON. Kupon Di Desa Made Kecamatan Sambikerep Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. piutang dapat terjadi di dunia. Demikian juga dalam hal motivasi, tidak sedikit. piutang karena keterpaksaan dan himpitan hidup.

Tata Cara Shalat Malam

BAB II KERJASAMA USAHA MENURUT PRESPEKTIF FIQH MUAMALAH. Secara bahasa al-syirkah berarti al-ikhtilath (bercampur), yakni

BAB IV MUSNAD AL-SHĀFI Ī DALAM KATEGORISASI KITAB HADIS STANDAR. Ulama hadis dalam menentukan kitab-kitab hadis standar tidak membuat

Menzhalimi Rakyat Termasuk DOSA BESAR

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP KLAIM ASURANSI DALAM AKAD WAKALAH BIL UJRAH

Hadits-hadits Shohih Tentang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana sempurnanya Islam. Islam adalah agama yang lengkap dan sempurna,

Syarah Istighfar dan Taubat

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENAHANAN SAWAH SEBAGAI JAMINAN PADA HUTANG PIUTANG DI DESA KEBALAN PELANG KECAMATAN BABAT KABUPATEN LAMONGAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PENYELESAIAN PEMBIAYAAN MUD{A>RABAH PADA NASABAH YANG TELAH PAILIT DI PT. BNI SYARI AH CAPEM NGAGEL SURABAYA

Hukum Bersumpah Atas Nama Nabi Muhammad shalallahu alihiwasallam

BAB IV GADAI TANAH PERTANIAN SEBAGAI BARANG GADAI DAN PEMANFAATANNYA OLEH PENERIMA GADAI DI DESA GUNUNGANYAR KECAMATAN SOKO KABUPATEN TUBAN

Publication: 1434 H_2013 M. Benang Tipis K E M U D A H A N. Download > 600 ebook Islam di

BAB IV. A. Analisis Terhadap Dasar Hukum yang Dijadikan Pedoman Oleh Hakim. dalam putusan No.150/pdt.G/2008/PA.Sda

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN NAFKAH ANAK ATAS DASAR EX AEQUO ET BONO DALAM STUDI PUTUSAN No.1735/Pdt.G/2013/PA.

Materi Kajian Kitab Kuning TVRI Edisi Ramadhan

FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 4 Tahun 2003 Tentang PENGGUNAAN DANA ZAKAT UNTUK ISTITSMAR (INVESTASI)

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghadapi segala tantangan yang akan timbul, lebih-lebih dalam

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP UTANG PIUTANG HEWAN TERNAK SEBAGAI MODAL PENGELOLA SAWAH DI DESA RAGANG

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PANDANGAN TOKOH AGAMA TENTANG PENAMBAHAN UANG SEWA TAMBAK DI DESA GISIK CEMANDI KEC. SEDATI KAB.

BAB IV PENERAPAN AKAD BAYʽ BITHAMAN AJIL DALAM PENINGKATAN KEUNTUNGAN USAHA DI KOPONTREN NURUL HUDA BANYUATES SAMPANG MADURA

Hukum-Hukum Wasiat. Lajnah Daimah Untuk Riset Ilmiah Dan Fatwa. Terjemah :Muhammad Iqbal A.Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

BAB IV ANALISIS TERHADAP MEKANISME PEMBIAYAAN EMAS DENGAN AKAD RAHN DI BNI SYARIAH BUKIT DARMO BOULEVARD CABANG SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah dan Penegasan Judul

Tafsir Depag RI : QS Al Baqarah 286

Kaidah Fiqh BERSUCI MENGGUNAKAN TAYAMMUM SEPERTI BERSUCI MENGGUNAKAN AIR. Publication in CHM: 1436 H_2015 M

MENANGGUNG AMANAT KETIKA ADA KERUSAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

Bagi YANG BERHUTANG. Publication: 1434 H_2013 M. Download > 600 ebook Islam di PETUNJUK RASULULLAH

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bekerja merupakan suatu kewajiban bagi setiap manusia dan dianjurkan di dalam islam seperti yang tercantum dalam Al-Quran Surat At-Taubah ayat 105: Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul- Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan. Isi kandungan ayat diatas adalah: 1. Setiap umat islam diperintahkan untuk bekerja keras, sehingga menjadi umat yang mampu (kuat ekonominya). 2. Umat islam yang mampu (kuat ekonominya) lebih unggul dengan umat islam yang kurang mampu. 1

2 3. Umat islam yang mampu dan beriman, dapat menyelamatkan dirinya sendiri dan umat islam lain yang masih lemah dari ancaman kekafiran. 4. Allah SWT akan menampakkan dan memberi balasan dari setiap amal perbuatan manusia kelak di akhirat. Dalam bekerja itu sendiri banyak sektor-sektor pekerjaan yang bisa manusia lakukan salah satunya adalah pada sektor pertanian. Masyarakat pedesaan yang pada umumnya hanya menggantungkan hidupnya dari hasil pertanian, dimana taraf pendapatan mereka berbeda-beda. Sebagian dari mereka ada yang memiliki lahan sendiri untuk digarap, yang luasnya bervariasi. Tetapi ada juga yang tidak memiliki lahan sendiri untuk digarap sehingga untuk mencukupi kebutuhannya, mereka bekerjasama dengan yang memiliki lahan untuk menggarap lahan pertaniannya dengan imbalan bagi hasil. Sebagaimana masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Desa Kaligading Kecamatan Boja. Kabupaten Kendal yang penduduknya mayoritas bermata pencaharian sebagai petani. Petani ini sendiri ada dua macamnya, yaitu petani yang memiliki lahan sendiri dan menggarapnya sendiri serta petani penggarap, yakni petani yang menggarapkan lahan sawah milik orang lain. Desa Kaligading sendiri merupakan desa dengan penghasil tanaman padi terbesar di Kecamatan Boja, karena di Desa Kaligading masih

3 terdapat lahan pertanian padi yang cukup luas dibanding dengan desa-desa lain yang ada di kecamatan Boja. Di desa Kaligading praktek penggarapan lahan oleh petani penggarap masih dilakukan hingga sekarang, hal ini dikarenakan banyak petani yang berada di desa tersebut tidak memiliki lahan sendiri sehingga mereka pun bekerjasama dengan pihak yang memiliki lahan/ menggarap lahan orang lain. Petani penggarap ini bukan merupakan mata pencaharian utama, melainkan pekerjaan sampingan. Hal ini dilakukan guna untuk memperoleh tambahan penghasilan/pendapatan guna mencukupi kebutuhan sehari-hari. Para petani penggarap ini memiliki profesi lain selain sebagai petani penggarap seperti ada yang menjadi pedagang, buruh pabrik, tukang bangunan, buruh pemecah batu dan lain sebagainya. Namun ada juga yang benar-benar sebagai petani penggarap saja dimana penghasilannya hanya bergantung pada bagi hasil pertanian dari sawah yang digarap. Di Desa Kaligading praktek semacam itu dikenal dengan sebutan praktek Maro. Maro berasal dari bahasa jawa yang berarti separo-separo, penduduk setempat menyebutnya maro. Dalam bahasa Indonesia yakni berarti setengah bagian. Praktek maro ini dalam hukum islam termasuk kedalam praktek muzara ah, hal ini dikarenakan praktek maro merupakan praktek kerjasama antara pemilik lahan dan petani penggarap dimana pihak pemodal atau pemilik lahan tidak

4 mengeluarkan bibit/benih yang akan ditanam, tetapi yang mengeluarkan benih yaitu pihak petani penggarap serta lahan yang digarap masih merupakan lahan kosong dimana belum ada tanaman, dan petani penggaraplah yang mengolah lahan serta menanaminya. Di dalam praktek maro pembagian hasil sudah menjadi kesepakatan diawal, dimana hasil dibagi menjadi dua bagian yakni ½ bagian untuk pemilik lahan dan ½ bagian untuk petani penggarap ketika sudah panen. Seberapapun panen yang diperoleh sama-sama dibagi menjadi dua bagian untuk pemilik lahan dan petani penggarap. Muzara ah yang sesuai dengan praktek maro ini adalah muzara ah yang dikemukakan oleh Syaikh Ibrahim al-bajuri yaitu sistem bagi hasil. 1 Dalam membahas pendapatan, tentu harus diketahui terlebih dahulu tentang pengertian pendapatan secara umum. Menurut Kusnadi dalam buku Akuntansi Keuangan Menengah: Prinsip, Prosedur dan Metode menyatakan bahwa: pendapatan adalah suatu penambahan aktiva (harta) yang mengakibatkan bertambahnya modal tetapi bukan karena penambahan modal dari pemilik atau bukan hutang melainkan melalui penjualan barang atau jasa kepada pihak lain, karena pendapatan ini dapat dikatakan sebagai kontra 1.Sabiq, Sayyid. Fikih Sunnah jilid 12, terjemahan: Kamaluddin A. Marzuki. hlm 148. Al-Ma arif: Bandung.

prestasi yang diterima atas jasa-jasa yang telah diberikan kepada pihak lain. 2 Sedangkan pendapatan bersih dalam usaha tani yang dikemukakan oleh Soekartawi adalah selisih antara total penerimaan dengan total biaya. Mengacu pada teori tersebut maka dapat digunakan untuk menentukan pendapatan petani penggarap, yaitu total penerimaan dikurangi 5 dengan biaya-biaya petani penggarap selama proses produksi setelah ketemu hasil tersebut dibagi menjadi dua bagian masing-masing sebesar 50% untuk kedua belah pihak, yaitu pemodal (pemilik lahan) sebesar 50% dan petani penggarap 50%. Praktek maro atau dalam islam termasuk kedalam muzara ah ini diperbolehkan apabila pembagiannya yaitu hasil panen tersebut yang dibagi menjadi dua bagian bukan pengaplingan lahannya. Karena jika pengaplingan ada kemungkinan merugikan salah satu pihak. Pendapat yang memperbolehkan yakni Jumhur ulama diantaranya Imam Malik, para ulama Syafiiyyah, Abu Yusuf dan Muhammad bin Hasan (dua murid Imam Abu Hanifah), Imam Hanbali dan Dawud Ad- Dzahiry. 2.H. Kusnadi. Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate),Prinsip, Prosedur &Metode, Edisi Pertama, Brawijaya Malang.2000

6 Mereka menyatakan bahwa Muzara ah diperbolehkan dalam Islam. Pendapat mereka didasarkan pada Al-Qur an, Sunnah, Ijma dan dalil aqli. Rasulullah SAW bersabda : ع ن ع ب د الل ه ر هض ي الل ع ن ه ق ال : أع ط ى ر س ول الل ص لى الل ع ل ي ه و س ل م خ يب ر ل ه ل ي هو د أن ي ع مل و ها و ي ز ر عو ه ا و ل م شط ر م ا ي رج ه من ها Artinya: Dari Abdullah ra, berkata, Rasulullah SAW memberikan lahan pertanian Kaibar kepada orang-orang yahudi untuk mereka kelola dan tanami, dan bagi mereka separuh hasilnya. (HR. Bukhari). 3 Namun ada pendapat yang melarang Muzara ah yakni Abu Hanifah, Zafar dan Imam Syafii mengatakan bahwa Muzara ah fasidah (rusak) jika pembagiannya 1/3, 1/4 atau semisalnya. Majhul karena tidak ada kepastian hasil yang akan dituai nanti misalnya seperti gagal panen, namun pendapat ini dibantah oleh para ulama sebagai berikut : a. Hadits yang dijadikan dalil untuk melarang akad muzara ah tidak bisa digunakan untuk menggeneralisir pelarangan akad muzara ah. Hadits tersebut mengkhususkan pada suatu kondisi ketika pemilik tanah mengapling bagian lahan 3.Mahmud Abdul Karim Ahmad Irsyid, al-syamil fi muamalat wa amaliyyat al-masharif al-islamiyyah, Dar an-nafais Yordania, 2007, hal.151.

7 tertentu untuk ditanami sendiri sehingga bisa jadi akan menimbulkan kerugian di pihak penggarap pada saat panen nanti. Ada kemungkinan tanah pihak penggarap tidak menghasilkan sama sekali. Kalau demikian, dari mana pihak penggarap akan mendapatkan bagian dari hasil garapannya. b. Akad muzâra ah bukanlah bagian dari akad Ijarah, akan tetapi bagian dari mudarabah. Dalam akad mudarabah, kesepakatan persentase pembagian hasil boleh ditentukan diawal dan hal ini tidaklah merusak akad tersebut. Hal yang sama bisa kita lihat juga dalam muzâra ah. Ada karakteristik khusus yang dimiliki oleh muzâra ah dibandingkan penyewaan tanah biasa. Dalam muzâra ah upah yang didapat adalah persentase sebenarnya dari hasil panen yang didapat dari tanah garapan baik itu seperempat, setengah atau sepertiganya. Sedangkan dalam penyewaan tanah biasa, upah yang didapat oleh pemilik tanah adalah jumlah tertentu baik berupa uang atau barang (hasil bumi) yang bukan merupakan hasil dari tanah garapan, ataupun mungkin hasil dari tanah garapan akan tetapi jumlahnya sudah ditentukan terlebih dahulu tanpa dasar persentase dari awal, satu ton gandum misalnya atau 100 kg beras dan sebagainya. c. Sayyid Sabiq dalam kitabnya Fiqh Sunnah juga menyebutkan sanggahan terhadap pelarangan muzâra ah yang dilandaskan

8 pada hadist Rafi bin Khudaij. Hadits tersebut telah disanggah keumuman penerapan larangannya oleh Zaid bin Tsabit ra bahwa pelarangan itu untuk menyelesaikan/melerai perselisihan, ia berkata: Semoga Allah mengampuni Rafi bin Khudaij. Demi Allah, aku ini lebih tahu tentang hadits daripadanya. Pelarangan itu sebenarnya turun karena dua orang mendatangi Nabi SAW, mereka dari golongan Anshar yang nyaris saling membunuh karena perselisihan bagi hasil tanam. Pada praktik maro pembagian hasil sudah disepakati sejak awal yakni pembagian hasil panen masing-masing ½ bagian untuk pemodal (pemilik lahan) dan penggarap sawah, jelas antara hak dan kewajiban bagi pemodal dan penggarap sawah, tidak ada hal yang dilakukan diluar kesepakatan bersama sehingga hal-hal yang sifatnya merugikan salah satu pihak tidak terjadi. Dalam menjalankan praktik maro di Desa Kaligading ini ada dua belah pihak yang bekerja sama yaitu pemodal (pemilik tanah) dan petani penggarap. Dimana pemodal (pemilik lahan) hanya bermodalkan lahan garapan saja dan berhak mendapat ½ bagian dari hasil panen nantinya. Sedangkan bagi pihak penggarap adalah mengeluarkan modal berupa benih, pupuk, biaya penyewaan traktor, serta biaya untuk membayar para buruh tani dan hak bagi penggarap adalah mendapatkan hasil panen sebanyak ½ bagian.

Biaya yang harus dikeluarkan oleh petani penggarap tiap kali menggarap sawah yakni berupa pembelian pupuk, pembelian benih, biaya untuk menyewa traktor serta upah untuk tenaga yang akan dipekerjakan yang banyaknya disesuaikan dengan luas lahan yang akan ditanami. Selain itu petani juga mengeluarkan biaya lain-lain yakni biaya yang dikeluarkan petani penggarap diluar biaya pokok produksi. Pendapatan petani penggarap yang menjalankan praktik maro dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 1. Pendapatan petani penggarap pada praktek maro periode 1 tahun (hasil paroan) 4 9 No 1. Bulan Panen Desember- Maret Hasil Panen 520 kg beras 2. April-Juli 520 kg beras 3. Agustus- November 520kg beras Pendapatan Dalam Rupiah 520 kg x Rp. 8.000 (harga 1 kg beras di pasaran) = Rp. 4.160.000 520 kg x Rp. 8.000 (harga 1 kg beras di pasaran) = Rp. 4.160.000 520 kg x Rp. 8.000 (harga 1 kg beras di pasaran) = Rp. 4.160.000 TOTAL 1.560 kg beras Rp. 12.480.000 RATA-RATA 520 kg Rp. 4.160.000 Luas Lahan Garapan :5.000 m 2 Pada tabel 1 diatas, dapat dilihat luas lahan yang dimiliki Bapak Sutanto (salah satu sampel petani penggarap di Dusun Sidawung Desa Kaligading) 5000 m 2 panen. Dalam satu tahun 4. Wawancara dengan Bapak Sutanto, salah satu petani penggarap di Dusun Sidawung Desa Kaligading pada tanggal 15 Desember 2015.

10 panen sebanyak 3 kali, yaitu pada bulan Desember-Maret panen pertama dimana pada panen pertama petani penggarap mendapatkan bagi hasil panen paroan sebanyak 520 kg beras sehingga jika penerimaan dalam bentuk rupiah yaitu beras sebanyak 520 kg dikalikan harga pasaran di Desa Kaligading seharga Rp. 8.000 maka penerimaannya sebesar Rp. 4.160.000. Pada panen kedua yaitu di bulan April-Juli petani penggarap memperoleh bagi hasil panen paroan sebanyak 520 kg, bagi hasil yang diperoleh tersebut sama dengan bagi hasil yang diperoleh pada panen pertama sehingga jika penerimaan dalam bentuk rupiah sebesar Rp. 4.160.000. kemudian untuk panen ke tiga bagi hasil panen paroan yang diperoleh sebanyak 520 kg beras, sehingga jika penerimaan dalam bentuk rupiah sebesar Rp. 4.160.000. Jumlah bagi hasil selama 3 kali panen sebanyak 1.560 kg beras dengan rata-rata per panen sebanyak 520 kg beras. Jumlah penerimaan selama 3 kali panen sebesar Rp. 12.480.000 dengan rata-rata penerimaan per panen sebesar Rp. 4.160.000. Namun hasil setiap panen tidak selalu sama nilainya, bisa naik bahkan menurun jumlah produksinya hal ini dikarenakan beberapa faktor seperti musim, teknik tanam dari masing-masing petani ada yang cara tanam padinya berjarak sempit, ada juga cara tanam padi dengan jarak yang cukup longgar hal ini mempengaruhi banyaknya tanaman padi.

11 Secara teoritis modal mempengaruhi peningkatan jumlah barang atau produksi yang dihasilkan sehingga akan meningkatkan pendapatan. Begitu pula dengan luas lahan, secara teoritis semakin luas lahan garapan petani maka semakin banyak pula output atau hasil panen yang diperoleh petani. Untuk itu penulis ingin mengetahui apakah modal dan luas lahan garapan berpengaruh terhadap pendapatan petani penggarap serta apakah modal dan luas lahan berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan petani penggarap. Sehubungan dengan uraian diatas maka penulis terinspirasi untuk melakukan penelitian yang berjudul Pengaruh Modal dan Luas Lahan terhadap Pendapatan Petani Penggarap Studi Kasus Praktek Maro Pada Masyarakat Desa Kaligading Kecamatan Boja Tahun 2015. 1.2 Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas serta untuk mengetahui diantara faktor yang mempengaruhi pendapatan petani penggarap di Desa Kaligading, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah modal berpengaruh terhadap pendapatan petani penggarap pada praktek maro pada tahun 2015?

12 2. Apakah luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan petani penggarap pada praktek maro pada tahun 2015? 3. Apakah modal dan luas lahan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap pendapatan petani penggarap pada praktek maro pada tahun 2015? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Apakah variabel modal berpengaruh terhadap pendapatan petani penggarap pada praktek maro. 2. Apakah variabel luas lahan berpengaruh terhadap pendapatan petani penggarap pada praktek maro 3. Apakah variabel modal dan luas lahan berpengaruh secara simultan terhadap pendapatan petani penggarap pada praktek maro. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1.4.1 Bagi Penulis 1. Menambah wawasan dan pengetahuan penulis tentang masalah pertanian khususnya sektor tanaman padi.

13 2. Memberikan pengalaman penerapan seberapa besar pengaruh modal dan luas lahan terhadap pendapatan petani penggarap 1.4.2 Bagi Peneliti Selanjutnya Penelitian ini diharapkan dapat menjadi referensi atau bahan masukan bagi penelitian-penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan masalah pendapatan petani penggarap pada praktik maro. 1.4.3 Bagi Masyarakat Hasil penelitian akan memberikan sumbangan yang baik bagi masyarakat sekitar khususnya desa Kaligading itu sendiri dalam rangka pengaruh dari praktik maro terhadap pendapatan petani penggarap. 1.5 Sistematika Penulisan Adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah 1.3 Tujuan 1.4 Manfaat 1.5 Sistematika Penulisan

14 BAB II : TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teori 2.1.1 Teori tentang modal 2.1.2 Teori tentang pendapatan 2.1.3 Teori tentang maro 2.2 Hipotesis 2.3 Kerangka Pemikiran Teoritis BAB III : METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Sumber Data 3.2 Populasi dan sampel 3.3 Metode Pengumpulan Data 3.4 Variabel Penelitian dan Pengukuran 3.5 Teknik Analisis Data BAB IV : ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Penyajian Data 4.2 Analisis dan Interpretasi Data BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.2 Saran