KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE

dokumen-dokumen yang mirip
Cyber Law Pertama: UU Informasi dan Transaksi Elektronik

MAKALAH UU ITE DI REPUBLIK INDONESIA

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Syarat Untuk Mencapai Gelar Sarjana Hukum. Program Studi Ilmu Hukum Fakultas Hukum. Universitas Kristen Satya Wacana

MELINDUNGI PENGGUNA INTERNET DENGAN UU ITE

DASAR HUKUM INFORMATIKA DAN SISTEM INFORMASI KESEHATAN. dr. Irma Khrisnapandit, Sp.KP

Dibuat Oleh A F I Y A T I NIM Dosen DR. Ir Iwan Krisnadi MBA


LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN TENTANG PELAKSANAAN E-GOVERNMENT DI INSTANSI PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Jakarta, 11 Februari 2009

Asas dan Tujuan. dengan tujuan untuk: Memberikan rasa aman, keadilan, dan kepastian hokum bagi pengguna dan penyelenggara Teknologi Informasi.

MATRIKS PERBANDINGAN PERUBAHAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI TRANSAKSI ELEKTRONIK DENGAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PUSAT TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN (PUSTEKKOM KEMENDIKBUD)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RANCANGAN UNDANG UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

CAKRAWALA HUKUM Perjalanan Panjang Undang-Undang No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik Oleh : Redaksi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. itu setiap kebijakan yang diambil harus didasarkan pada hukum. Hukum

[ Cybercrime ] Presentasi Kelompok VI Mata Kuliah Etika Profesi STMIK El-Rahma Yogyakarta

TINJAUAN MATA KULIAH...

PANANGGULANGAN KEJAHATAN MAYANTARA (CYBER CRIME) DALAM PERSPEKTIF HUKUM PIDANA (STUDI DI DIREKTORAT RESERSE KRIMINAL KEPOLISIAN DAERAH SUMATERA UTARA)

CYBER LAW & CYBER CRIME

UNDANG-UNDANG TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia di kenal sebagai salah satu negara yang padat penduduknya.

commerce di Indonesia sebesar US$ 230 juta, dan diperkirakan akan meningkat

N. Tri Suswanto Saptadi. Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Informasi Universitas Atma Jaya Makassar. 3/30/2014 nts/epk/ti-uajm 2

KANTOR KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KOTA BOGOR PROSEDUR PEMUTAKHIRAN DATA DAN INFORMASI SITUS WEB PEMERINTAH KOTA BOGOR

BAB III PENUTUP. 1. Kendala Polda DIY dalam penanganan tindak pidana penipuan : pidana penipuan melalui internet dan minimnya perangkat hukum.

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INFORMASI PRIBADI TERKAIT PRIVACY RIGHT

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB IV ANALISIS HUKUM PIDANA ISLAM TERHADAP CYBERBULLYING TAHUN 2016 TENTANG ITE

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 11 TAHUN 2008

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23 TAHUN 2013 TENTANG PENGELOLAAN NAMA DOMAIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan teknologi jaringan sebagai media komunikasi data terus meningkat

MATERI MUATAN REGULASI INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

INFORMATION SYSTEM AND SOCIAL ETHICS

BAB I PENDAHULUAN. demonstrasi di International Computer Communication Conference (ICCC) pada

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

Pembahasan : 1. Cyberlaw 2. Ruang Lingkup Cyberlaw 3. Pengaturan Cybercrimes dalam UU ITE

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG

PENANGANAN KONTEN NEGATIF BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. melakukan hubungan melalui jaringan internet 1. dampak perkembangan internet adalah cybercrime; bahkan pembajakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan teknologi dari tahun ke tahun semakin cepat. Hal yang paling

BAB I PENDAHULUAN. berbagai implikasi. Disamping ada aspek manfaat tentu ada pula aspek

KAJIAN TERHADAP TINDAK PIDANA PENIPUAN MELALUI JUAL-BELI ONLINE

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2008 TENTANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

BAB I PENDAHULUAN. macam informasi melalui dunia cyber sehingga terjadinya fenomena kejahatan di

PENUNJUK UNDANG-UNDANG INFORMASI DAN TRANSAKSI ELEKTRONIK

Tabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kab. Minahasa Selatan MISI TUJUAN SASARAN

Siapa Perlu Peduli Ancaman Cybercrime?

BUPATI JOMBANG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN JOMBANG NOMOR 9 TAHUN 2015 TENTANG PENGELOLAAN DATA ELEKTRONIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG

crime dalam bentuk phising yang pernah terjadi di Indonesia ini cukup

JURNAL ILMIAH. Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat guna menempuh Sidang Ujian Sarjana dan meraih gelar Sarjana Hukum

karya manusia dalam kemajuan Ilmu Pegetahuan dan Teknologi adalah Internet. yang lain. Berdasarakan komponen yang ada dalam internet maka terciptalah

Internet Sehat dan Aman (INSAN)

PP 82/2012. Tanggung Jawab Penyelenggara Sistem Elektronik 10/17/2014. Josua SITOMPUL Oktober Pasal 15

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN. TENTANG PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI

GUBERNUR PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

TIM PENANGANAN INSIDEN KEAMANAN INFORMASI

BUPATI BOYOLALI PROVINSI JAWA TENGAH

TINDAK PIDANA DI BIDANG MEDIA SOSIAL Oleh : Prof. Dr. H. Didik Endro Purwoleksono, S.H., M.H.

SISTEM DATA ONLINE ANTAR SATUAN KERJA DILINGKUNGAN KEMENAG SUMSEL. Drs. H. M. Ridwan, MM Kabag Tata usaha Kanwil Kemenag Prov.

Penyelenggaraan Sertifikasi Elektronik, Sistem Elektronik, Transaksi Elektronik

BAB I PENDAHULUAN. akibat kebutuhan masyarakat yang semakin meningkat.

KETERKAITAN ARSIP ELEKTRONIK SEBAGAI ALAT BUKTI SAH DI PENGADILAN

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. layanannya menggunakan Hand phone, Tablet PC atau website maka dibutuhkan

BAB VII PENUTUP. A. Kesimpulan

PROSPEK BISNIS KONTEN PASCA PP 82 TAHUN 2012

SILABUS FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 SEMARANG 2013

I. PENDAHULUAN. Globalisasi sebagai akibat dari kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. 1 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945 amandemen ke-iii. Dalam Negara

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA R.I

(Disampaikan oleh Direktorat Hukum Bank Indonesia)

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan jaringan informasi berbasis teknologi. pemerintah pusat dan daerah secara terpadu telah menjadi prasyarat yang penting

BAB I PENDAHULUAN. ayat 3 Undang-Undang Dasar Republik Indonesia (UUD RI) tahun 1945

Keamanan Sistem Informasi

BAB II TINJAUAN UMUM MENGENAI TINDAK PIDANA CYBER CRIME (MAYANTARA)

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG PERLINDUNGAN DATA PRIBADI DALAM SISTEM ELEKTRONIK

teknologi informasi adalah munculnya tindak pidana mayantara (cyber crime). Cyber

I. PENDAHULUAN. Para ahli Teknologi Informasi pada tahun 1990-an, antara lain Kyoto Ziunkey,

I. PENDAHULUAN. kehidupan lain seperti agama, kebudayaan, sosial, politik, kehidupan pribadi, masyarakat bahkan

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG

WALIKOTA PEKALONGAN PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 8 TAHUN 2012 TENTANG PENANAMAN MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KOTA SINGKAWANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENANAMAN MODAL

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. dan media elektronik yang berfungsi merancang, memproses, menganalisis,

BAB I PENDAHULUAN. Penulis memilih Perlindungan Hukum bagi Pemilik Nama Domain. yang Beritikad Baik dalam Kaitannya dengan Perlindungan Hak Merek

BAB 5 PENUTUP. bab-bab terdahulu dapat dirumuskan kesimpulan sebagai berikut. 1. Di Indonesia, sebelum diundangkannya UU ITE, belum terdapat payung

BAB III PENUTUP. Berdasarkan pembahasan diatas Pembuktian Cyber Crime Dalam. di dunia maya adalah : oleh terdakwa.

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

ANALISIS KASUS CYBERCRIME YANG TERPUBLIKASI MEDIA KASUS PENANGKAPAN WNA YANG DIDUGA KELOMPOK CYBERCRIME INTERNASIONAL

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. Dalam Bab mengenai hasil penelitian dan analisis ini, Penulis akan

CYBERCRIME & CYBERLAW

Transkripsi:

KEBIJAKAN PEMERINTAH MENGENAI JARINGAN INTERNET MELALUI UU NO. 11 TAHUN 2008 TENTANG ITE Oleh: H.M. SAMAN, S.Sos, M.Si Kabag Tata Usaha Kanwil Kemenag Prov. Riau

Teknologi Informasi melalui dunia maya berkembang dengan pesat di Indonesia. UU no. 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik disahkan pada tanggal 25 Maret 2008. UU ITE merupakan wujud dari kepastian hukum mengenai keamanan dalam penggunaan internet. UU ITE juga memberikan keamanan dan kenyamanan kepada masyarakat pengguna aktif internet agar dapat terhindar dari cybercrime.

Negara Kesatuan Republik Indonesia Terdiri dari pulau-pulau memerlukan infrastruktur TIK, untuk menjamin interconnectivity antar pulau (daerah), antar masyarakat, dan antar instansi (integrasi sektoral dan regional) Menjaga Kedaulatan NKRI. Jati diri bangsa, karakter bangsa, dan kekayaan bangsa Nilai-nilai agama dan budaya bangsa harus dipertahankan dan dilestarikan dengan menggunakan TIK Agama dan Budaya Bangsa Indonesia

MANFAAT UU ITE Menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan transaksi secara elektronik; Mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebagai salah satu upaya mencegah terjadinya kejahatan berbasis teknologi informasi; Melindungi masyarakat pengguna jasa dengan memanfaatkan teknologi informasi.

TUJUAN UNDANG-UNDANG ITE Mengembangkan kehidupan bangsa sebagai bagian dari masyarakat informasi dunia; Mengembangkan perdagangan dan perekonomian nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat; Meningkatkan aktivitas dan efisiensi pelayanan publik; Membuka kesempatan seluas-luasnya kepada setiap orang untuk memajukan pemikiran dan kemampuan dibidang penggunaan dan pemanfaatan teknologi informasi seoptimal mungkin namun disertai dengan tanggung jawab. Memberikan rasa aman, keadilan dan kepastian hukum bagi pengguna dan penyelenggara teknologi informasi.

PENGERTIAN DAN CAKUPAN MATERI UU ITE Informasi elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik yang telah diolah dan memiliki arti atau dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya. Transaksi elektronik adalah perbuatan hukum yang dilakukan dengan menggunakan komputer, jaringan komputer, dan/atau media elektronik lainnya. Tanda tangan elektronik adalah tangan tangan yang terdiri atas informasi elektronik yang dilekatkan, terasosiasi atau terkait dengan informasi elektronik lainnya yang digunakan sebagai alat verifikasi dan aurentifikasi.

Penyelenggara Sertifikasi Elektronik (Certification authority) adalah badan hukum yang berfungsi sebagai pihak yang layak dipercayai, yang memberikan dan mengaudit sertifikat elektronik. Nama Domain adalah alamat internet penyelenggara negara, orang, badan usaha, dan/masyarakat, yang digunakan dalam berkomunikasi melalui internet. Hak Kekayaan Intelektual yang diatur pada Pasal 25 UU ITE --- > perlindungan terhadap informasi elektronik, dokumen elektronik yang disusun menjadi karya, situs internet dan karya intelektual.

Data Pribadi --- > penggunaan tiap informasi melalui media elektronik yang menyangkut data pribadi seseorang harus dilakukan atas persetujuan orang yang bersangkutan, kecuali ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan. Perbuatan dilarang dan ketentuan pidana, seperti contoh penyebaran video porno melalui situs internet, pencemaran nama baik melalui akun jejaring sosial, pembajakan lagu, film, artikel melalui fasilitas browser internet, dan lain-lain.

PERKEMBANGAN UU ITE Perkembangan internet di Indonesia saat ini sangat pesat, sehingga tidak mengherankan apabila di kota maupun desa banyak ditemukan warung-warung internet yang menyajikan banyak pelayanan internet. Hal tersebut tidak menutup kemungkinan akan terjadinya suatu tindak pidana melalui dunia maya yang sering dikenal dengan nama cyber crime. Oleh karena itu upaya perlindungan hukum terhadap kegiatan yang dilakukan di internet, baik merupakan kegiatan bisnis (e-bussines), birokrasi pemerintahan, pribadi diperlukan pengaturan hukum terhadap dunia cyber.

PERKEMBANGAN UU ITE Pemerintah khususnya aparat penegak hukum terdorong untuk memberikan pengaturan hukum terhadap cyber crime, yaitu dengan memberlakukan cyber law melalui pengesahan UU ITE 2008. Islam juga menekankan hak-hak azasi manusia salah satunya jaminan terhadap pribadi seseorang. Apabila ada seseorang yang melakukan tindak pidana cyber crime maka perbuatan tersebut termasuk perbuatan jarimah. Berdasarkan latar belakang yang penulis sampaikan di atas, menarik minat penulis untuk mengetahui mengenai tindak pidana pengaksesan sistem elektronik dalam perspektif hukum pidana Islam (fiqh Jinayah).

PENERAPAN UU ITE TERHADAP JARINGAN INTERNET DI KEMENAG RIAU Dengan adanya UU ITE maka SDM pengguna jaringan internet dapat diawasi dengan hukum yang berlaku; Eksistensi website riau.kemenag.go.id sudah mendapatkan jaminan hukum yang pasti sehingga dapat meminimalisasikan gangguan yang dapat merusak website tersebut; Jaringan internet yang digunakan pada Kemenag Riau dapat diakses secara luas dengan sikap tanggungjawab; Pelayanan informasi publik pun dapat dilaksanakan dengan baik dan aman.

TERIMA KASIH