MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

dokumen-dokumen yang mirip
Wardah Fajar Hani, 2) Indrawati, 2) Subiki 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika. Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Eli Dwi Susanti, 2) Indrawati, 2) Yushardi 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

HASIL BELAJAR IPA SISWA DI SMP

MODEL INKUIRI DENGAN TIPE INTEGRATED PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP ARTIKEL. Oleh. Etik Khoirun Nisa NIM

MODEL PROBLEM BASED LEARNING DENGAN ANALISIS WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA AUDIO-VISUAL DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 4 JEMBER.

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH (PROBLEM BASED LEARNING) DISERTAI MEDIA FOTO KEJADIAN FISIKA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMAN 2 JEMBER

PENERAPAN KETRAMPILAN PROSES SAINS MELALUI MODEL THINK PAIR SHARE PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) DISERTAI PETA KONSEP DI MAN 2 JEMBER (Pada Pokok Bahasan Kinematika Gerak Lurus)

PENGARUH MODEL PROBLEM SOLVING LABORATORY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI DI SMA NEGERI 2 TANGGUL ARTIKEL

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR (MP PKB) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE CO-OP CO-OP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA SMA. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

Millathina Puji Utami et al., Model Pembelajaran Children Learning in Science (CLIS)...

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN METODE SURVEY, QUESTION, READ, RECITE, REVIEW (SQ3R) DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN POE (PREDICTION, OBSERVATION, AND EXPLANATION) DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI 1 JENGGAWAH

MODEL INQUIRY TRAINING DENGAN SETTING KOOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

IMPLEMENTASI MODEL DISCOVERY LEARNING DISERTAI LEMBAR KERJA SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA SISWA DI SMA

Santi Helmi et al., Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA (Fisika)...

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PBM) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

PENERAPAN MODEL CONCEPT ATTAINMENT DISERTAI TEKNIK CONCEPT MAPPING DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MA

MODEL PEMBELAJARAN GENERATIF (GENERATIVE LEARNING) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP ARTIKEL

MODEL PEMBELAJARAN GUIDED DISCOVERY (GD) DISERTAI MEDIA AUDIOVISUAL DALAM PEMBELAJARAN IPA (FISIKA) DI SMP

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PAKET BAHAN AJAR DENGAN ANALISIS KEJADIAN RIIL DALAM FOTO DAN WACANA ISU DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA (Kajian Pada: Konsep Fluida Statis)

IMPLEMENTASI MODEL GI-GI (GROUP INVESTIGATION-GUIDED INQUIRY) PADA PEMBELAJARAN GERAK MELINGKAR DI SMA.

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

MODEL PEMBELAJARAN CLIS (CHILDREN LEARNING IN SCIENCE) DENGAN ORIENTASI MELALUI OBSERVASI GEJALA FISIS DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

MODEL PEMBELAJARAN FREE INQUIRY (INKUIRI BEBAS) DALAM PEMBELAJARAN MULTIREPRESENTASI FISIKA DI MAN 2 JEMBER

MODEL KOOPERATIF STAD BERBASIS PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA ARTIKEL. Oleh

Dewa Ayu Desinta Ratna Dewi, 1) Singgih Bektiarso, 1) Subiki 1) Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJA ILMIAH DAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS VIIC SMP NEGERI 1 TAPEN BONDOWOSO

PENERAPAN MODEL INQUIRY DENGAN TEKNIK MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI MTs ARTIKEL. Oleh: Zuhriyati NIM

DAMPAK MODEL INKUIRI TERBIMBING DISERTAI MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS AUDIOVISUAL

MODEL QUANTUM TEACHING DISERTAI METODE EKSPERIMEN DAN DISKUSI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP. Winda Ayu Wijayanti, Indrawati, Trapsilo Prihandono

Bagus Dwi Jaya, Sutarto. Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TTW (THINK TALK WRITE) DISERTAI LKS BERBASIS MULTIREPRESENTASI DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Diterima: 8 Maret Disetujui: 26 Juli Diterbitkan: Desember 2016

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN PBL (PROBLEM BASED LEARNING) TERHADAP KETERAMPILAN PROSES DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMP

Laela Ngasarotur Risfiqi Khotimah Partono Pendidikan Fisika FKIP Universitas Muhammadiyah Metro

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INQUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI JAMUR DI KELAS X SMK NEGERI 1 RAMBAH TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

Fajrul Wahdi Ginting dan Nurdin Bukit Jurusan Pendidikan Fisika Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

Ari Soraya Nurilah, Sudarti, Nuriman

Abstrak. Kata kunci : LKS berbasis analisis wacana fisika, metode eksperimen, aktivitas belajar siswa, hasil belajar fisika.

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, 1-5 ISSN:

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE PREDICTION GUIDE DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Kata Kunci : strategi belajar peta konsep, hasil belajar, penelitian eksperimen, kurikulum KTSP.

JURNAL PEMBELAJARAN FISIKA

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN BERPIKIR KREATIF SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEVELS OF INQUIRY TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS TERPADU DAN PRESTASI BELAJAR FISIKA SISWA KELAS XI SMAN 2 PROBOLINGGO

Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2)

PENGARUH MODEL GUIDED INQUIRY DISERTAI FISHBONE DIAGRAM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI

PENGARUH PENGGUNAAN LEMBAR KERJA PESERTA DIDIK BERBASIS PETA KONSEP TERHADAP MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR PESERTA DIDIKKELAS VII SMPN 1 AWANGPONE

PENGARUH AKTIVITAS PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA JURNAL. Oleh

PENGARUH MODEL QUANTUM LEARNING DISERTAI METODE EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMA NEGERI KALISAT

Program Studi Pendidikan FisikaFKIP Universitas Jember Abstract

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING (GUIDED INQUIRY)

MODEL PEMBELAJARAN INSTRUCTION, DOING, DAN EVALUATING (MPIDE) DENGAN MODUL SEBAGAI SUMBER BELAJAR PADA PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN DI SMA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

Roma Yunita 1), Sriwulandari 2), Suwondo 3) phone :

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DITINJAU DARI KEMAMPUAN AKADEMIK SISWA SMA NEGERI 5 SURAKARTA

Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

Artikel diterima: Oktober 2017; Dipublikasikan: November 2017

PENERAPAN STRATEGI KONFLIK KOGNITIF DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

PENERAPAN MODEL INQURI TERBIMBING DISERTAI PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI MAN 1 JEMBER

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DISERTAI METODE EKSPERIMEN DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA KELAS X IPA 1 SMA NEGERI 1 MARABAHAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol.4, No.3. pp , September 2015

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI KARANGJATI

Keyword: Cooperative learning,experimental method, learning activities, physics achievement, science process skill, TPS.

Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember

BAB I PENDAHULUAN. Biologi merupakan bagian dari ilmu pengetahuan alam (natural science) yang


Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball Throwing disertai diskusi dalam Pembelajaran Fisika Kelas VII di SMP

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR FISIKA BERBASIS MAJALAH SISWA PINTAR FISIKA (MSPF) PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP (Pokok Bahasan Gerak Pada Benda)

PENERAPAN MODEL EXPERIENTIAL LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DI SMP. Imroatus Sholehah, Trapsilo Prihandono, Yushardi

PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE STAD (KAJIAN: DI SMAN 1 TAPEN BONDOWOSO)

ISSN : X Jurnal Riset dan Praktik Pendidikan Kimia Vol. 1 No. 1 Mei 2013

PENERAPAN MODEL PROBLEM POSING DENGAN METODE TUGAS TERSTRUKTUR DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA JURNAL. Oleh. Rr. Laksmi Wulandari NIM

Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Kalor Siswa SMA

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 03 No. 02 Tahun 2014, ISSN:

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS FENOMENA TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP SISWA SMAN 1 KOPANG

(The Influence of Advance Organizer Learning Model Based Concept Map on Students Learning Achievement in Human Excretion Subject) ABSTRACT

PENERAPAN PENDEKATAN SAVI (SOMATIS, AUDITORI, VISUAL, INTELEKTUAL) DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING DALAM PEMBELAJARAN IPA FISIKA DI SMP

Transkripsi:

MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING DISERTAI TEKNIK PETA KONSEP DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA 1) Hendrasti Kartika Putri, 2) Indrawati, 2) I Ketut Mahardika 1) Mahasiswa Program Studi Pendidikan Fisika 2) Dosen Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Program Studi Pendidikan Fisika FKIP Universitas Jember Email : hendrastiputri@ymail.com Abstract The research focuses on the implementation of Guided Inquiry Model accompanied Concept Mapping. The purposes of this research are to describe the science process skills in learning, to study the effect of the learning guided inquiry models accompanied concept mapping of toward the student s physics achievement, and to describe the students retention. The kind of this research is experiment by posttest control group design. Population of the research is class X at Jenggawah 1 Senior High School. Technique to collect the data are documentation, observation, interview, and tests. Technique of data analysis are decriptive and Independent Sample T-Test. The result of the researchs are science process skills is 82,91% in average, it is in good category. The effect of model to students physics achievement that showed by t- test 0,0165, it means independent sample t-tes 0,0165 0,05. The model shows that significanly influence to students physics achievement. The results of the research are students achievement retention equal to 113% with high category and exceed the best retention. The research can be concluded that the model can be make students science process skills in good category, significanly influence to students physics achievement, and also the model make students retention in high level. Keyword: Learning Guided Inquiry Model, concept mapping, science process skills,students physics achievement, retention PENDAHULUAN Fisika merupakan ilmu pengetahuan sains yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis berupa penemuan dan penguasaan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip, serta proses pengembangan lebih lanjut dalam menerapkan pengetahuan di dalam kehidupan sehari-hari (Depdiknas, 2003:6). Pembelajaran fisika dapat diartikan sebagai proses belajar mengajar yang mempelajari kejadian alam dalam kehidupan sehari-hari. Salah satu usaha yang dapat dilakukan guru untuk memperbaiki, memperbaharui, dan membantu siswa dalam memahami konsepkonsep fisika adalah melalui penerapan metode pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik dan hakikat pembelajaran fisika (Setiawan, 2012). Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran fisika yang sesuai dengan hakikat fisika harus memuat proses dan produk yang mempelajari kejadian alam dalam kehidupan sehari-hari sehingga berdampak pada ketrampilan proses sains dan hasil belajar siswa. Salah satu permasalahan yang terdapat dalam proses pembelajaran fisika saat ini adalah lemahnya proses pembelajaran. Aktivitas belajar siswa dalam proses pembelajaran tergolong rendah, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep. Data hasil wawancara terhadap siswa diperoleh informasi bahwa Fisika merupakan pelajaran yang dianggap paling sulit. Alasan yang mereka kemukakan adalah 321

322 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.4, Maret 2016, hal 321-326 banyaknya hafalan konsep-konsep Fisika dan banyaknya rumus-rumus matematis. Siswa mengungkapkan bahwa banyak sekali informasi yang harus diterima dan diolah oleh siswa (Rizal, 2014). Proses pembelajaran didalam kelas lebih banyak diarahkan kepada siswa untuk menghafal informasi tanpa dituntut untuk memahami dan mengembangkan informasi yang diingat dalam kehidupan sehari-hari. Siswa tidak pernah diperkenalkan dengan kerja di laboratorium atau praktikum fisika. Hal inilah yang yang mengakibatkan hasil belajar siswa menjadi rendah dan ketrampilan proses sains kurang terukur. Aktivitas di laboratorium memiliki potensi untuk memberi peluang siswa belajar mengkonstruksi pengetahuan sains yang dimiliki (Mustachfidoh, 2013), sehingga pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat membantu siswa untuk mengintegrasikan konsepkonsep yang telah mereka ketahui sebelumnya dengan peristiwa-peristiwa yang mereka amati di laboratorium. Ketrampilan proses sains yang belum optimal dan ketuntasan hasil belajar fisika siswa disebabkan oleh kurangnya kegiatan pelaksanaan praktikum karena tergantung pada materi, ketersediaan waktu, ketersediaan alat dan bahan, dan pembiasaan siswa dalam memanfaatkan alat dalam laboratorium untuk membantu memecahkan masalah dinilai kurang, sehingga membuat ketrampilan proses sains dan hasil belajar rendah. Materi ajar fisika di SMA berisikan banyak teori-teori dan konsep yang harus dipahami secara mendalam, agar kegiatan pembelajaran siswa terutama mencatat lebih efektif, efisien dan menyenangkan diperlukan suatu teknik, salah satu teknik yang tepat adalah peta konsep. Pemetaan konsep menurut Martin (dalam Trianto 2009 : 157), merupakan inovasi baru yang penting untuk membantu anak menghasilkan pembelajaran bermakna dalam kelas. Pemetaan yang jelas dapat membantu menghindari miskonsepsi yang dibentuk siswa. Adapun yang dimaksud peta konsep adalah ilustrasi grafis konkret yang mengindikasikan bagaimana sebuah konsep tunggal dihubungkan ke konsepkonsep lain pada kategori yang sama. Teknik Peta konsep juga menggunakan pengingat visual seperti gambar, simbol, bentuk-bentuk dan lain-lain, sehngga otak akan lebih mudah mengingatnya. Selain menggunakan pengingat visual, juga digunakan prasarana grafis seperti pensil warna, sehingga catatan akan lebih menarik dan menyenangkan. Hal ini dapat memancing minat untuk belajar melalui catatan yang siswa buat. Model pembelajaran yang biasanya digunakan dalam pembelajaran konstruktivis adalah eksperimen, demonstrasi, model proyek atau karya wisata. Model-model tersebut memerlukan waktu yang relatif lama dan biaya yang tidak sedikit. Oleh karena itu, diperlukan suatu model alternatif yang efektif dan efisien untuk mencapai pembelajaran yang konstruktivis. Salah satunya adalah dengan penerapan model Inkuiri Terbimbing. Kelebihan model inkuiri terbimbing diantaranya pertama, model inkuiri terbimbing menekankan pada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan, artinya model inkuiri terbimbing menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaranya, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri. Kedua seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan sendiri terhadap sebuah konsep sehingga hakikat IPA yang meliputi sikap ilmiah, proses, produk dan aplikasi dapat muncul pada diri siswa. Ketiga kegunaan model inkuiri terbimbing mampu mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental akibatnya siswa tidak hanya dituntut agar menguasai pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya sehingga diharapkan siswa

Hendrasti, Model Pembelajaran Inkuiri 323 mampu meningkatkan hasil belajarnya dan mampu menghadapi persaingan global (Jauhar, 2011:66). Oleh karena itu, pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh siswa diharapkan bukan hasil mengingat seperangkat fakta-fakta, tetapi hasil dari menemukan sendiri. Guru harus selalu merancang kegiatan yang merujuk pada kegiatan menemukan, apapun materi yang diajarkan. Pembelajaran Inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung kedalam proses ilmiah kedalam waktu yang relatif singkat. Hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini yaitu penelitian yang telah dilakukan oleh Natalia (2013) bahwa model inkuiri terbimbing dapat mempengaruhi hasil belajar Biologi dalam kompetensi suatu keahlian siswa SMA yang menunjukkan pengaruh yang signifikan terhadap hasil belajar siswa SMA Negeri 5 Pekanbaru, selain itu pada penelitian Nurmasanti (2013) juga pernah meneliti model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep dapat meningkatkan hasil belajar dan retensi hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan latar belakang di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan ketrampilan proses sains selama pembelajaran dengan menggunakan model inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep, mengkaji pengaruh model teknik peta konsep terhadap hasil belajar siswa dan untuk mendeskripsikan retensi hasil belajar menggunakan model teknik peta konsep. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen dengan menggunakan desain posttest only control group design. Penentuan daerah penelitian menggunakan metode purposive sampling area. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 1 Jenggawah. Penentuan sampel dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling yang sebelumnya telah dilakukan uji homogenitas untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dengan bantuan SPSS 20. Teknik dan instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, lembar observasi, wawancara, dan tes. Langkah-langkah pembelajaran menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep yaitu, menyajikan pertanyaan atau masalah meliputi kegiatan menggali pengetahuan awal siswa melalui demonstrasi, mendorong dan merangsang siswa untuk mengemukakan pendapat kepada kelompoknya, membuat hipotesis meliputi kegiatan mengajukan jawaban sementara tentang masalah dan diarahkan dalam menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan, merancang percobaan meliputi kegiatan merancang percobaan sesuai langkah-langkah yang ada dan mempelajari petunjuk eksperimen, melakukan percobaan untuk memperoleh informasi meliputi kegiatan melakukan percobaan dan mendapat informasi melalui percobaan, mengumpulkan data dan menganalisa data meliputi kegiatan mencari dan mengumpulkan data sebanyakbanyaknya dan menganalisis data yang sudah dikumpulkan untuk dapat dibuktikan hipotesis apakah benar atau tidak, kemudian menyimpulkan dengan peta konsep meliputi kegiatan menyimpulkan data yang telah dikelompokkan dan dianalisis dan diambil kesimpulan kemudian dicocokkan dengan hipotesis asal, apakah hipotesa diterima atau tidak Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah skor ketrampilan proses sains, hasil belajar siswa dan retensi hasil belajar siswa diperoleh melalui observasi dan mengerjakan latihan-latihan soal pada akhir pembelajaran. Skor tersebut dipersentase secara keseluruhan dari pertemuan pertama sampai terakhir untuk

324 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.4, Maret 2016, hal 321-326 mengkriteriakan tingkat ketercapaian masing-masing indikator ketrampilan proses sains siswa. Hasil belajar diperoleh dari skor post-test dalam mengerjakan latihan-latihan soal setelah pembelajaran di kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Skor tersebut dianalisis menggunakan Independent Sample T-test dengan bantuan SPSS 20 untuk mengkaji pengaruh model teknik peta konsep terhadap hasil belajar siswa. Skor retensi hasil belajar siswa diperoleh persentase tes tunda terhadap post-test untuk mengkriteriakan tingkat ketercapaian kekuatan retensi yang diperoleh. HASIL DAN PEMBAHASAN Keterampilan proses sains siswa diperoleh dari lembar observasi selama pembelajaran menggunakan model teknik peta konsep pada kelas eksperimen, dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Data Persentase Skor Ketrampilan Proses Sains Siswa Aspek Pertemuan 1 Pertemuan 2 Rata-rata (%) (%) Mengobservasi 75,83 87,5 81,665 Melakukan eksperimen 81,67 84,17 82,92 Mengukur 78,33 80,83 79,58 Menganalisis 80 86,67 83,335 Menggambar grafik 90,83 93,33 92,08 Menyimpulkan 80,83 75,83 78,33 Mengkomunikasikan 84,17 80,83 82,5 Rata-rata 81,66 84,16 82,91 Tabel 1. menunjukkan rata-rata persentase ketrampilan proses sains pada masingmasing indikator. Berdasarkan tabel di atas dapat dideskripsikan rata-rata persentase skor ketrampilan proses sains. Persentase ketrampilan proses sains pada tiap pertemuan rata-rata mengalami peningkatan. Tabel 1. menunjukkan ratarata indikator menyimpulkan sebesar 78.33%, rata-rata persentase indikator menyimpulkan lebih rendah daripada indikator lainnya. Rata-rata indikator menggambar grafik sebesar 92.08%, indikator tersebut lebih tinggi dari indikator yang lainnya. Berdasarkan data di atas, diperoleh nilai persentase rata-rata ketrampilan proses sains siswa selama mengikuti pembelajaran fisika menggunakan model inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep sebesar 82,91% termasuk pada kriteria baik. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Riani (2012) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing dapat meningkatkan ketrampilan proses siswa. Data hasil belajar yang diperoleh dari penelitian ini adalah kompetensi pengetahuan berupa hasil posttest dengan Sig.(2-tailed) sebesar 0.033. Berdasarkan analisis data hasil belajar Sig(1-tailed) sebesar 0,0165 atau 0,0165<0,05. Hasil analisis data dikonsultasikan dengan pedoman pengambilan keputusan maka hipotesis nihil (H 0) ditolak dan hipotesis alternatif (H a) diterima, sehingga hasil belajar kelas eksperimen lebih baik dari kelas kontrol. Berdasarkan hasil disimpulkan bahwa model inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika siswa. Hal ini karena rangkaian kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep dapat membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi yang diajarkan karena mengajak siswa untuk terlibat langsung dalam pembelajaran dan memperoleh pengetahuan dari

Hendrasti, Model Pembelajaran Inkuiri 325 pengalaman langsung dan siswa diharuskan membuat peta konsep secara individu agar mudah diingat dan mudah dipelajari kembali sehingga hasil belajar siswa tinggi. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penerapan pembelajaran menggunakan inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep dapat memberikan hasil yang lebih baik. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Yuniastuti (2013) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri terbimbing berpengaruh positif terhadap ketrampilan proses sains dan hasil belajar siswa dan Hafsyah (2012) yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar fisika siswa yang menggunakan model inkuiri dengan menggunakan model konvensional pada pembelajaran fisika. Retensi hasil belajar diperoleh dari persentase rasio (perbandingan) skor ratarata tes tunda terhadap skor rata-rata posttest setelah pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Inkuiri Terbimbing disertai Teknik Peta konsep. Tabel 2. Skor rata-rata skor post-test dan tes tunda kelas eksperimen No. Penilaian Rata-rata skor 1 Post-test 79,89 2 Tes tunda 90,47 3 Retensi 113,24 Tabel 2. menunjukkan rata-rata skor posttest dan tes tunda kelas eksperimen. Skor post-test sebesar 79,89; skor tes tunda sebesar 90,47; kemudian retensi yang dihasilkan sebesar 113,24. Retensi hasil belajar fisika siswa yang diperoleh tergolong tinggi. Teknik peta konsep terbukti membuat retensi belajar siswa lebih baik karena mempermudah siswa dalam mengingat konsep fisika. Peta konsep dibuat sendiri menurut kreatifitas siswa. Dengan adanya peta konsep guru dapat mengukur kepahaman konsep yang dimiliki siswa, semakin lengkap keterangan yang ada pada peta konsep yang telah dibuat maka semakin baik konsep yang dimiliki siswa. Retensi hasil belajar siswa melebihi dari retensi yang paling baik yaitu berkategori 100% yang terdapat pada kelas eksperimen. Pada tes kedua siswa mendapatkan hasil yang jauh lebih baik dari post-test, hal ini disebabkan ada beberapa faktor yang mempengaruhi, yaitu siswa lebih giat dalam belajar, siswa telah mendapatkan pendalaman materi sehingga hasil tes berikutnya lebih baik dan sudah diberitahu ada tes berikutnya agar mempersiapkan. Hal tersebut sependapat dengan penelitian yang telah dilaksanakan oleh Nurmasanti (2013) yang menyimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan model inkuiri disertai teknik peta konsep berpengaruh positif terhadap hasil belajar dan retensi hasil belajar. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan bahwa ketrampilan proses sains siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep rata-rata termasuk dalam kategori baik. Model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika di SMA Negeri 1 Jenggawah. Retensi hasil belajar siswa dengan menggunakan model inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep termasuk dalam kategori tinggi. Berdasarkan kesimpulan di atas maka saran yang diberikan adalah bagi guru, dalam pembelajaran fisika hendaknya menggunakan model yang dapat membawa siswa ikut berperan aktif dalam pembelajaran dan menciptakan suasana menyenangkan yang dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat, salah satunya adalah model pembelajaran inkuiri terbimbing disertai teknik peta konsep. Bagi peneliti lain, hasil penelitian model m teknik peta konsep ini diharapkan dapat dijadikan landasan untuk penelitian lebih

326 Jurnal Pembelajaran Fisika, Vol.4 No.4, Maret 2016, hal 321-326 lanjut mencoba mengkombinasi model inkuiri terbimbing dengan media pembelajaran lain yang lebih inovatif. Bagi progam studi, hasil penelitian ini dapat menjadi dokumentasi skripsi dalam bidang eksperimen pendidikan. DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2002. Kurikulum dan Hasil Belajar Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Fisika. Jakarta: Balitbang Depdiknas. Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat satuan Pendidikan. Jakarta: Kencana. Jauhar, M. 2011. Implementasi PAIKEM Dari Behavioristik Sampai Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka. Hafsyah, S. 2012. Penerapan Model Inkuiri Terstruktur Dengan Media Virtual- Lab Pada Pembelajaran Fisika Di SMP. Jurnal Pembelajaran Fisika: ISSN 2301-9794. Vol.1 No. 2: 158-164. Mustachfidoh, 2013. Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Prestasi Belajar Biologi Ditinjau Dari Inteligensi Siswa SMA Negeri 1 Srono. E-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Pendidikan Sains. Vol. 3 No. 1: 23-32. Natalia, M. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) untuk Meningkatkan Sikap Ilmiah dan Hasil Belajar Biologi Siswa SMAN 5 Pekanbaru. Jurnal Pembelajaran Biologi. Vol. 1 No. 2: 83-92. Nurmasanti, K. 2013. Pengaruh Model Inkuiri disertai Teknik Peta Konsep Terhadap Hasil Belajar dan Retensi Hasil Belajar Fisika Kelas XI dalam Pembelajaran Fisika Di Sma Negeri Arjasa. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 2 No. 2: 251-256. Riani, T. 2012. Penerapan Pendekatan Ketrampilan Proses Sains Dengan Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dalam Pembelajaran Fisika Di SMA. Jurnal Pendidikan Fisika. Vol. 1 No. 1: 119-124. Rizal, M. 2014. Pengaruh Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Dengan Multirepresentasi Terhadap Ketrampilan Proses Sains Dan Penguasaan Konsep IPA Siswa SMP. Jurnal Pendidikan Sains: ISSN 2338-9117. Vol. 2 No.3: 150-158. Setiawan, A. 2012. Metode Praktikum Dalam Pembelajaran Pengantar Fisika SMA : Studi Pada Konsep Besaran Dan Satuan Tahun Ajaran 2012/2013. Jurnal Pendidikan Fisika: ISSN 2301-9794. Vol. 1 No. 3: 285-290. Yuniastuti, E. 2013. Peningkatan Ketrampilan Proses, Motivasi, dan Hasil Belajar Biologi Dengan Strategi Pembelajaran Inkuiri Terbimbing di SMP Balikpapan. Jurnal Penelitian Pendidikan. Vol. 14 No. 1: 78-86.