BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi

dokumen-dokumen yang mirip
MANAJEMEN WAKAF DI KOTA MALANG PASCA PENETAPAN BADAN WAKAF INDONESIA KOTA MALANG. Abdur Rozzaq ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum Badan Wakaf Indonesia Kota Malang

BAB I PENDAHULUAN. Di tengah problem sosial masyarakat Indonesia dan tuntutan terhadap

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENDAHULUAN. Belakangan ini di Indonesia muncul berita yang mengejutkan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. tahan lama (zatnya) kepada seseorang atau nadzir (penjaga wakaf), baik berupa

PROFIL BADAN WAKAF INDONESIA. Ditulis oleh Web Master Sabtu, 12 Juni :54

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BADAN WAKAF INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. minallah atau dimensi vertikal dan hablum minannas atau dimensi horizontal.

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 01 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DAN PENGEMBANGAN HARTA BENDA WAKAF BERGERAK BERUPA UANG

BAB III WAKAF HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL DALAM PASAL 16 UNDANG-UNDANG NO. 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB IV PRAKTEK PEMBINAAN NAZHIR DI WILAYAH KECAMATAN KEBONAGUNG KABUPATEN DEMAK MENURUT PP NO 42 TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. pengabdian badan, seperti shalat, puasa atau juga melalui bentuk pengabdian berupa

BAB I PENDAHULUAN. dunia dan di akhirat nanti. Islam sangat memegang tinggi prinsip solidaritas yang

BAB IV ANALISIS PENDAYAGUNAAN DANA WAKAF MASJID DAN WAKAF QUR AN DI YAYASAN DANA SOSIAL AL FALAH SURABAYA

PERATURAN BADAN WAKAF INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG TATA CARA PENDAFTARAN DAN PENGGANTIAN NAZHIR HARTA BENDA WAKAF TIDAK BERGERAK BERUPA TANAH

BAB I PENDAHULUAN. shalat dan puasa. Namun ada juga yang berdampak secara sosial, seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN. adalah tempat bermukim umat manusia, disamping sebagai sumber

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Islam adalah agama yang menawarkan pandangan hidup seimbang

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu kewajiban yang bersifat dogmatis dan hanya mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW bersabda, apabila manusia meninggal dunia, maka

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, Infaq, dan Sedekah (ZIS) merupakan ibadah yang tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kewajiban orang lain untuk mengurus jenazahnya dan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Zakat, infaq, dan shadaqah merupakan kewajiban bagi setiap muslim yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS PARTISIPASI MASYARAKAT NAHDLATUL ULAMA DAN PENGELOLAAN DANA TERHADAP KEBERHASILAN PENGELOLAAN LAZISNU KOTA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mempunyai arti dan kedudukan yang sangat penting

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kantor Urusan Agama (KUA) adalah instansi Departemen Agama yang

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari lintasan benda-benda langit pada orbitnya masing-masing.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. mengendalikan tujuan perusahaan. Good Corporate Governance yang. seringkali digunakan dalam penerapannya di perusahaan-perusahaan,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Manajemen Aset Wakaf Jumat, 01 November :16

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan, yaitu perpindahan harta benda dan hak-hak material dari pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlawanan dengan semangat dan komitmen Islam terhadap. yang sejahtera dan baik yang menjadi tujuan utama mendirikan Negara.

Raffles City Hotel 04 Oktober Oleh : Drs. H. Mulya Hudori, M.Pd Kabag Tata Usaha Kementerian Agama Provinsi Bengkulu

BAB II TAHUN 2004 TENTANG WAKAF. A. Dasar pemikiran lahirnya UU No 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu ibadah yang paling penting. Dalam Al-Qur an kerap kali

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, pengembangan. serta bantuan lainnya (Depag RI, 2007 a:1)

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ibadah wajib. Selain zakat fitrah yang menjadi kewajiban setiap

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB V PENUTUP. bahwa pergeseran pemahaman wakaf tuan guru di Lombok menjiwai karakteristik

BAB IV ANALISIS WAKAF UANG DI KSPPS BMT MANDIRI SEJAHTERA KARANGCANGKRING JAWA TIMUR CABANG BABAT

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf merupakan salah satu ibadah yang dapat mencakup hablu min Allâh

BAB I WAKAF HAK CIPTA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mampu menghilangkan kesenjangan sosio-ekonomi masyarakat. 1

BAB I PENDAHULUAN. melindungi hak-hak perempuan dalam perkawinan. 1 Disamping itu pencatatan. bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah salah satu kegiatan dasar manusia dan proses sosial

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG TEORI WAKAF TUNAI

BAB I PENDAHULUAN. kinerja suatu perusahaan adalah dengan melakukan pengukuran kinerja. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. negara membuat peraturan yang dicantumkan dalam undang-undang. Hal

BAB I PENDAHULUAN. oleh umat Islam yang memenuhi kriteria istitha ah, antara lain mampu

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 238 Juta Jiwa. Dengan jumlah mayoritas muslim mencapai

MANAJEMEN HASIL WAKAF PRODUKTIF

MANAJEMEN BADAN PENGELOLA WAKAF MASJID AGUNG KAUMAN SEMARANG DALAM PEMBERDAYAAN EKONOMI HARTA WAKAF

III. Upaya Strategis Pengembangan Wakaf Salah satu upaya strategis pengembangan wakaf yang dilakukan oleh Pemerintah C.q. Departemen Agama adalah

BAB I PENDAHULUAN. Zakat merupakan satu dari lima rukun Islam. Kewajiban mengeluarkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh semua negara di dunia. Kemiskinan tidak bisa dianggap mudah untuk

untuk bergabung dan berusaha bersama agar kekurangan yang terjadi dalam kegiatan

BAB IV ANALISIS MANAJEMEN PENGELOLAAN DANA SOSIAL PADA YAYASAN AL-JIHAD SURABAYA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kepada yang berhak menerimanya sesuai dengan syariat Islam. Menurut Aziz

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dalam perannya pada aspek sosial-ekonomi yang sangat besar.

BIMAS ISL STRATEGI DAN IMPLEMENTASI BIMAS ISLAM DALAM MENINGKATKAN PELAYANAN URUSAN AGAMA ISLAM DAN PEMBERDAYAAN ZAKAT DAN WAKAF

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

BAB IV ANALISIS EFEKTIVITAS PENGAWASAN KUA KECAMATAAN SEDATI TERHADAP PENGELOLA BENDA WAKAF

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Penelitian. Zakat merupakan rukun Islam ke tiga dan merupakan salah satu unsur

PENDAYAGUNAAN ZAKAT PRODUKTIF DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM. (Studi Kasus Pada Lembaga Amil Zakat L-ZIS Assalaam Solo)

BAB I PENDAHULUAN. manusia disebut sebagai makhluk sosial. Islam mengajarkan kita untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Badan Perencana Pembangunan (Bappenas) menyatakan bahwa jumlah penduduk miskin (penduduk dengan pengeluaran per

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Zakat merupakan salah satu rukun Islam. Zakat bukanlah sesuatu yang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat dalam rangka ibadah ijtima iyah (ibadah sosial). kepada Allah SWT dan ikhlas karena mencari ridho-nya.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA


POKOK-POKOK PIKIRAN IPHI TENTANG URGENSI PEMBENTUKAN BADAN KHUSUS DALAM MEMBANGUN SISTEM PENGELOLAAN HAJI YANG PROFESIONAL DAN AMANAH*)

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. tauhid, mengubah semua jenis kehidupan yang timpang kearah kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. Mempunyai anak adalah kebanggaan hidup dalam keluarga supaya kehidupan

BAB IV HAK DAN KEWAJIBAN NAZHIR YAYASAN PONDOK PESANTREN MODERN AL-QUR AN BUARAN

BAB I PENDAHULUAN. dukungan penuh agama untuk membantu orang-orang miskin yang tidak dapat

PENGARUH MODERNITAS TERHADAP HUKUM ISLAM DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. syari ah yang paling sederhana yang saat ini banyak muncul di Indonesia bahkan hingga

MANFAAT DAN HAMBATAN DALAM PENGELOLAAN WAKAF UANG * Oleh Drs. H. Asrori, S.H., M.H

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dituntut untuk memiliki transparansi dan akuntabilitas. Organisasi

PROSES PERALIHAN HAK ATAS TANAH WAKAF (Studi kasus di KUA Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

KATA PENGANTAR. Tanjungpinang, 13 Maret 2016 Ketua, Drs. H. Razali Jaya, M.Sy. Buku saku Perwakilan BWI Prov. Kepri

BAB I PENDAHULUAN. masjid Quba sebagai wakaf pertama, kemudian beliau membangun masjid Nabawi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2004 TENTANG WAKAF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN ZAKAT

BAB I PENDAHULUAN. Sejak dideklarasikan satu dekade lalu, wacana tentang Millennium

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Krisis ekonomi yang dialami bangsa Indonesia secara faktual telah meningkatkan jumlah penduduk miskin. Jumlah mereka dari waktu ke waktu semakin bertambah beriringan dengan terpuruknya kondisi ekonomi nasional yang masih terjadi saat ini. Salah satu upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat adalah dengan memaksimalkan potensi kelembagaan yang telah diatur oleh ajaran Islam, seperti zakat, infak, shadaqah, hibah, dan wakaf. Lembaga-lembaga ekonomi yang ditawarkan oleh Islam merupakan upaya-upaya strategis dalam rangka mengatasi berbagai problematika kehidupan masyarakat. 1 Sebagai salah satu potensi yang mempunyai pranata keagamaan yang bersifat ekonomis, wakaf seharusnya dikelola dan dikembangkan agar menjadi suatu instrumen 1 Depag RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf (Jakarta : Ditjen Bimas Islam dan Penyelenggara Haji Proyek Peningkatan Pemberdayaan Wakaf, 2004), h. 73. 1

yang mampu memberikan jawaban riil di tengah problematika kehidupan masyarakat, khususnya di bidang ekonomi. Peruntukan wakaf di Indonesia yang kurang mengarah pada pemberdayaan ekonomi umat dan cenderung hanya untuk kegiatan-kegiatan ibadah khusus disebabkan oleh keterbatasan umat Islam dalam memahami wakaf, baik mengenai harta yang diwakafkan, peruntukan wakaf maupun nazhir wakaf. 2 Hukum wakaf yang paling penting adalah yang berkaitan dengan kenazhiran karena berkenaan dengan mengurusi persoalan-persoalan perwakafan seperti memelihara, memproduktifkan, dan menyalurkan hasil pengelolaan harta benda wakaf kepada pihak-pihak tertentu. Ini merupakan dasar utama manajemen wakaf. Semua itu tentunya dengan memperhatikan kuantitas harta benda wakaf, jenisnya, pola investasinya, penyalurannya, serta pengawasannya sesuai dengan karakteristik lembaga-lembaga wakaf yang menuntut adanya investasi untuk mendapatkan keuntungan yang sesuai. Dari perspektif ini wakaf termasuk dalam kelembagaan bisnis yang profit oriented. Selanjutnya terkait pula dengan keuntungan hasil pengelolaan harta benda wakaf tersebut tanpa timbal balik kepada mauquf alaih. Biasanya ini berkaitan dengan layanan sosial, pengelolaan seperti ini termasuk dalam kategori yayasan sosial yang tidak profit oriented. 3 Realita perwakafan saat ini terdapat campur tangan dari pemerintah dalam pengelolaan dan pengawasannya. Terdapat banyak permasalahan dalam dunia 2 Depag RI, Pedoman Pengelolaan dan Pengembangan Wakaf, h. 76. 3 Badan Wakaf Indonesia, Manajemen Wakaf di Era Modern (Jakarta: Badan Wakaf Indonesia Gedung Bayt Al-Qur an, 2013), h. 31. 2

perwakafan modern sebagai akibat dari bertumpuknya berbagai faktor yang lama, seperti keterbatasan perundang-undangan, manajemen, dan dana. Persoalan-persoalan ini disebabkan antara lain adanya campur tangan pemerintah dengan cara mengelola wakaf secara manajemen yang murni padahal memiliki banyak kendala untuk pengelolaan yang berorientasi keuntungan. 4 Permasalahan-permasalahan tersebut itu contoh sebagian dari beberapa permasalahan wakaf yang ada di Indonesia. Di Kota Malang, pemasalahan wakaf juga terjadi yang mengakibatkan perkembangan wakafnya berjalan lamban. Hal itu dikarenakan ormas Islam yang ada di kota Malang belum sepenuhnya serius untuk mengurusi wakaf. 5 Mengingat banyaknya jumlah wakaf yang ada di Kota Malang terhitung kurang lebih 1.439 6 harta benda wakaf yang terdapat di 5 kecamatan yaitu kec. Klojen, kec. Lowokwaru, kec. Blimbing, kec. Sukun, dan kec. Kedungkandang, akan tetapi perkembangan wakafnya masih belum maksimal. Itu dikarenakan oleh sikap kurang profesionalnya nazhir yang mengurusi secara langsung perwakafan yang ada di Kota Malang. Harta wakaf yang ada kurang dikembangkan oleh nazhir, karena memang nazhir masih berfikir tradisional dalam hal pengelolaan wakaf. Tugas yang mereka pahami hanya menjaga harta wakaf yang ada tanpa berfikir untuk mengembangkan harta wakaf. 4 Badan Wakaf Indonesia, Manajemen Wakaf di Era Modern, h. 32. 5 Tri Nugraha Basuki, wawancara ( Kemenag, 22 Agustus 2014). 6 Data dari KUA kec. Klojen, Blimbing, Sukun, Lowokwaru dan Kedung Kandang. 3

Manajemen yang belum tertib termasuk salah satu faktor yang menghambat perkembangan wakaf yang ada di Kota Malang, banyaknya nazhir yang sudah tua dan sudah melebihi masa jabatan 5 tahun sesuai yang dijelaskan dalam Undang-Undang No. 41 tahun 2004 tentang Wakaf membuat manajemen wakaf di Kota Malang belum berjalan secara maksimal. 7 Selain itu, penyebab kurang berkembangnya pengelolaan wakaf di Kota Malang adalah karena lahan wakaf yang ada di Kota Malang tidak strategis dan wilayah Kota Malang sendiri tidak terlalu luas karena hanya terdiri dari 5 kecamatan, sehingga harta benda wakaf yang selama ini ada di Kota Malang belum bisa berkembang secara maksimal. 8 Untuk memajukan dan mengembangkan harta benda wakaf dibentuklah sebuah lembaga yang bernama Badan Wakaf Indonesia sesuai yang tercantum dalam pasal 47 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Lembaga ini merupakan lembaga independen yang dibentuk di ibukota Negara dan dapat membentuk perwakilannya di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 48 Undang-Undang No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. Saat ini, Badan Wakaf Indonesia yang sudah terbentuk di tingkat provinsi antara lain Badan Wakaf Indonesia Jawa Timur. Badan Wakaf Indonesia Jawa Timur berkedudukan di Surabaya, mengingat wilayah Jawa Timur yang cukup luas dan penduduknya padat, perlu dibentuk Badan Wakaf Indonesia yang berkedudukan di 7 Mas ud Ali, wawancara (BWI, 29 Agustus 2014 ). 8 Tri Nugraha Basuki, wawancara ( Kemenag, 22 Agustus 2014). 4

kabupaten/kota. Salah satu wilayah yang berhasil membentuk Badan Wakaf Indonesia adalah Kota Malang. 9 Badan Wakaf Indonesia perwakilan Kota Malang diresmikan oleh KH. Muhammad Tholhah Hasan selaku Ketua Pusat Badan Wakaf Indonesia yang juga mantan Menteri Agama pada hari Rabu 8 Januari 2014 yang bertempat di aula Kantor Kementerian Agama Kota Malang. Badan Wakaf Indonesia Kota Malang beranggotakan 12 orang yang diketuai oleh Drs. H. Mas ud Ali, M.Ag melaksanakan tugas-tugas penanganan perwakafan yang ada di Kota Malang untuk periode 5 tahun (2013 2016). Kehadiran Badan Wakaf Indonesia bukan untuk menggusur lembagalembaga pengelola wakaf yang sudah ada, tetapi menjadi payung yang meregulasi dan menfasilitasi pengelolaan wakaf yang profesional, produktif dan dinamis. 10 Dengan sudah dikukuhkannya Badan Wakaf Indonesia perwakilan Kota Malang diharapkan perkembangan wakaf di Kota Malang bisa berkembang lebih maksimal dan lembaga-lembaga yang menangani wakaf di Kota Malang bisa maksimal dalam mengelola harta wakaf dan manajemennya tersusun rapi. Dari uraian di atas penulis tertarik untuk meneliti manajemen wakaf di Kota Malang pasca pengukuhan Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, karena menurut penulis perkembangan wakaf di Kota Malang belum berkembang secara maksimal dan manajemen wakafnya belum tertib sehingga penulis ingin mengetahui bagaimana 9 Dokumen dari Kemenag Kota Malang. 10 http://bwikotamalang.com/pengukuhan-bwi-kota-malang.html diakses tanggal 26 April 2014. 5

manajemen wakaf di Kota Malang pasca pengukuhan Badan Wakaf Indonesia Kota Malang. B. Rumusan Masalah Dari keterangan latar belakang yang telah dipaparkan di atas maka rumusan masalahnya adalah: Bagaimana manajemen wakaf di Kota Malang pasca pengukuhan Badan Wakaf Indonesia Kota Malang? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang dijelaskan adalah: Untuk mendeskripsikan manajemen wakaf di Kota Malang pasca pengukuhan Badan Wakaf Indonesia Kota Malang. D. Manfaat Penelitian Di samping mempunyai tujuan di atas, dalam penelitian ini juga mempunyai manfaat. Manfaat pada penelitian ini ialah: 1. Secara Teoritis a. Memperkaya khazanah pemikiran Islam serta memberi sumbangsih pemikiran bagi keilmuan hukum Islam terkait tujuan disyariatkannya wakaf sebagai salah satu bentuk ibadah. b. Untuk menambah wawasan yang lebih luas dalam memahami manajemen wakaf yang sebenarnya. c. Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan kontribusi pemikiran ilmiyah bagi Fakultas Syari ah Jurusan Al-Ahwal Al-Syakhshiyyah UIN-Malang. 2. Secara Praktis 6

a. Bagi masyarakat, untuk memberikan informasi tentang manajemen wakaf di Kota Malang. b. Bagi penulis, untuk menambah wawasan dan pengetahuan tentang manajemen wakaf. c. Bagi Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, untuk meningkatkan pengelolaan dan pengembangan wakaf dalam hal manajemennya. E. Sistematika Pembahasan Agar pembahasan ini terstruktur dengan baik dan dapat memberi kemudahan dalam penelitian yang dilakukan dan memudahkan para pembaca, maka pemaparan pembahasannya dilakukan secara sistematis, untuk itu penulis membagi pembahasan ini ke dalam 5 bab sebagai berikut: Bab I berisi kerangka atau gambaran awal dalam penelitian ini, yang terlebih dahulu diawali dengan sebuah pendahuluan. Adapun sistematika pembahasannya meliputi latar belakang masalah yang menjelaskan tentang kronologis permasalahan yang mengakibatkan penelitian ini harus dilakukan, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika pembahasan. Bab II berisi tentang penelitian terdahulu, landasan teori yang mencakup tinjauan umum tentang perwakafan, dasar hukum wakaf, definisi wakaf, macammacam wakaf, rukun dan syarat-syarat wakaf, pengertian manajemen, fungsi manajemen dalam pengelolaan wakaf, pola pengelolaan wakaf, problematika pengelolaan wakaf secara umum di Indonesia, pengelolaan wakaf produktif untuk pemberdayaan ekonomi umat, perundang-undangan wakaf. 7

Bab III berisi tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, jenis penelitian, pendekatan penelitian, lokasi penelitian yaitu Kemenag Kota Malang, BWI, dan KUA Kota Malang (Klojen, Lowokwaru, Sukun),perumahan Karanglo Indah kec. Blimbing, jenis dan sumber data metode pengumpulan data dan metode pengolahan data. Bab IV berisi hasil penelitian dan pembahasan tentang gambaran umum Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, kronologi pembentukan Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, Susunan Pengurus Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, sekilas kondisi wakaf di Kota Malang, manajemen wakaf di Kota Malang, permasalahan wakaf di Kota Malang, peran Badan Wakaf Indonesia Kota Malang untuk pengembangan wakaf di Kota Malang, program Badan Wakaf Indonesia Kota Malang, strategi Badan Wakaf Indonesia Kota Malang untuk pengembangan wakaf di Kota Malang, contoh perwakafan di Kota Malang. Bab V berisi tentang kesimpulan dan saran yang meliputi ringkasan dari keseluruhan pembahasan atas permasalahan yang telah diuraikan dalam penelitian yang telah penulis lakukan. 8