BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

BAB 1 PENDAHULUAN. tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang akan memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial ekonomis.

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. tropis. Pandangan ini berubah sejak timbulnya wabah demam dengue di

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, salah satunya penyakit Demam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

SKRIPSI PERBEDAAN PENGETAHUAN DAN SIKAP JUMANTIK KECIL SEBELUM DAN SESUDAH PEMBERIAN PELATIHAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI MIN KETITANG

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) masih merupakan salah satu masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB 1 : PENDAHULUAN. ditularkan melalui gigitan nyamuk yang banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis di

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

Skripsi ini Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: DIAH NIA HERASWATI J

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. dari genus Aedes,misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Penyakit DBD dapat

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BOYOLALI I

Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti betina yang telah membawa virus Dengue dari penderita lainnya. Nyamuk ini biasanya aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

SARANG NYAMUK DALAM UPAYA PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DI DESA KLIWONAN MASARAN SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB l PENDAHULUAN. manusia. Nyamuk yang memiliki kemampuan menularkan penyakit ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai risiko tinggi tertular Demam Dengue (DD). Setiap tahunnya

BAB I PENDAHULUAN. dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk demam berdarah (Aedes

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan. keluarga dengan melaksanakan pembangunan yang berwawasan kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. Dengue adalah salah satu penyakit infeksi yang. dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. kejadian luar biasa dengan kematian yang besar. Di Indonesia nyamuk penular

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh virus dengue yang tergolong Arthropod Borne Virus, genus

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN. Dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan.terlebih lagi dalam kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan. salah satu masalah kesehatan lingkungan yang cenderung

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. dengue (DEN) dari kelompok Arbovirus B, yaitu termasuk arthtropod-borne virus

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

BAB I PENDAHULUAN. dan tantangan yang muncul sebagai akibat terjadinya perubahan sosial ekonomi dan

Promotif, Vol.5 No.1, Okt 2015 Hal 09-16

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

INFORMASI UMUM DEMAM BERDARAH DENGUE

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang mengalami 2 musim, salah

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I PENDAHULUAN. penghujan disebabkan oleh virus Dengue yang ditularkan ke manusia melalui vektor nyamuk

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. penyebarannya semakin meluas. DBD disebabkan oleh virus Dengue dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara. World Health

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut Kementerian Kesehatan RI (2010), program pencegahan dan

BAB I PENDAHULUAN. Aedes aegypti adalah jenis nyamuk yang tidak. asing di kalangan masyarakat Indonesia, karena

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

Penyakit DBD merupakan masalah serius di Provinsi Jawa Tengah, daerah yang sudah pernah terjangkit penyakit DBD yaitu 35 Kabupaten/Kota.

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dengue, keduanya ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit. chikungunya disebabkan oleh virus chikungunya.

masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya yang hidup dalam lingkungan sehat, berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) disebut juga dengue hemorrhagic fever

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

BAB I PENDAHULUAN. umum dari kalimat tersebut jelas bahwa seluruh bangsa Indonesia berhak untuk

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

BAB I PENDAHULUAN. 2009, World Health Organization (WHO) mencatat negara Indonesia sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. nasional karena upaya memajukan bangsa tidak akan efektif apabila tidak memiliki

EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL DAUN RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.)TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Haemorraghic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap individu masyarakat yang harus dipenuhi oleh setiap bangsa dan negara. Termasuk kewajiban negara untuk memproteksi masyarakatnya tertular penyakit yang dianggap berbahaya. Negara sebagai organisasi terbesar diharapkan mampu untuk memberikan pelayanan yang maksimal terhadap penanggulangan penyakit tertentu, karena negara mempunyai kewenangan yang meliputi keseluruhan kehidupan bermasyarakat. Seperti yang tercantum dalam pasal 9 ayat 1 dan 2 dalam Undang-Undang RI No 36 Tahun 2009 tentang kesehatan yaitu (1) setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya, (2) kewajiban sebagaimana dimaksud pada ayat (1), pelaksanaannya meliputi upaya kesehatan perseorangan, upaya kesehatan masyarakat, dan pembangunan berwawasan kesehatan. Untuk itu sudah selayaknya negara memberikan jaminan kesehatan kepada masyarakatnya. Termasuk dalam penanggulangan penyakit berbahaya yang dimana negara dianggap perlu turun tangan untuk mengatasi permasalahan penyakit tersebut. Salah satu penyakit yang dianggap momok bagi bangsa Indonesia ialah Demam Berdarah Dengue (DBD). 1

2 Faktor-faktor yang mempengaruhi peningkatan derajat kesehatan masyarakat diantaranya adalah pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, perkembangan teknologi serta tuntutan hidup manusia yang meningkat dan semakin bervariasi, sedangkan sumber daya yang dimiliki semakin terbatas dan menyebabkan turunnya kualitas lingkungan serta gangguan kesehatan bagi manusia. Gangguan kesehatan tersebut dapat berupa berbagai penyakit fisik maupun penyakit mental atau kejiwaan. Penyakit fisik berupa penyakit menular dimana mekanisme penularannya dengan pembawa yang disebut vektor. Vektor dapat berupa serangga seperti nyamuk, lalat, kecoa atau dapat berupa binatang bertulang belakang. Sejak pertama kali ditemukan di Surabaya dan Jakarta pada tahun 1968, tercatat 54 kasus dengan 24 kematian (CFR 41,5%). Selanjutnya pada tahun 1972 ditemukan DBD di luar Jawa yaitu Sumatera Barat, Lampung, dan Riau. Sejak itu penyakit DBD tersebar di berbagai daerah, dan angka kejadian penyakit DBD terus meningkat. KLB (Kejadian Luar Biasa) penyakit DBD terjadi di sebagian besar daerah perkotaan dan beberapa daerah pedesaan, dimana sejak tahun 1975 penyakit ini telah terjangkit di daerah perdesaan. Sampai dengan bulan November 2007, kasus DBD di Indonesia telah mencapai 124,811 (IR: 57,51/100.000 penduduk) dengan 1.277 kematian (CFR: 1,02%).

3 Khusus untuk daerah Provinsi Riau, penyakit DBD sampai saat ini masih merupakan masalah kesehatan masyarakat yang memerlukan perhatian serius dari semua pihak. Di Provinsi Riau diketahui hampir seluruh Kabupaten dan Kota merupakan daerah endemis DBD dan KLB DBD masih terjadi di setiap tahun (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2009). Di Provinsi Riau jumlah penderita penyakit DBD sudah melebihi indikator nasional sebesar 5 per 100.000 penduduk. Jumlah kasus DBD pada tahun 2009 dilaporkan sebanyak 880 kasus dengan angka kesakitan/incidence Rate (IR =15,96 per 100.000 penduduk) dan kematian sebanyak 27 orang. Angka CFR 1,21%, di Provinsi Riau sudah melampau Indikator Nasional yaitu CFR akibat DBD kurang dari 1% (Profil Dinas Kesehatan Provinsi Riau, 2010). Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk dari genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Terdapat empat jenis virus dengue berbeda, namun berelasi dekat, yang dapat menyebabkan demam berdarah. Virus dengue merupakan virus dari genus Flavivirus, famili Flaviviridae. Penyakit demam berdarah ditemukan di daerah tropis dan subtropis di bebagai belahan dunia, terutama dimusim hujanyang lembab. WHO memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

4 Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) sampai saat ini masih merupakan maslah kesehatan pada masyarakat di Kota Pekanbaru yang memerlukan penanganan yang serius dari berbagai pihak, mengingat penyakit ini sangat potensial untuk terjadi Kejadian Luar Biasa (KLB) dan merupakan ancaman bagi masyarakat. Hingga kini belum ada vaksin atau obat anti virus bagi penyakit ini Tindakan paling efetif untuk menekan epidemis demam berdarah adalah dengan mengontrol keberadaan dan sedapat mungkin menghindari vektor nyamuk pembawa virus dengue. Gejala gejala DBD sendiri antara lain, demam tinggi (38-40 derajat celcius) yang berlangsung dua sampai tujuh hari, sakit kepala, rasa sakit yang sangat besar pada otot dan persendian, bintik bintik merah pada kulit akibat pecahnya pembuluh darah, pendarahan pada hidung dan gusi, mudah timbul memar pada kulit shock yang ditandai oleh rasa sakit pada perut, mual, muntah, jatuhnya tekanan darah, pucat, rasa dingin yang tinggi terkadang disertai pendarahan dalam tubuh. Penularan DBD terjadi melalui gigitan nyamuk aedes aegepty atau aedes albopictus betina yang sebelumnya telah membawa virus dalam tubuhnya dari penderita demam berdarah lain. Nyamuk aedes aegepty berasal dari Brasil dan Ethiopia, dan sering menggigit manusia pada waktu pagi dan siang. Orang yang beresiko terkena demam berdarah adalah anak-anak berusia dibawah 15 tahun,

5 dan tinggal di daerah lembab serta daerah kumuh. Penyakit ini sering terjadi di daerah tropis, dan muncul pada musim penghujan. Pada tahun 2009 di Kota Pekanbaru terdapat 397 kasus DBD, terjadi peningkatan dibandingkan dengan tahun 2008 yang berjumlah 326 kasus. Dan pada tahun 2010 terjadi penurunan menjadi 204 kasus sedangkan tahun 2011 terjadi peningkatan 2 kali lipat dari tahun 2010 yaitu 426 kasus. Pada tahun 2012 terjadi penurunan jumlah kasus DBD yang signifikan yaitu menjadi 157 kasus. Sementara itu untuk tahun 2013 hanya 113 kasus. Pada tahun 2014 terjadi peningkatan kasus DBD menjadi 209 kasus. Tabel 1.1 Data Jumlah Kasus DBD di Kota Pekanbaru Dari Tahun 2008-2014 Tahun Kejadian 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Jumlah Kasus 326 kasus Kejadian 397 kasus Kejadian 204 kasus Kejadian 426 kasus Kejadian 157 kasus Kejadian 113 kasus Kejadian 209 kasus Kejadian Keterangan dari Tahun Sebelumnya - Naik Turun Naik Turun Turun Naik Sumber: Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru 2015

6 Berdasarkan data diatas tidak dipungkiri bahwa kasus DBD di Kota Pekanbaru tidak menentu karena jumlah kasus kejadian DBD yang kerap kali mengalami naik-turun. Enam dari 12 kecamatan di Kota Pekanbaru masuk wilayah yang rentan terjangkit (endemis) demam berdarah dengue (DBD). Enam kecamatan tersebut yakni Kecamatan Payung Sekaki, Tampan, Marpoyan Damai, Bukitraya, Tenayan Raya dan Sail. Dari enam wilayah yang rentan terjangkit Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah di Kecamatan Tampan tepatnya di Puskesmas Sidomulyo dengan jumlah kasus DBD mencapai 23 orang di tahun 2014. Meningkatnya jumlah kasus DBD di Kota Pekanbaru dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain (Dinkes Kota Pekanbaru, 2005) : Urbanisasi dan mobilisasi penduduk yang tidak terkendali; Kondisi lingkungan dan kepadatan penduduk; Penyebaran dan kepadatan nyamuk; Pengamatan nyamuk tidak efektif; Pokjanal belum berfungsi. Permasalahan yang selama ini turut meningkatkan kasus Demam Berdarah Dengue di Kota Pekanbaru adalah (Dinkes Kota Pekanbaru, 2005): a. Masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan PSN dan Gerakan 3 M; b. Pokjanal DBD belum berfungsi; c. Dana Operasional Penanggulangan Fokus terbatas; d. Kerja sama Lintas sektoral belum berjalan dengan baik.

7 Kemudian asalah yang dihadapi di Kota Pekanbaru dalam hal ini adalah adanya kecenderungan peningkatan kasus DBD dari tahun ke tahun. Sehingga kasus penderita DBD tetap ada dan kasus ini berpotensi terjadinya KLB, yaitu timbulnya atau meningkatnya penderita atau kematian akibat penyakit DBD yang bermakna epidemiologis. Selain itu masih kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga lingkungan di sekitar mereka. Berdasarkan PERMENKES No.82 Tahun 2014 tentang Penanggulangan Penyakit Menular, penyakit demam berdarah termasuk salah satu penyakit menular yang perlu ditangani oleh pemerintah dimana penyakit menular adalah penyakit yang dapat menular ke manusia yang disebabkan oleh agen biologi, antara lain virus, bakteri, jamur, dan parasit. Adanya peraturan tersebut bertujuan untuk memberikan pedoman bagi masyarakat, tokoh masyarakat, petugas kesehatan dan sektor-sektor terkait dalam upaya mencegah dan membatasi penyebaran penyakit, sehingga PERMENKES dapat tercapai. Upaya yang ditempuh dalam penanggulangan penyakit menular khususnya DBD berdasarkan PERMENKES Nomor 82 Tahun 2014 yaitu dengan melakukan Promosi Kesehatan, Surveilans Kesehatan, Pengendalian Faktor Resiko dan Penemuan Kasus. Namun upaya-upaya tersebut masih dianggap belum berhasil dalam menekan jumlah kasus DBD yang masih tinggi sampai saat ini. Kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah pada kenyataan dianggap masih kurang dalam memberikan dampak pencegahan penyakit DBD di beberapa daerah Indonesia.

8 Pengendalian penyakit DBD adalah serangkaian kegiatan pencegahan dan penanggulangan untuk memutus mata rantai penularan penyakit DBD dengan cara melakukan pemberantasan nyamuk dan jentik nyamuk Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus. Upaya pengendalian yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru adalah abatesasi dan pengasapan untuk memutuskan rantai penyebaran dan perkembangbiakan vektor. Namun karena tingginya biaya dan keterbatasan anggaran maka upaya tersebut kurang berkesinambungan (Profil Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, 2009). Bentuk kegiatan lain yang dilakukan Dinas Kesehatan dalam upaya pengendalian DBD adalah dengan pemberantasan sarang nyamuk. Untuk kegiatan ini Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru mengikuti pedoman gerakan 3M (menguras, menutup dan mengubur) berupa kegiatan pengurasan dan penutupan tempat penampungan air serta menimbun barang-barang tempat perkembangbiakan vektor penular virus dengue. Diakui gerakan 3M ini merupakan kegiatan yang praktis, murah, dan dapat dilakukan oleh siapapun dan di manapun. Namun untuk melaksanakan kegiatan ini maka dibutuhkan partisipasi aktif anggota masyarakat terkait pelaksanaan kegiatan tersebut (Profil Dina s Kesehatan Kota Pekanbaru, 2009). Pada intinya yang perlu dicermati ialah dalam melihat sejauhmana implementasi kebijakan yang sudah diterapkan oleh pemerintah. Tidak dapat dipungkiri bahwa implementasi kebijakan merupakan faktor krusial dari tahapan proses kebijakan. Tanpa implementasi kebijakan, maka akan sia-sia semua proses

9 sebelum implementasi kebijakan seperti promosi kesehatan, surveilans kesehatan, pengendalian faktor risiko dan penemuan kasus. Implementasi kebijakan merupakan langkah sangat krusial dalam proses kebijakan. Tanpa implementasi, suatu kebijakan hanyalah sekedar sebuah dokumen atau harapan tidak bermakna dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Implementasi kebijakan sangat penting dalam setiap proses penyelengaraan suatu kegiatan pemerintahan. Tingkat kemampuan dapat dilihat pada kemampuan melaksanakan setiap keputusan atau kebijakan yang dibuat oleh elite politik, menteri kabinet, atau presiden sekalipun. Pada intinya ialah keunggulan suatu negara semakin ditentukan oleh kemampuan negara tersebut menciptakan dan mengimplementasikan kebijakan-kebijakan publik yang telah disepakati bersama. Berdasarkan dari penjelasan diatas dan mengingat pentingnya suatu implementasi kebijakan publik serta pentingnya pengendalian penyakit DBD di Kota Pekanbaru. Berangkat dari dua hal tersebut yang sangat penting, maka perlu dilakuan penelitian yang lebih mendalam. Maka dari itu penulis tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul: IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGENDALIAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KOTA PEKANBARU.

10 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis mencoba merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu: Bagaimana implementasi kebijakan pemerintah dalam pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru? 1.3. Tujuan Penelitian Mengacu pada rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk: Mengetahui implementasi kebijakan pemerintah dalam pengendalian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Kota Pekanbaru. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Manfaat praktis Secara praktis, hasil penelitian ini nantinya dapat dijadikan masukan bagi instansi pemerintah terkait (Kota Pekanbaru, khususnya pada Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru). Dalam mengembangkan kemampuan pemerintah daerah mengimplementasikan suatu kebijakan publik. Khususnya kebijakan publik mengenai pengendalian penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru. 2. Manfaat Teoritis a. Bagi penulis sebagai tambahan pengetahuan pegawai pada Kantor Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru tentang implementasi kebijakan pengendalian DBD.

11 b. Bagi penulis Tugas Akhir selanjutnya sebagai khassanah bacaan lebih lanjut untuk meneliti tentang implementasi kebijakan DBD pada Kantor Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru. 1.5. Sistematika Penulisan Dalam penyusunan proposal ini penulis membagi menjadi tiga bab, yang terdiri dari beberapa sub bagian. Tujuannya semata-mata ialah untuk dapat memberi penjelasan secara sistematis dan terperinci. Adapun pembagiannya sebagai berikut : BAB 1 PENDAHULUAN Dalam bab ini berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi tentang teori-teori yang relevan dengan permasalahan dalam penelitian, Penjelasan Tentang PERMENKES, Penjelasan Tentang DBD, Penelitian Terdahulu, Pandangan Islam, Konsep Operasional, dan Kerangka Pemikiran. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Lokasi dan Waktu penelitian, Jenis dan Sumber data, Populasi dan Sampel, Teknik Pengumpulan Data, dan Metode Analisis Data.

12 BAB IV GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN Bab ini menguraikan tentang Luas Wilayah, Kependudukan, Profil Dinas, Tugas Pokok dan Fungsi Dinas, Susunan Organisasi dan Uraian Tugas, Visi dan Misi. BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil pembahasan dan penelitian yang berupa: menganalisis, mengungkapkan dan membahas hasil-hasil yang ditemukan melalui metode yang telah ditentukan. BAB VI PENUTUP Dalam Bab ini merupakan bab penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran yang dikemukakan atas analisis yang telah dilakukan.