BAB I PENDAHULUAN. disebut juga dengan Batik Girli (Pinggir Kali) 1980-an. Sebab, pionir kerajinan batik di Sregen umunya pernah bekerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Pengembangan Kawasan Batik Girli Di Sragen Sebagai Desa Wisata Yang Berkelanjutan. 1.1.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul Kawasan Wisata Batik Girli di Desa Kliwonan, Masaran, Sragen Arti Kata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Irian Jaya. Motif-motif tersebut diantaranya bercorak seperti burung, kupu-kupu, dibedakan menjadi batik tulis, cap dan printing.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I. tersebut tidak sesubur perkembangan batik pinggir kali Keberadaan batik

BAB V PENUTUP. 1. Kegiatan Industri Batik Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen

I. PENDAHULUAN. dilestarikan dan dikembangkan terus menerus guna meningkatkan ketahanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. 1. Latar Belakang I Latar Belakang Pengadaan Proyek

ANALISIS VISUAL MOTIF BATIK KARAWANG

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan di daerah tersebut. Tinggi-rendahnya aktivitas perdagangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENCIPTAAN SERAGAM BATIK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. batik sempat diakui milik Negara tetangga kita Malaysia pada tahun 2009,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MUSEUM BATIK JAWA TENGAH DI KOTA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan. Tidak hanya dikalangan remaja, namun ibu-ibu juga

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Pemilihan Studi

SKRIPSI HERIYANTO NIM : B

BAB III PROSES PERANCANGAN. A. Bagan Pemecahan Masalah. Batik Kudus. Perancangan Motif Batik. Konsep desain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Batik di Indonesia bukan merupakan sesuatu yang baru. Secara historis, batik

BAB 2 DATA DAN ANALISA. 2.1 SUMBER DATA Adapun sumber data yang akan digunakan untuk proyek tugas akhir ini berasal dari :

Penggunaan Teknologi Informasi dalam Menyiasati Peluang Bisnis Batik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkecuali adalah pembangunan dibidang perekonomian nasional. Di era

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang LAPORAN TUGAS AKHIR

KARAKTERISTIK PERUBAHAN ORGANISASI DI INDUSTRI BATIK MASARAN SRAGEN JAWA TENGAH

Kerajinan dan Wirausaha Tekstil

BAB I PENDAHULUAN. baik dibanding dengan tahun lalu. Kondisi ini tidak lepas dari pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. mendapatkan laba. Dengan bersaing, pedistribusian yang cepat dan tepat waktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I GAMBARAN USAHA. India, Cina, Thailand, dan terakhir Malaysia, mengakui bahwa Seni Batik berasal

PUSAT INFORMASI BATIK di BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. memberikan identitas kultural terhadap seseorang (Jayanti, 2008: 48).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebutuhan dapat dibedakan menjadi Tiga bagian, yakni kebutuhan pimer, sekunder, dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan mengetahui strategi pemasaran seperti apa dan bagaimana. perusahaan-perusahaan yang memuaskan kebutuhan pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN. berbagai keanekaragaman dalam hal seni maupun budaya. Hal ini sejalan

BAB I PENDAHULUAN. pula pada kemampuan pengusaha untuk mengkombinasikan fungsi-fungsi. tersebut agar usaha perusahaan dapat berjalan lancar.

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

Blangkon gaya Yogyakarta ditinjau dari bentuk motif dan makna simbolisnya

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini berdampak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persaingan dunia usaha di Indonesia dewasa ini berkembang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bidang yang sama sehingga banyak perusahaan yang tidak dapat. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Koentjaraningrat (2015: 116), sebanyak 250 juta masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu benda pakai yang memiliki nilai seni tinggi dalam seni rupa ialah

BAB I PENDAHULUAN. pada bab ini adalah latar belakang, perumusan masalah, batasan masalah, keaslian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : TITI MALIA A

BAB I PENDAHULUAN. Bab pertama pada penelitian ini membahas mulai dari alasan memilih tema

BAB I PENDAHULUAN. budaya yang semakin arif dan bijaksana. Kegiatan pariwisata tersebut

MUSEUM BATIK DI YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN. Industri kecil mempunyai peranan penting tidak saja di negara-negara sedang

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB 1 PENDAHULUAN. komoditas terbesar dari budaya Indonesia, karena batik mewariskan suatu nilai

BAB I PENDAHULUAN. dalam acara-acara formal maupun non formal. Dalam era modernisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. berbeda-beda. Setiap suku atau ras menduduki daerah dan memiliki kebudayaan

PUSAT BATIK DI PEKALONGAN (Showroom,Penjualan,Pelatihan Desain,dan Information center)

BAB I PENDAHULUAN. meningkat dan berkembang begitu pesatnya seiring dengan adanya. mengembangkan ekonomi dan industri di Indonesia yaitu dengan

Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk membangun jaringan pasar, aspek tersebut adalah : 1. Membangun sistem promosi untuk penetrasi pasar

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terletak antara lintang selatan dan. serta Kabupaten Demak di Selatan. Jepara dikenal sebagai kota ukir, karena

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada banyak hal salah satunya pada dunia Fashion. Aspek

BAB I PENDAHULUAN. menjadi mudah memasuki pasar, sehingga dalam sebuah pasar, produk dan

BAB I PENDAHULUAN. sektor penting dalam pembangunan perekonomian bangsa-bangsa di dunia (Naude

2015 KEARIFAN LOKAL PADA JENIS DAN MOTIF BATIK TRUSMI BERDASARKAN NILAI-NILAI FILOSOFIS MASYARAKAT CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan salah satu kebutuhan hidup yang paling penting, karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis saat ini sudah semakin baik dalam bidang industri,

BAB I PENDAHULUAN. menyangkut mata pencaharian, tenaga kerja, dan pendapatan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. global. 1 Oleh sebab itu penting sekali bagi perusahaan untuk dapat menentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Permasalahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan utama setiap pembangunan daerah adalah untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari UNESCO pada tanggal 2 Oktober 2009 sebagai Masterpiece of Oral and

BAB 1. Pendahuluan. dijadikan oleh perusahaan sebagai keunggulan dalam usahanya untuk

ANALISIS KEBERADAAN BETENG TRADE CENTER (BTC) DAN PUSAT GROSIR SOLO (PGS) TERHADAP MOBILITAS PERDAGANGAN PASAR BATIK KLEWER

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi melibatkan produksi, distribusi, pertukaran dan

BAB I PENDAHULUAN. dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa orang lain, maka mereka

KARYA ILMIAH BATIK SEBAGAI BISNIS USAHA MATA KULIAH LINGKUNGAN BISNIS

Pengaruh keberadaan Beteng Trade Centre ( BTC )dan Pusat Grosir Solo ( PGS ) terhadap mobilitas perdagangan pasar batik klewer

BAB I PENDAHULUAN. banyak dikembangkan di Indonesia saat ini. Perkembangan industri pariwisata

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sragen merupakan sebuah kota ramai yang berada di wilayah provinsi Jawa Tengah. Sebagai kota yang berada di sebelah selatan sungai Bengawan Solo, Sragen mempunyai keanekaragaman budaya yang sangat menarik seperti membatik. Batik sragen yang berada di pinggir sungai Bengawan Solo sering disebut juga dengan Batik Girli (Pinggir Kali) Batik dengan segala bentuknya merupakan identitas bangsa kita Indonesia. Pada era keraton tempo dulu, kegiatan membatik merupakan mata pencaharian bagi para wanita Jawa, bahkan kegiatan membatik dilingkungan keraton Surakarta sangat dikenal sebagai suatu perkerjaan yang ekslusif. Awal mulanya, gaya batik Sragen identik dengan batik Surakarta, terutama di era 1980-an. Sebab, pionir kerajinan batik di Sregen umunya pernah bekerja sebagai buruh batik di perusahaan milik juragan batik Surakarta. Namun kemudian, batik Sragen berhasil mementuk ciri khas yang berbeda dari gaya batik Yogyakarta dan batik Surakarta. Batik gaya Yogyakarta umumnya memiliki dasaran (sogan) putih dengan motif bernuansa hitam atau warna gelap. Corak batik Yogyakarta ini biasa disebut batik latar putih atau putihan. Sementara batik gaya Surakarta biasanya memiliki warna dasaran gelap dengan motif bernuansa putih, atau biasa disebut batik latar hitam atau ireng. 1

2 Batik Yogyakarta dan Surakarta lebih kuat mempertahankan motif gaya kraton yang telah menjadi patokan baku, misalnya parang, kawung, sidodrajat, sidoluhur, dan lain sebagianya. Produk-produk yang ada di desa wisata batik Sragen lebih kaya dengan ornament flora dan fauna. Ada kalanya dikombinasi dengan motif baku. Jadilah motif tumbuhan atau hewan yang disusupi motif baku, seperti parang, sidoluhur, dan sebagainya. Lahirnya motif tersebut tidak lepas dari pengaruh karakter masyarakat Sragen yang pada dasarnya terbuka dalam mengekspresikan isi hati. Di desa Masaran Sragen mempunyai keunikan yang ditawarkan kepada para wisatawan yaitu kemudahan transaksi sambil melihat-lihat rumah produksi tempat berlangsungnya kegiatan membatik. Artinya, pengunjung memiliki kesempatan luas untuk mengetahui secara langsung proses pembuatan batik bahkan untuk mencoba sendiri mempraktikan kegiatan membatik (Wikipedia, 2017). Dalam desa Masaran Sragen ada struktur atau organisasi yang mengelola batik, yaitu Sentra Bisnis Batik Sragen atau Koprasi Bisnis Batik Sragen. Koprasi ini merupakan sebuah organisasi yang menaungi produsen batik Sragen. Organisasi berfungsi dengan berbagai struktur dan proses yang saling tergantung. Struktur dan proses-proses organisasi adalah tidak tetap atau statik, tetapi lebih merupakan pola-pola hubungan yang berubah secara kontinyus dalam suatu kegiatan sosial yang lebih luas. Oleh karena itu, perubahan adalah suatu aspek universal dan kontinual semua organisasi. Tidak peduli

3 karakteristik strukturalnya, tidak ada organisasi yang terkecuali dari perubahan. Sebagai suatu sistem yang terbuka (open system), organisasi harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi dalam lingkungan, teknologi yang dipakai, dan perilaku atau parameter manusia. Perubahan adalah bagian dan bidang proses organisasional, dan tidak ada pembahasan tentang organisasi akan lengkap tanpa pembicaraan topik yang kompleks ini. Sasarannya jelas untuk menciptakan sistem organisasi yang mampu tetap hidup dan berkembang, baik secara internal maupun eksternal. Ada beberapa faktor penyebab perubahan di sebuah organisasi atau perusahaan.faktor tersebut bisa kearah yang lebih baik maupun sebaliknya. Beberapa penyebab perubahan dari hasil penelitian antara lain hasil penelitian Lukman Hakim, dkk (2017) yang meneliti karakteristik perubahan industri di batik Laweyan Surakarta Jawa Tengah, antara lain: (1) pemenuhan kebutuhan dan selera konsumen, (2) adanya persaingan dari competitor pengusaha batik, (3) karena kondisi perekonomian di Indonesia yang fluktuatif, (4) Adanya masalah pendidikan dan kemampuan keuangan perusahaan batik, (5) faktor lingkungan sekitar usaha batik, (6) tuntutan perkembangan teknologi, terutama teknologi peralatan pembuatan produk batik. Hasil penelitian Mahendra Wijaya (2009) menunjukan bahwa jaringan hubungan produksi yang dilandasi keahlian khusus cenderung bersifat fungsional, sebaliknya hubungan yang di landasi pertimbangan menekan upah tenaga kerja cenderung dominative.

4 Hasil penelitian Sugito, 2011 (dalam Lukman Hakim, 2017) menunjukan bahwa perubahan di sebuah organisasi ternyata menjadi bagian dari pengembangan perusahaan. Jika Manajemen menemukan perusahaan berhenti berkembang atau tidak dapat maju maka perusahaan harus berani melakukan kebijakan-kebijakan yang berani, meskipun dirasakan oleh seluruh steakholder ekstrim pada awalnya. Perubahan ternyata bukan keterpaksaan, tetapi sudah terbukti menjadi sebuah kebutuhan bagi perusahaan yang ingin maju dan tetap survivel. Berbagai tuntutan-tuntutan dan penyebab perubahan organisasi tersebut akhirnya menjadi kesimpulan bahwa perubahan organisasi merupakan hal yang sangat penting. Tanpa perubahan organisasional, manajemen tidak mungkin mempertahankan keunggulannya. Harus diakui bahwa perubahan sering dilihat dari sudut pandang yang dilematik. Disatu pihak stabilitas adakalanya dirasa perlu dipertahankan dan dipelihara akan tetapi dipihak lain perubahan mesti diadakan, oleh karena tanpa adanya perubahan perusahaan atau organisasi akan mengalami entropi dan tidak mampu menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungan. Pengertian Batik dalam arti luas merupakan kain bergambar yang pembuatannya di lakukan secara khusus, dengan cara menuliskan atau menerakan malam pada kain itu, kemudian di proses dengan memiliki kekhasan. Perubahan batik dari waktu ke waktu sangat menarik untuk di ikuti. Batik sudah tidak lagi menjadi bahan yang hanya disimpan di dalam lemari dan hanya dikeluarkan jika akan dikenakan dalam acara-acara khusus. Ironisnya,

5 ada sebagian dari masyarakat Indonesia yang menggunakan kain batik untuk selimut pada waktu tidur. Namun, sekarang banyak orang berburu batik untuk dipakai sebagai busana, baik busana santai maupun busana untuk acara resmi.akan tetapi, di Indonesia batik cenderung digunakan untuk acara resmi karena batik merupakan salah satu pakaian nasional Indonesia. Di Jawa ratarata masyarakatnya menggunakan batik pada saat menghadiri acara pernikahan atau acara resmi lainnya. Saat ini berbusana batik tidak seperti pada zaman dahulu yang harus mengikuti aturan-aturan pemakaian. Batik menjadi lebih bebas dikreasikan dalam bentuk apa pun. Batik bisa dijadikan busana yang dipakai sehari-hari maupun pada saat bepergian ke manapun.saat kita melihat batik pada masa sekarang kemudian menilik batik pada masa lalu, tampak banyak sekali perbedaannya. Batik masa kini perkembangannya sangat luas dan bebas, mulai dari pengembangan unsur motif klasik hingga pengolahan motif yang sangat ekspresif. Batik sekarang makin kaya warna. Dahulu teknik pewarnaan dilakukan secara alami menggunakan bahan-bahan alami. Batik sekarang sudah mengalami perkembangan yang sangat pesat, karena mengikuti permintaan kebutuhan pasar yang semakin banyak. Pewarnaan batik sekarang bisa dilakukan dengan cara pewarnaan menggunakan zat warna sintetis dibantu oleh mesin yang canggih, tidak lagi menggunakan zat warna alami yang prosesnya sangat lama. Perkembangan proses pewarnaan yang menghasilkan beragam

6 warna secara maksimal serta mampu menghasilkan warna senada menurut permintaan warna di pasar, terbukti menguntungkan para produsen batik. Penggunaan batik sebagai busana pun berkembang. Busana yang tadinya menjadi kebutuhan sekunder, saat ini mengalami pergeseran menjadi kebutuhan tersier. Pergeseran ini terjadi karena busana mampu menjadi cerminan kepribadian dan citra diri pemakainya. Melalui busana, orang dapat menunjukkan jati dirinya, baik sifat dasar, status sosial, kemampuan ekonomi, dan lingkungan keberadaan. Berdasarkan uraian diatas, menjelaskan bahwa perubahan batik merupakan bentuk dari perubahan yang dilakukan oleh organisasi yang menaungi Desa Masaran Sragen maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengambil judul: KARAKTERISTIK PERUBAHAN ORGANISASI DI DESA MASARAN SRAGEN JAWA TENGAH B. Rumusan Masalah Dari uraian diatas dapat disimpulkan permasalahan sebagai berikut: 1. Faktor-faktor apa yang mendasari perubahan organisasi pada industri batik di desa Masaran Sragen? 2. Dampak apa saja yang dirasakan dari perubahan organisasi pada industri batik di desa Masaran Sragen? 3. Bagaimana tahapan atau proses perubahan organisasi pada industri batik di desa Masaran Sragen?

7 C. Tujuan Penelitian Adapun penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hal-hal berikut: 1. Menganalisis pengaruh faktor-faktor yang mendasari perubahan organisasi terhadap kinerja pada industri batik di desa Masaran Sragen. 2. Menganalisis dampak yang dirasakan pada perubahan organisasi pada industri batik oleh kalangan pengusaha batik di desa Masaran Sragen. 3. Menganalisis tahap atau proses perubahan pada industri batik di desa Masaran Sragen. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara : 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan khasanah keilmuan terutama dalam bidang manajemen sumber daya manusiatentang pengembangan organisasi bagi penyusun khusunya dan pembaca pada umunya. 2. Manfaat Praktis a) Bagi penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah refrensi sebagai bahan pertimbangan bagi penelitian lain yang membahas masalah yang sama sebagai upaya untuk melengkapi kekurangan-kekurangan yang terdapat pada penelitian sebelumnya, untuk menambah wawasan keilmuan yang telah diperoleh di bangku kuliah.

8 b) Bagi organisasi yang di teliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk lebih meningkatkan inovasi organisasi guna memenuhi tuntutan perubahan yang tinggi oleh era modernisasi di jaman sekarang. Sehingga kekurangan yang ada pada penelitian ini dapat di perbaiki oleh penelitian sesudahnya. E. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika Skripsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I Pendahuluan Meliputi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan skripsi. BAB II Tinjauan Pustaka Bab ini membahas landasan argumen dalam penulisan yang meliputi tinjauan teori, penelitian terdahulu dan kerangka penelitian. BAB III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan jenis penelitian yang digunakan, data dan sumber data, tehnik pengumpulan data dan tehnik analisis data. BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini berisikan tentang sejarah singkat, analisis data, dan pembahasan. BAB V Penutup Bab ini berisikan simpulan, keterbatasan penelitian dan saran dari penulis. DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN